Limbah gas Proses terbentuknya gas hidrogen fluorida HF Faktor- faktor terbentuknya gas HF

Vapor pressure : 400 mmHg 34°F Vapor density: 0.7 air=1 Sifat kimia pKa : 3.15 Description : gas tidak berwarna atau dalam uap cair. Disagreeable, berbau menyengat dibawah 1 ppm Solubility : dapat bercampur dengan air dengan mengeluarkan panas Flammability : tidak mudah terbakar Guidelines for the Safe Use of Hydrofluoric Acid.

2.2. Limbah gas

Limbah gas yang dikeluarkan oleh limbah pabrik industry dapat berupa gas murni, muliputi: hidrogen flourida HF, hidrogen sulfida H 2 S, karbon monoksida CO, karbon dioksida CO 2 , dan lain lain. Suatu gas murni dapat menjadi polutan udara yang menjadi polutan udara yang bersifat racun, sehingga tindak diperkenankan. Adapun tetapan gas HF yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan KEP – 13MENLH31995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak, lampiran VB Baku mutu emisi untuk jenis kegiatan lain adalah 10 mgm³. Limbah dari pabrik reduksi berasal dari gas buangan operasi tungku reduksi yang mengandung gas HF yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas buangan operasi tungku reduksi di hisap dan dikeluarkan dalam sistem pembersihan gas untuk mengurangi kadar gas HF didalam nya karena sangat membahayakan lingkungan terutama tumbuhan, gas keluaran dari sistem pembersih gas dikeluarkan langsung Universitas Sumatera Utara melalui cerobong tanpa pengolahan lebih lanjut karena telah memenuhi baku mutu buangan gas PT INALUM, 1998.

2.3. Proses terbentuknya gas hidrogen fluorida HF

Pada proses elektrolisa alumina terjadi pemisahan fluorida dari larutan elektrolit Na 3 AlF 6 , sehingga menyebabkan terbentuknya gas HF dalam suatu tungku reduksi pada pabrik pembuatan aluminium. Untuk mengurangi gas hidrogen fluorida dari kriolit Na 3 AlF 6 kita harus mengetahui proses terbentuknya gas HF. 2AlF 3S + 3H 2 O Al 2 O 3S + HF g 5NaF.3ALF 3 + H 2 O NaAlF 6s + Al 2 O 3 + HF g

2.4. Faktor- faktor terbentuknya gas HF

a. Temperatur tungku reduksi Dengan temperature operasi normal 965ºC, kesetimbangan tekanan uap kriolit Na 3 AlF 6 dari leburan bath bertambah dengan semakin tingginya temperature, dengan demikian pembentukan gas hidroge fuorida bertambah. b. Ratio bath NaF-AlF 3 Sesuai dengan kriolit Na 3 AlF 6 yang terdiri dari Na-AlF 3 , kesetimbangan tekanan uap dari NaAlF 4 bertambah sesuai dengan berkurangnya ratio kriolit NaF-AlF 3 c. Konsentrasi alumina Universitas Sumatera Utara Kesetimbangan utama uap Na 3 AlF 6 bertambah dengan menurunnya konsentrasi alumina pada kriolit, apabila konsentrasi alumina pada kriolit dibawah dari 1 maka akan terjadi AEAnode Effect yang menambah pengemisian fluorida. Oleh karena itu selama operasi berlangsung konsentrasi alumina dalam kriolit Na 3 AlF 6 harus tetap terjaga PT INALUM, 1998.

2.5 Teknologi pembersih gas