29 yang terindikasi melakukan transaksi short selling adalah perusahaan sekuritas yang
berasal dari luar negeri. Proses penghitungan ini akan mengkaji dampak terjadinya transaksi “short” terhadap performa IHSG dan Indeks LQ45.
4. Pembagian The Sample Period ke Sub Period
Dalam melakukan pengetesan ini akan dilakukan pengecekan kembali
hubungan antara short selling dan fenomena naik-turunnya weekend effect yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengetesan yang menyimpulkan hubungan
negatif antara short selling dan fenomena naik – turunnya weekend effect akan dikaji kembali kelayakan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Hal ini akan
menyebabkan kemungkinan tereliminasinya perusahaan dengan tingkat resiko pengaruhnya kecil terhadap performa indeks secara keseluruhan. Perusahaan
semacam ini mungkin telah memberikan kontribusi equally – weighted index pada saat awal dan akhir dari penelitian yang telah dibuat ini. Dalam tahap ini proses
penghitungan akan mengeliminasi keterlibatan broker lokal dalam penentuan volume jual-beli saham. Dengan demikian proses penghitungan yang akan dilakukan dalam
tahap ini hanya akan melibatkan volume pembelian dan penjualan yang melibatkan broker asing sebagai pihak yang terindikasi telah melakukan praktek short selling di
BEI. Proses penghitungan yang dilakukan dalam tahap ini akan membagi volume transaksi yang dilakukan dalam 2 periode. Periode pertama akan dilakukan pada sesi
perdagangan periode 10 September 2007 – 28 Desember 2007, sementara itu periode kedua akan dilakukan penghitungan pada periode 2 Januari 2008 – 11 Juli 2008.
30 Hasil yang ditunjukkan dalam tahap ini akan menunjukkan fakta kaitan antara
weekend effect perdagangan dengan fenomena short selling yang diindikasikan terjadi di Bursa Efek Indonesia. Jika hasil yang ditunjukkan positif maka penelitian ini akan
dihentikan karena tidak terbukti adanya hubungan antara short selling dengan fenomena weekend effect. Sementara itu jika hasil yang ditunjukkan negatif maka
dapat disimpulkan terjadi robustness tes berdasarkan penelitian sebelumnya.
5. Final Robustness Tests
Penelitian ini menggunakan acuan volume perdagangan saham untuk menganalisis transaksi short selling yang terjadi. Selain itu, untuk mendukung benar
atau tidaknya terjadi robustness test dalam penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya maka penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya. Penggunaan
hasil yang didapat dari penelitian sebelumnya ini dapat menentukan terjadinya robustness test dalam penelitian kali ini bila hasil yang didapat dari penelitian kali ini
negatif tidak signifikan. Penentuan terjadinya robustness test atau tidak bertujuan untuk mendapatkan hasil kesesuaian yang diinginkan antara hubungan short selling
terhadap fenomena naik-turunnya weekend effect perdagangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Namun kesesuaian terjadi atau tidaknya fenomena robustness test ini
ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya kesesuaian kondisi yang terjadi pada penelitian yang dilakukan kali ini dengan jurnal acuan yang dijadikan pedoman
penelitian ini. Transaksi short selling yang merupakan transaksi ilegal cukup sulit diidentifikasi keberadaannya di Indonesia. Hal ini tentu saja berbeda dengan
31 penelitian acuan karya Christope, Ferri dan Angel 2006, di mana transaksi short
selling yang diidentifikasi dalam penelitian tersebut adalah transaksi legal yang diijinkan oleh otoritas bursa. Oleh karena itu, bila hasil yang ditunjukkan pada saat
akhir penelitian ini negatif tidak bisa langsung disamakan persepsi bahwa fenomena robustness test benar - benar berlaku tetap di manapun penelitian tersebut
dilaksanakan. Hal ini karena dalam penelitian tersebut masih harus menyesuaikan kondisi yang ada di masing – masing tempat.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikasi pengaruh short selling terhadap fenomena weekend effect yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Pembahasan
hasil penelitian akan secara singkat memaparkan tentang analisis data yang diperoleh dari sumber yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini
kemudian diseleksi,
diolah, dan
dianalisis. Penggunaan
data sekunder
menggunakan data IHSG, data harga saham perusahaan yang listing di BEI, dan data detail volume perdagangan pembeli dan penjual saham perusahaan diperoleh dari
www.duniainvestasi.com dan “Pojok Bursa” Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Perusahaan yang digunakan dalam penelitian mengenai ”Short Selling dan Weekend Effect di Bursa Efek Indonesia” adalah perusahaan yang terdaftar selama
periode penelitian 10 September 2007 – 11 Juli 2008. Dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, peneliti menggunakan metode purposive sampling
sehingga memperoleh daftar 16 perusahaan yang memenuhi persyaratan penelitian ini, yaitu terindikasi telah diperdagangkan secara short selling.
33
B. Penghitungan Hasil 1. Penentuan Weekend Effect
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap pergerakan perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia maka diperoleh hasil rata-rata return
harian pada periode 10 September 2007 – 11 Juli 2008. Pengukuran return harian ini diperoleh dengan memisahkan pergerakan indeks berdasarkan hari pada periode yang
telah ditentukan di atas. Proses penghitungan ini menggunakan software SPSS 15.0 dan Microsoft Excel. Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4 Rata-Rata Return IHSG Periode 10 September 2007 – 11 Juli 2008
Hari N
Mean Std.
Deviation Minimum
Maximum
Senin 41
-0,004873799 0,018001722
-0,048406222 0,024647232
Selasa 40
-0,000763561 0,019147753
-0,076976796 0,041002588
Rabu 44
0,002103333 0,019393339
-0,050446314 0,079212072
Kamis 39
0,002697156 0,017222609
-0,045242195 0,028389125
Jumat 38
0,002120968 0,013281293
-0,023425464 0,041241292
Total 202
0,000237447 0,017685316
-0,076976796 0,079212072
Sumber : Pengolahan data Primer 2009 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilakukan analisis yang menyatakan bahwa
rata-rata return terendah terjadi pada hari Senin. Hal ini dapat diindikasikan dengan penghitungan mean yang menunjukkan rata-rata return pada hari Senin memiliki nilai
negatif sebesar -0,4873799. Kemudian pada hari Selasa terjadi penurunan rata-rata
34
return kembali berdasarkan return yang terjadi pada hari Senin sebesar -0,0763561. Nilai penurunan yang rata-rata return yang terjadi pada hari Selasa tidak sebesar
penurunan return yang terjadi pada hari Senin berdasarkan hari Jumat pekan sebelumnya. Pada hari Rabu terjadi kenaikan return rata-rata sebesar 0,2103333.
Kenaikan rata-rata return terbesar dari hari Senin sampai dengan Jumat terjadi pada hari Kamis sebesar 0,2697156. Selanjutnya pada hari Jumat, kembali mengalami
peningkatan return dari return yang terjadi pada hari Kamis meskipun rata-rata return tidak sebesar pada hari Kamis sebesar 0,2120968.
Kisaran pergerakan return harian akan disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini:
Rata-Rata Return Harian
-0.006 -0.004
-0.002 0.002
0.004
Senin Selasa
Rabu Kamis
Jumat
Periode Harian N
il a
i R
e tu
rn
Return
Gambar 1 Rata-Rata Return Harian
Sumber: Pengolahan Data Primer 2009 Dari grafik di atas dapat dilihat dengan lebih jelas bahwa return yang terjadi
pada hari Senin memiliki kecenderungan paling rendah dibandingkan dengan hari lainnya. Hal ini menimbulkan suatu asumsi bahwa telah terjadi fenomena week effect
35
yang mengarah pada Monday effect. Namun yang patut untuk dicermati adalah kecenderungan yang terjadi bahwa fenomena weekend effect tidak terjadi karena
return yang dihasilkan pada hari Kamis cenderung lebih besar dibandingkan hari Jumat yang merupakan akhir pekan perdagangan.
Berdasarkan nilai standard deviasi, dapat diketahui bahwa standard deviasi terbesar terjadi pada hari Rabu yaitu sebesar 0,019393339. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa rata-rata return pada hari Rabu memiliki risiko tertinggi dibanding hari perdagangan lainnya. Standard deviasi terrendah terjadi pada hari Jumat, yakni
sebesar 0,013281293. Hal ini menandakan bahwa risiko pada hari Jumat paling kecil jika dibandingkan dengan hari lainnya. Sementara itu berdasarkan titik penelitian
nilai return yang maksimum dan minimum, dapat diketahui bahwa return terendah yang terjadi pada periode 21 – 22 januari 2008 terjadi pada hari Selasa sebesar -
7,6976796. Return tertinggi terjadi pada periode 22 – 23 Januari 2008, pada hari Rabu sebesar 7,9212072. kondisi ini menandakan terjadinya pola reversal di mana
IHSG yang sebelumnya telah mengalami penurunan return terbesar pada periode yang telah ditentukan, kembali mengalami kenaikan return yang signifikan keesokan
harinya. Hal lain yang juga dapat menjadi pertimbangan penelitian ini adalah bahwa rata - rata return harian yang terjadi pada hari Senin dan Selasa adalah negatif,
sedangkan untuk hari lainnya memiliki rata - rata return bernilai positif. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa hari perdagangan memiliki pengaruh terhadap
return saham pada Bursa Efek Indonesia.
36
Fenomena naik-turunnya return ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya yang diindikasikan menjadi penyebab naik turunnya return harian dalam
periode tersebut adalah adanya transaksi “gelap” yang dilakukan oleh para investor dan broker tertentu. Salah satu yang paling sering diperbincangkan adalah adanya
transaksi yang mengarah pada transaksi short selling dan margin trading secara berlebihan oleh pelaku pasar. Salah satu yang diindikasikan terjadi hal semacam ini
adalah kejadian pada pertengahan bulan antara tanggal 21 – 22 januari 2008 di mana terjadi penurunan IHSG hingga menyentuh -7,6976796. Oleh karena itu menjadi
hal menarik untuk melihat lebih lanjut tentang kaitan short selling terhadap fenomena weekend effect yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengujian Hubungan Weekend Effect dan Short Selling
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda untuk mengekplorasi pengaruh transaksi yang terindikasi short selling terhadap weekend
effect yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penentuan pengaruh short selling terhadap weekend effect yang terjadi di Bursa Efek Indonesia ditentukan dengan
membandingkan nilai probabilitas p-value menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 5.
a. Pengaruh Volume Pembelian Pialang saham short selling dan Volume
Penjualan Pialang short selling terhadap Return Mingguan IHSG
Peneliti menggunakan
uji analisis
regresi linear
berganda untuk
mengeksplorasi kebenaran pengaruh volume pembelian saham dan volume penjualan
37
saham yang terindikasi diperdagangkan secara short selling terhadap return mingguan IHSG. Ringkasan hasil analisis regresi linear berganda yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut: secara lengkap dapat dilihat di lampiran 2
Tabel 5 Pengaruh Volume Pembelian Pialang saham
short selling dan Volume Penjualan Pialang
short selling terhadap Return Mingguan IHSG
Variabel Koef regresi
t
hitung
P Keterangan
Konstanta
0,002 0,874
0,383 Tidak Signifikan
CustSSVolM-F
it
2,57E-012 0,049
0,961 Tidak Signifikan
TDeaSSVolM-F
it
-1,94E-011 -0,449
0,654 Tidak Signifikan
Adjusted R Square : -0,005 F hitung
: 0,458 Probabilitas p
: 0,633
Dependen variabel: RM-F
it
Sumber: Pengolahan data primer 2009 Model persamaan regresi:
RM-F
it
= 0 + 1 CustSSVolM-F
it
+ 2 TDeaSSVolM-F
it
+ e
i
.
Keterangan: M-F
= Menunjuk pada penurunan nilai perdagangan hari senin terhadap hari Jumat pekan sebelumnya.
R = Return harian
38
CustSSVol = Total volume pembelian Pialang short selling sebagai persentase volume perdagangan
TDeaSSVol = Total volume penjualan Pialang short selling sebagai persentase volume perdagangan
i = Saham
t = Pekan minggu
e = Pengaruh hal lain
Untuk membuktikan pengaruh volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling terhadap return mingguan IHSG maka
peneliti menggunakan uji F. Hasil analisis regresi diperoleh nilai F
hitung
sebesar 0,458 dengan probabilitas p 0,633. Berdasarkan ketentuan analisis regresi menggunakan
nilai probabilitas p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return mingguan IHSG. Pengaruh variabel independen volume pembelian pialang saham short selling dan volume
penjualan pialang short selling ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Aquare sebesar - 0,005. Hal ini dapat diartikan bahwa volume pembelian pialang saham short selling
dan volume penjualan pialang short selling memiliki pengaruh sebesar -0,5 dalam peningkatan return mingguan yang positif.
Penelitian ini juga melakukan pengujian regresi secara parsial volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling
39
dalam mempengaruhi weekend effect yang diindikasikan dalam return mingguan IHSG menggunakan uji t. Hasil uji regresi secara parsial adalah sebagai berikut:
a Volume Pembelian Pialang Saham Short Selling CustSSVolM-Fit Hasil analisis regresi pada variabel independen volume pembelian pialang
saham short selling diperoleh nilai t
hitung
sebesar 0,049 dengan probabilitas p 0,961. Berdasarkan ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas p 0,05, maka
dapat ditarik disimpulkan bahwa variabel independen volume pembelian pialang saham short selling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan
return mingguan IHSG. Keadaan ini menunjukkan bahwa fenomena naik-turunnya weekend effect yang diindikasikan dari naik-turunnya return mingguan IHSG tidak
dipengaruhi oleh
transaksi pembelian
rata-rata saham
yang terindikasi
diperdagangkan secara short selling. b Volume Penjualan Pialang Saham Short Selling TDeaSSVolM-Fit
Hasil analisis regresi pada variabel independen volume penjualan pialang saham short selling diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,449 dengan probabilitas p 0,654. Berdasarkan ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas p 0,05, maka
dapat ditarik disimpulkan bahwa variabel independen volume penjualan pialang saham short selling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan
return mingguan IHSG. Keadaan ini menunjukkan bahwa fenomena naik-turunnya weekend effect yang diindikasikan dari naik-turunnya return mingguan IHSG tidak
40
dipengaruhi oleh transaksi penjualan rata-rata saham yang terindikasi diperdagangkan secara short selling.
b. Pengaruh Volume Pembelian Pialang saham short selling dan Volume
Penjualan Pialang short selling terhadap Return Mingguan Indeks LQ45
Peneliti menggunakan
uji analisis
regresi linear
berganda untuk
mengeksplorasi kebenaran pengaruh volume pembelian saham dan volume penjualan saham yang terindikasi diperdagangkan secara short selling terhadap return
mingguan Indeks LQ45. Hal tersebut sama dengan rumus penghitungan yang digunakan untuk menghitung pengaruh volume perdagangan saham terhadap IHSG.
Ringkasan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: secara lengkap dapat dilihat di lampiran 2
Tabel 6 Pengaruh Volume Pembelian Pialang saham
short selling dan Volume Penjualan Pialang
short selling terhadap Return Mingguan Indeks LQ45
Variabel Koef regresi
t
hitung
P Keterangan
Konstanta
0,003 1,093
0,276 Tidak Signifikan
CustSSVolM-F
it
-2.5E-011 -0,128
0,898 Tidak Signifikan
TDeaSSVolM-F
it
-2.27E-010 -1,551
0,123 Tidak Signifikan
Adjusted R Square : 0,003 F hitung
: 1,339 Probabilitas p
: 0,264
Dependen variabel: RM-F
it
Sumber: Pengolahan data primer 2009
41
Model persamaan regresi: RM-Fit =
0 + 1 CustSSVolM-Fit + 2 TDeaSSVolM-Fit + ei. Keterangan:
M-F = Menunjuk pada penurunan nilai perdagangan hari senin terhadap
hari Jumat pekan sebelumnya. R
= Return harian Indeks LQ 45 CustSSVol
= Total Volume Pembelian Pialang short selling sebagai persentase volume perdagangan
TDeaSSVol = Total Pialang short selling sebagai persentase volume perdagangan
i = Saham
t = Pekan minggu
e = Pengaruh hal lain
Untuk membuktikan pengaruh volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling terhadap return mingguan Indeks LQ 45
maka peneliti menggunakan uji F. Hasil analisis regresi diperoleh nilai F
hitung
sebesar 1,339 dengan probabilitas p 0,264. Berdasarkan ketentuan analisis regresi
menggunakan nilai probabilitas p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return mingguan Indeks LQ45. Pengaruh variabel independen volume pembelian pialang saham short selling dan
42
volume penjualan pialang short selling ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Aquare sebesar 0,003. Hal ini dapat diartikan bahwa volume pembelian pialang saham short
selling dan volume penjualan pialang short selling memiliki pengaruh sebesar 0,3 dalam peningkatan return mingguan Indeks LQ45 yang positif.
Penelitian ini juga melakukan pengujian regresi secara parsial volume pembelian pialang saham short selling dan volume penjualan pialang short selling
dalam mempengaruhi weekend effect yang diindikasikan dalam return mingguan Indeks LQ45 menggunakan uji t. Hasil uji regresi secara parsial adalah sebagai
berikut: a
Volume Pembelian Pialang Saham Short Selling CustSSVolM-Fit Hasil analisis regresi pada variabel independen volume pembelian pialang
saham short selling diperoleh nilai t
hitung
sebesar -0,128 dengan probabilitas p 0,898. Berdasarkan ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas p 0,05, maka
dapat ditarik disimpulkan bahwa variabel independen volume pembelian pialang saham short selling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan
return mingguan Indeks LQ45. Keadaan ini menunjukkan bahwa fenomena naik- turunnya weekend effect yang diindikasikan dari naik-turunnya return mingguan
Indeks LQ45 tidak dipengaruhi oleh transaksi pembelian rata-rata saham yang terindikasi diperdagangkan secara short selling.
43
b Volume Penjualan Pialang Saham Short Selling TDeaSSVolM-Fit
Hasil analisis regresi pada variabel independen volume penjualan pialang saham short selling diperoleh nilai t
hitung
sebesar -1,551 dengan probabilitas p 0,123. Berdasarkan ketentuan analisis regresi dimana nilai probabilitas p 0,05, maka
dapat ditarik disimpulkan bahwa variabel independen volume penjualan pialang saham short selling tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan
return mingguan Indeks LQ45. Keadaan ini menunjukkan bahwa fenomena naik- turunnya weekend effect yang diindikasikan dari naik-turunnya return mingguan
Indeks LQ45 tidak dipengaruhi oleh transaksi penjualan rata-rata saham yang
terindikasi diperdagangkan secara short selling.
3. Pengecekan Robustness: Subsampel Berdasarkan Volume Transaksi Perusahaan