1800 0.191099077 0.182117647 0.180788321 0.180788321 0.180788321 1800 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

65 Tabel 4.9 Laju Aliran Bahan Bakar Beban Putaran Mf pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20

3.5 1800 0.191099077 0.182117647 0.180788321 0.180788321 0.180788321

2000 0.200345806 0.192 0.187636364 0.186225564 0.186225564 2200 0.216025043 0.2064 0.204694215 0.204694215 0.203016393 2400 0.22791633 0.215373913 0.213517241 0.211692308 0.211692308 2600 0.2484288 0.240466019 0.233660377 0.229333333 0.227229358 2800 0.256112165 0.250181818 0.242823529 0.250181818 0.24768

4.5 1800

0.207024 0.180788321 0.182117647 0.183466667 0.182117647 2000 0.221811429 0.192 0.190523077 0.192 0.190523077 2200 0.236598857 0.208134454 0.203016393 0.203016393 0.201365854 2400 0.250938182 0.229333333 0.223135135 0.227229358 0.227229358 2600 0.261504 0.24768 0.235885714 0.235885714 0.231476636 2800 0.282305455 0.269217391 0.258 0.252734694 0.250181818  Pada pembebanan 3.5 kg, mf terendah terjadi pada saat menggunakan Pertadex + biodiesel 20 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 0.180788321 kgjam sedangkan mf tertinggi pada saat menggunakan pertadex pada putaran mesin 2800 yaitu sebesar 0.256112165 kgjam. Dibandingkan dengan tanpa menggunakan supercarjer terjadi kenaikkan mf, dimana mf maksimum tanpa supercarjer adalah 0.248 kgjam pada putaran 2800 rpm penggunaan pertadex. Nilai mf tanpa supercarjer dapat dilihat pada lampiran 4  Pada pembebanan 4.5 kg, mf terendah terjadi pada saat menggunakan Pertadex + biodiesel 5 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu sebesar 0.180788321 kg jam. sedangkan mf tertinggi pada saat menggunakan Pertadex pada putaran mesin 2800 rpm yaitu sebesar 0.282305455 kgjam. Dibandingkan dengan tanpa menggunakan supercarjer terjadi kenaikkan mf, dimana mf maksimum tanpa supercarjer adalah 0.276032 kgjam pada putaran 2800 rpm penggunaan pertadex. Nilai mf tanpa supercarjer dapat dilihat pada lampiran 4 Universitas Sumatera Utara 66 Perbandingan masing-masing nilai mf pada setiap pembebanan dengan variasi bahan bakar dan variasi putaran mesin dapat dilihat pada gambar grafik 4.3 dan 4.4 berikut ini: Gambar 4.3 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 3.5 kg Gambar 4.4 Grafik mf vs putaran mesin untuk beban 4.5 kg  Dari grafik pembebanan 3.5 kg dan 4.5 kg, terlihat bahwa nilai mf dipengaruhi putaran dan nilai kalor. Semakin tinggi putaran dan nilai kalor 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Mf Putaran Rpm Mf Pada Pembebanan 3,5 kg pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 1800 2000 2200 2400 2600 2800 Mf Putaran Rpm Mf Pada Pembebanan 4,5 kg pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20 Universitas Sumatera Utara 67 semakin rendah, maka mf semakin tinggi karena waktu pembakaran semakin kecil. 4.4.3 Rasio udara bahan bakar AFR Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus berikut: mf ma AFR  dimana: AFR = air fuel ratio ma = laju aliran massa udara. Besarnya laju aliran udara ma diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer terhadap kurva viscous flow mete calibration seperti pada gambar 4.5 berikut Gambar 4.5 Viscous Flow Meter Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan temperatur udara 27 o C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 101.3 kPa dan Universitas Sumatera Utara 68 temperatur 20 o C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut: � = 3654�� � + 144 2.5 � = 3654�1� 27 + 273 + 114 27 + 273 2.5 Cf = 0.946531125 Untuk pengujian dengan menggunakan Pertadex, beban 3.5 kg dan putaran mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 21.5 mmH 2 O, dengan melakukan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma 24.02941 kgjam, dan kemudian dikalikan dengan factor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya: ma = 19 kgjam x 0.946531125 = 17.9841kgjam Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing-masing pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR. Untuk pengujian dengan menggunakan solar pada putaran 1800 rpm dan beban 3.5 kg maka didapatkan besar AFR: � = 17.9841 0.191009 AFR = 94.1087 Hasil perhitunganAFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban, putaran mesin dan persentase biodiesel dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.10 Air Fuel Ratio Beban Putaran AFR pertadex Biodiesel 5 Biodiesel 10 Biodiesel 15 Biodiesel 20

3.5 1800 94.10872969 81.32341061 84.84714032 76.06984995 67.29255957