struktur tegakan hutan, kerapatan tegakan hutan, faktor tempat tumbuh, dan sifat toleransi pohon yang berimplikasi terhadap kondisi tegakan hutan Indriyanto,
2008.
Gambar 4.5 Luas Bidang Dasar Pohon Tertinggi di Lokasi IV
4.3. Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal
Stratifikasi tajuk merupakan susunan tumbuhan secara vertikal di dalam suatu ekosistem hutan. Stratifikasi pohon dapat diketahui dari pengukuran tinggi total di
lapangan. Dari keempat lokasi penelitian pohon mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Stratifikasi Tingkatan Pohon di Kawasan Hutan Gunung Sibuatan
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00
L u
a s
B id
a n
g D
a sa
r m
2
Famili
32,15 24,13
11,05
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
A 25 individu B 89 individu
C 708 individu
Ti n
ggi P
o h
o n
Stratifikasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa keberadaan pohon dalam stratum A, B, dan C ditemukan pada semua lokasi penelitian, dengan jumlah individu yang
terbanyak pada stratum C. Keberadaan pohon yang memiliki keliling lebih ramping dan ketinggian pohon yang lebih rendah lebih banyak dibandingkan
pohon yang memiliki keliling lebih besar dan pohon yang tinggi. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan yang mempengaruhi tinggi rendahnya ukuran
pohon. Lingkungan iklim mikro mencakup dari ketersediaan unsur hara, bahan organik dan anorganik Nursal et al., 2013. Jenis pohon yang tergolong dalam
stratum A ditemukan pada semua ketinggian dan jumlahnya yang semakin banyak di setiap ketinggian kecuali pada lokasi IV.
Gambar 4.7 Stratifikasi Tingkatan Pohon di lokasi I Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa pada lokasi I vegetasi pohon yang
mendominasi pada ketinggian 1500-1600 mdpl adalah stratum C. Dimana stratum C disusun oleh 98 spesies tumbuhan yang meliputi Lithocarpus bancanus, Litsea
angulata , Szyzygium claviflorum, Quercus elmeri, Alsedaphne peduncularis dan
jenis lainnya. Tingkatan startifikasi paling rendah yaitu pada stratum A dengan jumlah 7 spesies tumbuhan yang meliputi Lithocarpus eleyans, Aglaia silvestris,
Schima wallichii dan jenis lainnya. Pohon yang memiliki ukuran lebih rendah
dapat dipengaruhi dari kompetisi untuk mendapatkan cahaya, dimana pohon yang memiliki kanopi yang besar akan mengahalangi cahaya untuk masuk ke
33,43 23,01
13,48
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00
A 7 individu B 39 individu
C 98 individu
T in
ggi P
oh on
Stratifikasi
Universitas Sumatera Utara
permukaan tanah sehingga pertumbuhan tumbuhan yang berada di bawah akan terhambat. Menurut Tantu 2010 menyatakan bahwa tajuk hutan merupakan
faktor pembatas bagi kehidupan tumbuhan dibawahnya, karena dapat menghalangi penetrasi cahaya ke lantai hutan
Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa pada lokasi II vegetasi pohon yang mendominasi di ketinggian 1600-1700 mdpl tersebut adalah stratum C. Dimana
stratum C disusun oleh 188 spesies tumbuhan yang meliputi Xylopia fusca, Litsea odorata
, Szyzygium subdecussata, Quercus elmeri, Memecylon garcinitoides dan jenis lainnya. Serta tingkatan startifikasi paling rendah yaitu pada stratum A
dengan jumlah 13 spesies tumbuhan yang meliputi Alseodaphne peduncularis, Quercus oidocarpa
, Helicia robusta dan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan terjadi persaingan untuk memperoleh cahaya. Menurut Suhardi dalam Irwanto 2006,
bahwa beberpa spesies dapat hidup dengan mudah dalam intensitas cahaya yang tinggi tetapi ada beberapa spesies membutuhkan intensitas cahaya tertentu.
Gambar 4.8 Stratifikasi Tingkatan Pohon di lokasi II Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa pada lokasi III vegetasi pohon yang
mendominasi pada ketinggian 1700-1800 mdpl adalah stratum C. Dimana stratum C disusun oleh 221 spesies tumbuhan yang meliputi Crypteronia paniculata,
Diplospora malaccensis , Szyzygium chloroleuca, Quercus lamponga,Gironniera
subaequalish dan jenis lainnya. Kanopi yang rapat dapat membuat sedikit cahaya
yang dapat mencapai tanah di bawahnya. Menurut Campbell et al., 2003
31,69
22,59
13,10
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
A 13 individu B 22 individu
C 188 indivdu
T in
ggi P
oh on
Stratifikasi
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa ketika terjadi pembukaan pada kanopi, seperti karena pohon tumbang, pohon lain dan tanaman merambat yang berkayu akan tumbuh secara
cepat, bersaing untuk mendapatkan cahaya dan ruang untuk mengisi celah tersebut. Tingkatan startifikasi paling rendah yaitu pada stratum A dengan jumlah
10 spesies tumbuhan yang meliputi Aquilaria agallocha, Castanopsis argentea, Homalium longifolium
dan jenis lainnya. Pohon yang terdiri dari stratum A pada lokasi I sampai III mengalami penambahan, hal ini dikarenakan pada lokasi I
sampai III didominasi oleh famili Fagaceae yang umumnya memiliki ukuran
pohon yang besar dan tinggi.
Gambar 4.9 Stratifikasi Tingkatan Pohon di lokasi III
Dari Gambar 4.10 dapat diketahui bahwa pada lokasi IV vegetasi pohon yang mendominasi pada ketinggian 1800-1900 mdpl stratum C. Dimana stratum
C disusun oleh 201 spesies tumbuhan yang meliputi Saurauia sp., Castanopsis tunggurut
, Actinodaphne glabra, Paratocacarpus bracteatus, Syzygium sp1 dan jenis lainnya. Serta tingkatan startifikasi paling rendah yaitu pada stratum A
dengan jumlah 4 spesies tumbuhan yang meliputi Mallotus sp.,Quercus elmeri, Anisophyllea disticha
dan jenis lainnya. Hutan hujan tropis memiliki stratifikasi vertikal yang sangat jelas. Pohon yang memiliki kanopi besar membentuk lapisan
yang paling atas Campbell et al., 2003.
32,15 24,13
11,05
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
A 10 individu B 13 individu
C 221 individu
T in
ggi P
oh on
Stratifikasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Stratifikasi Tingkatan Pohon di lokasi IV
4.4. Komposisi Vegetasi Pohon