Analisis Gaya Grafitasi Gaya Statik

commit to user Dilanjutkan Beban geser dasar nominal V menurut persamaan 2.7 harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen F i yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan : V Z W Z W F n i i i i i i ∑ = = 1 . . 2.8 Dimana : W i : Berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai Z i : Ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral n : Nomor lantai tingkat paling atas V : Gaya geser dasar nominal

2.2.2 Analisis Gaya Grafitasi

1. Beban Mati Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan-peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahakan dari gedung itu. Tabel 2.7 Berat Sendiri Bahan Bangunan No Bahan bangunan Beban Satua n 1 Baja 7850 Kgm 3 2 Batu alam 2600 Kgm 3 3 Batu belah, batu bulat, batu gunug berat tumpuk 1500 Kgm 3 4 Batu karang berat tumpuk 700 Kgm 3 5 Batu pecah 1450 Kgm 3 6 Besi tuang 7250 Kgm 3 7 Beton 1 2200 Kgm 3 8 Beton bertulang 2 2400 Kgm 3 9 Kayu kelas 1 3 1000 Kgm 3 10 Kerikil, koral kering udara sampai lembab, tanpa diayak 1650 Kgm 3 11 Pasangan bata merah 1700 Kgm 3 12 Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2200 Kgm 3 13 Pasangan batu cetak 2200 Kgm 3 14 Pasangan batu karang 1450 Kgm 3 commit to user Lanjutan 15 Pasir kering udara sampai lembab 1600 Kgm 3 16 Pasir jenuh air 1800 Kgm 3 17 Pasir kerikil, koral kering udara sampai lembab 1850 Kgm 3 18 Tanah, lempung dan lanau kering udara sampai lembab 1700 Kgm 3 19 Tanah, lempung dan lanau basah 2000 Kgm 3 20 Timah hitam timbel 11400 Kgm 3 Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung Standar Nasional Indonesia 1983.hal.11 Tabel 2.8 Berat Sendiri Komponen Gedung No Komponen gedung Beban Satuan 1 Adukan, per cm tebal : ¾ Dari semen ¾ Dari kapur, semen merah atau tras 21 17 Kgm 2 Kgm 2 2 Aspal, termasuk bahan-bahan mineral penambah, per cm tebal 14 Kgm 2 3 Dinding pasangan bata merah : ¾ Satu batu ¾ Setengah batu 450 250 Kgm 2 Kgm 2 4 Dinding pasangan batako : ¾ Berlubang : ƒ Tebal dinding 20 cm HB 20 ƒ Tebal dinding 10 cm HB 10 ¾ Tanpa lubang ƒ Tebal dinding 15 cm ƒ Tebal dinding 10 cm 200 120 300 200 Kgm 2 Kgm 2 Kgm 2 Kgm 2 5 Langit-langit dan dinding termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku , terpadu dari : ¾ Semen asbes eternity dan bahan lain sejenis , dengan tebal maksimum 4mm. ¾ Kaca, dengan tebal 3-4 mm. 11 10 Kgm 2 Kgm 2 6 Penggantung langit-langit dari kayu , dengan bentang maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m. 40 Kgm 2 7 Penutup atap genting dengan reng dan usuk kaso per m 2 bidang atap. 50 Kgm 2 8 Penutup atap sirap dengan reng dan usuk kaso, per m 2 bidang atap. 40 Kgm 2 9 Penutup atap seng gelombang BWG 24 tanpa gording 10 Kgm 2 10 Penutup lantai dari ubin semen Portland, teraso dan beton, tanpa adukan, per cm tebal. 24 Kgm 2 11 Semen asbes gelombang tebal 5 mm 11 Kgm 2 Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung Standar Nasional Indonesia 1983.hal.11-12 commit to user 2. Beban Hidup Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah sehingga dapat mengakibatkat perubahan dalam pembebanan lantai atau atap. Tabel 2.9 Beban Hidup Pada Lantai Gedung No Lantai gedung Beban Satuan 1. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam no 2. 200 Kgm 2 2. Lantai tangga rumah tinggal sederhana dan gudang- gudang tidak penting yang bukan untuk took, pabrik atau bengkel. 125 Kgm 2 3. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, took, toserba, restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit. 250 Kgm 2 4. Lantai ruang olah raga. 400 Kgm 2 5. Lantai dansa. 500 Kgm 2 6. Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari yang disebut dalam no 1 sd 5, seperti masjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, bioskop dan panggung penonton dengan tempat duduk tetap. 400 Kgm 2 7. Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton berdiri. 500 Kgm 2 8. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam no 3. 300 Kgm 2 9. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam no 4,5,6 dan 7. 500 Kgm 2 10. Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam no 3,4,5,6 dan 7. 250 Kgm 2 11. Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, took buku, took besi, ruang alat-alat dan ruang mesin harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri dengan minimum. 400 Kgm 2 12. Lantai gedung parkir bertingkat : ¾ Untuk lantai bawah ¾ Untuk lantai tinggkat lainnya 800 400 Kgm 2 Kgm 2 13. Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai yang berbatasan dengan minimum. 300 Kgm 2 Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung Standar Nasional Indonesia 1983.hal.11 commit to user

2.3 Analisis Respon Struktur