PACS karena data yang dikirim masih dalam format XML yang nantinya data tersebut memiliki keluaran dalam bentuk waveform.
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu sistem yang berfungsi untuk mengkonversi data XML menjadi standar DICOM 3.0 untuk
modality berjenis Resting EKG. Agar Medview® PACS bisa menampilkan data yang dikirim dari modality bagian kardiologi maka dibutuhkan pula penambahan
fitur yaitu EKG viewer yang berfungsi bisa menampilkan data waveform dalam bentuk grafis. Karena terdapat perbedaan mekanisme proses penampilan data antara
file dalam standar DICOM 3.0 biasa yang akan digunakan di bagian radiologi, dengan file dalam standar DICOM 3.0 bagian kardiologi. Pada file berstandar
DICOM 3.0 data tersebut dalam bentuk pixel, sedangkan file berstandar DICOM 3.0 masih berupa nilai-nilai angka hasil pengukuran dan harus diolah lebih lanjut
untuk dapat ditampilkan dalam bentuk grafis.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana cara membuat modul yang dapat menkonversi data EKG dalam format XML menjadi standar DICOM 3.0
2. Bagaimana cara menampilkan data EKG pada bagian kardiologi yang ada di dalam PACS dalam bentuk grafik detak jantung
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem yang dibahas hanya menyimpan hasil data pasien dari modality treadmill,
USG dan Resting EKG. 2. Membuat aplikasi EKG viewer yang dapat menampilkan proses gelombang
elektrokardiografi yang berbasis DICOM dalam bentuk grafik. 3. Pengguna yang mengakses aplikasi ini ditunjukan kepada Dokter ahli jantung.
4. DICOM yang digunakan yaitu Standar DICOM 3.0 5. Aplkasi EKG Viewer hanya dapat diintegrasikan dengan Medview® PACS
milik PT.Medix Soft. 6. Modality yang digunakan adalah treadmill, USG dan Resting EKG.
7. Modality yang digunakan Resting EKG bertipe MAC 800.
1.4 Tujuan
Dengan melihat perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah menghasilkan rancang bangun aplikasi EKG viewer yang
dintegrasikan dengan Medview® PACS pada rumah sakit National Hospital. 1.5
Sistematika Penulisan
Di dalam penyusunan laporan tugas akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab. Adapun
urutan dari bab pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA, rumusan masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan TA
dan tujuan dari TA ini.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Picture Archiving and Communication System PACS, EKG Viewer, kertas EKG, serta
standarisasi DICOM 3.0 yang digunakan didalam pembahasan TA ini.
Bab III: Metoda Penelitian dan Perancangan Sistem
Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian TA yang terdiri dari Analisis permasalahan, perancangan
Blok Diagram , Domain Model , Desain User Interface, Pemodelan Use Case, Deskripsi Use Case, Robustness Diagram ,Sequential Diagram, serta
Class diagram.
Bab IV: Testing dan Implementasi
Bab ini yang berisi penjelasan tentang implementasi sistem dan testing serta hasil analisis dari testing yang telah dilakukan
Bab V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin
meneruskan topik TA ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Picture Archiving and Communication System PACS
Picture Archiving and Communication System PACS adalah filmless dan metode komputerisasi komunikasi dan menyimpan data gambar medis seperti
computed radiographic, digital radiographic, computed tomographic, ultrasound, fluoroscopic, magnetic resonance dan foto X-ray Alim, 2004.
Akusisi citra adalah titik awal data citra masuk ke PACS dari hasil pemeriksaan citra yang dilakukan oleh berbagai modalitas citra digital seperti BI
- Biomagnetic Imaging, CT - Computed Tomography, CR - Computed Radiography, MG - Mammography, MR - Magnetic Resonance, NM - Nuclear
Medicine, PET - Positron Emission Tomography, RF - Radio Fluoroscopy, US - Ultrasound, XA - XRay Angiography, dll.
Terdapat 2 metode untuk melakukan akusisi citra digital, yaitu direct capture, dan frame grabbing. Dengan metode direct capture, antarmuka direct
digital akan menangkap dan mentransmisikan data citra dari modalitas berupa data spasial dan bit atau gray scale dengan resolusi penuh, dan ditampilkan ke
monitor. Pada metode frame-grabbing, seperti pada proses cetak citra ke film, kualitas citra dibatasi oleh proses hanya sampai pada resolusi 8 bits atau 256 gray
values. Sebagaimana telah disebutkan di atas, akusisi citra dapat dilakukan dengan CT atau DR.
Saat citra telah diakusisi, PACS akan mengelolanya dengan tepat untuk memastikan penyimpanan, pengambilan, dan pengiriman seluruh citra dapat
dilakukan tanpa kesalahan. Selain itu PACS akan menjamin penyimpanan data citra jangka panjang, dan dapat digunakan kapan saja saat dibutuhkan, secara real
time, terutama untuk interpretasi citra. Inti PACS terdiri dari: sistem manajemen database relasional seperti Oracle, MS-SQL, Sybase, media penyimpan seperti
RAID, Jukebox, software pengendali image manager, dan antarmuka RIS. Sistem manajemen database adalah jantung dari PACS. Relasi antara citra
dan lokasi penyimpanan disimpan dan dikelola di dalam database, berikut dengan semua data terkait yang dibutuhkan untuk pemanfaatan citra. Sistem manajemen
database harus dapat menyediakan data citra berdasarkan pada pencarian pasien atau pemeriksaan tertentu saat diminta to be queried oleh RIS atau sistem
lainnya. Untuk menjamin kompatibilitas komunikasi antar sistem yang berbeda ini,
digunakan standar komunikasi yang didefinisikan oleh standar Digital Imaging and Coomunications in Medicine DICOM. Selain itu, dibutuhkan pula upaya
untuk dapat mengelola penyimpanan data citra dalam ukuran yang besar biasanya menggunakan teknologi RAID, dan menjamin penyimpanan data citra dalam
jangka waktu yang lama sesuai dengan regulasi penyimpanan serta pengembalian data saat terjadi bencana disaster recovery.
Workstation adalah tempat di mana fisikawan dan praktisi klinis melihat citra dan informasi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Terdapat 2 klasifikasi
workstation, yaitu diagnostik dan review. Perbedaan antara 2 klasifikasi wokstation ini ada pada resolusi dan fungsionalitas.
Workstation diagnostik adalah tipe wokstation yang digunakan oleh ahli radiologi untuk melakukan interpretasi pemeriksaan secara primer. Workstation
tipe ini memiliki resolusi dan brightness tertinggi dan berisi tingkat fungsionalitas tertinggi. Secara historis, mereka didedikasikan untuk tugas dengan aplikasi yang
dijalankan secara lokal. Tipe workstation berikutnya adalah workstation klinikal review yang
digunakan oleh praktisi klinis untuk melakukan review citra. Workstation ini tidak sebagus workstation diagnostik, baik dari segi hardware resolusi ataupun
fungsionalitas. Area ini mendapatkan keuntungan terbanyak dari pemanfaatan workstation yang berbasis web, sehingga akses ke citra dapat didistribusikan lebih
luas bahkan dari luar lingkungan praktik.
2.2 Elektrokardiogram EKG
Menurut Klabunde, R. E 2011 jurnal yang berjudul Identifikasi kelainan Jantung Menggunakan Pola Citra Digital Elektrokardiogram, Elektrokardiogram
EKG adalah suatu gambaran dari potensial listrik yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang
diambil dengan elektrokardiograf yang ditampilkan melalui monitor atau dicetak pada
kertas. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien.
Beberapa jenis penyakit kelainan jantung menurut Klabunde, R. E 2011, antara lain adalah Abnormal Heart Rhythms, Heart Failure, Heart Valve Disease,
Congenitas Heart Disease, Cardiomyopathies, dan Pericarditis.
2.3 Lead EKG
Menurut Busono 2004 dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, Seperti pada gambar 2.1 terdapat 12 lead: I, II, III, aVR, aVL, aVF,
V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang.
Terdapat 2 jenis lead , yaitu : A. seperti gambar 3 Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode.
- Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan RA dengan tangan
kiri LA yang mana tangan kanan bermuatan - dan tangan kiri bermuatan +
- Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan RA dengan kaki
kiri LF yang mana tangan kanan bermuatan - dan kaki kiri bermuatan +
- Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri LA dengan kaki kiri
LF yang mana tangan kiri bermuatan - dan kaki kiri bermuatan +.
Gambar 2.1 jenis 12 sudut jantung
Sumber : Busono 2004