1
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita, dengan sifat fitrah yang khas. Manusia memiliki naluri, perasaan, dan akal. Adanya rasa cinta
kasih antara pria dan wanita merupakan fitrah manusia. Hubungan khusus antar jenis kelamin antara keduanya terjadi secara alami karena adanya „gharizatun
nau’ naluri seksualberketurunan. Karenanya Islam tidak melepaskan naluri
seksual secara bebas yang dapat membahayakan diri manusia dan kehidupan masyarakat. Islam telah membatasi hubungan khusus pria dan wanita hanya
dengan pernikahan. Dengan begitu terciptalah kondisi masyarakat penuh kesucian, kemuliaan, sangat menjaga kehormatan setiap anggotanya, dan dapat
mewujudkan ketenangan hidup dan kelestarian keturunan umat manusia Pernikahan adalah penjaga moral sekaligus pembentuk unsur masyarakat
sosial Pcinu, 2011:1. Melalui pernikahan, sebuah keluarga akan terbentuk dan menjadi bagian terpenting dalam masyarakat. Selain itu, pernikahan adalah satu-
satunya cara yang halal terjadinya proses hubungan intim suami istri antara pria dan wanita. Rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan
amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampai-sampai bersetubuh berhubungan suami-istri pun termasuk ibadah sedekah.
Pernikahan menjadi tujuan dalam penyaluran kebutuhan psikologis terutama seks yang dihalalkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pernikahan menjadi
suatu ajang eksistensi sebagai manusia yang dapat meneruskan keturunannya agar keturunannya tidak punah oleh waktu yang ada dan akan terus menerus
berkembang sesuai dengan zaman yang ada didunia ini sampai akhir zaman. Remaja merupakan pemimpin masa depan. Berbagai upaya pendidikan dilakukan
agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, mempunyai sopan santun, agama dan peka terhadap lingkungan, serta mampu mengembangkan potensi agar bermanfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain. Remaja yang telah memperoleh pendidikan yang baik diharapkan akan mengembangkan diri secara mantap dan mampu
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mewujudkan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan Remaja juga dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas perkembangnnya.
Hurlock Ali, 2006:10 menyusun fase-fase perkembangan berdasarkan kebutuhan secara hipotesis yang harus dipenuhi dan dikuasai remaja agara dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tugas-tugas perkembangannya itu tersusun sebagai berikut.
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis. 4.
Mencapai kemandirian emosional. 5.
Mencapai kemandirian ekonomi. 6.
Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua. 8.
Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
berkeluarga. Persiapan penikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting
dicapai oleh remaja, pernikahan bagi remaja merupakan masa depan yang perlu dirintis jauh sebelumnya. Pernikahan yang diharapkan setiap pasangan adalah
terbinanya hubungan rumah tangga yang harmonis, dan penuh kasih sayang. Setelah proses penikahan yang sah, seseorang perempuan memiliki predikat
sebagai seorang istri, dan seorang laki-laki akan berubah status menjadi seorang suami, status baru yang akan diikuti oleh beragam konsekuensinya.
Keputusan untuk menikah, pasangan telah bersepakat untuk bukan hanya mempersatukan dua individu, tapi juga dua pemikiran, dua sudut pandang, dua
karakteristik, dua kebiasaan, dan juga mengagabungkan dua keluarga besar serta
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dua kebudayaan. Siap untuk menikah berarti memiliki kesiapan untuk menerima perbedaan, kemauan untuk berubah, keinginan untuk lebih mengenal jauh,
kesiapan untuk meneriman pasangan apa adanya dan kesediaan untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan
kebutuhan bersama. Keputusan untuk menikah pada remaja dapat berasal dari alasan yang negatif,
salah satunya alasannya adalah karena telah hamil diluar pernikahan Prematial Pregnancy. Hal tersebut bisa terjadi karena iklim lingkungan yang kurang sehat,
dan mempengaruhi perkembangan pola perilaku serta gaya hidup remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah moral, diantaranya pergaulan bebas
freesexs. Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat
dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Ibu dan Anak BKBVIA pada tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan
hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3; karena sama-sama menginginkan sebanyak 8,5 dan tidak terduga sebanyak 39. Seks bebas
mencapai 18,3. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2; karena sama-sama menginginkan sebanyak 12,9 dan tidak terduga
sebanyak 45. Seks bebas mencapai 22,6. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26 mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun
2010, sekitar 37 mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11 dari tahun 2006. Dari data Sekitar DKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang
remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11 berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang
hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5 mengakhiri kehamilan dengan melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling
dirugikan karena perempuan yang mempertaruhkan nyawanya. Selain itu, menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17
kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di
Indonesia masuk kategori cukup tinggi. Pada tahun dengan jumlah rata-rata per
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tahun mencapai 2,4 juta jiwa.Saat ini Angka Kematian Ibu AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 390100.000 tertinggi di ASEAN dengan mengupaya
penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eksplansi.
Hanya sekitar 5 kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis Wardah, 2012:1.
Menurut data yang didapatkan dari dari yang berjudul Statistik Hubungan Seks Luar Nikah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup serius yang
menyebabkan perlu adanya tindakan serius untuk dapat menangani seks diluar nikah yang menyebabkan siswanya mengalami keterputusan sekolah tingkat akhir
yang disebabkan hamil diluar nikah. Data yang didapat di Badan Keluarga Berencana Ibu dan Anak BKBVIA
di kabupaten Purwakarta BKKBNPurwakarta, 2012:1 yang telah mengalami peningkatan dalam hal seks diluar nikah yang diantaranya berupa hamil diluar
nikah mencapai 40, merekam diri sendiri dalam keadaan tanpa busana mencapai 32, dan melakukan ML mencapai 18 yang terjadi pada tingkat remaja kelas
IX di tingkat usia 17-18 tahun, dan data yang didapatkan pada wawancara dengan peserta didik ada sekitar 2 orang yang mengundurkan diri dari sekolah
dikarenakan hamil diluar nikah, dan banyaknya peserta didik yang pacaran melebih batas diluar jam sekolah dikarenakan remaja dihadapkan pada permasalah
psikis dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan konflik internal anatara tuntutan biologis, yang seiring dengan pertumbuhan organ
seksualnya menuju kematangan dengan tuntutan akademik yang masih dijalani. Dunia pendidikan terdapat bimbingan dan konseling sebagai salah satu
disiplin ilmu yang sangat memperhatikan dunia pendidikan memiliki andil dalam menyikapi fenomena yang terjadi dikalangan remaja dan juga pernikahannya
kelak. Merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi remaja guna memenuhi tugas-tugas perkembangan menuju persiapan pernikahan
yaitu dengan memberikan bimbingan pranikah pada remaja. Berdasarkan berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja
sangat pentingnya memberikan bimbingan pranikah pada peserta didik usia 17-18
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tahun pada fase remaja agar remaja memiliki pemahaman dan pola pikir postif terhadap kehidupan pernikahan, pemahaman dan pola pikir yang positif ini akan
mengurangi berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja, remaja yang kurang memiliki pemahaman mengenai kehidupan pernikahannya akan
memperngaruhi terhadap kehidupannya kelak. Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan
bimbingan pranikah pada peserta didik tingkat remaja usia antara 17-18 tahun untuk membantu meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan, oleh karena
itu skripsi ini diberi judul: “Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Pemahaman Kehidupan Pernikahan1
” B.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Salah satu tugas perkembangan yang ada dalam tahapan remaja yaitu mempersiapkan
diri untuk
pernikahan dan
berkeluarga tidak
hanya mempersiapkan diri tapi mengikuti bimbingan pranikah. Hal ini cenderung
dianggap sepele sebagaian remaja yang menyebabkan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan seksual diakibatkan oleh minimnya pengetahuan
tentang pemahaman kehidupan pernikahaan, dalam hal ini diperlukan adanya sosialisasi yang jelas bahwa bimbingan pranikah dan pemahaman kehidupan
pernikahan dapat mengurangi tingginya seks diluar nikah ataupun penyimpangan- penyimpangan seksual yang banyak dialami oleh remaja.
Pertanyaan umum penelitian adalah “program bimbingan pranikah seperti apa
yang dibutuhkan oleh peserta didik remaja menuju pemahaman dalam kesiapan kehidupan pernikahan?
”. Pertanyaan umum diturunkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 20122013?
2. Bagaimana rancangan program bimbingan pra-nikah yang tepat untuk meningkatkan pemahaman pernikahan pada peserta didik kelas XI di salah
satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 20122013?
Nurul Khoeriyah, 2013 Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. Tujuan Penelitian