PROGRAM BIMBINGAN PRANIKAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN: Dikembangkan berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap Kelas XI di Salah Satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Nurul Khoeriyah, 2013

PROGRAM BIMBINGAN PRANIKAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN

(Dikembangkan berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap Kelas XI

di Salah Satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

NURUL KHOERIYAH 0703975

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

Nurul Khoeriyah, 2013 Hak Cipta

PROGRAM BIMBINGAN PRANIKAH

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KEHIDUPAN PERNIKAHAN

(Dikembangkan Berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap

Kelas XI Di salah Satu SMK di Purwakarta

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Nurul Khoeriyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurul Khoeriyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

(5)

i

Nurul Khoeriyah, 2013

ABSTRAK

Nurul Khoeriyah (0703975). Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Pemahaman Kehidupan Pernikahan. (Dikembangkan berdasarkan Hasil Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan bagi para SMK. Tujuan penelitian adalah menghasilkan rumusan program bimbingan pranikah yang sesuai untuk peserta didik remaja dalam kesiapan diri untuk pernikahan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik Random Sampling dalam mengungkap gambaran umum pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XII berjumlah 161 orang. Instrumen yang digunakan ialah angket pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik secara umum berada pada kategori sedang dengan hasil yang tertinggi berada pada aspek pemahaman kesiapan spritual/agama dan yang terrendah dimiliki oleh aspek pemahaman kesiapan fisik, dan (2) rumusan program bimbingan pranikah yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, evaluasi dan tindak lanjut, dan indikator keberhasilan. Rekomendasi diperuntukan bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat mempergunakan program bimbingan pra nikah ini dilakukan sebaik mungkin untuk tercapainya peningkatan dalam pemahaman kehidupan pernikahan selain itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti dengan efektivitas program bimbingan pranikah pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal, dan menggunakan desain penelitian yang berbeda.

Kata kunci: Pemahaman Kehidupan Pernikahan, Program Bimbingan Pranikah.


(6)

ii

Nurul Khoeriyah, 2013

ABSTRACT

Nurul Khoeriyah (0703975). Guidance Program To Improve Understanding Prenuptial Marriage Life. (Developed based on the results of the Descriptive Study of Students in Class XI in one of the SMK in Purwakarta School Year 2012-2013).

The research is motivated by the importance of improving understanding of married life for the SMK. The research objective is to produce a formulation suitable premarital guidance program for adolescents learners themselves in readiness for marriage. The method used is descriptive and quantitative research design using Random Sampling technique in revealing overview understanding of marriage class XII students numbered 161 people. The instrument used was a questionnaire understanding married life learners. The results obtained are: (1) an overview understanding of marriage in general learners in middle category with the highest results owned by understanding aspects of readiness spiritual/ religious and the lowest is owned by understanding aspects of the physical readiness, and (2) formulation of a premarital guidance program declared eligible by experts and practitioners include: rational, description of needs, program objectives, operational plans, development of themes / topics, evaluation and follow-up, and indicators of success. Recommendation is intended for guidance and counseling teachers to be able to use pre-marital counseling program is done our best to achieve an increase in the understanding of marriage than that expected for further research to examine the effectiveness of premarital guidance program at any level of education classes and different, so that the picture obtained tend to be optimal, and using different research designs.


(7)

vi Nurul Khoeriyah, 2013

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KONSEP PROGRAM BIMBINGAN PRA-NIKAH DAN PEMAHAMAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN A. Kajian Pustaka ... 8

B. Kajian Terdahulu ... 27

C. Kajian Pemikiran ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional Variabel ... 33

D. Instrument Penelitian... 35


(8)

vii

Nurul Khoeriyah, 2013

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis data ... 41

H. Prosedur Penelitian... 43

I. Penyusunan Program Bimbingan Pra-Nikah untuk Meningkatkan Pemahamaan Kehidupan Pernikahan ... 44

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrispsi Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

C. Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pra-nikah ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... ... 86

B. Rekomendasi ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(9)

viii


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita, dengan sifat fitrah yang khas. Manusia memiliki naluri, perasaan, dan akal. Adanya rasa cinta kasih antara pria dan wanita merupakan fitrah manusia. Hubungan khusus antar

jenis kelamin antara keduanya terjadi secara alami karena adanya „gharizatun nau’ (naluri seksual/berketurunan). Karenanya Islam tidak melepaskan naluri seksual secara bebas yang dapat membahayakan diri manusia dan kehidupan masyarakat. Islam telah membatasi hubungan khusus pria dan wanita hanya dengan pernikahan. Dengan begitu terciptalah kondisi masyarakat penuh kesucian, kemuliaan, sangat menjaga kehormatan setiap anggotanya, dan dapat mewujudkan ketenangan hidup dan kelestarian keturunan umat manusia

Pernikahan adalah penjaga moral sekaligus pembentuk unsur masyarakat sosial (Pcinu, 2011:1). Melalui pernikahan, sebuah keluarga akan terbentuk dan menjadi bagian terpenting dalam masyarakat. Selain itu, pernikahan adalah satu-satunya cara yang halal terjadinya proses hubungan intim (suami istri) antara pria dan wanita. Rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampai-sampai bersetubuh (berhubungan suami-istri) pun termasuk ibadah (sedekah).

Pernikahan menjadi tujuan dalam penyaluran kebutuhan psikologis terutama seks yang dihalalkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pernikahan menjadi suatu ajang eksistensi sebagai manusia yang dapat meneruskan keturunannya agar keturunannya tidak punah oleh waktu yang ada dan akan terus menerus berkembang sesuai dengan zaman yang ada didunia ini sampai akhir zaman. Remaja merupakan pemimpin masa depan. Berbagai upaya pendidikan dilakukan agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, mempunyai sopan santun, agama dan peka terhadap lingkungan, serta mampu mengembangkan potensi agar bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Remaja yang telah memperoleh pendidikan yang baik diharapkan akan mengembangkan diri secara mantap dan mampu


(11)

mewujudkan perilaku sesuai dengan tuntutan lingkungan

Remaja juga dituntut untuk dapat memenuhi tugas-tugas perkembangnnya. Hurlock (Ali, 2006:10) menyusun fase-fase perkembangan berdasarkan kebutuhan secara hipotesis yang harus dipenuhi dan dikuasai remaja agara dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tugas-tugas perkembangannya itu tersusun sebagai berikut.

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

4. Mencapai kemandirian emosional. 5. Mencapai kemandirian ekonomi.

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

9. Mempersiapkan diri memasuki perkawinan.

10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan berkeluarga.

Persiapan penikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting dicapai oleh remaja, pernikahan bagi remaja merupakan masa depan yang perlu dirintis jauh sebelumnya. Pernikahan yang diharapkan setiap pasangan adalah terbinanya hubungan rumah tangga yang harmonis, dan penuh kasih sayang. Setelah proses penikahan yang sah, seseorang perempuan memiliki predikat sebagai seorang istri, dan seorang laki-laki akan berubah status menjadi seorang suami, status baru yang akan diikuti oleh beragam konsekuensinya.

Keputusan untuk menikah, pasangan telah bersepakat untuk bukan hanya mempersatukan dua individu, tapi juga dua pemikiran, dua sudut pandang, dua karakteristik, dua kebiasaan, dan juga mengagabungkan dua keluarga besar serta


(12)

3

dua kebudayaan. Siap untuk menikah berarti memiliki kesiapan untuk menerima perbedaan, kemauan untuk berubah, keinginan untuk lebih mengenal jauh, kesiapan untuk meneriman pasangan apa adanya dan kesediaan untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi mengedepankan kepentingan dan kebutuhan bersama.

Keputusan untuk menikah pada remaja dapat berasal dari alasan yang negatif, salah satunya alasannya adalah karena telah hamil diluar pernikahan (Prematial

Pregnancy). Hal tersebut bisa terjadi karena iklim lingkungan yang kurang sehat,

dan mempengaruhi perkembangan pola perilaku serta gaya hidup remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah moral, diantaranya pergaulan bebas (freesexs).

Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Ibu dan Anak (BKB&VIA) pada tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3%; karena sama-sama menginginkan sebanyak 8,5% dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas mencapai 18,3%. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%; karena sama-sama menginginkan sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006. Dari data Sekitar DKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri kehamilan dengan melakukan aborsi. Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling dirugikan karena perempuan yang mempertaruhkan nyawanya. Selain itu, menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17% kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di Indonesia masuk kategori cukup tinggi. Pada tahun dengan jumlah rata-rata per


(13)

tahun mencapai 2,4 juta jiwa.Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 390/100.000 tertinggi di ASEAN dengan mengupaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eksplansi. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Wardah, 2012:1).

Menurut data yang didapatkan dari dari yang berjudul Statistik Hubungan Seks Luar Nikah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup serius yang menyebabkan perlu adanya tindakan serius untuk dapat menangani seks diluar nikah yang menyebabkan siswanya mengalami keterputusan sekolah tingkat akhir yang disebabkan hamil diluar nikah.

Data yang didapat di Badan Keluarga Berencana Ibu dan Anak (BKB&VIA) di kabupaten Purwakarta (BKKBNPurwakarta, 2012:1) yang telah mengalami peningkatan dalam hal seks diluar nikah yang diantaranya berupa hamil diluar nikah mencapai 40%, merekam diri sendiri dalam keadaan tanpa busana mencapai 32%, dan melakukan ML mencapai 18 % yang terjadi pada tingkat remaja kelas IX di tingkat usia 17-18 tahun, dan data yang didapatkan pada wawancara dengan peserta didik ada sekitar 2 orang yang mengundurkan diri dari sekolah dikarenakan hamil diluar nikah, dan banyaknya peserta didik yang pacaran melebih batas diluar jam sekolah dikarenakan remaja dihadapkan pada permasalah psikis dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan konflik internal anatara tuntutan biologis, yang seiring dengan pertumbuhan organ seksualnya menuju kematangan dengan tuntutan akademik yang masih dijalani.

Dunia pendidikan terdapat bimbingan dan konseling sebagai salah satu disiplin ilmu yang sangat memperhatikan dunia pendidikan memiliki andil dalam menyikapi fenomena yang terjadi dikalangan remaja dan juga pernikahannya kelak. Merupakan tugas guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi remaja guna memenuhi tugas-tugas perkembangan menuju persiapan pernikahan yaitu dengan memberikan bimbingan pranikah pada remaja.

Berdasarkan berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja sangat pentingnya memberikan bimbingan pranikah pada peserta didik usia 17-18


(14)

5

tahun pada fase remaja agar remaja memiliki pemahaman dan pola pikir postif terhadap kehidupan pernikahan, pemahaman dan pola pikir yang positif ini akan mengurangi berbagai fenomena yang banyak terjadi dikalangan remaja, remaja yang kurang memiliki pemahaman mengenai kehidupan pernikahannya akan memperngaruhi terhadap kehidupannya kelak.

Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan bimbingan pranikah pada peserta didik tingkat remaja usia antara 17-18 tahun untuk membantu meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan, oleh karena

itu skripsi ini diberi judul: “Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkatkan Pemahaman Kehidupan Pernikahan1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Salah satu tugas perkembangan yang ada dalam tahapan remaja yaitu mempersiapkan diri untuk pernikahan dan berkeluarga tidak hanya mempersiapkan diri tapi mengikuti bimbingan pranikah. Hal ini cenderung dianggap sepele sebagaian remaja yang menyebabkan banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan seksual diakibatkan oleh minimnya pengetahuan tentang pemahaman kehidupan pernikahaan, dalam hal ini diperlukan adanya sosialisasi yang jelas bahwa bimbingan pranikah dan pemahaman kehidupan pernikahan dapat mengurangi tingginya seks diluar nikah ataupun penyimpangan-penyimpangan seksual yang banyak dialami oleh remaja.

Pertanyaan umum penelitian adalah “program bimbingan pranikah seperti apa yang dibutuhkan oleh peserta didik remaja menuju pemahaman dalam kesiapan kehidupan pernikahan?”. Pertanyaan umum diturunkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rancangan program bimbingan pra-nikah yang tepat untuk meningkatkan pemahaman pernikahan pada peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta tahun ajaran 2012/2013?


(15)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah menghasilkan rumusan program bimbingan pra-nikah yang sesuai untuk peserta didik remaja dalam kesiapan diri untuk pernikahan.

Tujuan khusus penelitian sebagai berikut:

1. memperoleh gambaran empirik tentang pemahaman kehidupan pernikahan; 2. merumuskan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman

kehidupan pernikahan pada remaja (peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta).

D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitaif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan perhitungan statsitik (analisis statistik) dalam bentuk data nurnerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002:12).

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur kesiapan kehidupan pernikahan peserta didik kelas IX sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai landasan program bimbingan pra-nikah hipotetik bagi peserta didik.

2. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan untuk mendespkripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis dan simpulkan

Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum yang ada dalam bimbingan pra-nikah sehingga dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang banyak terjadi dalam dunia remaja yang berkisar pada umur 17-18 tahun.


(16)

7

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian adalah memperkaya wawasan dan pengembangan kajian ilmu bimbingan dan konseling khususnya dalam penerapan program bimbingan pra-nikah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi Kepala Sekolah, penelitian dapat menjadi acuan untuk melaksanakan program bimbingan pra-nikah pada peserta didikdalam rangka meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor, penelitian menjadi bahan masukan dalam merancang program bimbingan dan konseling di sekolah terutama untuk program bimbingan pra-nikah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian dapat dijadikan rujukan pengembangan penelitian selanjutnya dengan mengangkat tema-tema baru dalam lingkup penelitian yang sama.

G. Stuktur Organisasi

Penelitian diorganisasikan menjadi karya tulis yang dituangkan dalam lima bab antara sebagai berikut; Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi; Bab II merupakan kajian teoritis yang membahas tentang konsep program bimbingan pra-nikah, konsep pemahaman kehidupan pernikahan, kajian terdahulu, dan kajian pemikiran; Bab III menyajikan metode penelitian yang mencakup pendekatan penelitian dan teknik sampling, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrumen dan pengumpulan data, uji coba alat ukur, sampel penelitian, persiapan pengumpulan data penelitian, pelaksanaan pengumpulan data, prosedur pengolahan data, dan analisis data akhir; Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian; Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.


(17)

31

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Salah satu lokasi penelitian adalah SMK di Purwakarta. Alasan pemilihan SMK dijadikan lokasi penelitian adalah didasarkan pada pertimbangan fenomena yang yang sering muncul di sekolah ini yang telah dijabarkan didalam latar belakang yang banyak dialami oleh psereta didik, sehingga dalam pelaksanaan program belum ada secara spesifik mengenai pernikahan dan belum ada penelitian yang mendetail mengenai rancangan program yang baik yang mesti dilakukan dalam peningkatan pemahaman kehidupan pernikahan yang dilakukan oleh kelas XI yang akan diteliti yaitu di SMK di Purwakarta Tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel dan Populasi Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMK di Purwakarta dengan usia yang minimal 17 tahun.

Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel acak (random sampling), seluruh peserta didik yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap peserta didik memiliki peluang yang sama karena tidak mempengaruhi peserta didik lain.

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 307 berasal dari semua peserta didik Kelas XI yang terdiri dari 9 (sembilan) kelas yang dapat dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel No Kelas

Laki-laki

Perempuan Jumlah Usia 17


(18)

32

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan No Kelas

Laki-laki

Perempuan Jumlah Usia 17

2. XI AK-2 2 35 37 20

3. XI PM-1 1 29 30 15

4. XI PM-2 - 33 33 23

5. XI AP-1 - 37 37 19

6. XI AP-2 - 38 38 17

7. XI AP-3 - 41 41 23

8. XI UPW - 23 23 12

9 XI RPL 2 30 32 16

JML Populasi 5 302 307 -

JML Sampel 3 158 161 161

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik) dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2002: 12). Pada penelitian hasil yang diperoleh berupa angka yang digunakan untuk menganalisis variabel program bimbingan Pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang diungkap oleh instrument pemahaman kehidupan pernikahan. Analisis data tentang pemahaman kehidupan pernikahan kemudian dijadikan landasan penyusunan program bimbingan kelompok yang efektif untuk mengembangkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian bertujuan untuk menghasilkan gambaran umum mengenai memperoleh gambaran empirik tentang pemahaman kehidupan pernikahan; merumuskan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan pada remaja ( peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta).


(19)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Penelitian ini menggunakan metode deskripstif, yaitu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau mengggambarkan fenomena-fenomena pada saat sekarang, tanpa memperhatikan keadaan sebelumnya untuk kemudian dianalisis dan simpulkan (Margono, 2004:25). Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum yang ada dalam bimbingan pra-nikah sehingga dapat mencegah banyaknya penyimpangan-penyimpangan seksual maka pemahaman kehidupan pernikahan akan menjadi tinggi. Langkah berikutnya adalah mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan tidak mendalam untuk dijadikan acuan sebagai rancangan pembuatan program bimbingan pra-nikah yang dapat meningkatkan pemahaman dalam kehidupan pernikahan.

C. Definisi Operasional Variabel 1. Program bimbingan pra-nikah

Program bimbingan pra-nikah merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik SMK di Purwakarta dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai keterampilan yang bermakna tentang kehidupan pernikahan, sehingga timbul kesadaran pada paserta didik memiliki kesiapan diri yang matang untuk mamasuki kehidupan pernikahan dan berkeluarga.

Program bimbingan pra-nikah dirancang berdasarkan tugas perkembangan individu yaitu kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga dengan mempertimbangkan kesesuian isi program dengan kebutuhan layanan bimbingan, rumusan rasional program, landasan pengembangan program, asumsi, tujuan, fungsi, personel program, fasilitas pendukung, kegiatan dan topik bimbingan pra-nikah dan juga evaluasi program (Depdiknas, 2008: 219). Penyusunan program bimbingan paranikah ini sebagai acuan untuk mengetahui kesiapan diri peserta didik sehingga memiliki pandangan yang luas mengenai pernikahan. Kehidupan remaja adalah masa yang dijalani individu setelah melangsungkan pernikahan


(20)

34

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

secara resmi sesuia dengan hukum yang berlaku. Pemahaman kehidupan pernikahan berarti individu benar-benar mengetahui mengenai masa yang dialami/dijalani setelah menikah.

2. Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Pemahaman kehidupan pernikahan berupa kesiapan peserta didik SMK di Purwakarta dalam aspek pemikiran, mental dan fisik untuk memperoleh segenap informasi dan berusaha meningkatkan keterangan-keterangann yang diperlukan utuk memasuki gerbang pernikahan, yang ditandai dengan: (1) memahami Persiapan fisik/biologis dalam pernikahan, (2) memahami Persiapan mental/psikologis dalam pernikahan, (3) memahami Persiapan psikososial dalam pernikahan, dan (4) memahami persiapan spiritual dalam pernikahan

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kesiapaan diri untuk menikah sesuai dengan yang dikemukakan oleh WHO (Hawari, 2004:773), adalah sebagai berikut.

a. Aspek fisik/biologis, usia ideal menurut kesehatan dan program KB,maka

usia antara 20-25 tahun bagi wanita dan usia anatar 25-30 bagi pria, adalah masa yang paling baik untuk berumah tangga. Lazimnya usia pria lebih daripada usia wanita,perbedaan usia relatife sifatnya. Kondisi fisik yang hendak akan menuju pernikahan perlu dianjurkan untuk menjada kesehatan, baik jasmani maupun rohani

b. Aspek mental/psikologis, aspek mental/psikologis terkait dengan kematangan

kepribadian, merupakan faktor utama dalam pernikahan, pasangan yang berkepribadian matang dapat saling memberikan kebutuhan yang sangat penting bagi keharmonisan keluarga.

c. Aspek psikososial dan spiritual, agama persamaan agama penting stabilitas

rumah tangga, sementara perbedaan agama dalam satu keluarga dapat menimbulkan dampak yang merugikan, dan pada gilirannya dapat mengakibatkan disfungsi pernikahan. Latar belakang sosial keluarga, hal ini perlu diperhatikan apakah salah satu pasangan berasal dari keluarga


(21)

baik-Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

baik atau tidak, sebab latar belakang keluarga ini berpengaruh pada kepribadian anak yang dibesarkannya.

d. Aspek budaya atau adat istiadat, aspek ini perlu diperhatikan untuk

diketahui oleh masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan menyesuiakan diri. Pernikahan antara suku dan antara bangsa tidak menjadi halangan bagi agama islam, sepanjaang masing-masing seagama (islam). e. Pergaulan, dalam pergaulan pra-nikah hendaknya tetap diingat dan

mengindahkan nilai-nilai moral, etik, dan kaidah-kaidah agama. Dalam bergaul dan juga berbusana hendaknya tetap menjaga kesopanan dan tutup aurat, agar tidak menimbulkan rangsangan birahi, kesucian hendaknya terpelihara dan jangan sampai terjadi hubungan seksual sebelum menikah f. Pekerjaan dan Kodisi Materi; pernikahan tidak dapat bertahan hanya dengan

ikatan cinta dan kasih sayang, bila tidak ada materi yang mendukungnya. Adapun kebutuhan materi sifatnya relative disesuiakan dengan taraf pendidikan dan taraf sosial ekonomi dari masing-masing pihak.

D. Instrumen Penelitian

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi dilapangan dengan hal itu dibuat terlenbih dahulu kisi-kisi instrument antara lain sebagai berikut.

a) Pedoman kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen pemahaman kehidupan pernikahan pada remaja disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Aspek Indikator No Item

Memahami Kesiapan Fisik/Biologis

1) Memahami usia ideal untuk

menikah 1,2,3,4 4

2) Memahami kondisi fisik yang baik untuk menikah

5,6,7,8,9,10, 11,12,13, 14,15,16,


(22)

36

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Aspek Indikator No Item

Memahami Kesiapan Mental/Psikologis

1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita

17,18,

19,20,21 5

2) Memahami karakter kepribadian diri

22,

23,24,25,26 5 3) Memahami persiapan ilmu dan

taraf pendidikan

27,28,29,30,

31,32,33 7

Memahami Kesiapan Psikososial

1) Memahami perbedaan latar belakang sosial keluarga

34,35,36,37 4 2) Memahami latar belakang

budaya

38,39,40,41 4 3) Memahami nilai-nilai dan etika

dalam pergaulan

42,43,44,45,

46,47,48 7

4) Memahami pentingnya faktor perkerjaan dan kodisi materi lainnya

49,50,51,52,

53,54,55 7

Memahami Kesiapan Spiritual

1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah

56,57,58,59,

60,61,62 7

2) Memahami persamaan

kepercayaan

63,64,65,66, 67,68,69,70 8

Jumlah pernyataan 70

E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji kelayakan instrumen

Uji kelayakan instrumen melalui penimbangan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari aspek kesesuian item pernyataan dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.

Uji kelayakan Instrumen yang dilakukan oleh tiga pakar/dosen ahli dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Kritikan dan saran dari tiga dosen ahli dijadikan landasan penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Instrumen angket/ kuisioner pemahaman pernikahan hasil judgment dari dosen ahli PPB termuat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Judgment Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan


(23)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Memadai 1,2, 3, 4, 5,6,7,8,9,13,

14,15,16,17,19,24,26,31, 32, 34,

36,38,39,40,41, 49, 52, ,58,59,61,62,63,69,70

32

Revisi 5,9,20,21,22,23,

27,28,29,37,42,45,50,51,56,57,64,

17 Ganti 10,11,12,18,25,30,33,35,43,44,46,47,48,53,54

,55 60,65,66,67,68,

21

Tambah 2

Total item yang digunakan 55

Hasil uji kelayakan instrumen menunjukan terdapat 32 butir item yang dapat digunakan, 17 perlu direvisi, dan 21 harus diganti karena tidak relevan dengan indikator dan aspek pemahaman kehidupan pernikahan. Berdasarkan saran dari salah seorang dosen ahli yang menyebutkan perlu adanya perbaikan dalam hal kata-kata yang digunakan berupa penambahan mengethui, menginginkan, memahami dalam setiap butir instrumen yang digunakan dikarenakan instrumen berupa pemahaman dan pengetahuan akan kehidupan pernikahan. Dan diberikan tambahan 2 butir item pada aspek kesiapan psikososial. Dengan demikian jumlah soal yang dapat digunakan untuk instrumen pemahamann kehidupan pernikahan ialah sebanyak 55 item.

Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Kehidupan Pernikahan (Setelah Uji Judgment Instrumen)

Aspek Indikator No Item

Memahami Kesiapan Fisik/Biologis

1) Memahami usia ideal untuk

menikah 1,2,3,4 4

2) Memahami kondisi fisik yang baik untuk menikah

5,6,7,8,9,10,11,1

2,13 9

Memahami Kesiapan Mental/Psikologis

1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita

14,15,16,17,18

5 2) Memahami karakter kepribadian

diri

19,20,21,22

4 3) Memahami persiapan ilmu dan 23,24,25,26,27 5


(24)

38

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

taraf pendidikan

Memahami Kesiapan Psikososial

1) Memahami perbedaan latar belakang sosial keluarga

28,29,30,31,32

5 2) Memahami latar belakang

budaya

32,33,34,35,36

5 3) Memahami nilai-nilai dan etika

dalam pergaulan

37,38,39,40,41

5 4) Memahami pentingnya factor

perkerjaan dan kodisi materi lainnya

42,43,44,45,46

5

Memahami Kesiapan Spiritual

1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah

47,48,49,50,51,5

2, 6

2) Memahami persamaan

kepercayaan

52,53,54,55

4

Jumlah pernyataan 55

2. Uji Keterbacaan Item

Uji keterbacaan item dilakukan dengan memberikan angket kepada sampel setara, yaitu 40 orang peserta didik kelas XI SMK. Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat di mengerti oleh peserta dikuasai SMK dan kemudian dilakukan uji validitas.

3. Pengajuan Validitas dan Reabilitas

Setelah melalui proses judgment kisi-kisi instrumen, selanjutnya instrumen diuji melalui dua tahap yaitu sebagai berikut.

1) Uji Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas butir item dilakukan terhadap seluruh item yang terdapat dalam angket pemahaman kehidupan pernikahan Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan mampu mengukur keterampilan sosial dan pribadi terutama dalam hal pemahaman kehidupan pernikahaan.


(25)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Uji validitas yang dilakukan terdiri atas uji validitas rasional dan empiris. Uji validitas rasional dilakukan oleh kelompok penilai terdiri dari dosen jurusan PPB yang berkompeten dibidangnya. Sebelum diuji cobakan, angket yang berisi 55 item dinilai oleh kelompok penilai menyangkut konstruk (construct), bahasa dan isi (content). Uji validitas empiris dilakukan dengan mengujicobakan angket hasil

judgement.

Penilaian oleh kelompok penilai dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut dapat digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukannya revisi pada item tersebut. Setelah melalui penilaian, angket kemudian direvisi dan dapat diujicobakan. Melalui pengujin secara manual menggunakan excel 2007 dengan menggunakan rumus-rumus tertentu.

Koefisien korelasi yang digunakan dalam pengujian validitas ini adalah diatas 0.30, hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Azwar (2011:

103) “suatu koefisien validitas dinyatakan lebih baik jika minimalnya koefisien

korelasi 0.30”. Oleh karena itu dalam penelitian ini suatu item dikatakan valid jika

koefisien korelasinya minimal 0.30. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Item Angket Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Signifikansi No Item Jml

Valid 2,3,7,8,9,16,17,18,20,21,24,27,28,29,30,32,33, 34,35,36,39,44,46,48,49,50,53,54,55

29 Tidak Valid 1,4,5,6,10,11,12,13,14,15,19,22,23,25,26,31,37

,38,40,41,42,43,45,47,51,52

26

Pengujian reliabilitas instrumen berkenaan dengan tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/tidak berubah-ubah (Karnoto, 2003: 7). Dikarenakan insturemen valid, maka data pun reliabel. Hal ini sesuai dengan


(26)

40

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

pernyataan Sugiyono (2010: 174) “...instrumen yang valid umumnya pasti

reliabel”.

Kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Pemahaman Kehidupan Pernikahan (Setelah Uji Validitas)

Aspek Indikator No Item

Memahami Kesiapan Fisik/Biologis

1) Memahami usia ideal untuk

menikah 2,3 2

2) Memahami kondisi fisik yang baik untuk menikah

7,8,9

3

Memahami Kesiapan Mental/Psikologis

1) Memahami karakteristik psikologi pria dan wanita

16,17,18 3 2) Memahami karakter kepribadian

diri

20,21

2 3) Memahami persiapan ilmu dan

taraf pendidikan

24,27

2

Memahami Kesiapan Psikososial

1) Memahami perbedaan latar belakang sosial keluarga

28,29,30,

32 4

2) Memahami latar belakang budaya

33,34,35,

36 4

3) Memahami nilai-nilai dan etika dalam pergaulan

39

1 4) Memahami pentingnya faktor

perkerjaan dan kodisi materi lainnya

44,46

2

Memahami Kesiapan Spiritual

1) Memahami makna pernikahan sebagai sarana ibadah

48,49,50 3

2) Memahami persamaan

kepercayaan

53,54,55 3

Jumlah pernyataan 29

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang


(27)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

berbeda. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Sugiyono, 2010: 257) Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa dari ke-55 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi internal) instrumen pemahaman kehidupan pernikahan sebesar 0.52 yang artinya semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah reliabel. Tingkat korelasi dan derajat keterandalan berada pada kategori cukup untuk instrumen pemahaman kehidupan pernikahan yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat tidak perlu direvisi dan Instrument ini memiliki 52% keajegannya dan 48% mengalami ketidak ajegan yang menyebabkan instrument ini sangat tergantung akan lokasi penelitian yang digunakan dan jumlah sample yang digunakan.

F. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu alat ukur berupa angket mengenai yang disusun berdasarkan pemahman kehidupan pernikahan dalam aspek pemahaman kesiapan fisik, pemahaman kesiapan mental atau psikologis, pemahaman kesiapan psikososial, dan pemahaman kesiapan spritual/agama. Angket pemahaman kehidupan pernikahan disebar terhadap seluruh populasi kelas XI yang secara usia 17 tahun di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.


(28)

42

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

1. Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan instrumen.

2. Mengecek kesiapan peserta didik yang menjadi sampel penelitian.

3. Membacakan petunjuk dan mempersilakan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.

G. Teknik Analisis Data

1) Verifikasi Data

Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah.

2) Penyekoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian ini disusun menggunakan skala Guttman sebagai tipe skala pengukuran untuk mengungkap konsep diri akademik peserta didik. Melalui pengukuran skala Guttman data yang diharapkan, diukur dan diperoleh dari responden berada dalam ukuran yang jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatau permasalahan yang ditanyakan. Data yang diperoleh berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif) (Sugiono, 2010: 139). Alat pengumpul data yang disusun adalah berupa angket. Angket ini berbentuk

pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak” (Forced Choice).

Penggunaan Forced Choice ini dipilih untu memperoleh gambaran yang tegas mengenai keadaan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik . jawaban

“Ya” untuk pernyataan yang sesuai dengan diri peserta didik dan jawaban “Tidak”

untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan diri peserta didik. Pemberian skor bergantung pada jawaban yang dipilih peserta didik dan sifat dari setiap


(29)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

pernyataan pada angket. Bila pernyataan bersifat positif, maka skor jawaban “Ya” adalah satu dan “Tidak” adalah nol. Sebaliknya jika pernyataan bersifat negatif, maka skor jawaban “Ya” adalah nol dan “Tidak” adalah satu seperti yang tertera dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kriteria Penyekoran Angket Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Bentuk Item Pola Skor

YA TIDAK

Positif 1 0

Negatif 0 1

3) Pengelompokan data untuk Pengembangan Program

Penentuan pengelompokan skor digunakan sebagai standarisasi dalam menafsirkan skor yang ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokan skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek maupun skor total instrumen. Untuk mengetahui empat katagori dalam pemahaman pernikahan dilakukan pembuatan katagori dengan langkah-langkah, sebagai berikut.

1) Menghitung skor total masing-masing responden.

2) Mengkonversi skor responden menjadi skor baku, dengan rumus:

Keterangan : � = skor responden yang hendak diubah menjadi skor T x = rata-rata skor kelompok

s = standar deviasi skor kelompok

(Azwar, 2011: 156) 3) Mengkonversi skor baku menjadi skor matang, dengan rumus:


(30)

44

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

50 = konstanta nilai tengah sebagai rata-rata 10 = konstanta standar deviasi

(Azwar, 2011: 156) 4) Mengelompokan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai

berikut

Tabel 3.9

Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang Skala skor Kategori Skor

X ≥μ + 1.0 ơ Tinggi

μ –1.0 ơ < X < μ + 1.0 ơ Sedang X ≤ μ –1.0 ơ Rendah

(Azwar, 2011: 109) Berdasarkan hasil perhitungan di atas, pengelompokan data untuk gambaran umum pemahaman kehidupan pernikahan sebagai berikut.

Tabel 3.10

Kualifikasi Skor Pemahaman Kehidupan Pernikahan

No. Skala skor Kategori Harga Diri

1 ≥ 60.01 Tinggi

2 40.01 – 60.00 Sedang

3 ≤ 40.00 Rendah

H. Prosedur Penelitian

Rancangan Prosedur Penelitian meliputi sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan di SMK Purwakarta yang dilaksanakan pada bulan Mei. 2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikan dengan dosen

pembimbing.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat


(31)

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan

Fakultas dan Rektor UPI, kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMK.

5. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang dosen ahli dari jurusan PPB pada bulan April 2013.

6. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik kelas XI SMK di Purwakarta pada bulan Mei 2013.

7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket pemahaman kehidupan pernikahan yang telah disebarkan Mei 2013.

8. Pembuatan program bimbingan pra-nikah hipotetik berdasarkan hasil analisis data deskriptif pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik.

9. Diskusi dengan dosen mengenai kelayakan program bimbingan hipotetik. 10. Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah

dilakukan, sehingga program layak dilaksanakan.

I. Penyusunan Program Bimbingan Pra nikah untuk Meningkatkan Pemahamaan Pernikahan

Proses penyusunan program bimbingan kelompok dalam penelitian terdiri dari tiga langkah, sebagai berikut.

1. Penyusunan Program

Penyusunan program dimulai dengan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh mengenai gambaran pemahaman pernikahan peserta didik di sekolah dan indikaor pemahaman pernikahan peserta didik. Gambaran indikator-indikator pemahaman pernikahan merupakan dasar dalam penyusunan program bimbingan kelompok untuk mengembangkan pemahaman pernikahan peserta didik. Penyusunan program terdiri dari aspek-aspek antara lain landasan penyusunan program, proses penyusunan program dan evaluasi program.


(32)

46

Nurul Khoeriyah, 2013

Program Bimbingan Pranikah Untuk Meningkat Pemahaman Kehidupan Pernikahan 2. Validasi Program

Selanjutnya setelah penyusunan program adalah melakukan validasi program yang telah disusun kepada pakar/dosen ahli program dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) dan praktisan Bimbingan dan Konseling SMK di Purwakarta . Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan perbaikan untuk menyusun program bimbingan kelompok untuk mengembangkan pemahaman kehidupan pernikahanpeserta didik. Proses validasi program diawali dengan proses penimbangan kisi-kisi penilaian uji. Program sebelum validasi terlampir.

3. Penyusunan Program Hipotetik

Penyusunan rumusan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatakan pemahaman pernikahan peserta didik, dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan hasil validasi program oleh dosen. Rumusan program bimbingan pra-nikah untuk meningkatkan pemahaman pernikahan serta didik menjadi rekomendasi bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.


(33)

86

Nurul Khoeriyah, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian mengenai pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik, dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum gambaran pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 sebagian besar berada pada kategori sedang, baik dilihat berdasarkan gambaran umum, aspek, maupun indikator. Pada setiap aspek yang ditampilkan pada pemahaman kehidupan yang memiliki 4 aspek dengan yang paling tinggi dimiliki oleh aspek pemahaman kesiapan mental, pemahaman kesiapan spritual, pemahaman kesiapan fisik, dan yang paling kecil dimiliki oleh aspek pemahaman kesiapan psikososial. Secara tingkat persentase ketercapaian skor peraspek dalam hal pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik dimiliki kategori tinggi yaitu memahami kesiapan spritual, memahami kesiapan mental, memahami kesiapan psikososial, dan yang terendah yaitu memahami kesiapan fisik.

2. Program bimbingan pranikah yang disusun dengan struktur program meliputi rasional, dasar dan landasan operasional, deskripsi kebutuhan, visi misi, tujuan, komponen program, personil yang dilibatkan, mekanisme kerja antar personel, rencana operasional, pengembangan tema, pengembangan satuan layanan, waktu pelaksanaan, evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.


(34)

87

Nurul Khoeriyah, 2013

Hasil penelitian menunjukkan gambaran umum pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik berada pada kategori sedang dengan tingkat persentase ketercapaian skor pemahaman kehidupan pernikahan berada pada kategori sedang. Namun dalam setiap aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat perkembangan yang berbeda dan tingkat pencapaian yang masih belum optimal.

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan dalam optimalisasi layanan bimbingan pranikah di salah satu SMK di Purwakarta. Program yang disususun merupakan program bimbingan pranikah yang diindikasi dapat meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik. Pemberian layanan program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik dimulai dengan pemahaman konselor mengenai kebutuhan peserta didik (need asessment).

Konselor diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan pranikah yang dilakukan melalui layanan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok sebagai komponen layanan dasar. Selain pada komponen layanan dasar, program bimbingan parnikah dapat juga dilaksanakan melalui layanan responsif yang ditujukan bagi peserta didik dengan tingkat pemahaman kehidupan pernikahan rendah, perencanaan individual dan kegiatan dukungan sistem diharapkan dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan peserta didik, guru mata pelajaran, wali kelas dan pihak yang terkait dalam mendukung keterlaksanaan program. Pelaksanaan program dilakukan secara terjadwal oleh konselor yang memahami konsep bimbingan pranikah serta pemahaman kehidupan pernikahan.

Evaluasi program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik dilakukan pada akhir pelaksanaan program dan konselor menyusun laporan kegiatan program yang telah dilakukan. Selain itu juga konselor diharapkan dalam pelaksanaan program yang telah dibuat oleh peneliti disesuiakan dengan SKLBK (Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling) pada tingkatan kelas XI yang pada tahun depan sudah menjadi kelas XII, dikarenakan peserta didik tidak mengetahuai mendalam dan hanya sebatas


(35)

Nurul Khoeriyah, 2013

mengetahui tidak mendetail dalam pemahaman kehidupan pernikahan yang akan dilaksanakan kelak pada kehidupan peserta didik selanjutnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yaitu:

a. Program yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh karena itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal.

c. Peneliti berikutnya dapat memilih skala sikap sehingga terlihat jelas pemahaman mengenai kehidupan pernikahan yang diberikan peserta didik dalam pengisian instrument sehingga akan terjadi kejujuran yang pasti.


(36)

89

Nurul Khoeriyah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Udik. (2004). Bila Hati Rindu Menikah. Yogyakarta: Pro U Media. Alizon. (1995). Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Ditelaah Dari Persepsi

Remaja Tentang Kualitas Perlakuan Orangtua Dan Guru. Tesis pada

pendidikan pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ali, Muhamad. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi Aksara.

Amini, Ibrahim. (1998). Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri. Bandung: Al Bayan.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Asmawi. Menelaah Kembali Hakekat Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia: http://www. badilag.net/.pdf. (04 Agustus 2012).

Azwar, Syaifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

BKKB Purwakarta. (2012). Data-data mengenai BKB & VIA Purwakarta. (Online) Tersedia http://www.bkb&viapurwakarta.co.id. (01 Desember 2011).

Departemen Agama Republik Indonesia. (1989). Al-Qur’an dan Terjemahannya

Juz 1-Juz 30. Surabaya: Jaya Sakti.

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Puskur

Balitbang

Farida, Euis. (2010). Model Bimbingan Kelompok Untuk Membantu Siswa

Mempersiapkan Diri Menghadapi Pernikahan Dan Berkeluarga Berdasarkan Pendekatan Perkembangan. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan

Gemari. Edisi 106. (Online). Tersedia http://www.gemari.or.id.pdf. (01 Desember 2011).

Gymnastiar, Abdullah. (2006). Sakinah Managemen Qalbu Untuk Keluarga. Bandung: Khas MQ.


(37)

90

Nurul Khoeriyah, 2013

Gymnastiar, Abdullah. (2005). AA GYM Dan Fenomena Daarut Tauhid:

Memperbaiki Diri Lewat Manajeman Qolbu. Bandung: Mizan.

Gymnastiar, Abdullah. (2004). Bekal Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia http:www.pikiranrakyat.com. (01 Desember 2011).

Hamzah, Hafizan. (2007). Komunikasi Eratkan Hubungan Keluarga. (Online). Tersedia http://intim.wordpress.com. (1 Mei 2013).

Hawari, Dadang. (2006). Marriage Counseling (Konsultasi Perkawian). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hawari, Dadang. (2004). Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Jogyajarta: Dana Bhakti Rima Yasa.

Hasan. (2003). Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Siraja. Himccyoo. (2012). Pilihan Hidup Antara Menikah Bekerja, Atau Melajutkan Studi Pada

Usia Transisi Remaja Akhir Ke Masa Dewasa. (Online). Tersedia

http://himcyoo.wordpress.co.id. (01 Mei 2013).

Husein, Muhammad Yusuf. (1994). Ahdaafu Alustri Fi Al Islam Wattiyaarati

Madhaaddzati. Alih Bahasa Salin Dasyarahil. Keluarga Muslim Dan Tantangannya. Jakarta: Gema Insani Press.

Hurlock, Elizabeth. (1994). Alih Bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo Psikologi

Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:

Erlangga.

Ibrahim, Zakariyyah. (2002). Psikologi Wanita (Alih Bahasa; Ghazi SaLoom). Bandung: Pustaka Hidayah.

Index. (2009). Pernikahan Beda Agama. (Online). Tersedia.

www.koranseputarindonesia.com. (01 Mei 2013)

Idris, Mohamad. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Karim, Bisyri Abdul. (2011). Konsep Pernikahan Dalam Hukum Pernikahan Di

Indonesia. Jurnal Ilmiah ishlah, 13,02,1410-9328.

Karnoto. (2003). Mengenal Analisis Anates. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.


(38)

91

Nurul Khoeriyah, 2013

Kartono. Kartini. (2006). Psikologi Wanita (Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita

Dewasa). Bandung: Mandar Maju.

Kenedi, Gusril. (2006). Model Konseling Pra-nikah Berorientasi Pengembangan

Konsep Diri. Disertasi pada Pendidikan Pascasarjana UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Kisyik. (1995). Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakinah. Bandung: Al Bayan.

Labib. (2007). Wanita Bertanya Islam Menjawab. Jakarta: Cahaya Regency. Latif. Nasrudin. (2005). Marriage Counseling: Problematika Seputar Rumah

Tangga. Bandung: Pustaka Hidayah.

Listiyah, Maesa. (2008). Pengembangan Program Bimbingan Pra-nikah Bagi

Mahasiswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung, Tidak Diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasaty. Nanda, Ropi. (2010). Bimbingan Pranikah Pada Remaja Untuk Meningkatkan

Kehidupan Pernikahan. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nasih, Abdulah. (2007). Menikahlah! Solusi dan Terapi Islam Menghadapi

Rintangan Menjelang Pernikahan. Jakarta: Qisti Press.

Nurikhsan, Ahmad Juntika. & Yusuf, Syamsu (2008). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Pcinu. (2011). Pentingnya Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia

http://pcinutaiwan,files,wodpress.com.pdf. (04 Agustus 2012).

Pikunas, Lustin. (1976). Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Puji. (2012). Persiapan Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia

http://pujiparcel.blogspot.com. (01 Mei 2013).

Remaja. Masalah Kesehatan Mental Emosional Remaja. (Online). Tersedia


(39)

92

Nurul Khoeriyah, 2013

Shvoong. Alasan Wanita Ingin Menikah. (Online). Tersedia

http://id.shovoong.com (01 Desember 2011).

Sugandhi, Nani. (2010). Kesiapan Diri Menghadapi Pernikahan. Tersedia

http://file.edu.direktori/FIP/JurPsikologiPendidikandanbimbingan/195708301 981012pdf. Jurnal UPI EDU.

Syarifuddin, Amir. (2009). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Suryah. (2008). Seks Pranikah Remaja. (Online). Tersedia

http://suryah90105.blogspot.com (01 Desember 2011).

Suarsa, Adi Irsan. (2011). Pacaran dan Pernikahan dalam Hukum Islam. Skripsi Universitas Syiah Kuala Darusalam Banda Aceh. Tersedia

http://nonobong.files.wordpress.com.pdf. 01 Desember 2011.

Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Walgito. (2007). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi. Wardah. (2012). Data-data BKB&VIA Jawa Barat. (Online). Tersedia

htttp://wardah.wordpress.com. (01 Desember 2012).

Willis, Sofyan. (2010). Remaja Dan Masalahnya (Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Seks Bebas, Dan Pemecahannya).

Bandung: Alfabeta.

Willis, Sofyan. (2003). Konseling Keluarga. Bandung: Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UPI Bandung.

Yusuf, Syamsu. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

---. (2012). Cara Beradaptasi di Lingkungan Baru. (Online). Tersedia


(40)

93


(1)

88

mengetahui tidak mendetail dalam pemahaman kehidupan pernikahan yang akan dilaksanakan kelak pada kehidupan peserta didik selanjutnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yaitu:

a. Program yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh karena itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan program bimbingan pranikah untuk meningkatkan pemahaman kehidupan pernikahan peserta didik.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada peserta didik kelas XI di salah satu SMK di Purwakarta, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti pada setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapatkan cenderung lebih optimal.

c. Peneliti berikutnya dapat memilih skala sikap sehingga terlihat jelas pemahaman mengenai kehidupan pernikahan yang diberikan peserta didik dalam pengisian instrument sehingga akan terjadi kejujuran yang pasti.


(2)

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Udik. (2004). Bila Hati Rindu Menikah. Yogyakarta: Pro U Media. Alizon. (1995). Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Ditelaah Dari Persepsi

Remaja Tentang Kualitas Perlakuan Orangtua Dan Guru. Tesis pada

pendidikan pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ali, Muhamad. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta; Bumi Aksara.

Amini, Ibrahim. (1998). Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri. Bandung: Al Bayan.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Asmawi. Menelaah Kembali Hakekat Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia: http://www. badilag.net/.pdf. (04 Agustus 2012).

Azwar, Syaifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

BKKB Purwakarta. (2012). Data-data mengenai BKB & VIA Purwakarta. (Online) Tersedia http://www.bkb&viapurwakarta.co.id. (01 Desember 2011).

Departemen Agama Republik Indonesia. (1989). Al-Qur’an dan Terjemahannya

Juz 1-Juz 30. Surabaya: Jaya Sakti.

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Puskur

Balitbang

Farida, Euis. (2010). Model Bimbingan Kelompok Untuk Membantu Siswa

Mempersiapkan Diri Menghadapi Pernikahan Dan Berkeluarga Berdasarkan Pendekatan Perkembangan. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan

Gemari. Edisi 106. (Online). Tersedia http://www.gemari.or.id.pdf. (01 Desember 2011).

Gymnastiar, Abdullah. (2006). Sakinah Managemen Qalbu Untuk Keluarga. Bandung: Khas MQ.


(3)

Gymnastiar, Abdullah. (2005). AA GYM Dan Fenomena Daarut Tauhid:

Memperbaiki Diri Lewat Manajeman Qolbu. Bandung: Mizan.

Gymnastiar, Abdullah. (2004). Bekal Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia http:www.pikiranrakyat.com. (01 Desember 2011).

Hamzah, Hafizan. (2007). Komunikasi Eratkan Hubungan Keluarga. (Online). Tersedia http://intim.wordpress.com. (1 Mei 2013).

Hawari, Dadang. (2006). Marriage Counseling (Konsultasi Perkawian). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hawari, Dadang. (2004). Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.

Jogyajarta: Dana Bhakti Rima Yasa.

Hasan. (2003). Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Siraja. Himccyoo. (2012). Pilihan Hidup Antara Menikah Bekerja, Atau Melajutkan Studi Pada

Usia Transisi Remaja Akhir Ke Masa Dewasa. (Online). Tersedia

http://himcyoo.wordpress.co.id. (01 Mei 2013).

Husein, Muhammad Yusuf. (1994). Ahdaafu Alustri Fi Al Islam Wattiyaarati

Madhaaddzati. Alih Bahasa Salin Dasyarahil. Keluarga Muslim Dan Tantangannya. Jakarta: Gema Insani Press.

Hurlock, Elizabeth. (1994). Alih Bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo Psikologi

Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:

Erlangga.

Ibrahim, Zakariyyah. (2002). Psikologi Wanita (Alih Bahasa; Ghazi SaLoom). Bandung: Pustaka Hidayah.

Index. (2009). Pernikahan Beda Agama. (Online). Tersedia.

www.koranseputarindonesia.com. (01 Mei 2013)

Idris, Mohamad. (1996). Hukum Perkawinan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Karim, Bisyri Abdul. (2011). Konsep Pernikahan Dalam Hukum Pernikahan Di

Indonesia. Jurnal Ilmiah ishlah, 13,02,1410-9328.

Karnoto. (2003). Mengenal Analisis Anates. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.


(4)

91

Kartono. Kartini. (2006). Psikologi Wanita (Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita

Dewasa). Bandung: Mandar Maju.

Kenedi, Gusril. (2006). Model Konseling Pra-nikah Berorientasi Pengembangan

Konsep Diri. Disertasi pada Pendidikan Pascasarjana UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Kisyik. (1995). Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakinah. Bandung: Al Bayan.

Labib. (2007). Wanita Bertanya Islam Menjawab. Jakarta: Cahaya Regency. Latif. Nasrudin. (2005). Marriage Counseling: Problematika Seputar Rumah

Tangga. Bandung: Pustaka Hidayah.

Listiyah, Maesa. (2008). Pengembangan Program Bimbingan Pra-nikah Bagi

Mahasiswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung, Tidak Diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasaty. Nanda, Ropi. (2010). Bimbingan Pranikah Pada Remaja Untuk Meningkatkan

Kehidupan Pernikahan. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nasih, Abdulah. (2007). Menikahlah! Solusi dan Terapi Islam Menghadapi

Rintangan Menjelang Pernikahan. Jakarta: Qisti Press.

Nurikhsan, Ahmad Juntika. & Yusuf, Syamsu (2008). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Pcinu. (2011). Pentingnya Pernikahan Dalam Islam. (Online). Tersedia

http://pcinutaiwan,files,wodpress.com.pdf. (04 Agustus 2012).

Pikunas, Lustin. (1976). Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

Puji. (2012). Persiapan Menuju Pernikahan. (Online). Tersedia

http://pujiparcel.blogspot.com. (01 Mei 2013).

Remaja. Masalah Kesehatan Mental Emosional Remaja. (Online). Tersedia


(5)

Shvoong. Alasan Wanita Ingin Menikah. (Online). Tersedia

http://id.shovoong.com (01 Desember 2011).

Sugandhi, Nani. (2010). Kesiapan Diri Menghadapi Pernikahan. Tersedia

http://file.edu.direktori/FIP/JurPsikologiPendidikandanbimbingan/195708301 981012pdf. Jurnal UPI EDU.

Syarifuddin, Amir. (2009). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Suryah. (2008). Seks Pranikah Remaja. (Online). Tersedia

http://suryah90105.blogspot.com (01 Desember 2011).

Suarsa, Adi Irsan. (2011). Pacaran dan Pernikahan dalam Hukum Islam. Skripsi Universitas Syiah Kuala Darusalam Banda Aceh. Tersedia

http://nonobong.files.wordpress.com.pdf. 01 Desember 2011.

Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Walgito. (2007). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi. Wardah. (2012). Data-data BKB&VIA Jawa Barat. (Online). Tersedia

htttp://wardah.wordpress.com. (01 Desember 2012).

Willis, Sofyan. (2010). Remaja Dan Masalahnya (Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja Seperti Narkoba, Seks Bebas, Dan Pemecahannya).

Bandung: Alfabeta.

Willis, Sofyan. (2003). Konseling Keluarga. Bandung: Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UPI Bandung.

Yusuf, Syamsu. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Kesesuaian Isi Modul Akuntansi Keuangan Terbitan Erlangga yang Digunakan di SMK Trunojoyo Jember Jurusan Akuntansi Kelas XI Semester Ganjil Ditinjau dari Tuntutan SK-KD dan Aspek Penyajian Tahun Ajaran 2013-2014

0 12 8

Analisis Variabel Kesulitan Belajar Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Ayat Jurnal Penyesuaian (Pada Siswa IPS Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI PROGRAM

0 5 14

ENGARUH PEMAHAMAN MATERI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

0 6 6

Implementasi Metode Role Playing Pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN Ajung 03 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 4 5

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

0 1 15

OPTIMALISASI MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN ANION SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANALIS KIMIA SMK NEGERI I BONTANG Penelitian Tindakan Kelas Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

0 0 60

Stagnansi Confidence Building Measures Sebagai Salah Satu Instrumen Penyelesaian Konflik di Asia Tenggara Tahun 1994-2014

0 0 20

Pengaruh Praktik Kerja di Unit Produksi dan Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja pada Siswa Kelas XI di SMK N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 16

PENGARUH PEMAHAMAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SMK PONTREN DARUSSALAM DEMAK

0 0 14