Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok
Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH
ESTY YULISTYAWATI
NIM. 107016100952

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H


ABSTRAK

Esty Yulistyawati., 107016100952. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan
Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah
Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013). Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran biologi pada konsep jaringan tumbuhan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team-Achievement Division (STAD).
Penelitian ini dilaksanakan di MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang
Tahun Ajaran 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA yang berjumlah 28 orang, yang terdiri
dari 7 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes hasil belajar yang berupa tes objektif berbentuk pilihan

ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
hasil belajar biologi siswa. Rata-rata hasil belajar biologi siswa pada siklus 1
sebesar 72,75 menjadi 82,29 pada siklus 2. Dari 28 siswa, pencapaian KKM
mengalami peningkatan yaitu pada siklus 1 sebanyak 21 siswa (75%) menjadi 28
siswa (100%) pada siklus 2. Hal ini jelas menunjukkan bahwa hasil belajar biologi
siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Dengan demikian, siklus 2
sudah memenuhi indikator pencapaian hasil (IPH), karena persentase kelas telah
mencapai 100%.
Kata kunci: Student Team-Achievement Division (STAD), Hasil Belajar Biologi,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

i

ABSTRACT

Esty Yulistyawati., 107016100952. Improving the Learning Outcomes of
Students Biology by Cooperative Learning Model STAD Type on Plant Tissues
Concept (Classroom Action Research in XI Sains Class MA Jamiyyah

Islamiyah Pondok Aren Tangerang School Year 2012-2013). BA Thesis, Biology
Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of
Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
The aim of this research is to improve student learning outcomes after
participating in the biology learning process on plant tissues concept by
cooperative learning model of Student Team-Achievement Division (STAD) type.
This research was conducted at MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang
School Year 2012-2013. The research method that was used is classroom action
research (PTK) that was done two cycles. Each cycle consisted of four stages,
such as planning, action, observation and reflection. The subjects of this research
were students of XI-Sains class which amounted to 28 people, consisting of 7
students were male and 21 female students. Multiple choice objective test that had
been tested its validity and reliability used as research instrument.
The results of this research showed that the application of cooperative learning
model Student Team-Achievement Division (STAD) type can improve the results
of students biology learning. The average outcome of the students biology
learning in cycle 1 is 72,75 became 82,29 in cycle 2. From 28 students,
achievement of the KKM experienced increasing that was 21 student (75%) in
cycle 1 to 28 students (100%) in cycle 2. This obviously showed that the results of

students biology learning have experienced improving from cycle 1 to cycle 2.
Thus, the cycle 2 had full the indicator results achievement (IPH), as a percentage
of the class had achieved 100%.
Keywords: Student Team-Achievement Division (STAD), Biology Learning
Outcome, Classroom Action Research (PTK)

ii

KATA PENGANTAR
   
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan berbagai macam nikmat, karunia dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
Allah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan
berbagai pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1.


Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Baiq Hana Susanti, M.Sc. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si. Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing,
mendidik, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.

4.

Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA. Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing, mendidik, memberikan saran, masukan serta mengarahkan
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.


5.

Dr. Zulfiani, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang selalu
memberikan

masukan

serta

motivasinya,

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
6.


Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd. Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Pendidikan
Biologi kelas A.

iii

7.

Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPA khususnya Pendidikan Biologi
yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis,
semoga ilmu yang diberikan mendapat keberkahan dan bermanfaat.

8.

H. Baharuddin, S.Ag. Selaku Kepala Madrasah Aliyah Jamiyyah Islamiyah
Pondok Aren yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.

9.

Sumiati, S.Pd. Selaku guru bidang studi biologi di MA Jamiyyah Islamiyah

Pondok Aren yang telah memberikan kontribusinya selama penelitian
berlangsung.

10. Teristimewa keluargaku tercinta, Ayahanda (Toton Junaedi), Ibunda
(Marwati) dan Adik-adik (Erwan dan Jibran) juga keluarga besar baik dari
Ayahanda dan Ibunda, yang tak henti-hentinya mendoakan dan memotivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku (Tris, Ayu, Adit, Anugrah, Fuji, Djubaidah, Khoir, Ka
Srie, Ka Mega, Gita), teman-teman di Pendidikan Biologi ’07, teman-teman
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan juga murid-muridku di TPA
Pondok Surya Ciledug Tangerang yang selalu memberikan dukungan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada
dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat dan
dapat dijadikan masukan bagi guru IPA dan mahasiswa sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
Jakarta, November 2013

Penulis


iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .........................................................................................................

i

ABSTRACT. .......................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................

iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................

v


DAFTAR TABEL .............................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................


1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian........................................

5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ......................................................

6

D. Perumusan Masalah Penelitian ....................................................

7

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .......................................

7

KAJIAN

TEORETIK,

PENGAJUAN

KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .................................

9

1. Model Pembelajaran Kooperatif ...........................................

9

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. ........................

10

a. Konsep-konsep

Student

Team

Achievement

Division

(STAD) ............................................................................

10

b. Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran STAD ............

12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
STAD. ............................................................................

16

d. Evaluasi Pembelajaran STAD. ........................................

18

3. Belajar ...................................................................................

19

a. Pengertian Belajar ...........................................................

19

v

b. Hasil Belajar ....................................................................

20

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. ..........

23

d. Hasil Belajar Biologi. ......................................................

26

e. Pengukuran Hasil Belajar. ...............................................

26

f. Hubungan STAD dengan Hasil Belajar Biologi. ............

27

4. Penelitian Tindakan Kelas.....................................................

28

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ............................

28

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ..................................

29

c. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas ......................

30

B. Hasil Penelitian yang Relevan .....................................................

31

C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan. ...............................

32

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

34

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................

34

C. Subjek Penelitian .........................................................................

39

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................

39

E. Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................

39

1. Penelitian Awal .....................................................................

39

a. Wawancara kepada Guru dan Siswa ...............................

39

b. Observasi Kegiatan Belajar Mengajar ............................

40

2. Siklus I ..................................................................................

40

a. Perencanaan.....................................................................

40

b. Tindakan..........................................................................

40

c. Observasi .........................................................................

41

d. Refleksi ...........................................................................

42

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...............................

42

G. Data dan Sumber Data .................................................................

42

H. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................

43

I.

43

Instrumen Pengumpulan Data .....................................................

vi

1. Instrument Tes .......................................................................

43

2. Instrument Non Tes ...............................................................

45

a. Lembar Wawancara ........................................................

45

b. Lembar Observasi. ..........................................................

46

c. Jurnal (Catatan) Harian. ..................................................

47

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..........................................

48

1. Validitas ................................................................................

48

2. Reliabilitas ............................................................................

49

3. Tingkat Kesukaran ................................................................

50

4. Daya Beda .............................................................................

51

K. Analisis Data dan Interpretasi Data .............................................

52

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................

53

J.

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................

54

1. Penelitian Awal .....................................................................

54

2. Siklus 1 ..................................................................................

56

a. Perencanaan.....................................................................

56

b. Tindakan..........................................................................

56

c. Observasi. ........................................................................

58

d. Refleksi. ..........................................................................

63

e. Keputusan. .......................................................................

64

3. Siklus 2 ..................................................................................

65

a. Perencanaan.....................................................................

65

b. Tindakan..........................................................................

65

c. Observasi. ........................................................................

67

d. Refleksi. ..........................................................................

71

e. Keputusan. .......................................................................

72

B. Analisis Data ...............................................................................

72

Analisis N-gain Siklus 1 dan 2....................................................

72

C. Pembahasan .................................................................................

73

vii

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................

75

B. Implikasi. .....................................................................................

75

C. Saran-Saran..................................................................................

75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

76

LAMPIRAN .......................................................................................................

79

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan Individu ..................................

15

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok .........................................................

16

Tabel 2.3 Penjabaran Sistematik Tahapan STAD ...............................................

16

Tabel 2.4 Identifikasi Proses Tipe Kognitif Menurut Taksonomi Bloom. .........

23

Tabel 3.1 Rancangan Siklus Penelitian ...............................................................

37

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data ........................................................................

42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penulisan Instrumen Siklus 1 ...............................................

44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penulisan Instrumen Siklus 2 ...............................................

45

Tabel 3.5 Indikator Pembelajaran STAD. ...........................................................

47

Tabel 3.6 Indikator Jurnal Harian Siswa. ............................................................

48

Tabel 4.1 Dokumen Catatan Lapangan Siklus 1. ................................................

57

Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Guru Siklus 1....................

58

Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Belajar Siswa Siklus 1...................................

59

Tabel 4.4 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus 1. ....................................................

61

Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Siklus 1. ....................................................

62

Tabel 4.6 Nilai N-gain Siklus 1. .........................................................................

63

Tabel 4.7 Tindakan Perbaikan Siklus 1. .............................................................

64

Tabel 4.8 Dokumen Catatan Lapangan Siklus 2. ................................................

66

Tabel 4.9 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Guru Siklus 2. ...................

67

Tabel 4.10 Hasil Observasi Proses Belajar Siswa Siklus 2. ................................

68

Tabel 4.11 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus 2. ..................................................

69

Tabel 4.12 Hasil Pretest dan Posttest Siklus 2. ...................................................

70

Tabel 4.13 Nilai N-gain Siklus 2. .......................................................................

71

Tabel 4.14 Katagori N-gain pada Siklus 1 dan 2. ...............................................

72

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Kognitif (Taksonomi Bloom) .................................................

21

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas ...................................................

36

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Rata-Rata Nilai N-Gain Siklus 1 dan 2. ..........

72

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Siklus 1...........................................

79

Lampiran 2. Instrumen Penelitian Siklus 1 .........................................................

91

Lampiran 3. Jawaban Instrument Penelitian Siklus 1 .........................................

98

Lampiran 4. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Siklus 1 .......................................

99

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .................................

100

Lampiran 6. Instrumen Pretest dan Posttest Siklus 1 .........................................

114

Lampiran 7. Jawaban Instrument Pretest dan Posttest Siklus 1 .........................

119

Lampiran 8. Kisi-kisi Penulisan Instrumen Siklus 2...........................................

120

Lampiran 9. Instrumen Penelitian Siklus 2 .........................................................

132

Lampiran 10. Jawaban Instrument Penelitian Siklus 2 .......................................

139

Lampiran 11. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Siklus 2 .....................................

140

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ...............................

141

Lampiran 13. Instrumen Pretest dan Posttest Siklus 2 .......................................

155

Lampiran 14. Jawaban Instrument Pretest dan Posttest Siklus 2 .......................

160

Lampiran 15. Lembar Pedoman Wawancara Guru. ............................................

161

Lampiran 16. Hasil Wawancara Guru (Sebelum Penelitian). .............................

162

Lampiran 17. Hasil Wawancara Guru (Setelah Penelitian) ................................

165

Lampiran 18. Lembar Pedoman Wawancara Siswa ...........................................

167

Lampiran 19. Hasil Wawancara Siswa (Sebelum Penelitian). ............................

168

Lampiran 20. Hasil Wawancara Siswa (Setelah Penelitian). ..............................

170

Lampiran 21. Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Guru .......................

172

Lampiran 22. Lembar Observasi Proses Belajar Siswa ......................................

173

Lampiran 23. Lembar Kuis Individu Siklus 1. ....................................................

174

Lampiran 24. Jawaban Kuis Individu Siklus 1 ...................................................

182

Lampiran 25. Lembar Kuis Individu Siklus 2. ....................................................

183

Lampiran 26. Jawaban Kuis Individu Siklus 2. ..................................................

189

Lampiran 27. Lembar Skor Kuis Siklus 1...........................................................

190

Lampiran 28. Lembar Skor Kuis Siklus 2...........................................................

191

xi

Lampiran 29. Lembar Jurnal Harian Siswa.........................................................

192

Lampiran 30. Rekapitulasi Hasil Jurnal Harian Siklus 1. ...................................

193

Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Jurnal Harian Siklus 2. ...................................

194

Lampiran 32. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Siklus 1. .......................

195

Lampiran 33. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Siklus 2. .......................

203

Lampiran 34. Rekapitulasi Data Analisis N-Gain Siklus 1 ................................

211

Lampiran 35. Rekapitulasi Data Analisis N-Gain Siklus 2 ................................

212

Lampiran 36. Lembar Kerja Siswa Siklus 1. ......................................................

213

Lampiran 37. Lembar Kerja Siswa Siklus 2. ......................................................

229

Lampiran 38. Jawaban Lembar Kerja Siswa Siklus 1-2. ....................................

243

Lampiran 39. Rekapitulasi Nilai LKS Siklus 1-2. ..............................................

250

Lampiran 40. Rekapitulasi Cara Penilaian (Pretest-Posttest, LKS, dan Kuis
Individu) Siklus 1-2. ......................................................................

251

Lampiran 41. Foto Kegiatan Pembelajaran Kelas Model STAD Siklus 1 dan
Siklus 2. .........................................................................................

xii

252

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan

merupakan

salah

satu

pondasi

yang

menentukan

ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan pun dapat
diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non
formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin
sehingga dapat mencetak generasi muda bangsa yang cerdas, terampil, dan
bermoral tinggi.
Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan. Adapun
tujuan pendidikan di Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam UndangUndang tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 yang berbunyi:1
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
membenahi keseluruhan proses belajar mengajar. Dalam keseluruhan proses
belajar mengajar tersebut terjadi interaksi antara berbagai komponen
pendidikan. Masing-masing komponen pendidikan saling melengkapi dan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya,
salah satunya adalah hasil belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar yang terselenggara di suatu lembaga
formal (sekolah), sering terjadi perbedaan hasil belajar siswa. Hal ini
1

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI no. 74 Tahun 2008
tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2011), Cet. V, h. 64.

1

2

disebabkan adanya perbedaan individual antara siswa yang satu dengan yang
lain. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar siswa. Secara global, ada tiga macam faktor yang mempengaruhi
belajar siswa yaitu:2 (1) faktor internal diantaranya aspek jasmani dan rohani,
faktor jasmani seperti kondisi tubuh dan faktor rohani seperti tingkat
kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan
motivasi siswa. (2) faktor eksternal seperti kondisi lingkungan di sekeliling
siswa, (3) faktor pendekatan belajar siswa (approach to learning), merupakan
jenis upaya belajar siswa yang mencakup strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan
mempengaruhi satu dengan yang lain.
Cara-cara yang dapat ditempuh seorang guru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa diantaranya adalah menjalin keakraban dengan siswa,
menyajikan materi dengan menyenangkan agar mudah dipahami siswa,
menggunakan

media

sebagai

alat

bantu

dalam

pembelajaran,

dan

menggunakan variasi model pembelajaran. Selain itu, cara yang dapat
dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah meyakinkan
para siswa tentang manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari materi yang
sedang dipelajari. Dengan meyakini manfaat-manfaat dari materi tersebut,
siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah muncul
sikap positif terhadap materi tersebut yang menjadikan siswa lebih aktif lagi
dalam belajarnya sehingga siswa dapat meningkatkan hasil akhir yang
memuaskan.3
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti didapatkan
bahwa banyak siswa yang terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru pada
saat materi biologi diterangkan, pada saat guru menerangkan materi biologi
sedikit sekali siswa yang mau bertanya (siswa kurang aktif dalam
pembelajaran biologi), pada saat penugasan kelompok masih banyak siswa
yang saling mengandalkan dalam pengerjaan tugas, dan pada saat guru
2

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 129.
3
Ibid., h. 133.

3

memberikan test berupa ulangan harian masih banyaknya siswa yang tidak
percaya diri dalam mengerjakan soal-soal dengan sendiri (masih banyak siswa
yang mencontek).
Dan pada saat peneliti mewawancarai guru bidang studi biologi dan
siswa kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Tahun Ajaran 2012-2013
diperoleh hasil, bahwa siswa menganggap pelajaran biologi adalah pelajaran
yang umumnya dirasa sukar untuk dipelajari karena terdapat banyak hapalan
sehingga siswa akan merasa malas dan bosan untuk mempelajari materi
tersebut, belum lagi materi-materi biologi banyak yang menggunakan bahasa
ilmiah sehingga siswa sulit untuk memahaminya, tidak adanya laboratorium
IPA

untuk

mendukung

dalam

melakukan

praktikum,

dan

guru

mengungkapkan bahwa konsep jaringan tumbuhan adalah konsep yang
membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga pada konsep ini banyak
siswa yang setiap tahunnya mendapatkan hasil belajar yang kurang dari KKM
yang telah ditentukan, ini terlihat dari hasil ulangan siswa kelas XI IPA tahun
lalu yaitu pada tahun ajaran 2011-2012 pada konsep jaringan tumbuhan belum
sepenuhnya mencapai KKM yang ditetapkan yakni 62, hanya 47,8% dari 23
siswa yang mampu lulus di atas KKM. Hal yang sama juga dialami oleh siswa
kelas XI IPA pada tahun ajaran 2010-2011, yaitu hasil belajar siswa pada
konsep tersebut belum sepenuhnya mencapai KKM yang ditetapkan yakni 60,
hanya 35% dari 20 siswa yang mampu lulus diatas KKM. Selain itu, model
pembelajaran yang selalu diterapkan guru bersifat konvensional, karena
apabila diterapkannya model-model pembelajaran terlalu rumit dan banyak
menyita waktu, sehingga guru tidak pernah menggunakan variasi model dalam
pembelajaran. Oleh karena itu banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar
yang kurang dari KKM yang telah ditetapkan. Dan cara yang ditempuh guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang kurang dari KKM yaitu dengan
mengadakan remedial berupa soal-soal yang serupa dengan sebelumnya.
Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan
dianggap sangat inovatif untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
Model pembelajaran apapun dapat diterapkan, yang paling penting adalah

4

bagaimana model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar
biologi siswa. Dengan melihat masalah-masalah yang terjadi pada saat
dilakukkannya observasi dan wawancara maka salah satu model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa adalah model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD), karena model
STAD

ini

memiliki

tahapan-tahapan

dimana

setiap

tahapan

dapat

memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas tersebut. Dengan gagasan
utama yang dimiliki STAD yaitu memotivasi siswa agar dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang
diajarkan oleh guru.4 STAD digunakan agar para siswa yang pertama kali
menggunakan model di dalam pembelajaran tidak merasa kesulitan dan mudah
dalam memahaminya, karena STAD ini masih mengadopsi pengajaran secara
konvensional yaitu dengan guru diberikan waktu presentasi yang lebih banyak
untuk menjelaskan materi di dalam kelas, hanya bedanya pada presentasi kelas
guru lebih berfokus pada unit STAD dibandingkan dengan pengajaran biasa
(konvensional).5 Dan STAD merupakan salah satu metode kooperatif yang
paling sederhana dan disarankan bagi guru yang pertama kali akan
menggunakan model pembelajaran kooperatif, hendaknya menggunakan tipe
STAD. Hal ini dikarenakan model tersebut mudah untuk dipraktekkan dalam
pembelajaran di kelas.6
Pembelajaran ini diawali dengan penyajian (presentasi kelas), kegiatan
kelompok, tes individual, pemberian skor peningkatan (kemajuan) individual
dan pengakuan kelompok (rekognisi tim). Dalam pembelajaran ini kelompok
siswa bekerja sebagai sebuah tim yang memiliki tujuan sama. Dengan
demikian, kelompok siswa bekerja sama dalam tim mereka untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah mencapai tujuan, yakni menguasai pelajaran
tersebut.

4

Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Terj.dari Cooperative
Learning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008),
Cet. I, h. 12.
5
Ibid., h. 143-144.
6
Ibid., h. 143.

5

Rai dalam jurnal yang berjudul Effect of Student’s Team Achievement
Division (STAD) on Academic Achievement of Students, yang dikutip Gul
Nazir Khan menyebutkan bahwa STAD adalah satu dari banyak strategi dalam
Cooperative Learning yang memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Diantara beberapa keunggulan STAD adalah sebagai berikut:7
1. STAD adalah model pembelajaran, dimana terdapat interaksi yang baik
diantara siswa. Karena dengan ini, siswa dibentuk kelompok kecil dan
siswa diajarkan untuk mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan
pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
2. STAD dapat meningkatkan sikap positif diantara para siswa dalam
pembelajaran dikelas yaitu dengan siswa saling mengajarkan materi yang
belum dipahami teman sekelompoknya.
3. STAD dapat menambah harga diri siswa karena menghasilkan pencapaian
belajar siswa yang tinggi dengan cara pemberian skor peningkatan baik
individual maupun kelompok.
4. STAD juga dapat membantu meningkatkan keterampilan/kemampuan
dalam diri masing-masing siswa.
Dari keunggulan model STAD diatas dapat dilihat bahwa model STAD
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
biologi. Guna membuktikan hal tersebut, maka diperlukan studi penelitian
lebih lanjut, untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai model STAD dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
biologi siswa dengan mengangkatnya ke dalam judul skripsi, yaitu:
“Peningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan.”

Gul Nazir Khan, Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic
Achievement of Students, Canadian Center of Science and Education, 7, 2011, p. 212.
7

6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru pada saat materi biologi
diterangkan.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran biologi.
3. Siswa saling mengandalkan dalam pengerjaan tugas kelompok.
4. Siswa kurang percaya diri dengan pekerjaan sendiri (masih banyak yang
menyontek).
5. Siswa merasa malas dan bosan terhadap pelajaran biologi.
6. Siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran biologi.
7. Tidak adanya laboratorium IPA di sekolah tersebut.
8. Konsep jaringan tumbuhan yang dianggap sulit karena butuh pemahaman
yang mendalam.
9. Guru tidak pernah menggunakan variasi model dalam pembelajaran.
10. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada
konsep jaringan tumbuhan di kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah
Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dibatasi pada aspekaspek berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif tipe Student
Team Achievement Division (STAD).
2. Kajian materi penelitian mengenai konsep jaringan tumbuhan.
3. Hasil belajar yang diukur didasarkan pada aspek kognitif. Aspek kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom yang mencakup jenjang C1-C4.

7

D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan fokus penelitian, maka perumusan masalah
penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada konsep jaringan tumbuhan di
kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran
2012-2013?”
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk “Meningkatkan hasil belajar siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran biologi pada konsep jaringan
tumbuhan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.”
2. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Bagi Para Siswa
1) Dengan menggunakan model STAD, keaktifan siswa dalam belajar
dan mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok lebih baik dan
meningkat.
2) Keberanian siswa dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat, ide
dan saran meningkat.
3) Siswa lebih mudah dalam menerima mata pelajaran biologi.
4) Partisispasi siswa dalam proses pembelajaran biologi dapat
ditingkatkan.
5) Siswa mendapat hasil akhir yang memuaskan dalam konsep jaringan
tumbuhan.
b. Bagi Guru
1) Proses belajar mengajar pada mata pelajaran biologi tidak lagi
berjalan secara monoton.
2) Ditemukannya model pembelajaran yang tepat.
3) Model yang digunakan tidak lagi bersifat konvensional, tetapi lebih
bersifat variatif dan inovatif.

8

4) Dapat memberikan informasi yang bisa dijadikan referensi untuk
meningkatkan hasil belajar biologi melalui pendekatan kooperatif.
5) Kualitas pembelajaran biologi meningkat.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
baik dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka pembelajaran
biologi pada khususnya.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu dasar dan
masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.
e. Bagi pembaca
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadi
referensi untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas.

BAB II
KAJIAN TEORETIK, PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Teknik dalam pembelajaran kooperatif di dalam budaya Indonesia
adalah gotong royong. Anggotanya mempunyai kesamaan tujuan dan
saling ketergantungan satu dengan yang lainnya.1 Pembelajaran kooperatif
yaitu strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan
keahlian heterogen, dan di dalam kelompok kecil tersebut siswa samasama belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang
optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.2
Ada

beberapa

jenis

pembelajaran

kooperatif

yang

berhasil

dikembangkan para peneliti pendidikan di Universitas John Hopkins,
diantaranya adalah STAD (Student Teams Achievement Division)
merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk
dipraktekkan, terdiri dari 4-5 orang yang berbeda baik dalam kemampuan
dan jenis kelamin.3 Dan gagasan utama STAD adalah memotivasi siswa
agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menguasai materi yang sedang diajarkan.4 JIGSAW memiliki lima
tahapan, diantaranya siswa membaca dan mengkaji bahan ajar, diskusi ahli
dari masing-masing tim, diskusi dalam satu tim, tes, dan penguatan dari
guru.5 TGT (Team Games Tournament), hampir sama dengan STAD,

1

Suprayekti, Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Pendidikan Penabur,
7, 2006, h. 89.
2
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Press 2009), Cet. I, h. 130.
3
Ibid., h. 137.
4
Robert E. Slavin, Cooperative Learning teori, riset dan praktik, Terj.dari Cooperative
Learning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008),
Cet. I, h. 12.
5
Zulfiani, loc. cit.

9

10

hanya berbeda pada saat kuis, pada TGT tidak menggunakan kuis,
melainkan menggunakan turnamen atau lomba untuk berkompetisi
bersama kelompok yang lain dan TGT memiliki beberapa tahapan
diantaranya, Identifikasi masalah, pembahasan masalah dalam kelompok,
presentasi hasil bahasan kelompok (turnamen), dan penguatan dari guru.
TAI (Team Accelerated Intruction), merupakan teknik penggabungan
metode belajar kelompok dengan belajar secara individu. CIRC
(Cooperative Integrated Reading & Composition), merupakan teknik yang
sejenis dengan TAI, tetapi CIRC lebih ditekankan pada pengajaran
membaca, menulis, dan tata bahasa. Dan aktivitas CIRC terdiri dari siswa
melaksanakan intruksi dari guru, latihan kelompok, asesmen awal
kelompok dan kuis.6
2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
a. Konsep-konsep Student Team Achievement Division (STAD)
STAD pertama kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan
rekan-rekannya di Universitas John Hopkins. STAD merupakan suatu
tim pembantu pelaksanaan pelajaran bagi guru untuk belajar
berkelompok. Dalam prakteknya, STAD terdiri dari 4-5 orang siswa
yang masing-masing memiliki kemampuan berbeda, sehingga dalam
satu kelompok terdapat satu siswa yang berkemampuan tinggi, dua
siswa berkemampuan sedang dan dua siswa lagi berkemampuan
rendah. Pada pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk
melakukan diskusi dan kerja sama dengan teman sekelompoknya.7
Slavin menyatakan bahwa, “Gagasan utama dari STAD bertujuan
dalam memotivasi siswa di dalam kelompoknya agar masing-masing
kelompok dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain
dalam menguasai materi yang disajikan, serta memberikan kesadaran
kepada para siswa bahwa belajar itu penting, bermakna dan

6
7

Ibid., h. 137-138.
Ibid., h. 138.

11

menyenangkan.”8 Pendapat senada dikemukakan oleh Slavin yang
dikutip Nur dalam Trianto, bahwa pada STAD para siswa
dikelompokkan menjadi 4-5 orang yang dibedakan berdasarkan
prestasi, jenis kelamin, dan suku. Setelah guru selesai memberikan
materi, masing-masing kelompok mulai bekerja untuk sama-sama
memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi.
Dan setelah itu, para siswa mulai mengerjakan tes individu, pada saat
tes individu ini mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu
satu sama lain.9
Menurut Balfakih, ada 4 alasan mengapa STAD menjadi sebuah
metode alternatif dalam pembelajaran. Pertama, STAD merupakan
fasilitas interaksi antara siswa di dalam kelas. Kedua, STAD
merupakan variasi sikap, rasa harga diri, dan hubungan interpersonal,
semuanya dikontribusikan pada kemampuan positif sikap ilmiah siswa.
Ketiga, STAD merupakan tambahan dan pengetahuan ekstra dari
pembelajaran

dalam

kelompok,

seperti

siswa

yang memiliki

kemampuan tertinggi berperan sebagai pembimbing untuk temanteman sekelompoknya, setelah itu hasil akhir adalah sebuah
penghargaan tertinggi untuk kelompok yang memiliki nilai tertinggi.
Keempat, STAD melatih siswa masuk ke dalam masyarakat modern
dari pembelajarannya untuk bekerja secara efektif dan efisien di dalam
kelasnya.10
Berdasarkan uraian, bahwa model pembelajaran STAD adalah
salah satu model pembelajaran yang sederhana tetapi dapat membuat
para siswa lebih mudah dalam menguasai materi-materi yang sulit
karena materi-materi yang sulit tersebut telah dipersiapkan guru dalam

8

Robert E. Slavin, loc. cit.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana 2010),
Cet. III, h. 68-69.
10
Nagib M. A. Balfakih, The Effectiveness of Student Team-Achievement Division
(STAD) for Teaching High School Chemistry in the United Arab Emirates, International Journal
of Science Education, 25, 2003, p. 608.
9

12

bentuk lembar kerja atau perangkat pembelajaran lain, dan para siswa
akan mendapat kesempatan untuk belajar bersama dalam menguasai
materi yang diajarkan dan dapat menumbuhkan harga diri/self-esteem
mereka dalam kelompok karena adanya motivasi mereka untuk
berkontribusi mengerjakan kuis dan menyumbangkan nilai terbaik agar
memperoleh penghargaan kelompok. Selain itu dengan menggunakan
model STAD ini hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik.
b. Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran STAD
STAD terdiri dari lima tahapan yaitu: Penyajian (Presentasi)
Kelas, Kegiatan Kelompok (Tim), Tes Individual (Kuis), Peningkatan
Individu dan Pengakuan (Penghargaan) Kelompok. Adapun tahapan
pembelajarannya akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Penyajian (Presentasi) Kelas
Penyajian kelas yaitu tahap awal dimulainya pembelajaran
dengan menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk
belajar. Setelah menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
selanjutnya menyampaikan informasi kepada siswa dengan cara
demonstrasi atau lewat bahan bacaan, dengan menggunakan
beberapa metode atau pendekatan yang sesuai seperti ceramah,
tanya

jawab,

peragaan,

demonstrasi.11

Yang

membedakan

penyajian (presentasi) kelas dengan pengajaran biasa adalah para
siswa harus benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara
ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar
memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan
demikian akan sangat membantu mereka menentukan skor tim
mereka.12

11
12

Zulfiani, op. cit., h. 140.
Slavin, op. cit., h. 144.

13

2) Kegiatan Kelompok (Tim)
Tim adalah karakteristik yang terpenting dalam STAD, yaitu
siswa bekerja dan belajar bersama dalam kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Tim
dibentuk agar semua tim benar-benar belajar, dan yang terpenting
tujuan dalam pembentukan tim ini yaitu untuk mempersiapkan
anggota tim agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.13
Pada kegiatan ini, siswa di dalam tim ditugaskan dalam
mempelajari lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran lainnya
yang telah dipersiapkan oleh guru yang dilengkapi lembar jawaban
yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama
proses pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman
sekelasnya seperti pembahasan masalah bersama, membandingkan
jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila ada
anggota tim yang membuat kesalahan. Dengan kerja tim ini para
siswa ditekankan agar benar-benar bekerja sama untuk memahami
materi

yang

sedang

dipelajari

dan

apabila

ada

teman

sekelompoknya yang tidak mengerti diharapkan bagi yang
mengerti untuk mengajarinya, karena kerja tim ini akan
berpengaruh pada kuis individu berikutnya.
3) Tes Individual (Kuis)
Setelah penyajian (presentasi) kelas dan kegiatan kelompok
(tim), dilanjutkan dengan pemberian kuis individu, dimana pada
tahap ini para siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu
satu sama lain. Dan pada tahap inilah setiap siswa harus berusaha
sendiri dalam mengerjakan kuis individu mereka dan pada tahap ini
juga para siswa diharapkan memberikan hasil yang terbaik sebagai
konstribusinya kepada kelompok.14
13
14

Ibid.
Zulfiani, loc. cit.

14

Huda berpendapat bahwa kuis individu yang akan diujikan
harus berbentuk butir-butir soal yang dapat diskor dan dihitung
langsung.15 Seperti yang dikemukakan oleh Amstrong bahwa
“apabila nilai kuis yang didapat siswa lebih besar dari nilai atau
skor awal, maka siswa tersebut akan berkontribusi positif pada skor
tim.”16
Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa kuis individu
yang merupakan tahapan dari evaluasi STAD dilaksanakan sebagai
usaha dan bukti pertanggungjawaban individu atas apa yang telah
mereka pelajari di dalam belajar kelompok, dan siswa dapat
dikatakan berkontribusi dalam kelompok apabila siswa tersebut
dapat mengerjakan kuis dengan baik dan mendapatkan nilai diatas
skor awal mereka.
4) Memberikan Skor Peningkatan (Kemajuan) Individual
Setelah para siswa mengerjakan tes individual barulah pada
tahap selanjutnya mereka akan diberikan skor atas peningkatan
mereka masing-masing. Skor ini bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada masing-masing siswa dalam menyumbangkan
poin untuk kelompoknya.17 Seperti yang dikemukakan oleh slavin
bahwa:
Gagasan dibalik skor kemajuan individul adalah untuk
memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat
dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa
dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada
timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat
melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.
Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari ratarata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan
kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin
15

Miftahul Huda, Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. I, h. 186.
16
Schott, Armstrong, Student Teams Achievement Divisions (STAD) in a twelfth grade
classroom: Effect on student achievement and attitude, Journal of Social Studies Research, 2008,
p. 1.
17
Zulfiani, op. cit., h. 140-141.

15

untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis
mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.18
Dengan adanya sistem peningkatan individual ini para siswa
diberi kesempatan dalam menyumbangkan poin maksimum kepada
kelompoknya apabila siswa tersebut bekerja dengan baik di dalam
kelompoknya. Dan sistem poin kemajuan ini dapat memberikan
rasa harga diri tiap siswa meningkat karena setiap siswa berhak
untuk menjadi lebih baik di dalam kelompoknya.
Menurut Slavin yang dikutip Ibrahim dalam Trianto, untuk
pemberian skor peningkatan individu dalam pembelajaran STAD,
dapat dijelaskan melalui kriteria berikut: 19
Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan Individu
a.
b.
c.
d.
e.

Skor Tes
Lebih dari 10 poin dibawah skor
awal...
10 – 1 poin di bawah skor awal...
Skor awal sampai 10 poin diatas skor
awal...
Lebih dari 10 poin diatas skor awal...
Nilai
sempurna
(tanpa
memperhatikan skor awal)...

Skor Peningkatan
5
10
20
30
30

5) Pengakuan Kelompok (Rekognisi Tim)
Setelah beberapa tahapan telah terlaksana ada tahapan
terakhir yang bisa dikatakan unik dalam STAD yaitu sebuah
pengakuan atas usaha dan prestasi siswa berupa penghargaan atau
rekognisi tim. Adanya rekognisi atau penghargaan tim berfungsi
untuk meningkatkan motivasi anggota tim untuk membuat tim
mereka berhasil dengan maksimal, dengan demikian mereka akan
bekerjasama dan saling membantu satu sama lain untuk melakukan
yang terbaik, sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin, “tim akan mendapatkan suatu penghargaan
apabila skor rata-rata pada tim tersebut mencapai kriteria tertentu
(tingkat penghargaan kelompok dapat dilihat pada tabel 2.2). Dan
18
19

Slavin, op. cit., h. 146.
Trianto, op. cit., h. 71-72.

16

skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh
persen dari peringkat mereka.”20
Untuk menghitung skor penghargaan kelompok pada tim
STAD, dapat dijelaskan sesuai kriteria berikut: 21
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-Rata Kelompok
15
20
25

Penghargaan
Good teams
Great teams
Super teams

Dari penjabaran tahapan langkah-langkah STAD diatas dapat
dijabarkan secara sistematik dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Penjabaran sistematik tahapan STAD
Tahapan
Tahapan 1
Penyajian (Presentasi) Kelas

Tahapan 2
Kegiatan kelompok (Tim)

Tahapan 3
Tes Individual (Kuis)

Tahapan 4
Peningkatan Individu

Tahapan 5
Pengakuan (Penghargaan) Kelompok

Kegiatan Guru
Menyampaikan
semua
tujan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Guru
membagi
siswa
dalam
kelompok kecil yang beranggotakan
4-5 orang. Setelah itu guru membagi
lembar kerja kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan.
Setelah kegiatan kelompok selesai
dilaksanakan,
barulah
guru
memberikan tes individu kepada
masing-masing siswa.
Guru memberikan penilaian untuk
mengukur kemampuan dan hasil
belajar siswa.
Memberikan penghargaan kepada
kelompok dan siswa yang berprestasi.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan STAD
Menurut Slavin, hubungan sesama kelompok adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan pembelajaran
STAD. Bukti yang menghubungkan STAD dengan hasil yang
diperoleh dalam hubungan pertemanan lintas-rasial

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Peningkatan pemahaman unsur interinsik pada cerpen melaui metode kooperatif tipe student teams achievement division (stad) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X MA As-Syafi'iyah 01 Jkarta semester Ganjil, Tahun ajaran 2011/2012)

0 37 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA SUB MATERI POKOK SISTEM INDRAMANUSIA DI KELAS XI IPA SMA N 1 KISARANTAHUN PEMBELAJARAN 2012 2013.

0 0 14