Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
149 participation observation, angket, wawancara mendalam in-depth interview
serta dokumentasi. 1. Wawancara
Dalam penelitian kualitatif alat pengumpul data yang penting adalah wawancara interview, peneliti dapat memperoleh informasi yang mendalam
depth information.Wawancara dilakukan dengan para informan kunci yang mengetahui masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Melalui wawancara diharapkan diperoleh suatu gambaran umum yang berkaitan dengan penelitian sekaligus sebagai bahan untuk perbandingan hasil pengamatan
dan pedoman selanjutnya dalam wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan wawancara yang dilaksanakan dengan cara mengajak para informan
untuk berbicara bebas dan mendalam. Informan yang dimaksudkan antara lain, 1 Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata
yang secara struktural keorganisasian membawahi langsung Sekolah Tinggi Pariwisata baik dalam pembinaan maupun pengembangannya; 2 para Pimpinan
Sekolah Tinggi Pariwisata pada Kementerian Pariwisata, yaitu Ketua, para Pembantu Ketua, para Kepala Bagian, 3 tenaga pendidik dosen, dan 4 pihak
industri kepariwisataan selaku pengguna lulusan sekaligus dipergunakan sebagai media untuk memperoleh data yang sulit didapat pada saat wawancara bebas atau
juga sebagai cara untuk kontrol silang terhadap kebenaran data yang diperoleh selama penelitian. Wawancara mendalam dengan informan, dilakukan dari tahun
2012 s.d. 2013, dengan agenda sebagai berikut: Tabel 3.2. Jadual Pelaksanaan Wawancara
INFORMAN PELAKSANAAN
1 Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Pariwisata 5 Juli 2012
2 Ketua STP Bandung 18 Maret 2013
3 Ketua STP Bali 28 Mei 2013
4 Pembantu Ketua III STP Bandung 1 April 2013
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
150
5 Pembantu Ketua IV STP Bandung 4 Desember 2013
Lanjutan Tabel 3.2. Jadual Pelaksanaan Wawancara INFORMAN
PELAKSANAAN 6 Pembantu Ketua I STP Bali
28 Mei 2013 7 Kabag ADAK STP Bandung
29 November 2013 8 Kabag ADAK STP Bali
27 Mei 2013 9 Kajur Hospitality STP Bandung
26 Maret 2013 10 Kajur Pariwisata STP Bandung
28 Maret 2013 11 Kajur Perjalanan STP Bandung
25 Maret 2013 12 Dosen STP Bandung
25, 26, 28 Maret 2013 13 Dosen STP Bali
29 Mei 2013 14 HRM Casa Del Rio Hotel- Melaka
Malaysia 1 Juli 2013
15 HRM Concorde-Kuala Lumpur- Malaysia
2 Juli 2013 16 HRM Concorde-Shah Alam-
Malaysia 3 Juli 2013
Hasil catatan, rekaman suara, dan gambar yang mendukung atau bermanfaat bagi penelitian dijadikan acuan utama, sedangkan yang lainnya
disimpan dalam dokumen atau arsip. Manfaat penggunaan teknik ini adalah untuk menggali data yang lebih mendalam sekaligus mengkonstruksi implementasi
manajemen strategis pendidikan untuk meningkatkan keuntungan bersaing berkelanjutan melalui aliansi strategis pada Sekolah Tinggi Pariwiata Bandung
dan Bali. Hasil wawancara mendalam ini selanjutnya diposisikan sebagai data primer penelitian.
2. Observasi
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
151 Secara definitif observasi adalah tindakan atau proses pengambilan
informasi melalui media pengamatan, dengan sarana utama indera penglihatan, yang diamati adalah perilaku responden di lapangan yang kemudian dicatat atau
direkam sebagai data utama untuk dianalisis. Keberhasilan pengamatan sangat ditentukan oleh partisipasi menyeluruh dari pengamat itu sendiri yang meliputi
kesungguhan dalam observasi, dan konsentrasi selama observasi Blaxter and Hughes, 2010,
hlm.176. Beberapa pilihan yang dapat digunakan dalam observasi yaitu peneliti sebagai partisipan ikut aktif larut dalam kelompok, partisipan
sebagai pengamat, sepenuhnya sebagai pengamat atau sepenuhnya sebagai partisipan, yang kesemuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-
masing Cresswell, 2009. Peralatan yang digunakan untuk melakukan observasi adalah catatan, kamera, film, handycam. Melalui observasi peneliti dapat melihat
sendiri pemahaman atau informasi yang tidak terucapkan, peneliti dapat melihat langsung dan bahkan berempati dengan informan.
Melalui observasi yang dilakukan berkali-kali dan tidak terjadwal sejak penyusunan proposal diharapkan dapat melihat keadaan objektif di lokasi
penelitian guna membuka dan memperkaya wawasan sehingga data yang diperoleh dapat dikaji. Diperluas dan dicari jawabannya pada saat wawancara
mendalam. Pengamatan ini dilakukan dengan mencatat dan foto. Gambar, dan foto diperoleh dengan melakukan rekaman di lapangan atau melalui dokumentasi
dari pihak institusilembaga. Kegiatan observasi juga dilakukan perbandingan suatu keadaan fisik dan non fisik antara STP Bandung dan STP Bali untuk
mengetahui persamaan atau perbedaan yang ditemukan serta penyebab-penyebab yang menjadikannya.
Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana kegiatan pendidikan di STP Bandung dan Bali, berkenaan dengan aktivitas pembelajaran baik teori maupun
praktek. Observasi juga dilakukan untuk melihat sejauh mana sarana dan pra sarana dan berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya dapat menunjang
proses pendidikan yang diselenggarakan di STP Bandung dan Bali, yang meliputi keadaan kelas teori, keadaan fasilitas praktek, laboratorium komputer,
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
152 perpustakaan, asrama mahasiswa, kantin, dan berbagai fasilitas pendukung
lainnya. Hasil observasi tersebut di atas sangat berguna untuk mengkonfirmasi atau
sebagai data triangulasi terhadap hasil wawancara mendalam yang sudah dilakukan.
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
153 3. Kaji Dokumen
Dalam sebuah penelitian dokumen memiliki peranan yang sangat penting sebagai sebuah sumber informasi, dalam penelitian biasanya dokumen bukan
hanya merupakan tulisan berupa catatan atau record namun segala bentuk sumber informasi baik berupa tulisan, gambar, narasi maupun bentuk lainnya yang dapat
memberikan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan penelitiannya. Dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan sumber informasi yang bukan
manusia non human resources, sedangkan studi dokumentasi adalah teknik pengumpul data. Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai cacatan kejadian
yang sudah lampau, Moleong, 2010, hlm.82, yang mencatat segala hal ihwal
yang berkaitan dengan manusia pada kehidupannya sesuai dengan kebutuhan pada saat itu.
Moleong 2010, hlm.164 mengemuka
kan bahwa “ dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik.” Sedangkan Nasution, 2008, hlm.85,
menyebutkan bahwa: “… ada pula sumber non manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik.” Dokumen dapat diartikan sebagai
catatan dapat dalam bentuk tulisan, rekaman, foto, dan bahan statistik, yang berkait dengan kehidupan manusia pada masa lampau. Dokumen dalam
penelitian kualitatif memegang peranan penting sebagai sumber informasi untuk melengkapi hasil wawancara dan observasi lapangan. Hasil wawancara dan
observasi akan lebih akurat lagi jika disertai dokumen yang berkait dengan hal ihwal hasil wawancara dan observasi yang dilakukan sebelumnya
Studi dokumen dilakukan dengan mengkaji berbagai dokumen yang relevan dan dibutuhkan dalam penelitian, antara lain meliputi, 1 Peraturan dan
Perundang-undangan; 2 RENSTRA Kementerian Pariwisata, BPSD, STP Bandung dan Bali; 3 STATUA STP Bandung dan Bali; 4 Buku Pedoman
Akademik; 5 Dokumen Kerjasama; dan 6 dokumen lainnnya baik cetak maupun elektronik.
Herlan Suherlan, 2014 Implementasi manajemen stratejik pendidikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing
berkelanjutan melalui aliansi strategis Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
154 Hasil pengkajian terhadap berbagai dokumen tersebut di atas sangat
berguna untuk mengkonfirmasi atau sebagai data triangulasi terhadap hasil wawancara mendalam dan juga hasil observasi yang sudah dilakukan.