PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG
Hendra Gunawan
1
,Titi Kurniati
1
,Dedi Arnaldi
2
1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas 2Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Perkembangan rumah sakit yang pesat yang ditandai dengan peningkatan sarana dan kualitas pelayanannya
menimbulkan tarikan perjalanan trip attractions yang cukup tinggi. Penelitian ini memaparkan mengenai tarikan perjalanan rumah sakit di wilayah kota Padang, Sumatera Barat. Obyek
penelitian adalah 4 buah rumah sakit yang berada di kota Padang. Data yang dianalisis adalah data primer yang dikumpulkan melalui survey berupa jumlah kendaraan yang datang ke suatu
rumah sakit pada hari kerja. Sedangkan data yang menyangkut luas tanah, luas bangunan, jumlah pegawai dan jumlah tempat tidur merupakan data sekunder yang diperoleh dari pihak pengelola
rumah sakit. Model tarikan perjalanan ditentukan berdasarkan analisis regresi dan uji statistik. Pada kondisi jam puncak, tarikan perjalanan mobil dipegaruhi oleh Jumlah Pegawai JM=
0,195xJP
0,95
, R
2
= 0,994, tarikan perjalanan sepeda motor oleh Jumlah Tempat Tidur JSM= 0,347xJTT
0,986
, R
2
= 0,979. Sedangkan untuk kondisi total perhari, tarikan perjalanan mobil dipegaruhi oleh Jumlah Pegawai JM= 1,561xJP
0,921
, R
2
= 0,994, tarikan perjalanan sepeda motor oleh Jumlah Pegawai JSM= 3,044xJP
P
0,818
, R
2
= 0,981.
Kata Kunci : analisis regresi , rumah sakit, trip attractions.
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan adanya peningkatan perekonomian masyarakat menuntut
laju pembangunan yang cukup pesat, yang pada gilirannya akan menimbulkan tingkat mobilitas
tinggi dari para pelaku pembangunan. Pembangunan pada umumnya menyebabkan
perubahan ke dalam sistem kegiatan.
Hubungan yang erat antara sistem kegiatan dengan sistem pergerakan mengakibatkan
pembangunan yang juga akan memberikan perubahan kepada sistem pergerakan. Lebih jauh
lagi, perubahan sistem pergerakan ini harus didukung oleh sistem jaringan prasarana ,
sehingga dibutuhkan pembangunan jaringan, kemudian proses di atas akan kembali terulang.
Karena itu sebagai salah satu jalan untuk memperkirakan kebutuhan pembangunan jaringan,
diperlukan metode untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya pembangunan perubahan
sistem kegiatan terhadap perubahan sistem pergerakan.
Dengan diketahuinya seberapa besar pengaruh adanya pembangunan terhadap sistem pergerakan,
dapat juga dinilai seberapa jauh diperlukan pengendalian dan pengaturan untuk menjamin
kelancaran, keselamatan dan efisiensi dalam sistem jaringan yang ada. Pengaruh awal yang dapat
diidentifikasi adalah besarnya bangkitan dan tarikan pergerakan jumlah yang pergi dan yang datang
akibat hasil pembangunan yang bersangkutan.
Dalam kasus ini adalah pembangunan yang cukup pesat pada beberapa rumah sakit yang berada
di kota Padang. Ini ditandai dengan adanya penambahan sarana dan peningkatan klasifikasi
pada rumah sakit yang berakibat pada meningkatnya fasilitas pelayanan yang ada dan
pada akhirnya akan meningkatkan jumlah tarikan perjalanan kunjungan ke rumah sakit tersebut.
2. STUDI PUSTAKA
Pemodelan bangkitan perjalanan trip generation adalah suatu tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumlah pergerakan dari suatu zona trip generation dan jumlah pergerakan yang
tertarik ke suatu zona trip attraction.
Tujuan dasar bangkitan perjalanan adalah menghasilkan suatu model hubungan yang
mengaitkan tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah
pergerakan yang meninggalkan suatu zona. Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya menggunakan
istilah trip end.
Pergerakan merupakan fungsi tata guna lahan yang menghasilkan perjalanan lalu lintas.
Perjalanan lalu lintas ini mencakup : •
Lalu lintas yang meninggalkan suatu lokasi
• Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu
lokasi Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan
tarikan lalu-lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satu satuan waktu,
misalnya kendaraanjam. Kita dapat menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk atau
keluar dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari
TeknikA 49
atau satu jam untuk mendapatkan bangkitan dan tarikan pergerakan.
Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung kepada dua aspek tata guna lahan, yaitu:
a. Jenis tata guna lahan
Tata guna lahan yang akan ditinjau untuk dimodelkan tarikan perjalanannya adalah RUMAH
SAKIT, dimana parameter dari kawasan yang umum digunakan sebagai variabel bebas dalam
model bangkitantarikan diantaranya :
Luas tanah
Dalam persamaan linier, hubungan antara dua variabel bila digambarkan secara grafis dengan
scatter diagram, semua nilai X dan Y yang sesuai dengan persamaan Y = a + bX akan jatuh pada
suatu garis lurus straight line. Garis tersebut yang dinamakan garis regresi regression line.
Luas bangunan
Jumlah pegawai
Jumlah tempat tidur
b. Jumlah aktifitas dan intensitas pada tata
guna lahan
2.1. Formulasi Model
Model bangkitan atau tarikan yang akan dikalibrasi pada studi ini adalah model matematis.
Secara umum, model matematis untuk bangkitantarikan merupakan bentuk korelasi antara
variabel tata guna lahan sebagai variabel bebas dengan besarnya bangkitan tarikan sebagai variabel
tak bebas. Persamaan matematis yang paremeternya diperoleh dari analisis regresi.
Bentuk persamaan yang dipilih adalah yang menghasilkan tingkat korelasi yang optimal.
Analisis regresi juga menghasilkan parameter- paremeter yang dapat meng-gambarkan tingkat
keandalan model yang diperoleh, sehingga model bangkitan atau tarikan yang diperoleh dapat
dipergunakan secara lebih luas
Y = a + bX
linier … 2.2
2.2. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah suatu analisis yang mempelajari bagaimana suatu peubah tidak bebas
respon berhubungan dengan satu atau lebih peubah bebas predictor. Analisa regresi linier
dapat digunakan untuk menghasilkan hubungan antara satu peubah tidak bebas dengan dua atau
lebih peubah bebas.
Persamaan yang sederhana dan luas penggunaannya untuk menunjukkan hubungan
variabel-variabel adalah persamaan linier. Y = a + bX ……2.1
Dimana, a : Konstanta b : Koefisien Regresi
X : Variabel yang
diketahui independent variable
Y : Variabel yang
diramalkan dependent variable
Sumber : Walpole, 1995 Asumsi dasar dari analisis regresi adalah
Hutchinson, 1974 : 1.
Variasi dari nilai y di sekitar garis regresi harus sama dengan seluruh rentang jarak peubah
bebas. 2.
Penyimpangan nilai y di sekitar garis regresi harus bebas satu sama lain serta terdistribusi
normal. 3.
Nilai X diasumsikan bebas dari kesalahan. 4.
Hubungan regresi peubah tidak bebas, linier terhadap peubah bebas.
Untuk membuat garis regresi dapat digunakan metode least square.
Metode Least Square
Metode least square berusaha membuat garis yang mempunyai jumlah selisih jarak
vertikal kuadrat antara data dengan garis regresi yang terkecil.
Bentuk persamaan regresi yang akan dikembangkan sebagai model dalam studi dapat
dibagi menjadi dua kelompok utama :
a. Persamaan Regresi Variabel Tunggal
Untuk persamaan regresi variabel tunggal, dibatasi hanya regresi yang bersifat linier,
logaritmik, powerberpangkat dan eksponensial saja.
Bentuk umum persamaan regresi variabel tunggal yang dijadikan alternatif persamaan adalah
:
Y = a + b Ln X logaritmik … 2.3
Y = a X
b
power … 2.4
Y = a exp
[bX]
eksponensial ..2.5 Sumber : Walpole, 1995
b. Persamaan Regresi Multi Variabel
Yaitu persamaan yang memiliki variabel bebas lebih dari satu. Karena itu untuk bentuk
persamaan ini akan terdapat beberapa alternatif persamaan berdasarkan kombinasi kandidat
variabel yang ada. Untuk persamaan regresi multi variabel, dibatasi hanya regresi yang bersifat linier
saja regresi multilinier, bentuk umumnya adalah :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ … … 2.6 Sumber : Walpole, 1995
Keuntungan dari persamaan multi variabel adalah sebagai bentuk alternatif persamaan yang
secara umum dikatakan semakin banyak variabel makin baik keandalan dari model yang dihasilkan,
namun itu juga tergantung kepada variabel yang terlibat. Pemilihan kombinasi variabel didasarkan
pada matrik korelasi yang telah dihasilkan.
TeknikA 50
Sebagai acuan dalam pemilihan kombinasi variabel dalam suatu alternatif persamaan adalah
sebagai berikut : •
Untuk variabel bebas yang secara langsung memiliki pengaruh positif terhadap
bangkitantarikan. •
Dipilih variabel bebas yang memiliki nilai korelasi tinggi terhadap variabel tak bebasnya.
• Variabel bebas yang memiliki korelasi tinggi
dengan variabel bebas lainnya tidak disatukan dalam satu alternatif persamaan.
Sebagian besar persamaan regresi telah dikembangkan dengan menggunakan paket
program analisis regresi bertahap stepwise. Program analisis stepwise memungkinkan adanya
analisis untuk menguji sejumlah besar peubah yang potensial. Pemodel kemudian akan memilih
persamaan yang paling baik menggunakan kriteria statistik tertentu.
2.3. Analisis Korelasi
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan
pada variabel yang satu akan diikuti oleh perubahan pada variabel yang lain secara teratur, dengan arah
yang sama atau dapat pula dengan arah yang berlawanan.
Bila dua variabel tersebut dinyatakan sebagai variabel X dan variabel Y, maka apabila variabel X
berubah, variabel Y pun berubah dan sebaliknya.
Koefisien korelasi merupakan ukuran besar
kecilnya atau kuat tidaknya hubungan antara variabel. Koefisien korelasi dinyatakan dengan
bilangan bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1.
Apabila koefisien korelasi r mendekati +1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat,
sebaliknya apabila mendekati 0 berarti terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan.
Apabila r sama dengan +1 atau -1 berarti terdapat hubungan positif sempurna atau hubungan negatif
sempurna.
Koefisien korelasi dapat dihitung dengan beberapa metode :
1. Least Square
Biasanya dipergunakan nilai statistik :
r = +
∑ ∑
= =
− −
−
n i
i n
i i
i
Y Y
Y Y
1 2
1 2
1
…2.7
Sumber : Walpole, 1995
2. Pearson Product Moment
Rumus menurut metode least square terlalu banyak memerlukan perhitungan. Hal ini dapat
dihindari dengan menggunakan metode product moment yang dikemukakan oleh Karl
Pearson.
r =
1 1
1 2
2 2
2 1
1 1
1
. .
. .
n n
n i i
i i
i i
i n
n n
n i
i i
i i
i i
n X Y
X Y
n X
X n
Y Y
= =
= =
= =
=
⎛ ⎞ ⎛
⎞⎛ ⎞
− ⎜
⎟ ⎜ ⎟⎜
⎟ ⎝
⎠ ⎝ ⎠⎝
⎠ ⎛
⎞ ⎛
⎞ −
− ⎜
⎟ ⎜
⎟ ⎝
⎠ ⎝
⎠
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
i
2.8
Sumber : Walpole, 1995
3. METODOLOGI PENELITIAN