Citra Satelit Landsat-8 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya .1.1. Lahan Pertanian

I.5.1.5 Citra Satelit Landsat-8

Satelit Landsat-8 telah berhasil diluncurkan NASA pada tanggal 11 Februari 2013 lalu bertempat di Vandenberg Air Force Base, California. Periode checkout sekitar 100 hari setelah peluncuran memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk melakukan manuver orbit, sistem inisialisasi dan kalibrasi kegiatan, dan pindah ke grid WRS-2, 438 mil di atas Bumi, ketika checkout selesai USGS mengambil kendali. Data Landsat-8 akan tersedia untuk di-download tanpa biaya dari Glovis, Earth Explorer atau Viewer Landsat Look. Gambar 1.2 Satelit Landsat-8 Sumber : http:Glovis.usgs.org. Landsat 8 akan mengorbit setiap 99 menit dan gambar seluruh bumi setiap 16 hari, mengumpulkan pada akuisisi jadwal yang sama Landsat 5 sebelumnya digunakan. Misi ini dikenal sebagai Landsat Data Continuity Mission LDCM. Misi ini akan dijalankan selama kurang lebih 40 tahun perekaman dengan menggunakan seri citra Landsat. Karakteristik dari citra Landsat 8 ini adala menggunakan sensor Operational Land Manager OLIdengan selang band yang lebih pendek dan tambahan dua band tambahan 9 Band. Citra Landsat-8 disinyalir memiliki akurasi geodetik dan geometrik yang lebih baik. Data yang dikumpulkan untuk Misi LDCM oleh instrumen Land Imager Operasional akan memajukan kemampuan pengukuran di masa depan, dengan band Ultra-Blue Band 1 yang akan digunakan untuk studi pesisir dan aerosol, serta Band 9 yang akan berguna untuk mendeteksi awan cirrus serta dua band thermal memberikan suhu permukaan lebih akurat TIRS 1 dan 2. Gambar 1.3 Pertama yang berhasil ditangkap Satelit Landsat-8 Sumber : http:Glovis.usgs.org. Gambar di atas merupakan gampar pertama yang berhasil ditangkap Satelit Landsat-8. Gambar ini diolah dengan menggunakan pengaturan pra-peluncuran yang harus diperiksa dan disesuaikan.Saat ini LDCM berada di orbit untuk memastikan bahwa data akurat saat mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan dan dipancarkan diterima oleh instrumen.Misi operasi ini juga perlu memastikan keakuratan setiap pixel rekaman permukaan bumi. Operasi LDCM ini dijadwalkan akan dimulai pada akhir Mei 2013 ketika instrumen telah dikalibrasi dan pesawat ruang angkasa telah sepenuhnya diperiksa. Pada saat itu, NASA akan menyerahkan kendali satelit ke USGS, yang akan mengoperasikan satelit sepanjang hidupnya. Satelit itu akan berganti nama menjadi Landsat 8, dan data dari OLI dan TIRS akan diproses dan ditambahkan ke Arsip data Landsat di Earth Resources Observation and Science Center di Dakota, di mana ia akan didistribusikan secara gratis melalui Internet. Orbit  Worldwide Reference System-2 WRS-2 pathrow system  Sun-synchronous orbit at an altitude of 705 km 438 mi  233 orbit cycle; covers the entire globe every 16 days except for the highest polar latitudes  Inclined 98.2° slightly retrograde  Circles the Earth every 98.9 minutes  Equatorial crossing time: 10:00 a.m. +- 15 minutes Sensors  Operational Land Imager OLI  Nine spectral bands, including a pan band:  Band 1 Visible 0.43 - 0.45 µm 30 m  Band 2 Visible 0.450 - 0.51 µm 30 m  Band 3 Visible 0.53 - 0.59 µm 30 m  Band 4 Near-Infrared 0.64 - 0.67 µm 30 m  Band 5 Near-Infrared 0.85 - 0.88 µm 30 m  Band 6 SWIR 11.57 - 1.65 µm 30 m  Band 7 SWIR 2 2.11 - 2.29 µm 30 m  Band 8 Panchromatic PAN 0.50 - 0.68 µm 15 m  Band 9 Cirrus 1.36 - 1.38 µm 30 m  Thermal Infrared Sensor TIRS  Two spectral bands:  Band 10 TIRS 1 10.6 - 11.19 µm 100 m  Band 11 TIRS 2 11.5 - 12.51 µm 100 m Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager OLI dan Thermal Infrared Sensor TIRS dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah.Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal band 1-9 berada pada OLI dan 2 lainnya band 10 dan 11 pada TIRS.Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip dengan landsat 7. Jenis kanal, panjang gelombang dan resolusi spasial setiap band pada landsat 8 dibandingkan dengan landsat 7 seperti tertera pada tabel di bawah ini : Tabel 1.2 Perbandingan band landsat 7 dan 8 ETM+ and OLITIRS Spectral Bands L7 ETM+ Bands LDCM OLITIRS Band Requirements 30 m, CoastalAerosol, 0.433-0.453 µm Band 1 Band 1 30 m, Blue, 0.450-0.515 µm 30 m, Blue, 0.450-0.515 µm Band 2 Band 2 30 m, Green, 0.525-0.606 µm 30 m, Green, 0.525-0.600 µm Band 3 Band 3 30 m, Red, 0.630-0.690 µm 30 m, Red, 0.630-0.680 µm Band 4 Band 4 30 m, Near-IR, 0.775-0.900 µm 30 m, Near-IR, 0.845-0.885 µm Band 5 Band 5 30 m, SWIR-1, 1.550-1.750 µm 30 m, SWIR-1, 1.560-1.660 µm Band 6 Band 7 30 m, SWIR-2, 2.090-2.350 µm 30 m, SWIR-2, 2.100-2.300 µm Band 7 Band 8 30 m, Pan, 0.520-0.900 µm 30 m, Pan, 0.500-0.680 µm Band 8 30 m, Cirrus, 1.360-1.390 µm Band 9 Band 6 30 m, LWIR, 10.00-12.50 µm 30 m, LWIR-1, 10.30-11.30 µm Band 10 30 m, LWIR-2, 11.50-12.50 µm Band 11 Sumber : http:Glovis.usgs.org. Landsat 8 memiliki beberapa keunggulan khususnya terkait spesifikasi band- band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap.Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green dan Blue RGB.Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi. Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 ultra blue dapat menangkap panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama pada landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda. Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan Digital Number-DN pada citra landsat berkisar antara 0-256.Dengan hadirnya landsat 8, nilai DN memiliki interval yang lebih panjang, yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan akibat dari peningkatan sensitifitas landsat dari yang semula tiap piksel memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu saja peningkatan ini akan lebih membedakan tampilan obyek-obyek di permukaan bumi sehingga mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi. Tampilan citra pun menjadi lebih halus, baik pada band multispektral maupun pankromatik. Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi tingkat menengah, setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7.Umumnya kanal pada OLI memiliki resolusi 30 m, kecuali untuk pankromatik 15 m. Dengan demikian produk-produk citra yang dihasilkan oleh landsat 5 dan 7 pada beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap landsat 8. Kelebihan lainnya tentu saja adalah akses data yang terbuka dan gratis. Meskipun resolusi yang dimiliki tidak setinggi citra berbayar seperti Ikonos, Geo Eye atau Quick Bird, namun resolusi 30 m dan piksel 12 bit akan memberikan begitu banyak informasi berharga bagi para pengguna. Terlebih lagi, produk citra ini bersifat time series tanpa striping kelemahan landsat 7 setelah tahun 2003. Dengan memanfaatkan citra-citra keluaran versi sebelumnya, tentunya akan lebih banyak lagi informasi yang dapat tergali.

I.5.1.6 Overlay Atau Tumpang Susun Peta

Dokumen yang terkait

Identifikasi dan Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

2 14 25

Identifikasi Lahan Pertanian di Dataran Fluvial Wilayah Kabupaten Kulonprogo dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh

0 4 14

APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN AKIBAT ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO.

0 2 24

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGANAPLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH DI Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2000 - 20

0 2 18

ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

4 14 16

PENDAHULUAN ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

5 14 27

ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

2 9 18

IDENTIFIKASI LAHAN PERTANIAN DI DATARAN FLUVIAL WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO Identifikasi Lahan Pertanian Di Dataran Fluvial Wilayah Kabupaten Kulonprogo Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi Dan Penginderaan Jauh.

0 4 14

Sistem Informasi Lahan Subak Berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi di Kota Denpasar.

2 4 48

Identifikasi Bentuk lahan Berdasarkan Data Citra Penginderaan Jauh : Studi Kasus di Dome Kulonprogo

0 0 9