Analisis minyak babi pada krim pelembab wajah yang mengandung minyak zaitun dengan menggunakan Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS MINYAK BABI PADA KRIM PELEMBAB
WAJAH YANG MENGANDUNG MINYAK ZAITUN
DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI
FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR)

SKRIPSI

PUTRI ASSIFA
109102000028

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
OKTOBER 2013 / 1434 H

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANALISIS MINYAK BABI PADA KRIM PELEMBAB
WAJAH YANG MENGANDUNG MINYAK ZAITUN

DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI
FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Far)

PUTRI ASSIFA
109102000028

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
OKTOBER 2013 / 1434 H

ii

ABSTRAK

Nama
Program Studi

Judul

: Putri Assifa
: Farmasi
: Analisis Minyak Babi dalam Krim Pelembab Wajah yang
Mengandung Minyak Zaitun dengan Menggunakan
Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR)

Minyak zaitun adalah minyak yang banyak digunakan dalam industri
kosmetik khususnya dalam pembuatan krim. Namun karena harganya yang mahal,
resiko pencampuran dengan minyak lain yang harganya lebih murah contohnya
minyak babi cukup tinggi. Keberadaan minyak babi dalam produk kosmetik
tersebut menjadi masalah yang serius bagi kaum muslim. Untuk itu, analisis
mengenai perbedaan minyak babi dengan minyak zaitun sangatlah penting agar
keberadaan minyak babi dapat diketahui sehingga menjamin kehalalan produk
kosmetik yang digunakan oleh kaum muslim.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan profil spektrum
minyak babi dan minyak zaitun dalam formulasi krim pelembab wajah dengan
menggunakan metode spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR. Minyak
babi yang digunakan dibuat dari jaringan lemak babi bagian abdomen lalu

diproses menjadi minyak. Data hasil analisis FTIR dikombinasikan dengan
kemometrik, Principal Component Analysis untuk klasifikasi dan kalibrasi
multivariat jenis Partial Least Square (PLS) untuk analisis kuantitatif. Gabungan
kedua metode ini cukup efektif dan akurat untuk menganalisis campuran minyak
dalam sampel krim. Presentase kadar minyak babi dalam campuran minyak zaitun
mempunyai korelasi yang dekat dengan nilai prediksi FTIR pada data absorban
dari daerah 3008 cm-1 dan 1500-1000 cm-1 dengan R2 sebesar 0,9774 untuk
kalibrasi dan 0,9826 untuk validasi. Batas deteksi yang didapatkan sebesar
11,92%.
Kata kunci : Minyak babi, minyak zaitun, FTIR, PCA, PLS

vi

ABSTRACT
Name
: Putri Assifa
Programe Study : Pharmacy
Tittle
: Analysis of Lard In Face Moisturizer Cream Which Contain
Olive Oil Using Fourier Transform Infrared

Olive oil is the oil that is widely used in the cosmetics industry, especially
in the cream manufacture. However, due to its price, the risk of mixing with other
cheaper oils like lard is quite high. The presence of lardin cosmetic products has
become a serious problem for Muslims. Therefore, detection of the lard’s
presence is important to guarantee the halal value of the cosmetic product that
used by muslims.
This study was aimed to analyze the differences in spectral profiles lard
and olive oil in a facial moisturizing cream formulations using Fourier Transform
Infrared (FTIR). The lard that being used which made from the adipose tissue of
pig in abdomental part are then processed to be oil. The data resulted from FTIR
are then being combined using statistic method of chemometric, Principal
Component Analysis (PCA) for classification and Partial Least Square (PLS) for
calibration quantitative. Combining these two methods is quite effective and
accurately analyzea sample of oil in the cream mixture. Presentation of lard
content value in mixed olive oil has a close correlation with the predicted values
in the data FTIR absorbance of the region 3008 cm-1 and 1500-1000 cm-1 with R2
value 0,9774 for calibration and 0.959971 for the validation. Limit of Detection
value of this method is 11,92 %.
Keywords : Lard, Olive Oil, FTIR, PCA, PLS


vii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan nikmat sehat, iman islam, rezeki, kekuatan serta petunjuk,
rahmat serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Analisis Deteksi Minyak Babi dalam Formulasi Krim Pelembab
Wajah

yang

Mengandung

Minyak

Zaitun

dengan


Menggunakan

Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR). Shalawat serta salam kepada
nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi akan sangatlah sulit
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penuis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Zilhadia, M.Si, Apt selaku pembimbing pertama dan Bapak Ir. Dr.
Anton Apriyantono selaku pembimbing kedua yang telah sangat baik
untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan, memberikan ilmu dan masukan saran, sejak proposal
skripsi, pelaksanaan penelitian sampai akhir penyusunan skripsi ini.
2. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Umar Mansyur, M. Sc selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Kedua orang tua terutama Mama tercinta, Roslia, yang telah melahirkan,
membesarkan dan menjaga penulis seorang diri. Terima kasih atas
pengorbanan, kasih sayang, doa dan air mata yang kau berikan selama ini.
Untuk Bapak tersayang, Wahyu Widayatno, yang selalu memberikan ilmu,
viii

dukungan moril maupun materil, kasih sayang dan doa kepada penulis.
Semoga Allah Menyayangi kalian lebih dari kalian menyayangiku.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan Farmasi FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Kakak laboran program studi Farmasi (Ka Yopi, Ka Liken, Ka Eris) dan
Staf dan Rekan-rekan Pusat Laboratorium Terpadu UIN (Ka Prita, Ka
Pipit dan Fatah) yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya
kepada penulis selama proses penelitian.
7. Sahabat tercinta, Rindya Ayu Murti, Melanie Hapsari, Rany Anjany,
terima kasih atas dukungan, kasih sayang, perhatian,doa dan persahabatan
yang indah selama tujuh tahun terakhir dan selamanya.
8. Sahabat tersayang, Rizki Suci K. dan sahabat seperjuangan, Ahda, nadya,

indah, liza, otari, nisa, bela, nova dan widya atas doa dan semangatnya.
9. Keluarga Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), mba Okti, mba Asiah,
Fadly ,Opi, ka Rizki Syafitri, Shopia, Hans, Uncle Syam, Hafiza, Gugus
Aryo, Rio, Ka Diah, mas bagus dan semua RISKAder yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas Rumah Kedua yang
berisikan kasih sayang, keceriaan, canda tawa, dukungan, ilmu dan semua
kebaikan yang kalian berikan.
10. Teman-teman Laboratorium PHA, Agung, Mila, Zaki, Fery atas
kebersamaannya mengusir kebosanan di Lab.
11. Teman-teman

seperjuangan farmasi angkatan 2009 untuk segala

kebersamaan dan kekompakannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang turut membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta , 11 Oktober 2013


Penulis

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Putri Assifa

NIM

: 109102000028

Program Studi

: Farmasi


Fakultas

: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya

: Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah
saya, dangan judul
ANALISIS MINYAK BABI PADA KRIM PELEMBAB WAJAH YANG
MENGANDUNG MINYAK ZAITUN DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROSKOPI FOURIER TRANSFORM INFRARED (FTIR)
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang
Hak Cipta
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.


Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : 11 Oktober 2013
Yang menyatakan,

(Putri Assifa)

x

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..............................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
4
2.1 Krim ................................................................................................... 4
2.1.1 Macam-macam Krim................................................................ 4
2.1.2 Zat Pengemulsi atau Emulgator ................................................ 5
2.2 Lemak dan minyak ............................................................................. 5
2.2.1 Komposisi Lemak dan Minyak ................................................. 7
2.2.2 Klasifikasi Lemak dan Minyak ................................................. 9
2.2.3 Sifat-sifat Fisik Lemak dan Minyak ......................................... 10
2.2.4 Isolasi Lemak dan Minyak ....................................................... 12
2.2.5 Minyak Babi .............................................................................. 13
2.2.6 Minyak Zaitun ........................................................................... 15
2.3 Spektroskopi Infra Merah.................................................................. 16
2.3.1 Instrumentasi ............................................................................. 17
2.4 Kemometrik........................................................................................ 19
BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................
21
3.1 Alur penelitian ................................................................................... 22
3.2 WaktudanTempatPenelitian ............................................................... 23
3.3 Alat dan bahan.................................................................................... 23
3.4 ProsedurKerja..................................................................................... 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
25
4.1 Hasil Ekstraksi minyak dari lemak babi............................................. 25
xi

4.2 Hasil pembuatan krim pelembab wajah dengan minyak babi dan
minyak zaitun ..................................................................................... 27
4.3 Hasil Spektrum FTIR ......................................................................... 30
4.4 Pengolahan Data Menggunakan Principal Component Analysis
(PCA) ................................................................................................. 35
4.5 Pengolahan Data Menggunakan Partial Least Square (PLS) ............ 38
4.6 Batas Deteksi ..................................................................................... 41
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
42
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 42
5.2 Saran................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................

xii

43
47

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10

Gambar 4.11

Halaman
Struktur Trigliserida ..................................................................... 6
Skema Klasifikasi Lipid ................................................................ 10
Skema Spektrofotometer Infrared Dispersif ................................. 10
Skema Spektrofotometer Fourier Transform Infrared ................. 20
Minyak Babi Hasil Ektraksi .......................................................... 27
Minyak Babi yang disimpan pada suhu Ruang ............................. 27
Gambar Pola Spektrum Minyak Zaitun dan Minyak Babi ............ 33
Gambar perbesaran pada Daerah yang Menunjukan Perbedaan
Spektrum kedua Minyak .............................................................. 34
Pola Spektrum FTIR Campuran Minyak dalam Berbagai
Konsentrasi .................................................................................... 37
Pola Spektrum FTIR Campuran Minyak Hasil Ekstraksi sampel
Krim dengan berbagai konsentrasi ................................................ 38
Data Pengelompokan Sampel Krim dengan Principal
Component Analysis (PCA) .......................................................... 31
Diagram Bi-Plott antara sampel formulasi krim dengan
variabel panjang gelombang ........................................................ 39
Hubungan antara nilai konsentrasi minyak Babi yang
sebenarnya (%) dibandingkan dengan nilai absorbansi FTIR
menggunakan kalibrasi PLS Pada Daerah 3008 Cm-1 dan
1500 -1000 Cm-1........................................................................... 41
Hubungan Antara nilai konsentrasi minyak babi yang
sebenarnya (%) dibandingkan dengan nilai absorbansi FTIR
dari formulasi krimmenggunakan kalibrasi PLS pada daerah
3008 cm-1 dan 1500 – 1000 cm-1 ................................................. 32

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3

Halaman
Klasifikasi dan sifat asam lemak ........................................................... 8
Perbedaan Komposisi Asam Lemak Minyak Nabati dan Hewani ....... 9
Sifat-Sifat Kristal Lemak...................................................................... 12
Komposisi dan Sifat Fisik Minyak Babi .............................................. 15
Sifat Fisik Minyak Babi....................................................................... 16
Komposisi asam Lemak Minyak Zaitun.............................................. 17
Sifat Fisika Kimia Minyak Babi........................................................... 11
Komposisi dan Karakteristik Minyak Babi .......................................... 11
Konsentrasi Minyak dalam Campuran ................................................. 23
Konsentrasi Minyak dalam Formulasi Krim ........................................ 23
Hasil Evaluasi Krim .................................................................... ........ 29
Data Absorban Sampel Krim Yang Digunakan Dalam Software
Statistik............................................................................................. ... 38
Data Absorban Campuran Minyak Murni Yang Digunakan Dalam
Software Statistik................................................................................ 41

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran4.
Lampiran5.

Lampiran6.

Lampiran7.
Lampiran8.
Lampiran9.
Lampiran10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.

Gambar tempat pemotongan hewan, Kapuk Jakarta Barat ................ 47
Gambar campuran minyak babi dan minyak zaitun untuk
kalibrasi .............................................................................................. 47
Gambar campuran minyak babi dan minyak zaitun hasil
ekstraksi dari krim .............................................................................. 47
Gambar alat yang digunakan dalam penelitian .................................. 48
GambarHubungan antara nilai konsentrasi minyak babi yang
sebenarnya dibandingkan dengan nilai konsentrasi predeksinya
menggunakan kalibrasi PLS pada daerah 3008 dan 1500 – 1000
cm-1 .................................................................................................... 49
Gambar Hubungan antara nilai konsentrasi minyak babi pada
sampel formulasi krim dibandingkan dengan nilai konsentrasi
predeksinya menggunakan validasi PLS pada daerah 3008 dan
1500–1000cm-1............................................................................ .... 49
Gambar hubungan antara kalibrasi dan validasi sampel krim
formulasi dengan menggunakan PLS ............................................ .... 50
Hasil spektrum FTIR ..................................................................... .... 50
Rekapitulasi Data Absorbansi FTIR panjang gelombang 34671402 cm-1 ...................................................................................... .... 64
Rekapitulasi Data Absorbansi FTIR panjang gelombang 1376587 cm-1 ........................................................................................ . ... 67
Perjitungan Batas Deteksi............................................................. .... 71
Tabel hasil pengujian minyak Babi dengan GCMS ...................... .... 71
Sertifikat Analisis Minyak Zaitun ................................................. .... 72

xv

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam. Allah

telah berfirman di dalam Al-Quran tentang hal-hal yang diharamkan bagi seorang
muslim sebagaimana yang terkandung dalam QS Al-Baqarah ayat 173 yang
artinya :
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa unsur babi diharamkan untuk
digunakan. Keharaman babi juga termuat dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat
145, Al-Maidah ayat 3 dan An-Nahl ayat 115. Keempat ayat tersebut menjelaskan
Islam melarang daging babi dan seluruh anggota tubuhnya untuk dikonsumsi
ataupun digunakan sebagai material pembuatan produk farmasetika. Namun, Food
and Drug Administration (FDA) mencantumkan minyak babi sebagai bahan yang
aman untuk digunakan dalam produk farmasetika. Food and Drug Administration
(FDA) juga menyebutkan terdapat 4 produk perawatan kulit yang menggunakan
minyak babi dalam komposisi bahannya. Minyak babi telah digunakan dalam
formulasi krim kosmetik sebagai bahan peningkat viskositas (Rohman, 2011;
Lukitaningsih, et al., 2012). Penggunaan minyak babi dalam beberapa produk
krim kosmetik membuat umat Islam harus semakin waspada.
Krim merupakan suatu emulsi yang terdiri dari basis minyak dan air.
Menurut rute pemberianya, komponen krim harus melewati beberapa lapisan kulit
hingga sampai di tempat tujuan. Secara umum sediaan krim setelah diaplikasikan
akan melewati tiga kompartemen yaitu permukaan kulit, stratum korneum dan
jaringan sehat. Stratum korneum yang berfungsi sebagai penghalang sistem
lapisan kulit dan adanya perbedaan integral setiap lapisan harus diperhatikan agar
zat dapat melewati lapisan kulit dan masuk kedalam tubuh (Yanhendri, et al.,
1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2

2006). Startum korneum mempunyai lapisan yang terdiri dari kombinasi substansi
lemak yang disebut lipid interselular sehingga pemilihan basis minyak sangat
berpengaruh dalam penetrasi krim kedalam kulit (Barel,et al., 2001). Salah satu
minyak yang paling banyak digunakan sebagai basis minyak dalam krim adalah
minyak zaitun karena khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan kulit dan tubuh.
Minyak zaitun berkhasiat untuk melembabkan dan menutrisi kulit. Minyak zaitun
sangat kompatibel dengan pH kulit, kaya akan vitamin dan zat-zat bernutrisi
lainnya yang dapat melembutkan dan melindungi kulit (Smaoui, 2012). Namun
harga miyak zaitun yang mahal membuat beberapa produsen krim mencampurkan
minyak zaitun dengan minyak lain yang harganya lebih murah agar mendapatkan
keuntungan yang besar (Vlachos, 2006). Salah satu minyak yang diduga
digunakan sebagai campuran minyak zaitun adalah minyak babi karena harganya
yang murah. Fungsi minyak babi sebagai zat peningkat viskositas juga diduga
menjadi alasan beberapa produsen menambahkan minyak babi dalam formulasi
sediaan krim pelembab.
Keberadaan minyak babi dalam krim kosmetik dapat dideteksi dengan
menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Fourier Transform Infra Red
(FTIR) merupakan metode terkini spektroskopi Infra Red (IR) yang sudah banyak
digunakan untuk analisis minyak makanan (Rohman & Che Man, 2012). Metode
analisis minyak menggunakan FTIR banyak dikembangkan karena dinilai lebih
mudah, cepat, murah dan ramah lingkungan. Perkembangan metode analisis
dengan menggunakan FTIR sekarang telah digabungkan dengan teknik
kemometrik. Kemometrik adalah disiplin ilmu kimia yang menggunakan
matematika, statistik dan logika formal yang digunakan untuk merancang atau
memilih prosedur eksperimental yang optimal serta memberikan informasi kimia
maksimum yang relevan dengan menganalisis data kimia (Hopke, 2003).
Kombinasi ini menjadikan analisa semakin baik khususnya untuk menguji minyak
dan lemak ataupun campuran keduanya (Rohman & Che Man, 2012). Analisis
campuran minyak munggunakan kombinasi FTIR dan Kemometrik juga telah
dilakukan (Che Man, et al., 2005; Che Man & Rohman, 2012; Rohman, et al.,
2012). Dalam analisis produk kosmetik, kombinasi FTIR dan Kemometrik telah
dilakukan dalam analisis kuantitatif Virgin Coconut Oil (VCO) dalam krim
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

kosmetik (Rohman, et al., 2009) dan analisis minyak babi dalam formulasi krim
kosmetik (Rohman & Che Man, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis deteksi minyak babi dalam
formulasi krim kosmetik yang telah dicampur dengan minyak zaitun dengan
konsentrasi tertentu menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR). Belum ada
literatur yang melaporkan analisis lemak babi dan minyak zaitun pada formulasi
krim kosmetik dengan menggunakan FTIR.

I.2

Rumusan masalah
Apakah spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) dapat digunakan

sebagai metode untuk analisis perbedaan profil spektrum minyak babi dalam
formulasi krim pelembab wajah yang mengandung minyak zaitun?

I.3

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan profil spektrum

minyak babi dalam formulasi krim pelembab wajah yang mengandung minyak
zaitun menggunakan metode Fourier Transform Infrared (FTIR).

I.4

Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui metode yang sederhana,

cepat dan mudah untuk mengidentifikasi kandungan minyak babi dalam krim
kosmetik sehingga semakin banyak penelitian mengenai kehalalan produk
kosmetik yang beredar di Indonesia.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Krim
Krim merupakan suatu sediaan jenis emulsi yang konsistensinya lebih

kental dari biasanya. Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem dua fase, terdiri
dari dua cairan yang tidak bercampur, dimana salah satu cairan terdispersi dalam
bentuk globul dalam cairan lainnya (Departemen Kesehatan, 1985). Emulsi juga
dapat diartikan sebagai suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatanbulatan kecil zat terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur (Ansel,
1989).

2.1.1

Macam- Macam Krim
Krim mengandung paling sedikit dua fase yang tidak bercampur antara

satu dengan yang lainnya, yaitu fase hidrofil (air) dan lipofil (minyak). Komponen
yang terdistribusi dalam suatu emulsi dinyatakan sebagai fase terdispersi atau fase
dalam. Komponen yang mengandung cairan terdispersi dinyatakan sebagai bahan
pendispersi atau fase luar atau fase kontinyu (Ansel, 1989). Jenis-jenis emulsi
terdiri dari :
A. Emulsi Minyak dalam Air (M/A)
Ketika fase lipofil (fase minyak) didispersikan sebagai globul-globul ke
dalam fase hidrofil (fase air) maka disebut sebagai emulsi minyak dalam
air (M/A). Penerimaan yang tinggi terhadap emulsi M/A didasarkan pada
alasan-alasan berikut:
a. Terasa ringan dan tidak berminyak saat diaplikasikan.
b. Menunjukkan penyebaran dan penyerapan pada kulit yang cukup baik.
c. Memberikan efek dingin karena penguapan fasa air eksternal (Paye, et
al., 2001).

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5

B. Emulsi air dalam minyak (A/M)
Ketika fase hidrofil terdispersi dalam fase lipofil maka disebut emulsi air
dalam minyak (A/M). Keuntungan penggunaan emulsi jenis air dalam
minyak ini antara lain :
a. Melindungi kulit secara efisien dengan membentuk lapisan minyak
pada kulit setelah digunakan
b. Melembutkan kulit dengan cara mengurangi penguapan air pada kulit
sehingga dapat membentuk penghalang semi oklusif
c. Meningkatkan penetrasi ke dalam stratum korneum yang bersifat
lipofilik terutama untuk pembawa zat aktif yang bersifat lipofilik
d. Menurunkan resiko pertumbuhan mikroba
e. Mencair pada suhu yang rendah (khusus untuk produk olahraga
musim dingin) (Paye, Barel dan Maibach, 2001).

2.1.2

Zat Pengemulsi atau Emulgator
Suatu emulsi yang stabil memerlukan zat pengemulsi atau emulgator.

Emulgator tidak hanya digunakan untuk pembentukan tetapi juga untuk
menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar permukaan tetesan fase
internal dan fase eksternal. Untuk proses pembentukan ini, emulgator akan
mengurangi tegangan permukaan antara dua fase tak tercampurkan. Kriteria
emulgator yang diharuskan antara lain :
a. Dapat dicampur dengan bahan formulatif lain.
b. Tidak mengganggu stabilitas atau efikasi dari zat teurapetik
c. Stabil dan tidak terurai dalam preparat
d. Tidak toksik
e. Kemampuan untuk membentuk emulsi secara optimal dan menjaga
stabilitas emulsi tersebut agar tercapai shelf life dari produk tersebut
(Ansel, 1989).

2.2

Lemak dan Minyak
Lemak yang dalam bahasa Yunani lipos berarti lemak adalah senyawa

yang tak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan cara
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

ekstraksi menggunakan pelarut organik yang relatif nonpolar, misalnya dietil eter
atau kloroform. Meskipun struktur lemak bermacam-macam, semua lemak
mempunyai sifat struktur yang spesifik yaitu mempunyai gugus hidrokarbonhidrofob yang banyak sekali dan hanya sedikit, jika ada, gugus hidrokarbon
hidrofil. Hal ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar (Fessenden, 2010). Lemak disini ialah suatu
ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang
terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbonnya mempunyai gugus-OH.
Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak
dalam bentuk ester yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Pada
lemak satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak. Oleh karena itu
lemak adalah suatu trigliserida. Struktur trigliserida dapat dilihat pada Gambar
2.1. Lemak umumnya menunjukan bentuk padat dan minyak bentuk cair dalam
suhu ruang. Namun, karena pengaruh iklim beberapa lemak tidak berbentuk padat
maupun cair melainkan semipadat (Belizt & Grosch, 1989, p.472).

[Sumber: www.chem-is-try.org]

Gambar 2.1 Struktur Trigliserida
Ketiga asam lemak dalam trigliserida ini disebut lipid sederhana (simple
fat), tetapi dapat pula ketiganya berbeda atau merupakan gabungan dari dua asam
lemak yang sama dan satu asam lemak berbeda disebut lipid campuran (mixed
fat).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

2.2.1 Komposisi Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak yang dapat dimakan (edible fat) dihasilkan oleh alam
yang dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan,
minyak berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Adapun perbedaan umum
antara lemak nabati dan hewani adalah :
1. Lemak

hewani

mengandung

kolesterol

sedangkan

lemak

nabati

mengandung fitosterol
2. Kadar asam lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati
(Ketaren, 1986).
Struktur lemak pada umumnya sama, yaitu merupakan triester yang
terbentuk dari triol gliserol dan asam karboksilat yang mempunyai tiga rantai
panjang dan disebut asam lemak. Senyawa triester ini disebut triasilgliserol atau
trigliseraldehid tanpa memperhatikan apakah senyawa tersebut diisolasi dari
lemak atau minyak. Perbedaan lemak dan minyak terdapat pada sifat fisiknya.
Pada temperatur ruangan, lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair
(Fessenden, 2010).
Lemak dan minyak pada umumnya merupakan trigliserida yang tidak
homogen dengan beberapa pengecualian. Oleh sebab itu, kebanyakan trigliserida
mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda, misalnya satu asam
palmitat, satu asam stearat dan satu asam oleat sebagai esternya. Golongan asam
lemak yang spesifik yang ada dalam trigliserida tergantung pada jenis spesies dan
kondisi lainnya, misalnya makanan yang dimakan dan temperatur yang
mempengaruh kehidupannya. Hewan berdarah panas cenderung melakukan
biosintesis lemak yang berbentuk cair pada temperatur tubuhnya. Tumbuhtumbuhan yang hidup pada temperatur yang lebih rendah lebih banyak
membentuk trigliserida yang mempunyai titik leleh lebih rendah. Klasifikasi dan
sifat asam lemak dapat dilihat pada Tabel 2.1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8

Tabel 2.1 Klasifikasi dan Sifat Asam Lemak

Nama

Jumlah
karbon

Laurat
Miristat
Palmitat
Stearat
Arakidonat

12
14
16
18
20

Palmitoleat
Oleat
Linoleat
Linolenat
Arakidonat

16
18
18
18
20

Formula
Jenuh
CH13(CH2)10CO2H
CH3(CH2)12CO2H
CH3(CH2)14CO2H
CH3(CH2)16CO2H
CH3(CH2)18CO2H
Tidak Jenuh
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2CH=CH)3(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4(CH=CHCH2)4CH2CH2CO2H

Titik
leleh
44
58
63
70
75
32
7
-5
-11
-50

[Sumber: Fessenden, 2010]
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zag
yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik masing-masing rantai
hidrogen sangat kuat sehingga dibutuhkan energi lebih banyak untuk mengubah
bentuk padat dari trigliserida (bentuk umum padatan). Sedangkan asam lemak tak
jenuh merupakan asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak yang mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap tak
lazim, terutama terdapat pada minyak nabati, minyak ini disebut poliunsaturat.
Ikatan rangkap dalam bentuk cis suatu asam lemak tidak jenuh mengubah bentuk
rantai hidrokarbon sehingga rangkaian atomnya tidak begitu berdekatan. Dengan
demikian, adanya ikatan rangkap dapat menurunkan gaya tarik yang mengikat
rangkaian hidrokarbon. Ikatan yang longgar ini menyebabkan energi yang
dibutuhkan untuk memecah trigliserida lebih sedikit sehingga titik leleh
trigliserida asam lemak tak jenuh lebih rendah daripada titik leleh trigliserida
asam lemak jenuh. Kandungan asam lemak pada minyak nabati dan hewani
berbeda-beda seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi Asam Lemak Minyak Nabati dan Hewani

Lemak atau Minyak

Lard
Mentega
Lemak manusia
Kelapa
Jagung
Kedelai
Olive

Komposisi %a
Palmitat Stearat
Oleat
Lemak Hewani
30
45
25
8
35
25
8
46
Minyak nabati
8
2
6
10
5
45
10
25
5
5
80

Linoleat
5
5
10
1
38
55
7

[Sumber : Fessenden,2010]

2.2.2

Klasifikasi Lemak dan Minyak
Klasifikasi minyak dan lemak dapat dilihat sebagai berikut :
Lipid

Lipid
sederhana
nana

Lipid majemuk
(compound lipid)

1. Lemak netral
Monoglisrida,
digliserida
dan
trigliserida (ester asam
lemak dengan gliserol)
2. Ester
asam
lemak
dengan alkohol berberat
molekul tinggi
a. Malam
b. Ester sterol
c. Ester nonsterol
d. Ester vitamin A dan
Ester vitamin D

Lipid turunan
(derived lipid)

1. Fosfolipida
2. Lipoprotein

1. Asam lemak
2. Sterol
a. Kolesterol dan
ergosterol
b. Hormon steroida
c. Vitamin D
d. Garam empedu
3. Lain-lain
a. Karotenoid
dan
vitamin A
b. Vitamin K
c. Vitamin E

[Sumber: Almatsier, 2002]

Gambar 2.2 Skema Klasifikasi Lipid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10

Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap yang dikandung asam lemak
maka asam lemak dapat dibagi menjadi :
1.

Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid), yaitu mempunyai ikatan tunggal
atom karbon (C), dimana masing-masing atom karbon ini akan berikatan
dengan atom hidrogen (H). Contoh, asam butirat (C4), asam kaproat (C6),
asam kaprilat (C8) dan asam kaprat (C10), umumnya sampai dengan C10 ini
sifat asam lemak adalah cair dan mulai C12-C24 bersifat padat.

2.

Asam lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid) yaitu asam
lemak ini selalu mengandung paling sedikit 2 atom hidrogen (H) dan
mempunyai satu ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh tunggal.
Contoh, asam palmitoleat (C16) dan asam oleat (C18). Asam lemak ini
bersifat cair dan umumnya banyak terdapat pada lemak nabati maupun
hewani.

3.

Asam lemak tak jenuh banyak (Poly Unsaturated Fatty Acid) yaitu asam
lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap. Contoh asam linoleat
(C8) berikatan rangkap dua, asam lemak linoleat (C18) berikatan rangkap tiga
dan asam arakhidonat (C20) berikatan rangkap empat. Umumnya sifat fisik
PUFA ini cair dan mudah teroksidasi.

2.2.3

Sifat-Sifat Fisik Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak meskipun serupa dalam struktur kimianya,

menunjukan keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya:
1.

Kelarutan
Sifat fisik yang paling jelas adalah tidak larut dalam air. Hal ini
disebabkan oleh adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak
adanya gugus-gugus polar. Namun begitu, karena adanya suatu substansi
tertentu

yang

dikenal

sebagai

agen

pengemulsi,

dimungkinkan

terbentuknya campuran stabil antara minyak dan air. Campuran ini
dinamakan emulsi. Emulsi ini dapat berupa emulsi minyak dalam air
maupun air dalam minyak (Gaman & Sherrington, 1994).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

11

2.

Viskositas
Viskositas minyak dan lemak biasanya bertambah dengan
bertambahnya panjang rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan
berkurang dengan tidak jenuhnya rangkaian karbon (Buckle, et al., 1985).

3.

Plastisitas
Plastisitas lemak disebabkan karena lemak merupakan campuran
trigliserida yang masing-masing mempunyai titik cair tersendiri, ini berarti
bahwa pada suatu suhu sebagian dari lemak akan cair dan sebagian lagi
dalam bentuk kristal- kristal padat (Gaman & Sherrington, 1994).
Titik

cair

kristal-kristal

suatu

lemak

dapat

berbeda-beda

berdasarkan dua mekanisme utama. Pertama karena heterogenitas kristalkristal. Karena lemak dan minyak merupakan campuran trigliserida, maka
komposisi trigliserida kristal lemak juga dapat berbeda-beda. Pada
umumnya, pendinginan lemak cair secara cepat akan menghasilkan kristal
yang terdiri dari campuran trigliserida. Kristal semacam itu mencair pada
suhu lebih rendah dari pada kristal lemak yang lebih homogen. Kedua,
oleh karena bentuk polimorfik yang berbeda-beda. Trigliserida murni
dapat mempunyai beberapa bentuk kristal yaitu menunjukan polimorfisme.
Masing-masing bentuk ditandai titik cair, berat jenis, panas laten dan
stabilitasnya masing-masing dan juga bentuk-bentuk lainnya. Bentuk yang
paling stabil mempunyai titik cair serta berat jenis dan panas laten tinggi
(Buckle, et al., 1985).
Tabel 2.3 Sifat-Sifat Kristal Lemak
Ukuran

Bentuk polimer

Sifat

α

Rapuh, transparan, pipih

5



Jarum halus

1

Besar-besar dan
berkelompok

25-50,
terkadang
100

(µm)

[Sumber : Winarno, 1984]
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12

4.

Titik cair
Lemak mencair jika dipanaskan. Karena lemak adalah campuran
trigliserida mereka tidak mempunyai titik cair yang jelas tetapi akan
mencair pada suatu rentang suhu (Gaman & Sherrington, 1994). Kekuatan
ikatan antara radikal

asam

lemak

dalam

kristal

mempengaruhi

pembentukan kristal. Hal ini juga berarti mempengaruhi titik cair lemak.
Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang
diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yag tidak
begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga energi panas
yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan
titik lebur juga akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak juga dipengaruhi oleh sifat
asam lemak, yaitu daya tarik antar asam lemak yang berdekatan dalam
kristal. Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap
dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh. Makin panjang
rantai C, titik cair akan semakin tinggi, misalnya asam butirat dengan C
sebanyak 14 mempunyai titik cair -7,9 ºC, sedangkan asam stearat dengan
C sebanyak 18 mempunyai titik cair 64,6 ºC. Titik lebur menurun dengan
bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dapat diterangkan sebagai
berikut: ikatan antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat, sebab
rantai pada ikatan rangkap cis tidak lurus. Makin banyak ikatan rangkap,
ikatan makin lemah, berarti titik cair akan lebih rendah. Demikian pula
dapat dimengerti bahwa asam lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih
tinggi daripada asam lemak tidak jenuh. Adanya bentuk trans pada asam
lemak akan menyebabkan lemak mempunyai titik lebur yang lebih tinggi
daripada adanya bentuk cis (Winarno, 1984).
2.2.4

Isolasi Lemak dan Minyak
Cara-cara yang digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak dari

sumbernya yang berupa tumbuh-tumbuhan atau hewan sangat berbeda sesuai
dengan sifat daripada sumber itu. Tujuan proses ekstraksi adalah :
a. Untuk memperoleh minyak atau lemak tanpa dirusak oleh proses
itu dan dalam keadaan semurni mungkin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

13

b. Untuk memperoleh hasil minyak atau lemak setinggi mungkin
c. Untuk menghasilkan sisa (residu) yang bernilai setinggi mungkin.

1.

Perlakuan awal sumber
Bahan dari hewan memerlukan sedikit perlakuan awal. Pada umumnya
bahan dibersihkan dari bagian-bagian yang bukan lemak dan dipotong
kecil-kecil lalu dicuci sebelum ekstraksi disebut rendering.

2.

Pemasakan lemak hewan
Metode utama yang digunakan untuk memisahkan lemak hewan dari
bahan bakunya: dalam pemasakan kering, bahan dipanaskan, cairan
dipisahkan dan sisa diperas. Cairan hasil pemasakan dan pemerasan
dicampur dan setelah didiamkan disentrifuge, disaring dan diperoleh
minyak.

2.2.5 Minyak Babi
Minyak babi adalah lemak yang diambil dari jaringan lemak hewan babi.
Babi adalah hewan monogastrik dan simpanan lemak mereka menyerupai asupan
makanan sehingga derajat ketidakjenuhan lemak babi ditentukan oleh jumlah dan
komposisi asam lemak dari minyak dalam makanan yang mereka makan
(O’Brien, 2009). Lard yang diambil dari dinding perut babi merupakan yang
paling tinggi kualitasnya. Bagian tersebut mempunyai rasa yang lembut, berwarna
putih dan memiliki nilai asam yang tidak lebih dari 0,8. Lard dari organ lain dan
bagian belakang mempunyai nilai asam maskimal 1,0. Minyak babi diperoleh
dengan cara dry rendering. Dry rendering merupakan suatu cara yang digunakan
untuk mengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan tanpa air (Winarno,
1997). Minyak babi memiliki kandungan trigliserol yang lebih sedikit dari pada
trigliserol yang berada pada lemak sapi. Oleh sebab itu, lemak babi melebur pada
temperatur yang lebih rendah (Belitz & Grosch, 1987). Komposisi dan sifat fisik
minyak babi dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14

Tabel 2.4 Komposisi dan Sifat Fisik Minyak Babi
Karakteristik

Khas

Batas

57

45 – 70

α- tokoferol

172

129 – 215

- tokoferol

30

22 – 37

- tokoferol

26

19 – 32

δ- tokoferol

13

10 – 16

Angka Saponifikasi
Kandungan Tokoferol

Komposisi Asam Lemak (%)
C-10:0 Capric

0,1

-

C-12:0 Lauric

0,1

-

C-14:0 Myristic

1,5

C-14:1 Myristoleic

0,5 – 2,5

-