540 Jakarta In Figures 2016
Jakarta Dalam Angka 2016 541
11. PENGELUARAN DAN KONSUMSIEXPENDITURE AND CONSUMPTION Tabel
11.1 Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Perbulan Menurut Golongan
Pengeluaran dan Kelompok Barang di Provinsi DKI Jakarta rupiah, 2015
Table Average Expenditure Per Capita Per Month by Expenditure Class and
Commodity Group in DKI Jakarta Province rupiah, 2015
Golongan Pengeluaran Expenditure Class
Kelompok BarangCommodity Group MakananFood
Bukan Makanan Non Food
Jumlah Total
1 2
3 4
200 000 -
- -
200 000 – 299 999
131 557,67 146 240,45
277 798,12 300 000
– 499 999 232 887,98
201 187,06 434 075,04
500 000 – 749 999
350 144,28 257 176,08
607 320,36 750 000
– 999 999 446 167,54
430 308,92 876 476,45
1000 000 767 183,86
1 689 469,75 2 456 653,61
JumlahTotal 615 485,90
1 157 945,25 1 773 431,15
SumberSource: Survei Sosial Ekonomi Nasional, MaretNational Socioeconomic Survey, March,2015
542 Jakarta In Figures 2016
Tabel 11.2
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Perbulan Menurut Kelompok Makanan di Provinsi DKI Jakarta rupiah, 2015
Table Average Expenditure Per Capita Per Month by Food Group
in DKI Jakarta Province rupiah, 2015
Kelompok Makanan Food Group
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita PerbulanAverage Expenditure
Per Capita Per Month Rp 1
2
Padi-padianCereals 54 739
Umbi-umbianTubers 5 374
IkanFish 36 458
DagingMeat 35 900
Telur dan susuEggs and milk 46 617
Sayur-sayuranVegetables 32 888
Kacang-kacanganLegumes 11 284
Buah-buahanFruits 32 107
Minyak dan lemakOil and fats 12 019
Bahan minumanBeverage stuffs 14 697
Bumbu-bumbuanSpices 8 572
Konsumsi lainnyaMiscellaneous food items
11 195 Makanan dan minuman jadi
Prepared food and beverages Minuman Alkohol
257 124 605
Tembakau dan sirihTobacco and betel
55 906
JumlahTotal 615 486
Sumber: Diolah Dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, Maret 2015
Source: Based on National Socio Economic Survey, March 2015
Jakarta Dalam Angka 2016 543
Tabel 11.3
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita perbulan Menurut Kelompok Bukan Makanan di Provinsi DKI Jakarta rupiah, 2015
Table Average Expenditure Per Capita Per Month by Non Food Group
in DKI Jakarta Province rupiahs, 2015
Kelompok Makanan Food Group
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita PerbulanAverage Expenditure Per
Capita Per Month Rp 1
2
Perumahan, bahan bakar, penerangan, air
Housing and household facility 643 907
Aneka barang dan jasaGoods and services
187 689 Biaya pendidikanEducation cost
75 077 Biaya kesehatanHealth cost
43 648 Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala
Clothing, footwear, and headgear 45 821
Barang yang tahan lamaDurable goods 71 364
Pajak pemakaian dan premi asuransi Taxes and insurances
59 092 Keperluan pesta dan upacara
Parties and ceremonies 31 346
JumlahTotal 1 157 945
Sumber: Diolah Dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas,maret 2015
Source: Based on National Socio Economic Survey
544 Jakarta In Figures 2016
Tabel : 11.4.
Table Distribusi Pembagian Total Pengeluaran Per Kapita dan Gini Ratio,
2005
–2015 Expenditure Per Capita Distribution and Gini Index, 2005
– 2015
Tahun Year
Distribusi Pembagian Pengeluaran Per Kapita Distribution of Expenditure Per Capita
PersenPercent Gini Ratio
Gini Index
40 Rendah
Low 40
Sedang Middle
20 Tinggi
High 1
2 3
4 5
2005 18,42
32,25 49,33
0,406 2006
20,11 30,89
49,00 0,360
2007 21,06
38,97 39,97
0,315 2008
19,87 35,48
44,65 0,361
2009 19,24
35,64 45,10
0,340 2010
18,25 34,08
47,66 0,381
2011 16,96
35,37 47,67
0,385 2012
15,67 33,94
50,39 0,397
2013 17,59
31,51 50,90
0,364 2014
15,83 31,83
53,34 0,436
2015 16,02
33,61 50,38
0,430
Sumber: Diolah Dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas
Maret 2015
PENDAPATAN REGIONAL
Jakarta Dalam Angka 2016 547
PENJELASAN TEKNIS TECHNICAL NOTES
1. Penghitungan statistik neraca regional
yang digunakan di sini mengikuti buku petunjuk
yang diterbitkan
oleh Perserikatan Bangsa Bangsa yang
dikenal sebagai
Sistem Neraca
Nasional. Namun, penerapan statistik neraca
regional tersebut
telah disesuaikan dengan kondisi sosial
ekonomi DKI Jakarta. 1. The method used to estimate regional
accounts statistics is based on the standard guidelines formed by United
Nation known as System of National Accounts. The implementation of the
method however, has been adjusted according to DKI Jakarta social-
economic condition.
2. Produk Domestik Regional Bruto
PDRB pada tingkat regional provinsi menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan output nilai tambah pada suatu waktu
tertentu. Untuk menyusun PDRB digunakan 2 pendekatan yaitu sektoral
dan
penggunaan. Keduanya
menyajikan komposisi
data nilai
tambah dirinci
menurut sumber
kegiatan ekonomi
sektoral dan
menurut komponen penggunaannya. PDRB dari sisi sektoral merupakan
penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan
oleh sektor-sektor
ekonomi atas berbagai
aktivitas produksinya.
Sedangkan dari
sisi penggunaan
menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.
2. The basic measure of the output arising from economic activity is
known as Gross Regional Domestic Product GRDP at the regional level
provincesregenciesmunicipalities. To compile these statistics, two
approaches have been used, i.e. production
approach and
expenditure approach. The first approach is to measure value added
produced by various kinds of economic activities, while the second approach is
to measure final uses of the countrys output. In other words, GRDP is the
sum of total value added produced by all economic sectors activities and
the way of using it.
3. Penyajian PDRB menurut lapangan
usaha dirinci menurut nilai tambah dari seluruh lapangan usaha yang
mencakup kategori
pertanian, kehutanan
dan perikanan;
pertambangan dan
penggalian; Industri pengolahan;pengadaan lsitrik
dan gas; pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan
daur ulang;konstruksi;dan sebagainya.
3. GDRP by sector is classified by types of economic
activities such
as Agriculture; Mining Quarrying;
Manufacturing; Electricity, Gas Water Supply; Construction; Whole-
sale Retail Trade, Restaurants Hotels; Transport and Communication;
Finance, Insurance, Real Estate Business Services; and other Services.
REGIONAL INCOME
548 Jakarta In Figures 2016
4. PDRB menurut penggunaan dirinci
menurut komponen
pengeluaran konsumsi rumah tangga termasuk
lembaga nirlaba,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan
modal tetap
bruto, perubahan
inventori, ekspor dan impor. 4. GDRP by type of expenditures is
classified into: Private consumption expenditure household and non-profit
institution; Government consumption expenditure;
Gross fixed
capital formation; Changes in inventories;
Exports and Imports. 5.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup
berbagai pengeluaran
konsumsi akhir rumah tangga atas barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan individu ataupun kelompok secara langsung. Pengeluaran rumah
tangga di sini mencakup pembelian untuk makanan dan bukan makanan
barang dan jasa di dalam negeri maupun di luar negeri. Termasuk pula
di sini pengeluaran lembaga nirlaba yang tujuan usahanya adalah untuk
melayani keperluan rumah tangga. 5. Household consumption expenditures
consist of expenditures incurred by households, which are used for both
individual or
collective needs.
Household consumptions are classified into food and non-food goods and
services expenditures that may take place
in domestic
or abroad.
Expenditures here
include expenditures of Nonprofit institutions
serving households.
6. Pengeluaran konsumsi pemerintah
mencakup pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, penyusutan
maupun belanja barang termasuk biaya perjalanan, pemeliharaan dan
pengeluaran rutin lainnya, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. 6. Government
consumption expenditures consist of expenditures
for the compensation of employees, capital consumption depreciation
and intermediate
consumption including
travel allowance,
maintenance cost, and other routine expenditures spent by either central
or local government.
7. Pembentukan Modal Tetap Bruto
mencakup pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal. Barang
modal dimaksud adalah barang barang yang
digunakan untuk
proses produksi, tahan lama atau yang
mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun seperti bangunan,
mesin-mesin dan
alat angkutan.
7. Gross fixed capital formation consists of resident producers acquisitions, less
disposals, of fixed assets during a given period plus certain addition to
the value of non-produced assets done by the productive activity of producer
or institutional units. Fixed assets are tangible
and intangible
assets produced as outputs from processes of