CAKUPAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA PELAKSANA PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN

6 III. The central bank should oversee compliance with the Core Principles by systems it does not operate and it should have the ability to carry out this oversight. Bank sentral harus mengawasi kesesuaiankepatuhan terhadap CP-SIPS pada sistem pembayaran yang dioperasikan oleh pihak lain dan mengawasi sistem pembayaran tersebut. IV. The central bank, in promoting payment system safety and efficiency through the Core Principles, should cooperate with other central banks and with any other relevant domestic or foreign authorities. Bank sentral dalam mengembangkan sistem pembayaran yang aman dan efisien perlu melakukan kerjasama dengan bank sentral negara lain dan otoritas terkait lainnya baik domestik maupun luar negeri.

D. CAKUPAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

Agar tujuan pengawasan sistem pembayaran dapat lebih efektif dan efisien maka cakupan pengawasan meliputi: 1. Sistem pembayaran yang apabila terjadi gangguan pada sistem tersebut dan sistem tersebut tidak disertai dengan perlindungan yang memadai dapat menimbulkan gangguan secara sistemik yang berdampak kepada sistem keuangan secara luas Systemically Important Payment Systems - SIPS, seperti sistem BI-RTGS. 2. Sistem pembayaran yang tidak termasuk kategori SIPS, namun digunakan oleh masyarakat luas dan apabila terganggu dapat mengurangi kepercayaan dan kenyamanan masyarakat pengguna sistem pembayaran System Wide Important Payment Systems - SWIPS seperti sistem kliring cekbilyet giro, sistem penyelenggaraan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu APMK. 3. Sistem Penyelesaian transaksi surat berharga, baik yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain. Sistem Penyelesaian transaksi surat berharga merupakan sistem yang sangat berpengaruh pada stabilitas sistem 7 keuangan karena transaksinya melibatkan banyak pihak dan nilai transaksi secara total signifikan. Saat ini yang menjadi obyek pengawasan sistem pembayaran adalah: 1. Penyelenggara sistem pembayaran, yang meliputi Bank Indonesia dan non Bank Indonesia; 2. Peserta sistem pembayaran, yang meliputi Bank dan non Bank.

E. PELAKSANA PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN

PDG Pengawasan menjelaskan bahwa pelaksanaan pengawasan sistem pembayaran dilakukan oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran DASP c.q. Bagian PwSP. Pengawasan dapat dilakukan oleh Bagian PwSP secara sendiri, dilakukan secara bersama-sama dengan satuan kerja terkait lainnya atau dilakukan secara berkoordinasi dengan satuan kerja terkait lainnya. Bagian Pengawasan Sistem Pembayaran PwSP dibentuk berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.418INTERN tanggal 30 Mei 2002 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran No.427INTERN tanggal 18 Juli 2002 dan Surat Edaran No.659INTERN tanggal 2 November 2004 serta berada di bawah Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran. Pemeriksaan secara bersama-sama maksudnya adalah tim pemeriksa sistem pembayaran melakukan pemeriksaan bersama dengan tim pemeriksa satuan kerja terkait, misalnya Satuan Kerja Pemeriksaan Bank terkait. Sedangkan pemeriksaan dengan berkoordinasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan rencana pemeriksaan kepada satuan kerja terkait, misalnya dengan Kantor Bank Indonesia.

F. PELAKSANAAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN