Rezim Anti Money Laundering AML di Filipina

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 80 Volume 4 Nomor 1, April 2006 Laporan hasil studi banding di Anti Money Laundering Counsel AMLC Filipina, 7 dan 8 Desember 2005.

I. Rezim Anti Money Laundering AML di Filipina

Seperti halnya di negara kita, rezim AML di Filipina dibentuk untuk melindungi dan memelihara integritas sistem perbankan serta untuk memastikan bahwa negaranya tidak digunakan sebagai sarana kegiatan pencucian uang. Selain itu pembentukan AML di Filipina juga adalah dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor terhadap Filipina sekaligus sebagai kontribusi dan partisipasi nyata dalam rangka pemberantasan terhadap kejahatan pencucian uang secara global. 1. Anti Money Laundering Council AMLC Dasar hukum AML Filipina adalah Republic Act No. 9160, sebagaimana telah diamandemen dengan Republic Act No. 9194 yang berlaku efektif mulai 23 Maret 2003. Dalam rangka pemberantasan kejahatan pencucian uang tersebut, telah dibentuk Anti Money Laundering Council AMLC, yaitu suatu lembaga yang dibentuk secara khusus untuk memerangi praktek kejahatan pencucian uang. Dalam rezim AML di Filipina, AMLC tersebut didukung sepenuhnya oleh institusi- institusi lain yang memiliki kewenangan dalam penegakan hukum law enforcement, yaitu: a. Philippine Drug Enforcement Agency PDEA b. Philippine Center on Transnational Crime PCTC and Interpol c. Criminal Investigation and Detection Group CIDG d. Police Anti-Crime Emergency Response PACER e. Bureau of Investigation NBI. Tugas dan kewenangan dari institusi-institusi tersebut adalah sbb: a. PDEA bertugas untuk melakukan investigasi dan pemberantasan kejahatan terkait dengan kejahatan penyalahgunaan obat terlarang dan penyelundupan obat terlarang. Pada saat melakukan investigasi terhadap kejahatan yang terkait dengan penyalahgunaan obat dan penyelundupan obat terlarang, apabila PDEA menemukan indikasi adanya kejahatan pencucian uang PDEA melaporkan hal tersebut kepada AMLC untuk BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 81 Volume 4 Nomor 1, April 2006 dilakukan investigasi lebih lanjut oleh AMLC. b. Philippine Center on Transnational Crime PCTC and Interpol. Bertindak sebagai kantor penghubung dan koordinator untuk mewakili penegak hukum di Filipina sebagai anggota polisi internasional dalam memberantas kejahatan transnasional. PCTC melakukan deteksi dan investigasi terhadap kejahatan perdagangan obat terlarang, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, terorisme, cyber crime, pencucian uang, dan perampokan di laut bebas. c. Criminal Investigation and Detection Group CIDG CIDG merupakan bagian dari Kepolisan Negara Filipina yang bertugas untuk melakukan investigasi dan pendeteksian terhadap tindak kejahatan di Filipina. Beberapa kasus yang ditangani oleh CIDG adalah mengenai anti pengeboman, pencurian, penipuan, penembakan. Selain itu CIDG juga melaksanakan tugas lainnya khususnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban melalui berbagai operasi dalam rangka memberantas beberapa kelompoksindikat kejahatan yang terorganisir, terutama kejahatan penculikan dengan tebusan, perampokan bank, transaksi, kejahatan komputer, kejahatan keuangan yang tidak sah dan kejahatan keuangan lainnya. d. Police Anti-Crime Emergency Response PACER. Tugas utama PACER adalah dalam penanganan permasalahan penculikan dengan uang tebusan. Mengingat kejahatan penculikan banyak terjadi di Filipina dan merupakan salah satu kejahatan yang terorganisir maka dibentuk satuan khusus untuk menanggulangi dan memberantas kejahatan penculikan. Salah satu predicate crime yang banyak terjadi dalam kasus Money Laundering di Filipina adalah terkait dengan uang hasil tebusan penculikan. e. National Bureau of Investigation NBI NBI merupakan bagian dari Departemen Kehakiman Filipina. Dalam kaitannya dengan kejahatan pencucian uang, NBI dapat melakukan Investigasi, membantu apabila diminta secara resmi untuk melakukan BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 82 Volume 4 Nomor 1, April 2006 penyelidikan dan mendeteksi suatu kejahatan pencucian uang, bertindak sebagai national clearing house untuk catatanrekaman kejahatan dan informasi lain untuk digunakan oleh penuntut dan seluruh penegak hukum di Filipina. Disamping itu NBI ini juga dapat memberikan bantuan teknis bagi semua penuntut dan kantor penegak hukum, lembaga pemerintah, dan pengadilan yang membutuhkan bantuan. 2. Struktur organisasi Anti Money Laudering Council AMLC. AMLC terdiri dari: • Ketua: Gubernur Bank Sentral Filipina Bangko sentral ng Pilipinas, secara ex-officio • Anggota: - Commissioner The Insurance Commission dan - Chairman of the Securities and Exchange Commission • Sekretariat: Dikepalai oleh seorang Direktur Eksekutif yang ditunjuk AMLC untuk masa tugas 5 tahun. Kandidat yang ditunjuk harus merupakan ahli hukum, berusia minimal 35 tahun dan memiliki moral yang baik, integritas yang tidak diragukan, dan dikenal reputasinya. Semua anggota sekretariat harus memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun bekerja di tempat asalnya di Bangko Sentral ng Pilipinas, the Insurance Commision, atau di The Securities and Exchange Commision. Tugas-tugas dan kewenangan AMLC: 1 Mewajibkan dan menerima laporan dari covered institutions. 2 Memberikan perintah untuk menentukan identitas yang sebenarnya dari pemilik instrumen moneter atau properti sesuai laporan transaksi keuangan dan meminta bantuan dari Negara lain jika diperlukan. 3 Melakukan penyitaan dan semua remedial proceeding melalui Kejaksaan. 4 Melakukan tindak lanjut atas laporan yang dibuat oleh Departemen Kehakiman atau Ombudsman untuk penuntutan kasus tindak pidana money laundering. 5 Melakukan investigasi terhadap transaksi yang mencurigakan, termasuk transaksi lain covered transaction yang mengandung kecurigaan. BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 83 Volume 4 Nomor 1, April 2006 6 Meminta pengadilan untuk membekukan instrumen moneter atau properti yang diduga merupakan hasil kejahatan. 7 Melaksanakan tindakan yang diperintahkan oleh UU untuk memberantas kejahatan money laundering. 8 Menerima dan melakukan tindakan yang berhubungan dengan setiap permintaan dari negara lain untuk membantu pelaksanaan kebijakan anti money laundering. 9 Mengembangkan program pendidikan yang dapat menciptakan kepedulian dan keterlibatan publik tentang bahaya dan pentingnya pemberantasan money laundering. 10 Meminta bantuan yang diperlukan kepada pemerintah dalam rangka pencegahan, deteksi dan investigasi yang berkaitan dengan kejahatan money laundering, termasuk meminta informasi dari Badan Intelejen. 11 Mengenakan sanksi administratif kepada pihak yang melakukan pelanggaran hukum, ketentuan, perintah, atau resolusi yang dikeluarkan dalam rangka penegakan hukum. Tugas-tugas Sekretariat AMLC: Melakukan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung tugas dan kewenangan AMLC yaitu: 1 Identifikasi Nasabah dan Pemeliharaan Catatan record keeping Penyedia Jasa Keuangan wajib memastikan identitas yang sebenarnya dari nasabah berdasarkan dokumen pendukung yang resmi. Penyedia Jasa Keuangan diwajibkan memiliki sistem untuk memverifikasi identitas asli dari nasabahnya, dan dalam hal nasabah korporasi maka dipersyaratkan memverifikasi keabsahan hukum dan struktur organisasi dari korporasi tersebut, termasuk setiap orangpihak yang diberi wewenang untuk mewakili. Rekening dengan identitas palsu, tanpa nama, dan semua rekening sejenis dilarang. Bangko Sentral ng Pilipinas BSP akan melakukan pengujian secara tahunan atas rekening dimaksud. 2 Pemeliharaan Catatan: Semua catatan transaksi dari Penyedia Jasa Keuangan wajib dipelihara dan disimpan dengan aman selama 5 tahun BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 84 Volume 4 Nomor 1, April 2006 terhitung sejak tanggal transaksi. Dalam kaitan dengan rekening yang ditutup, catatan mengenai identitas nasabah, file rekening dan korespondensi, harus disimpan dengan aman selama minimal 5 tahun terhitung sejak tanggal penutupan rekening. 3 Pelaporan transaksi: Penyedia Jasa Keuangan wajib melaporkan kepada AMLC semua transaksi dalam 5 hari kerja dari transaksi yang dilakukan, kecuali otoritas pengawas meminta perpanjangan waktu namun tidak melewati 10 hari kerja. Pada saat transaksi dilaporkan kepada AMLC, Penyedia Jasa Keuangan dan pejabatnya, pegawai, perwakilan, agen, konsultan, atau associate-nya dilarang mengkomunikasikan menginformasikan langsung atau tidak langsung, dengan cara dan alat apapun termasuk mass media, email, atau alat-alat sejenis kepada orang lain mengenai fakta- fakta yang ada pada laporan yang dibuat atau mengenai isi serta informasi terkait lainnya dari laporan itu. Apabila dilanggar, pihak- pihak tersebut akan dimintai pertanggungjawaban secara pidana. 4 Kewenangan untuk melakukan pembekuan hasil kejahatan. Berdasarkan kesimpulan bahwa kemungkinan simpanan atau rekening sejenis terkait dengan tindak pidana, AMLC dapat mengeluarkan perintah pembekuan yang akan berlaku efektif segera dalam waktu 15 hari. Pemberitahuan kepada pemilik simpanan juga dibuat bersamaan dengan penerbitan perintah pembekuan tersebut. Pemilik simpanan memiliki 72 jam 3 hari sejak pemberitahuan untuk menjelaskan alasan pencabutan perintah pembekuan. AMLC mempunyai waktu 72 jam 3 hari untuk mempertimbangkan penjelasan pemilik simpanan. Jika dalam waktu 72 jam 3 hari sejak penjelasan pemilik simpanan tidak dapat diputuskan maka perintah pembekuan akan dicabut. Perintah pembekuan selama 15 hari dapat diperpanjang berdasarkan perintah pengadilan. Yang dapat membatalkan perintah pembekuan yang dikeluarkan oleh AMLC adalah pengadilan tingkat banding dan Mahkamah Agung BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 85 Volume 4 Nomor 1, April 2006 5 Kewenangan untuk meminta informasi mengenai simpanan. AMLC berwenang meminta informasi atau memeriksa simpanan atau investasi tertentu di bank maupun lembaga keuangan non bank berdasarkan perintah pengadilan dalam perkara tindak pidana yang dapat dapat dipastikan bahwa terdapat kaitan antara simpanan atau investasi tersebut dengan tindak pidana money laundering. 6 Penyitaan Civil Forfeiture: Melakukan penyitaan atas instrumen moneter atau properti melalui perintah pengadilan. 7 Mutual assistance antar Negara AMLC dapat memenuhi atau menolak permintaan negara lain untuk melakukan investigasi atau penuntutan tindak pidana pencucian uang. Untuk hal tersebut AMLC akan menginformasikan kepada negara tersebut dengan alasan yang jelas dan prinsip- prinsip saling menguntungkan mutually dan timbal balik resiprocal. 3. Institusi Pelapor Covered Institutions Institusi pelapor adalah institusi yang diwajibkan oleh UU untuk menyampaikan laporan kepada AMLC, yaitu : a. Seluruh institusi yang diawasi dan diatur oleh Bank Sentral Bangko Sentral ng Pilipinas yaitu bank, offshore banking unit, Lembaga keuangan non-bank Gadai, non-stock savings and loan association, quasi bank, trust, dan semua anak perusahaan dan afiliasi dari institusi-institusi tersebut. b. Seluruh institusi yang diawasi dan diatur oleh The Securities and Exchange Commision SEC yaitu Perusahaan sekuritas, broker, pre-need companies, investment houses dan semua jenis managing securities atau yang menyelenggarakan jasa sebagai investment agent, konsultan, mutual fund, close and investment companies, common trust fund, dan semua intansi yang mempunyai kemiripan serta semua perusahaan yang bergerak di bidang penjualanpembelian mata uang valuta asing, komoditi atau financial derivative berdasarkan benda yang bernilai valuables objects cash substitutes dan instrumen moneter lainnya BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 86 Volume 4 Nomor 1, April 2006 atau properti yang diawasi atau diatur oleh securities and exchange commission SEC. c. Asuransi dan semua institusi yang diawasi dan diatur oleh The Insurance Commission, yaitu perusahaan asuransi, agen asuransi, broker, professional reinsurer, dan holding company. 4. Laporan yang Wajib disampaikan kepada AMLC Terdapat 2 jenis laporan yang harus disampaikan oleh institusi pelapor covered Institution kepada AMLC, yaitu : • Covered transaction • Suspicious transaction. Covered Transaction adalah transaksi yang menggunakan uang tunai cash atau ekuivalen dari instrumen moneter lainnya yang mencapai jumlah lebih dari 500.000,00 Peso dalam satu hari one banking day. Suspicious transaction adalah transaksi yang dilakukan dengan institusi pelapor covered institution yang memenuhi salah satu kriteria: a. Individu yang melakukan transaksi tidak teridentifikasi dengan baik not properly identified, b. Tidak terdapat transaksi yang mendasari underlying transaction, c. Jumlah transaksi tidak biasa, jauh di atas kapasitas bisnisnya, d. Terdapat rekayasa struktur transaksi untuk menghindari pelaporan, e. Terdapat deviasi transaksi dari profil kebiasaan nasabah yang lalu, f. Transaksi yang dilakukan terkait dengan kejahatan pidana pencucian uang, g. Transaksi yang memiliki kesamaan atau dapat dianalogikan dengan transaksi-transaksi di atas. 5. Tindak pidana Pencucian Uang. Tindak pidana pencucian uang yang dicakup dalam Anti Money Laundering Act AMLA di Filipina adalah Semua Tindak pidana pencucian uang yang berasal atau terkait generate dirty money dari tindak pidana asal predicate offense sebagai berikut: i. Penculikan untuk uang tebusan Kidnapping for ransom; ii. perdagangan obat terlarang; iii. Korupsi dan sogokan anti graft; BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 87 Volume 4 Nomor 1, April 2006 iv. Penjarahan Plunder; v. Perampokan dan Extortion; vi. Perjudian illegal Jueteng and Masiao; vii. Pembajakan hak cipta, paten dan merk; viii. Pencurian dengan klasifikasi tertentu; ix. Penipuan; x. Penyelundupan; xi. Pelanggaran e-commerce; xii. Pembajakan udara, pembunuhan termasuk terorisme; xiii. Fraud Fraudulentt; xiv. Tindak pidana berat Felonies atau pidana lainnya yang memiliki kesamaan karakteristrik.

II. Catatan dan rekomendasi.