33
2. Bentuk Form
Suatu lukisan dapat dikatakan bentuk karena dalam lukisan terdapat unsur-unsur yang berbeda dan tiap-tiap unsur tersebut memiliki kesatuan
yang utuh. Pengertian mengenai bentuk dijelaskan lebih dalam oleh Dharsono 2004: 30 sebagai suatu totalitas pada karya seni. Bentuk
merupakan sebuah organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur- unsur pendukung karya.
Sedangkan bentuk menurut Mikke Susanto 2011: 54 adalah 1 bangun, gambaran: 2 rupa, wujud; 3 sistem: susunan. Dalam karya seni
rupa biasanya dikaitkan dengan matra yang ada seperti dwimatra atau trimatra.
Lebih lanjut lagi, Dharsono 2004: 30 menjelaskan: Bentuk dibagi menjadi dua macam, yaitu 1 visual form, yaitu
bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsur- unsur pendukung karya seni tersebut, dan 2 special form, yaitu
bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yag dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap
tanggapan kesadaran emosional. Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan sebagai konkritisasi dari sebuah tema dan bentik psikis
sebuah karya merupakan hasil dari susunan kesan hasil tanggapan. Hal inilah yang menjadikan sebuah lukisan memiliki isi atau
makna. Jadi bentuk adalah sebuah kesatuan dari unsur-unsur pendukung
suatu karya dimana dalam seni rupa sering dikaitkan dengan dwimatra atau trimatra guna mencapai sebuah totalitas pada karya seni. Bentuk dibagi
menjadi dua macam yaitu visual form dan special form.
34
I. Deformasi
Dalam melukis, bentuk yang dihasilkan tidak harus sama persis dengan aslinya karena karakter dari tiap seniman berbeda-beda. Oleh karena itulah
dalam seni terdapat deformasi. Deformasi dimaksudkan agar seniman bisa dengan bebas berkreasi terhadap bentuk sehingga tercipta suatu lukisan yang
memiliki karakter dari pencipranya. Pengertian deformasi menurut Mikke Susanto 2011: 98 adalah:
Perubahan susunan suatu bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni yang sering terkesan sangat kuat sehingga kadang-
kadang menjadikan tidak berwujud seperti figur yang semula. Akibat dari deformasi ini adalah munculnya figur atau karakter baru yang lain dari
yang sebelumnya. Kemudian dijelaskan cara mengubah bentuk antara lain dengan cara simplifikasi penyederhanaan, distorsi pembiasan,
distruksi perusakan, dan stilisasi penggayaan.
Jakob Sumardjo 2000: 116 juga menambahkan mengenai bentuk:
Dalam mewujudkan benda seninya, seorang seniman memang akan menampakkan ciri-ciri kepribadiannya yang mandiri dan khas, yakni
berapa besar dan asli bakatnya, seberapa jauh ketrampilan teknik seninya, dan bagaimana ia memperlakukan unsur-unsur bentuk seni tadi
dalam caranya yang unik dan asli. Inilah gaya kesenimannya dalam hal bentuk.
Lebih jauh lagi, Jakob Sumardjo 2000: 116 juga mengatakan: Bentuk seni adalah juga isi seni itu sendiri. Bagaimana bentuknya,
begitulah isinya. Tidak ada seniman yang menciptakan sebuah karya seni tanpa kesadaran. Ia menciptakan sebuah benda seni karena ada sesuatu
yang ingin disampaikannya kepada orang lain, entah perasaannya, suasana hatinya, pemikirannya, pesan atau amanat yang diyakininya,
semua dinyatakan lewat bentuk yang sesuai dengan maksud isinya tadi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa deformasi merupakan pengubahan susunan suatu bentuk secara sengaja hingga
35
tidak berwujud seperti semula guna mendapatkan karakter yang diinginkan oleh seorang seniman.
J. Media dan Teknik 1. Media