Widyatmoyo dan Anung Pramudyo | Potensi Pajak Restoran di Kabupaten Sleman 163
Pendapatan Daerah terdiri dari : 1 PAD, 2 Dana Perimbangan, dan 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Sedangkan pinjaman daerah masuk menjadi bagian dari
Penerimaan Pembiayaan Daerah.
Pajak Restoran sebagai salah satu sumber keuangan tersebut mempunyai kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Sleman. Target dan realisasi penerimaan
Pajak Restoran selalu meningkat setiap tahun. Secara tegas penarikan Pajak Restoran tertulis dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pajak Daerah untuk KabupatenKota meliputi: 1 Pajak Hotel, 2 Pajak Restoran, 3 Pajak Hiburan, 4 Pajak Reklame, 5 Pajak Penerangan Jalan, 6 Pajak Mineral bukan Logam dan
Batuan, 7 Pajak Parkir, 8 Pajak Air Tanah, 9 Pajak Sarang burung Walet, 10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan 11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Tujuan dari penelitian adalah mengkaji dan menganalisis potensi Pajak Restoran sebagai bahan pengambilan kebijakan dan referensi dalam menentukan target pendapatan Pajak
Restoran di Kabupaten Sleman. Perhitungan potensi pajak yang dimaksud lebih difokuskan pada sumber PAD yang berasal dari unsur Pajak Restoran dengan mempertimbangkan
peraturan daerah terkait Pajak Restoran yang terbaru yaitu Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran. Diharapkan penelitian ini akan berguna untuk mengetahui data
potensi Pajak Restoran yang valid guna mengoptimalkan PAD di Kabupaten Sleman.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Regulasi Sumber Penerimaan Daerah
Salah satu sumber pendapatan daerah yang telah ditetapkan adalah Pendapatan Asli Daerah atau yang lebih dikenal dengan PAD. Pendapatan Asli Daerah dapat digunakan
sebagai indikator pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Nilai dari PAD sendiri nantinya juga dapat mencerminkan volume kegiatan ekonomi sehingga bila roda ekonomi
pada suatu daerah tidak berjalan dengan baik, maka nilai PAD menjadi sulit untuk dikembangkan dan ditingkatkan oleh pemerintah daerah Sugianto, 2007. Penetapan PAD
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah telah dituliskan dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah yang diganti menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan
UU Nomor 25 Tahun 1999 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan kemudian diganti kembali menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004.
2. Penerimaan dan Pendapatan Daerah
Upaya pembiayaan dalam pelaksanaan penggerakan roda ekonomi dan pembangunan daerah didapatkan dari Pendapatan Asli Daerah atau PAD. Nilai PAD dapat dijadikan
indikator keberhasilan kinerja pemerintahan daerah yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung APBD khususnya Pendapatan Daerah Bagijo, 2011.
Sumber-sumber penerimaan dan pendapatan daerah adalah 1 Penerimaan Pembiayaan
164
Vol. 5, No.2, Oktober 2014 | JBTI
dan 2 Penerimaan dan Pendapatan Daerah seperti yang telah diatur dalam UU yang sebelumnya disebutkan lalu dipertegas oleh PP Nomor 58 Tahun 2005 mengenai
Pengelolaan Keuangan Daerah untuk menghindari kerancuan dalam memahami artinya. Pemahaman mengenai Penerimaan Daerah berbeda dengan Pendapatan Daerah.
Penerimaan Daerah merupakan aliran dana yang masuk ke kas daerah sedangkan pengertian mengenai Pemasukan Daerah merupakan penambahan nilai dari kekayaan
bersih daerah yang telah dilegalisasi dan merupakan hak dari pemerintah daerah untuk digunakan sebagaimana mestinya.
3. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah menurut UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah menjelaskan bahwa Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Menurut Budi, Subkhan, dan Kuwat 2006 Pendapatan Daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun yang bersangkutan. Pendapatan daerah merupakan salah satu bagian dari penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan,