PENDAHULUAN Zonasi Wisata Pemancingan di Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Ismail | GeoTadulako 2604 7816 1 PB

2

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Sigi merupakan kabupaten termuda di Propinsi Sulawesi Tengah yang terbentuk melalui penetapan UU No. 27 tahun 2008 http:id.wikipedia.orgwikiKabupaten_Sigi. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2011 jam 22.05 Wita, Kabupaten Sigi terletak di sebelah selatan Kota Palu yang mulanya merupakan wilayah Kabupaten Donggala. Sebagai kabupaten yang baru dimekarkan Kabupaten Sigi masih sangat perlu membenahi prasarana dan sarana pendukung dalam rangka pembangunan daerah. Kabupaten Sigi terletak antara 0 52’ 16” LS – 2 03’ 21” LS dan 119 38’ 45” BT – 120 21’ 24” BT dan memiliki wilayah seluas 5.196,02 Km² terdiri atas 15 kecamatan. Kabupaten Sigi berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala dan Kota Palu di sebelah Utara, Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah Timur, Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan di sebelah Selatan, kemudian Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Donggala di sebelah Barat. Potensi sumberdaya alam Kabupaten Sigi adalah salah satu kunci penting bagi pembangunan daerah ini misalnya dalam bidang pariwisata, pertanian, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Hal ini tentunya dikarenakan hampir sebagian wilayahnya mempunyai karakteristik lahan yang subur, ketersediaan air yang cukup, vegetasi dan spesies yang kaya akan ragam, landsekap dan pemandangan yang indah, serta ragam kehidupan sosial budaya masyarakat. Seperti yang telah dikemukakan bahwa Kabupaten Sigi merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi sumber daya alam yang cukup memadai untuk dikembangkan. Misalnya dari potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Sigi khususnya di Kecamatan Dolo yang menjadi salah satu daya tarik pariwisata yaitu wisata pemancingan yang perlu diberikan sentuhan dari pemerintah agar semakin bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini ditunjang dengan UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan 3 intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata merupakan suatu cara atau usaha maupun kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk merehat sejenak dari berbagai kesibukan sehari-hari. Kegiatan ini dinilai sangat baik sehingga banyak sekali bermunculan objek-objek pariwisata yang menyajikan berbagai fasilitas yang secara langsung dan tidak langsung menarik para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata itu. Hal-hal yang disajikan misalnya saja, keindahan panorama, fasilitas yang lengkap, hotel bintang lima, kuliner yang menggiur selera atau bahkan spesies yang langka atau hampir punah. Potensi di bidang pariwisata juga tidak terlepas dari objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sigi. Selain wisata pemancingan, terdapat pula beberapa tempat wisata seperti air terjun Wera, air terjun Mantikole, sumber air panas Bora, situs purbakala Watunonju, dan juga salah satu objek wisata kebanggaan Propinsi Sulawesi Tengah yaitu Taman Nasional Lore Lindu. Hal ini sangat membantu dalam pola pergerakan wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Sigi. Kecamatan Dolo merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sigi. Kecamatan Dolo memiliki luas 410 Ha atau 0,78 dari luas keseluruhan Kabupaten Sigi sehingga menjadi kecamatan yang memiliki wilayah terkecil di Kabupaten Sigi. Berdasarkan data luas lahan perikanan dan jumlah rumah tangga perikanan menyebutkan bahwa Kecamatan Dolo adalah kecamatan yang mempunyai produksi terbesar dalam budidaya perikanan darat di Kabupaten Sigi. Variasi perikanannya pun cukup tersedia misalnya jenis ikannya terdiri dari ikan Mas, Nila, Lele dan Patin. Luas area kolam di Kecamatan Dolo adalah 266,5 Ha dan memiliki 307 rumah tangga perikanan Kecamatan Dolo dalam angka tahun 2011. Dengan demikian tentunya Kecamatan Dolo memiliki berbagai potensi yang menunjang budidaya perikanan serta dapat dimanfaatkan juga sebagai area wisata pemancingan. 4 Pengembangan pariwisata pemerintah harusnya lebih berusaha untuk meningkatkan upaya dalam hal pengelolaan dan promosi pariwisatanya. Karena ditinjau dari keanekaragaman wisata dengan kabupaten lainnya di Propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Sigi mempunyai kelemahan karena tidak memiliki wisata bahari akibat tidak adanya wilayah pantai. Informasi zonasi wisata pemancingan di Kecamatan Dolo juga masih perlu untuk dikembangkan karena wisata pemancingan merupakan salah satu wisata altenatif bagi masyarakat di Kabupaten Sigi dan Kota Palu. Zona-zona pemancingan yang belum ditentukan akan mempengaruhi bagi perkembangan wilayah karena belum tertata dengan baik sesuai dengan karakter fisik wilayahnya. Banyaknya ketersediaan potensi wisata alam di Kabupaten Sigi khususnya di bidang wisata pemancingan di Kecamatan Sigi menarik untuk dikaji lebih jauh lagi terlebih lagi dalam hal zonasi pemancingan sehingga dapat diketahui bagaimana cara yang efektif dalam pengembangan potensi wisata di Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Oleh karena itu perlunya pemilihan zona-zona pemancingan yang sesuai antara karakteristik alam dengan penggunaannya yang akan memaksimalkan potensi wisata pemancingan. METODOLOGI Data yang digunakan dalam penelitian adalah Peta Administrasi Kecamatan Dolo, Peta Kemiringan Lereng, Peta Iklim, Peta Curah Hujan, Peta Jenis Tanah, Peta Geologi, Peta Penggunaan Lahan dan Citra Terametrik 2012. Instrumen penelitian terdiri dari GPS, perangkat komputer, kamera, termometer dan alat tulis. Untuk memperoleh tujuan dari penelitian, maka analisis data menggunakan analisis kesesuaian lahan untuk wisata pemancingan dengan aplikasi SIG. Tahapan-tahapan dalam penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Persiapan. Yaitu, pengumpulan data, referensi, alat, bahan yang diperlukan dalam penelitian dan proses perizinan serta kerjasama dengan masyarakat dan aparatur desa. 5 2. Pengolahan data. Yaitu, proses masukan data baik melalui data primer dan data sekunder yang akan dimasukkan dalam penelitian 3. Verifikasi data. Yaitu, tahapan memeriksa data-data yang telah dimasukkan dalam proses penelitian. Jika tidak perlu dan tidak sesuai dengan lokasi penelitian maka data tersebut diperbaharui kembali. 4. Analisis data. Yaitu, tahapan yang dimulai dengan digitasi, editing, membangun topologi dan penentuan matriks penilaian scoring, transformasi, tumpang susun overlay, pengklasifikasian dan pencetakan.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN A.