Prospek Pengembangan Objek Wisata Air Panas Di Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi | Efriani | GeoTadulako 5837 19359 1 PB
OBJEK WISATA AIR PANAS DI DESA MANTIKOLE
KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI
E F R I A N I A 351 07 042
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2015
(2)
JUDUL PENELITIAN : PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR PANAS DI DESA MANTIKOLE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI
PENULIS : EFRIANI
NOMOR STAMBUK : A 351 07 042
Disetujui untuk diterbitkan
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Junarti, M.Hum Amiruddin, S.Pd, M.Pd
NIP: 19580309 1987 022 001 NIP: 19820907 200604 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan IPS FKIP Koordinator Program Studi
Universitas Tadulako Pendidikan Geografi
Drs. H. Abduh H. Harun, M.Si Widyastuti, S.Si, M.Si
(3)
ABSTRAK
EFRIANI, 2015 “Prospek Pengembangan Objek Wisata Air Panas Di Desa
Mantikole Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi” Skripsi, Program Studi
Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Junarti, Pembimbing (II) Amiruddin
Permasalahan utama dan mendasar dalam penelitian ini adalah Permasalahan yang terdapat pada objek wisata air panas di desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat yaitu sarana pokok dan sarana penunjang rekreasi yang tidak terawat seperti: kolam air panas yang sangat kotor, lantainya ditumbuhi lumut bahkan sering ditemukan lumut-lumut yang terapung di atas air. Adapun sarana yang tidak dapat digunakan yaitu: kolam renang untuk orang dewasa kondisinya sangat kotor disekelilingnya banyak ditumbuhi rerumputan dan pagarnya sudah mulai roboh, kolam renang anak-anak yang sudah sekitar 14 tahun tidak terpakai lagi kondisinya juga sangat kotor lantai dan dindingnya suda mulai berlubang, beberapa tempat penginapan/Cottage, WC dan kamar ganti yang pintu dan atapnya sudah rusak. Selain permasalahan pada fasilitas yang tidak terawat dan tidak dapat digunakan, kurangnya daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata air panas Mantikole juga mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yaitu Prospek Pengembangan Objek Wisata Air Panas Di Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi. Menjawab permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian dengan metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu menjelaskan data yang mengutamakan argumentasi verbal sesuai dengan yang ditemukan di lapangan, dengan teknik pengumpulan data yaitu berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya perhatian dari pihak pengelolah untuk mengembangkan objek wiasata air panas di Desa Mantikole, selain itu pihak pengelolah objek wisata juga harus peka terhadap perkembangan industri pariwisata agar objek wisata yang dikelolah tidak mengalami kesulitan dalam bersaing dengan objek wisata lainnya.
(4)
ABSTRACT
EFRIANI, 2015 “ Development Prospect of Hot Water Tourism in Mantikole Dolo Barat Sigi District”. Skripsi. Geography Education Study Program, Social Education Departement, Teacher Training and Education Faculty. Tadulako University. Supervisors (1) Junarti, (II) Amiruddin.
The main and fundamental problems in this research were untreated of main facility and supporting facility of the place such as the water pool is very dirty, moss floor, even floating moss on the water. There are some facilities that cannot be used for example adult`s swimming pool surrounded by grass was very dirty, the fence already broken, children`s pool that has been unused about 14 years, the condition is almost same for all the facilities, the dirty floor, ferforated wall, other facilities namely cottages, toilet cannot be used because there is no door and roof. The facilities problem causes the lack of tourist interest to visit the place. The study focus on the problems of depelopment prospect of hot water tourism in Mantikole Dolo Barat Sigi District. To answer the problems, the researcher used descriptive qualitative method to explain data by using verbal argumentation. Based on the fact found in the field. Technique of data collection such as observasi, documentation, and interview. The result of the study showed that there must be attention from manager to develop tourism in Mantikole. Besides manager must be sensitive to the industrial development in order the tourism had no difficulty to compete with other tourisms.
(5)
I. PENDAHULUAN
Bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai penghasil devisa, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan, memperkokoh persatuan, dan kesatuan, serta mengenal budaya bangsa. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dalam hal ini yaitu kepribadian masyarakat yang ramah terhadap pengunjung atau wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut, dengan memanfaatkan seluruh potensi dan keindahan Desa Mantikole. Pemanfaatan di sini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada di kawasan objek wisata air panas Mantikole, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Kegiatan pengembangan pariwisata secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu proses membangun dan meningkatkan potensi wisata yang terdapat di suatu wilayah, dalam karya tulis ini pembahasan terfokus pada kegiatan pengembangan wisata air panas yang terdapat di Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat.
Wisata Mantikole mulai dibangun pada tahun 1901, pada tahun 1950an-2000 pengunjungnya sangat ramai. Tahun 2001 hingga saat ini pengunjungnya semakin berkurang, hal ini disebabkan karena objek wisata yang terdapat di desa Mantikole sangat sederhana, sementara objek wisata yang berkembang di tempat-tempat lain seperti Water Park Porame, Taipa Beach dan Water Park Millenium memiliki objek wisata yang lebih menarik. Permasalahan yang terdapat pada objek wisata air panas di desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat yaitu sarana rekreasi, dan fasilitas penunjang yang tidak terawat seperti: kolam air panas yang sangat kotor, lantainya ditumbuhi lumut bahkan sering ditemukan lumut-lumut yang terapung di atas air, saluran pembuangan air yang tidak teratur juga menjadi masalah karena aliran air nya tidak terarah sehingga tergenang di berbagai tempat. Adapun sarana dan fasilitas penunjang yang tidak dapat digunakan yaitu: kolam renang untuk orang dewasa kondisinya sangat kotor disekelilingnya banyak ditumbuhi rerumputan dan pagarnya sudah mulai roboh, kolam renang anak-anak yang sudah sekitar 14 tahun tidak terpakai lagi kondisinya juga sangat kotor lantai dan dindingnya suda mulai berlubang, beberapa tempat penginapan/Cottage, WC dan kamar ganti yang pintu dan atapnya sudah rusak. Selain permasalahan pada fasilitas,
(6)
kurangnya daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata air panas Mantikole juga mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prospek pengembangan objek wisata air panas di Desa Mantikole agar penataannya lebih baik lagi dan dapat bersaing dengan objek-objek wisata yang terdapat di Sulawesi Tengah, serta dapat menarik kembali minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Manfaat penelitian ini adalah (a) Bagi Pemerintah: sebagai masukan dan bagi perencanaan pengembangan wahana wisata air panas di Desa Mantikole dalam rangka pengembangan sektor kepariwisataan daerah berskala regional. (b) Bagi Pengelolah: sebagai pertimbangan untuk pengembangan sarana dan prasarana yang ada di tempat wisata tersebut. (b) Bagi Penulis: memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh tugas akhir jurusan P. IPS Program Studi Pendidikan Geografi universitas Tadulako
Batasan istilah dalam penelitian ini yaitu prospek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah harapan, dalam arti yaitu harapan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan (KBBI). Pengembangan adalah proses atau cara untuk memajukan suatu usaha atau kegiatan sehingga menjadi lebih baik. Menurut Mathiesen dan Wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan bepergian dari dan ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya. Objek Wisata dalam adalah perwujudan ciptaan manusia, dan keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Wisata air panas adalah tempat rekreasi yang dilengkapi fasilitas utama dan pendukung yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakreasi dengan menggunakan air panas sebagai potensi daya tarik utamanya.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberi interpretasi atau analisis. Penelitian kualitatif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Penelitian ini di Desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014. Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaan atau
(7)
atributnya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti menentukan bahwa yang menjadi subjek penelitian ini adalah orang/individu, ataupun sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, argumentasi, dan atau memiliki peran penting dalam upaya pengembangan objek wisata air panas Mantikole. Adapun orang-orang yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan terkait dengan pengembangan objek wisata tersebut antara lain pengunjung wisata Mantikole, aparat desa dan pemerintah (Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi). Penentuan informan dalam penelitian yang dilakukan, yaitu menggunakan model snow ball sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subjek penelitian. Hal lain yang harus diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif, kuantitas subjek bukanlah hal utama sehingga pemilihan informan lebih didasari pada kualitas informasi yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, maka analisis data yang penulis lakukan adalah teknik analisis data kualitatif. Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis melakukan tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan.
III. HASIL
Fasilitas penunjang merupakan fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan. Kelengkapan fasilitas dapat meningkatkan volume pengunjung di objek wisata tersebut. Adapun fasilitas penunjang yang terdapat di objek wisata air panas Mantikole terdiri dari:
1) Penginapan/cottage
Mengingat prinsip pariwisata yaitu, bagaimana membuat wisatawan bertahan lama dan menghabiskan uang dilingkungan objek wisata yang dikunjunginya agar dapat memajukan perekonomian, maka objek wisata seharusnya menyediakan Penginapan/cottage. Penginapan merupakan fasilitas penunjang yang memiliki peran penting untuk memajukan suatu objek wisata, tetapi penginapan/cottage yang terdapat di
(8)
objek wisata air panas Mantikole dalam kodisi yang tidak layak pakai sehingga keberadaanya hanya mengurangi nilai estetika objek wisata.
2) Warung
Warung merupakan tempat menjual makanan, minuman dan sebagainya. Selain untuk meningkatkan perekonimian masyarakat setempat, tersedianya warung juga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para pengunjung agar mereka tidak harus membawa makanan sendiri dari rumah. Tetapi warung yang ada di area objek wisata air panas Mantikole hanya berjualan pada hari sabtu dan minggu.
3) Kamar mandi/WC
Kamar mandi/WC merupaka hal pokok dan penting yang harus ada dilingkungan objek wisata, tetapi saat ini kamar mandi yang ada dilingkungan objek wisata tidak dapat digunakan karena kondisi atap, pintu, dan bak penampung air telah rusak.
4) Gazebo
Gazebo adalah tempat yang digunakan oleh pengunjung untuk duduk beristirahat. Gazebo merupaka satu-satunya fasilitas penunjang yang terdapat di area objek wisata air panas Mantikole dalam kondisi baik. Setelah objek wisata diambil alih oleh dinas pariwisata fasilitas tersebut telah diperbaiki.
Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa wisatawan berikut ini:
a) Potensi objek wisata air panas Mantikole
Objek wisata air panas Mantikole memiliki potensi yang sangat unik dan jarang dimiliki oleh objek wisata lain yaitu sumber air panas yang melimpah, dekat dengan sungai, dan posisinya yang berada di kaki gunung menambah daya tarik tersendiri bagi objek wisata air panas Mantikole. Potensi yang dimiliki oleh objek ini apabila dikelolah dengan baik akan menjadi aset penting bagi Desa Mantikole, dan Kabupaten Sigi (Wawancara dengan Bapak Nasrun Ismail, tanggal 15 Juni 2014).
b) Kebersihan lingkungan objek wisata
Lingkungan objek wisata air panas Mantikole kadang terlihat bersih, kadang terlihat kotor. Tergantung dari hari apa mengunjunginya. Kalau berkunjung pada hari sabtu dan minggu, lingkungan objek wisata terlihat bersih meskipun kebersihannya kurang maksimal. Selain dari hari itu objek wisata selalu terlihat dalam kondisi yang kurang bersih, seperti
(9)
dedaunan yang berserakan di halaman, tumpukan sampah yang terdapat dibeberapa sudut sampai pada kolam renang dan airnya yang berlumut (Wawancara dengan ibu Ida tanggal 20 Juni 2014).
Hal senada juga dikemukakan olek bapak Nasrul Ismail yakni tingkat kebersihan objek wisata air panas Mantikole masih sangat rendah, sehingga menimbulkan ketidak nyamanan di lingkungan objek wisata seperti dinding dan lantai kolam yang ditumbuhi lumut, lingkungan yang kurang bersih, serata penataan lingkungan yang kurang rapih.
c) Aktifitas pengunjung
Fasilitas penunjang rekreasi yang tersedia di objek wisata air panas Mantikole masih sangat terbatas sehingga satu-satunya aktivitas yang dapat dilakukan hanya berendam air panas. Tidak ada atraksi lain yang dapat dilakukan padahal disekitar objek wisata tersedia sumber daya air yang cukup melimpah dan dapat dieksploitasi secara arif, agar dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang ada di lokasi objek wisata.
Potensi alami yang dimiliki objek wisata ini masih mampu menarik minat masyarakat luas untuk mengunjunginya meskipun dengan tujuan tertentu, akan lebih banyak lagi pengunjungnya kalau pengambil kebijakan berusaha untuk mensinergiskan potensi dan sumber daya yang ada untuk mewujudkan kegiatan yang kompleks (Wawancara dengan Bapak Titus tanggal 22 Juni 2014).
d) Jenis pelayanan di destinasi
Pada dasarnya, pelayanan disuatu objek wisata bisa diklasifikan menjadi dua yakni pelayanan secara langsung, dan tidak langsung. Pelayanan secara langsung dapat berupa penyediaann layanan informasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan wisatawan, dan pelayanan secara tidak langsung berupa penyediaan fasilitas pokok maupun fasilitas penunjang yang dapat memberikan rasa nyaman bagi wisatawan yang ada di area objek wisata. berdasarkan klasifikasinya, berarti pelayanan yang tersedia adalah pelayanan secara tidak langsung, itupun belum begitu maksimal belum bisa memenuhi kebutuhan wisatawan dengan baik (Wawancara dengan Ibu Fatmawati, tanggal 22 Junni 2014).
e) Kondisi fasilitas penunjang
Selain memiliki kelebihan, objek wisata ini juga memiliki banyak kekurangan. Kelebihan yang dimiliki berupa sumber air yang melimpah, dan letaknya yang berada di kaki gunung namun aksesnya pencapaiannya sangat mudah dijangkau. Adapun kekurangannya
(10)
terletak pada fasilitas yang dimilikinya yaitu atraksi wisata yang sangat terbatas, kebersihan kolam yang kurang diperhatikan, kamar mandi/WC yang tidak dapat digunakan, serta penataan lingkungannya tidak teratur (Wawancara dengan Bapak Farid tanggal 21 Juni 2014).
f) Ketersediaan fasilitas penunjang
Objek wisata yang baik yaitu dapat memberi kenyamanan dan kepuasan bagi setiap wisatawan yang mengunjuginya, oleh karena itu objek wisata semestinya menyediakan fasilitas pokok maupun fasilitas pelengkap wisata. Namun kenyataannya objek wisata ini belum menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawa. Selain memerlukan pemeliharaan objek ini juga memerlukan penambahan dan pengembangan fasilitas seperti pengadaan toko cindera mata, rumah makan, penataan lingkungan, pengadaan atraksi wisata seperti water boom, out bound, play ground hal ini dimaksudkan agar anak-anak dapat manikmati objek wisata ini. Fasilitas penunjang rekreasi yang tersedia disini kurang memadai, karena yang tersedia disini hanya kolam air panas. Meskipun objek ini mengandalkan sumber mata air panas, tidak seharusnya perhatian para pengelolah hanya terfokus pada fasilitas air panas saja.
Untuk meningkatkan volume pengunjung di objek wisata air panas Mantikole perlu dilakukan pengembangan dengan strategi yang tepat. Adapun strategi yang dikemukakan oleh beberapa informan adalah sebagao berikut:
a) Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Panas Mantikole
Mekanisme pengembangan suatu objek wisata pada dasarnya harus memperhatikan keinginan dan kebutuhan seseorang melakukan perjalanan wisata, sehingga pengguna kawasan dapat merasakan kawasan wisata tersebut secara totalitas, tetapi selain memperhatikan keinginan dan kebutuhan tentunya ada hal lain yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu objek wisata yaitu potensi dan daya dukung sumberdaya lokal di destinasi yang berupa: sumber pendanaan, ketersediaan lahan, serta peran aktif para pelaku usaha kepariwisataan dari masyarakat Mantikole, yang sangat berpengaruh untuk keberlanjutan pengembangan kepariwisataan di destinasi tersebut. Ketika sumberdaya lokal di destinasi mengalami keterbatasan, maka tingkat persaingan untuk pemanfaatannya juga akan semakin meningkat dan kesempatan untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut juga akan tinggi,
(11)
sehingga biaya yang harus dibayar untuk penyelenggaraan kepariwisataan akan semakin besar dan keberlanjutan usaha kepariwisataan akan terganggu.
Untuk mengembangkan objek wisata air panas Mantikole, selain mengutamakan daya dukung sumberdaya lokal, juga perlu dilakukan pelatihan kepada masyarakat lokal agar dapat berperan aktif sebagai pelaku usaha kepariwisataan di destinasi (wawancara dengan Bapak Mohammad Rum tanggal, 8 Juli 2014).
b) Promosi wisata
Promosi kepariwisataan pada prinsipnya merupakan kegiatan komunikas yang dilakukan oleh penyelenggara pariwisata yang berusaha mempengaruhi khalayak yang merupakan sasaran dari penjualan produk wisata. Ada berbagai macam cara untuk berpromosi tergantung dari segmen pasar yang menjadi sasaran. Pemilihan segmen pasar juga harus disesuaikan dengan produk wisata, jangan sampai memilih cara berpromosi pada level yang lebih tinggi sedangkan produk yang ditawarkan belum mencapai standar. Oleh karena itu, penyelenggara promosi objek wisata air panas Mantikole masih memilih jalur promosi melalui brosur yang biasanya dibagikan kepada para pelajar. Objek wisata air panas Mantikole saat ini sedang direncanakan untuk direnovasi, setelah dilakukan renovasi penyelanggara promosi akan meningkatkan teknik promosinya yakni melakukan kerja sama dengan travel agency, dan melakukan promosi di media massa (Wawancara dengan ibu I Made Rako Wardani tanggal 8 Juli 2014).
c) Pengembangan objek wisata air panas Mantikole
Pengembangan dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, didalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju sesuai dengan yang diharapkan. Objek wisata air panas Mantikole memiliki potensi yang bisa diandalkan dan dapat menjadi aset penting bagi daerah, tetapi dengan mengandalkan potensi saja tudak cukup untuk meningkatkan pendapatan daerah. Objek wisata air panas Mantikole memiliki daya tarik yang apabila dikelolah secara maksimal akan bernilai ekonomis tinggi. Dengan kondisi seperti saat ini, objek wisata air panas Mantikole sangat perlu untuk dikembangkan yaitu dengan melakukan penataan lingkungan objek wisata, pengadaan play ground, dan toko cindera mata. Sehubungan dengan potensi yang dimilikinya, objek wisata air panas Mantikole seharusnya
(12)
menyediakan atraksi air yang berfariasi, baik untuk dewasa maupun anak-anak. Adapun fasilitas yang harus diperhatikan yaitu kolam renang untuk orang dewasa dan anak-anak, adapun fasilitas penunjang yang perlu mendapat perhatian yaitu kamar mandi/WC, dancottage. Untuk mengembangkan suatu objek wisata, alangka baiknya jika dilakukan studi banding dengan objek wisata yang telah dianggap maju dan dikunjungi oleh banyak wisatawan asing. Hal ini dimaksudkan agar konsep pengembangan objek wisata tidak terpaku dengan objek wisata yang telah berkembang di Sulawesi khususnya di Sulawesi Tengah (wawancara dengan bapak Sudin.M, tanggal 16 Juni).
a) Upaya yang dilakukan untuk mengembalikan volume pengunjung
Sekitar 15 tahun yang lalu, objek wisata air panas Mantikole pengujungnya sangat ramai terutama di hari sabtu dan minggu. Namun saat ini pengunjung objek wisata sering terlihat sepi, hal ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu pertamaberkembangnya objek wisata di berbagai daerah dengan kondisi yang lebih menarik sehingga menimbulkan persaingan antar objek wisata. Kedua rendahnya daya tarik yang dimiliki objek wisata. Ketiga faktor keamanan, untuk keamanan bukan hanya desa Mantikole saja tetapi sepanjang akses menuju objek wisata Mantikole sering terjadi konflik sehingga menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata Mantikole.
Untuk mengembalikan volume pengunjung objek wisata seperti semula, tentunya ketiga faktor penghambat tersebut harus segera diatasi dengan cara meningkatkan daya tari wisata, dan memperbaiki sarana dan prasarana penunjang. selain itu juga perlu melakukan promosi agar objek wisata lebih dikenal oleh masyarakat luas (Wawancara dengan Bapak Patuhuddin, tanggal 19 Juni 2014).
IV. PEMBAHASAN
1. Objek Wisata Air Panas Mantikole
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Objek wisata alam Mantikole terletak sekitar ± 500 m disebelah barat jalan raya, dimana posisi objek wisata alam tersebut terletak di kaki gunung dengan luas area 1 Hektar.
(13)
Wisata air panas Mantikole merupakan salah satu objek wisata air panas yang terdapat di Kabupaten Sigi, objek ini merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1901, kemudian dikembangkan oleh masyarakat Mantikole sampai pada pertengahan tahun 2014, pengelolaan objek wisata tersebut diambil alih oleh pemerintah kabupaten Sigi.
Pada tahun 1950an sampai dengan tahun 2000 objek wisata ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah, baik dari kalangan anak-anak, remaja, hingga kalangan dewasa. Hal ini disebabkan karena wisata ini menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dari ke tiga kalangan wisatawan tersebut, seperti kolam renang untuk dewasa, kolam renang untuk anak-anak, dan kolam air panas yang merupakan tujuan utama bagi orang tua untuk mengunjungi wisata ini.
Namun pada sejak tahun 2001 hingga saat ini pengunjungnya semakin berkurang, menurut hasil wawancara dengan beberapa aparat desa, hal ini disebabkan karena tiga faktor yaitu:
pertama, berkembangnya objek wisata diberbagai daerah yang menimbulkan persaingan antar objek wisata. Kedua, daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh objek wisata serta ketersediaan sarana dan prasarana penunjang rekreasi. Ketiga, faktor keamanan, baik keamanan di perjalanan maupun di lingkungan objek wisata.
Permasalahan yang terdapat pada objek wisata air panas di desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat sarana pokok dan sarana penunjang yang sudah rusak dan tidak terawatt. Selain permasalahan pada fasilitas, daya tarik yang dimiliki objek wisata ini juga masih sangat rendah. Upaya yang akan dilakukan untuk menarik kembali minat pengunjung ke kawasan objek wisata air panas mantikole selain mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada juga dibutuhkan penyediaan dan pengembangan sarana prasarana guna mendukung kegiatan rekreasi berupa penyediaan dan penataan fasilitas rekreasi bagi wisatawan serta meningkatkan daya tarik wisata.
Berdsarkan hasil wawancara mengenai objek wisata air panas Mantikole yang telah dilakukan dengan pengunjung dan aparat desa, dikatakan bahwa objek wisata air panas Mantikole memiliki potensi yang unik dan khas. Kondisi seperti ini jarang terdapat disuatu objek wisata yaitu memiliki sumber air panas dan air dingin yang melimpah. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dari segi penataan lingkungan, atraksi dan daya tarik wisata. selain itu perlu melengkapi sarana pokok kepariwisataan, dan sarana pelengkap kepariwisataan,
(14)
sehingga dapat menunjang keberadaan objek wisata air panas, dan dapat menarik minat wisatawan.
2. Prospek Pengembangan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pengunjung, objek wisata air panas Mantikole termasuk dalam klasifikasi daya tarik wisata alam, dan daya tarik wisata minat khusus. Prospek pengembangan objek wisata air panas adalah suatu proses perubahan pokok yang dilakukan oleh manusia secara terencana pada suatu kondisi kepariwisataan yang dinilai kurang baik, yang diarahkan menuju suatu kondisi kepariwisataan yang dianggap lebih baik atau lebih diinginkan. Pengembangan objek wisata air panas diupayakan tidak hanya membenahi objek air panas atau perairan, tetapi perlu mengembangkan akomodasi (motel, pondok wisata, dan lain-lain) Jauh lebih luas dari itu wisatawan yang datang juga memerlukan fasilitas, atraksi wisata air yang menarik, pelayanan, cindera mata, restoran dan suasana aman.
Selain pengembangan objek dan daya tarik wisata, upaya yang dapat dilakukan untuk memajukan objek wisata air panas Mantikole yaitu meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan bagi staf pengelolah objek wisata maupun masyarakat lokal agar berperan aktif sebagai pelaku usaha pariwisata.
Pengelolaan objek wisata secara profesional tentunya mendorong tumbuh kembangnya pariwisata secara menyeluruh yang diharapkan dapat menggerakkan kegiataan perekonomian masyarakat, memperluas dan memeratakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, mendukung perolehan pendapatan hasil daerah secara optimal serta membawa citra daerah di mata masyarakat di luar daerah Sulawesi Tengah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Objek wisata air panas mantikole perlu diengkapi fasilitas penunjang yang meliputi, rumah
(15)
keamanan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya di destinasi.
2. Untuk memenuhi tiga syarat daya tarik wisata yang layak dijual agar memberikan kepuasan kepada wisatawan/pengunjung, yaitu:
1. Apa yang dapat dilihat (something to see) 2. Apa yang dapat dilakukan (something to do) 3. Apa yang dapat dibeli (something to buy)
Sehubungan dengan potensi yang dimilikinya, objek wisata Mantikole harus menyediakan atraksi air yang bervariasi. Selanjutnya di area objek wisata juga harus disediakan pusat perbelanjaan, toko cindera mata, dan rumah makan.
3. Selain pengadaan prasarana dan sarana pada objek wisata, juga perlu dilakukan pembenahan terhadap fasilitas yang sudah tersedia seperti pembenahan cottage, kamar mandi, dan kolam renang. Untuk memperoleh konsep pengembangan objek wisata air panas dengan tepat dapat pula dilakukan dengan mengadakan studi banding terhadap objek wisata yang dianggap lebih maju dan telah dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
4. Setelah dilakukan pengembangan dan pembenahan pada objek wisata, langkah selanjutnya yang harus ditempuh untuk memajukan objek wisata air panas Mantikole yaitu meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan bagi pengelolah objek wisata maupun masyarakat lokal.
2. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan penulis mengharapkan adanya perhatian yang nmaksimal dari pemerintah untuk mengembangkan objek wisata air panas Mantikole agar objek wisata tersebut lebih diminati oleh wisatawan dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Pariwisata merupakan industri yang bersifat dinamis yang sewaktu-waktu akan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman dan meningngkatnya kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu pihak pengelolah objek wisata juga harus peka terhadap perkembangan yang terjadi dalam industri pariwisata. Dengan demikian objek wisata tidak
(16)
mengalami keteringgalan dan tidak kesulitan menghadapi persaingan dengan objek wisat lain.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Fandeli, C. 2011.Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty Muljadi A.J. 2010.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Musata, Z dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI ) & Artikel Penelitian. Palu: Universitas Tadulako
Patilima, H. 2007.Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Alfhabet
Sugiono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA,CV
Sunaryo, B. 2013.Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep Dan Aplikasinya di Indonesia.Yogyakarta: Gava Media
(1)
sehingga biaya yang harus dibayar untuk penyelenggaraan kepariwisataan akan semakin besar dan keberlanjutan usaha kepariwisataan akan terganggu.
Untuk mengembangkan objek wisata air panas Mantikole, selain mengutamakan daya dukung sumberdaya lokal, juga perlu dilakukan pelatihan kepada masyarakat lokal agar dapat berperan aktif sebagai pelaku usaha kepariwisataan di destinasi (wawancara dengan Bapak Mohammad Rum tanggal, 8 Juli 2014).
b) Promosi wisata
Promosi kepariwisataan pada prinsipnya merupakan kegiatan komunikas yang dilakukan oleh penyelenggara pariwisata yang berusaha mempengaruhi khalayak yang merupakan sasaran dari penjualan produk wisata. Ada berbagai macam cara untuk berpromosi tergantung dari segmen pasar yang menjadi sasaran. Pemilihan segmen pasar juga harus disesuaikan dengan produk wisata, jangan sampai memilih cara berpromosi pada level yang lebih tinggi sedangkan produk yang ditawarkan belum mencapai standar. Oleh karena itu, penyelenggara promosi objek wisata air panas Mantikole masih memilih jalur promosi melalui brosur yang biasanya dibagikan kepada para pelajar. Objek wisata air panas Mantikole saat ini sedang direncanakan untuk direnovasi, setelah dilakukan renovasi penyelanggara promosi akan meningkatkan teknik promosinya yakni melakukan kerja sama dengan travel agency, dan melakukan promosi di media massa (Wawancara dengan ibu I Made Rako Wardani tanggal 8 Juli 2014).
c) Pengembangan objek wisata air panas Mantikole
Pengembangan dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, didalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju sesuai dengan yang diharapkan. Objek wisata air panas Mantikole memiliki potensi yang bisa diandalkan dan dapat menjadi aset penting bagi daerah, tetapi dengan mengandalkan potensi saja tudak cukup untuk meningkatkan pendapatan daerah. Objek wisata air panas Mantikole memiliki daya tarik yang apabila dikelolah secara maksimal akan bernilai ekonomis tinggi. Dengan kondisi seperti saat ini, objek wisata air panas Mantikole sangat perlu untuk dikembangkan yaitu dengan melakukan penataan lingkungan objek wisata, pengadaan play ground, dan toko cindera mata. Sehubungan dengan potensi yang dimilikinya, objek wisata air panas Mantikole seharusnya
(2)
menyediakan atraksi air yang berfariasi, baik untuk dewasa maupun anak-anak. Adapun fasilitas yang harus diperhatikan yaitu kolam renang untuk orang dewasa dan anak-anak, adapun fasilitas penunjang yang perlu mendapat perhatian yaitu kamar mandi/WC, dancottage. Untuk mengembangkan suatu objek wisata, alangka baiknya jika dilakukan studi banding dengan objek wisata yang telah dianggap maju dan dikunjungi oleh banyak wisatawan asing. Hal ini dimaksudkan agar konsep pengembangan objek wisata tidak terpaku dengan objek wisata yang telah berkembang di Sulawesi khususnya di Sulawesi Tengah (wawancara dengan bapak Sudin.M, tanggal 16 Juni).
a) Upaya yang dilakukan untuk mengembalikan volume pengunjung
Sekitar 15 tahun yang lalu, objek wisata air panas Mantikole pengujungnya sangat ramai terutama di hari sabtu dan minggu. Namun saat ini pengunjung objek wisata sering terlihat sepi, hal ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu pertamaberkembangnya objek wisata di berbagai daerah dengan kondisi yang lebih menarik sehingga menimbulkan persaingan antar objek wisata. Kedua rendahnya daya tarik yang dimiliki objek wisata. Ketiga faktor keamanan, untuk keamanan bukan hanya desa Mantikole saja tetapi sepanjang akses menuju objek wisata Mantikole sering terjadi konflik sehingga menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata Mantikole.
Untuk mengembalikan volume pengunjung objek wisata seperti semula, tentunya ketiga faktor penghambat tersebut harus segera diatasi dengan cara meningkatkan daya tari wisata, dan memperbaiki sarana dan prasarana penunjang. selain itu juga perlu melakukan promosi agar objek wisata lebih dikenal oleh masyarakat luas (Wawancara dengan Bapak Patuhuddin, tanggal 19 Juni 2014).
IV. PEMBAHASAN
1. Objek Wisata Air Panas Mantikole
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Objek wisata alam Mantikole terletak sekitar ± 500 m disebelah barat jalan raya, dimana posisi objek wisata alam tersebut terletak di kaki gunung dengan luas area 1 Hektar.
(3)
Wisata air panas Mantikole merupakan salah satu objek wisata air panas yang terdapat di Kabupaten Sigi, objek ini merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1901, kemudian dikembangkan oleh masyarakat Mantikole sampai pada pertengahan tahun 2014, pengelolaan objek wisata tersebut diambil alih oleh pemerintah kabupaten Sigi.
Pada tahun 1950an sampai dengan tahun 2000 objek wisata ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah, baik dari kalangan anak-anak, remaja, hingga kalangan dewasa. Hal ini disebabkan karena wisata ini menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dari ke tiga kalangan wisatawan tersebut, seperti kolam renang untuk dewasa, kolam renang untuk anak-anak, dan kolam air panas yang merupakan tujuan utama bagi orang tua untuk mengunjungi wisata ini.
Namun pada sejak tahun 2001 hingga saat ini pengunjungnya semakin berkurang, menurut hasil wawancara dengan beberapa aparat desa, hal ini disebabkan karena tiga faktor yaitu: pertama, berkembangnya objek wisata diberbagai daerah yang menimbulkan persaingan antar objek wisata. Kedua, daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh objek wisata serta ketersediaan sarana dan prasarana penunjang rekreasi. Ketiga, faktor keamanan, baik keamanan di perjalanan maupun di lingkungan objek wisata.
Permasalahan yang terdapat pada objek wisata air panas di desa Mantikole Kecamatan Dolo Barat sarana pokok dan sarana penunjang yang sudah rusak dan tidak terawatt. Selain permasalahan pada fasilitas, daya tarik yang dimiliki objek wisata ini juga masih sangat rendah. Upaya yang akan dilakukan untuk menarik kembali minat pengunjung ke kawasan objek wisata air panas mantikole selain mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada juga dibutuhkan penyediaan dan pengembangan sarana prasarana guna mendukung kegiatan rekreasi berupa penyediaan dan penataan fasilitas rekreasi bagi wisatawan serta meningkatkan daya tarik wisata.
Berdsarkan hasil wawancara mengenai objek wisata air panas Mantikole yang telah dilakukan dengan pengunjung dan aparat desa, dikatakan bahwa objek wisata air panas Mantikole memiliki potensi yang unik dan khas. Kondisi seperti ini jarang terdapat disuatu objek wisata yaitu memiliki sumber air panas dan air dingin yang melimpah. Untuk itu diperlukan adanya pengembangan dari segi penataan lingkungan, atraksi dan daya tarik wisata. selain itu perlu melengkapi sarana pokok kepariwisataan, dan sarana pelengkap kepariwisataan,
(4)
sehingga dapat menunjang keberadaan objek wisata air panas, dan dapat menarik minat wisatawan.
2. Prospek Pengembangan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pengunjung, objek wisata air panas Mantikole termasuk dalam klasifikasi daya tarik wisata alam, dan daya tarik wisata minat khusus. Prospek pengembangan objek wisata air panas adalah suatu proses perubahan pokok yang dilakukan oleh manusia secara terencana pada suatu kondisi kepariwisataan yang dinilai kurang baik, yang diarahkan menuju suatu kondisi kepariwisataan yang dianggap lebih baik atau lebih diinginkan. Pengembangan objek wisata air panas diupayakan tidak hanya membenahi objek air panas atau perairan, tetapi perlu mengembangkan akomodasi (motel, pondok wisata, dan lain-lain) Jauh lebih luas dari itu wisatawan yang datang juga memerlukan fasilitas, atraksi wisata air yang menarik, pelayanan, cindera mata, restoran dan suasana aman.
Selain pengembangan objek dan daya tarik wisata, upaya yang dapat dilakukan untuk memajukan objek wisata air panas Mantikole yaitu meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan bagi staf pengelolah objek wisata maupun masyarakat lokal agar berperan aktif sebagai pelaku usaha pariwisata.
Pengelolaan objek wisata secara profesional tentunya mendorong tumbuh kembangnya pariwisata secara menyeluruh yang diharapkan dapat menggerakkan kegiataan perekonomian masyarakat, memperluas dan memeratakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, mendukung perolehan pendapatan hasil daerah secara optimal serta membawa citra daerah di mata masyarakat di luar daerah Sulawesi Tengah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Objek wisata air panas mantikole perlu diengkapi fasilitas penunjang yang meliputi, rumah
(5)
keamanan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya di destinasi.
2. Untuk memenuhi tiga syarat daya tarik wisata yang layak dijual agar memberikan kepuasan kepada wisatawan/pengunjung, yaitu:
1. Apa yang dapat dilihat (something to see) 2. Apa yang dapat dilakukan (something to do) 3. Apa yang dapat dibeli (something to buy)
Sehubungan dengan potensi yang dimilikinya, objek wisata Mantikole harus menyediakan atraksi air yang bervariasi. Selanjutnya di area objek wisata juga harus disediakan pusat perbelanjaan, toko cindera mata, dan rumah makan.
3. Selain pengadaan prasarana dan sarana pada objek wisata, juga perlu dilakukan pembenahan terhadap fasilitas yang sudah tersedia seperti pembenahan cottage, kamar mandi, dan kolam renang. Untuk memperoleh konsep pengembangan objek wisata air panas dengan tepat dapat pula dilakukan dengan mengadakan studi banding terhadap objek wisata yang dianggap lebih maju dan telah dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
4. Setelah dilakukan pengembangan dan pembenahan pada objek wisata, langkah selanjutnya yang harus ditempuh untuk memajukan objek wisata air panas Mantikole yaitu meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan bagi pengelolah objek wisata maupun masyarakat lokal. 2. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan penulis mengharapkan adanya perhatian yang nmaksimal dari pemerintah untuk mengembangkan objek wisata air panas Mantikole agar objek wisata tersebut lebih diminati oleh wisatawan dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Pariwisata merupakan industri yang bersifat dinamis yang sewaktu-waktu akan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman dan meningngkatnya kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu pihak pengelolah objek wisata juga harus peka terhadap perkembangan yang terjadi dalam industri pariwisata. Dengan demikian objek wisata tidak
(6)
mengalami keteringgalan dan tidak kesulitan menghadapi persaingan dengan objek wisat lain.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Fandeli, C. 2011.Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty
Muljadi A.J. 2010.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Musata, Z dkk. 2013. Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI ) & Artikel Penelitian. Palu: Universitas Tadulako
Patilima, H. 2007.Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Alfhabet
Sugiono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA,CV
Sunaryo, B. 2013.Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep Dan Aplikasinya di Indonesia.Yogyakarta: Gava Media