9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah salah satu bentuk karya sastra lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional suatu masyarakat. Dengan kata lain cerita
rakyat adalah cerita yang berkembang dan menyebar secara lisan pada beberapa generasi dalam suatu masyarakat Yus Rusyana, 1981:4. Cerita rakyat yang
berkembang dimasyarakat adalah cerita-cerita yang awalnya di ceritakan oleh orang-orang dari mulut ke mulut dan menjadi berkembang seiring berjalannya
waktu. Ada banyak cerita rakyat yang berkembang dimasyarakat luwas. Cerita rakyat yang berkembang dimungkinkan mengalami perkembangan sehingga wajar
jika ditemukan banyak versi dari cerita rakyat yang sama. Jadi keberadaan cerita rakyat tersebut bisa berbeda pada beberapa generasi dalam suatu masyarakat.
Cerita rakyat mempunyai beberapa ciri pengenal yang membedakan dari kesusastraan secara tertulis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Penyebarannya dan pewarisannya dilakukan secara lisan yaitu dari mulut ke mulut dari suatu generasi ke generasi berikutnya,
2. Cerita rakyat mempunyai versi yang berbeda-beda dari penyebarannya yang dari mulut ke mulut.
3. Cerita rakyat mempunyai kegunaan dalam kehidupan kolektif yaitu sebagai sarana pendidikan dan hiburan
4. Cerita rakyat bersifat anonim karena pengarangnya tidak diketahui lagi, ia telah menjadi milik masyarakat pendukungnya.
5. Cerita rakyat mempunyai sifat-sifat pra logis dalam mempercayai mempunyai logika sendiri, yang tentu saja lain dengan logika sekarang.
6. Cerita rakyat menjadi milik dari kolektif tertentu. Dasar anggapan ini adalah sebagai akibat dari sifatnya yang anonim.
7. Cerita rakyat bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
8. Cerita rakyat menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. 9. Cerita rakyat pada umumnya bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali
kelihatan kasar, terlalu spontan. Fungsi cerita rakyat berubah sesuai kehendak masyarakat penerimanya,
sehingga penghayatannya tergantung sikap individu. Menurut James Danandjaja cerita rakyat keberadaannya mempunyai fungsi sebagai alat pendidikan, pelipur
lara, protes sosial, dan proyeksi angan-angan James Dananjaja, 1984: 4. Keberadaan cerita rakyat memiliki peranan yang sangat penting sehingga harus
tetap dijaga kelestariannya. Adapun WR Bascom berpendapat sebagai fungsi cerita rakyat menjadi
empat macam yaitu: 1 sebagai sistem proyeksi pencerminan angan-angan kelompok dari suatu masyarakat tertentu dan dalam waktu tertentu, 2 sebagai
alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga sosial masyarakat tradisional, 3 sebagai alat pendidikan anak tentang tingkah laku dan norma-
norma sosial yang ideal, 4 sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma- norma masyarakat untuk dipatuhi. Selain itu cerita rakyat bagi masyarakat juga
berfungsi sebagai sarana hiburan dan bisa menambah pendapatan masyarakat