PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 MAGELANG

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY
MAGAZINE BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN
KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA
N 1 MAGELANG

skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

oleh
Elgaliza Karina Devi
4301409046

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi :
Hari

: Kamis

Tanggal

: 30 Mei 2013

Semarang, Mei 2013
Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Saptorini, M. Pi

Drs. Wisnu Sunarto, M. Si

NIP 19510920197603 2 001


NIP 19520729198403 1 001

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan.

Semarang,

Mei 2013

Elgaliza Karina Devi
4301309046

iii


PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE
BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 MAGELANG
disusun oleh
Nama

: Elgaliza Karina Devi

NIM

: 4301409046

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
Hari

: Kamis


Tanggal

: 30 Mei 2013

Ketua

Sekertaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si
NIP 19631012 198803 1 001

Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 19650723 199303 2 001

Ketua Penguji

Dr. A. Tri Widodo
NIP 19520520197603 1 004
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama


Anggota Penguji/
Pembimbing Pendamping

Dra. Saptorini, M.Pi
NIP 19510920197603 2 001

Drs. Wisnu Sunarto, M.Si
NIP 19520729198403 1 001
iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. You only live once, so keep enjoying it in bad and luck.
2. Live positively, work hard, and have fun.

Skripsi ini untuk :
1. Orang tua terbaik dan terkuat sepanjang masa,
Ayahku Budi Waluyo dan Ibuku M.D. Erlin.
2. Si riang Adikku Elma Larasati Devi, dan Anjar

Sulistriyono.
3. Teman-teman Jurusan Kimia 2009, khususnya
PGSBI class.

v

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah SWT karena berkat kuasa dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada Pembelajaran
Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Magelang”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.

2.


Ibu Dra. Saptorini, M.Pi, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

3.

Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.

4.

Bapak Dr. A. Tri Widodo, selaku dosen penguji skripsi, yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji skripsi ini, dan memberi masukan
untuk kesempurnaan skripsi.

5.

Bapak Drs. Sucahyo Wibowo M. Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Magelang
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.


vi

6.

Bapak Usman Khamidi, S.Si selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1
Magelang yang telah banyak membantu dan memberikan kepercayaan pada
penulis.

7.

Siswa kelas X-7, X-8, dan XI IA-1 yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian

8.

Ayah, Ibu, Adik, dan orang-orang tersayang yang telah memberikan
dukungan, doa dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9.


Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman Jurusan Kimia 2009
khusunya PGSBI class.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Semarang, Mei 2013
Penulis

vii

ABSTRAK
Devi, Elgaliza K. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry pada Pembelajaran Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA N 1 Magelang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra.
Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Kata kunci : hasil belajar, Inquiry based learning, modul kimia.

Salah satu pengaruh perkembangan ilmu adalah kurikulum yang
digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam
pelaksanaannya menuntut siswa untuk mandiri. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan di kelas X SMA N 1 Magelang, sebagian besar siswa belum
mencapai nilai ketuntasan yaitu 76, selain itu sumber belajar yang dimiliki siswa
masih kurang. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang digunakan
dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa belajar mandiri dengan
mengembangkan kemampuan berfikirnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan cluster random
sampling menghasilkan siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan X-8
sebagai kelas kontrol setelah sebelumnya dilakukan analisis data awal yang
hasilnya populasi berdistribusi normal, memiliki homogenitas yang sama, dan
memiliki keadaan awal yang tidak berbeda. Kedua kelas mendapatkan
pembelajaran berbasis inquiry, namun hanya kelas eksperimen yang mendapat
pembelajaran dengan penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry,
sedangkan kelas kontrol hanya mendapat pembelajaran berbasis Inquiry saja.
Metode dokumentasi, tes, observasi, dan angket digunakan untuk mengumpulkan
data. Uji kesamaan dua varians menunjukkan bahwa varians data hasil belajar

kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda. Pada uji perbedaan rata-rata hasil
belajar diperoleh simpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol dengan thitung (2,64) > ttabel (1,67). Kelas eksperimen
mendapatkan rata-rata post test sebesar 84,28 sedangkan kelas kontrol sebesar
78,04. Dari hasil analisis diperoleh rb 0,513 dengan besarnya kontribusi 26,32%.
Berdasarkan analisis ketuntasan belajar klasikal, kelas eksperimen telah mencapai
kriteria ketuntasan belajas klasikal, sedangkan kelas kontrol belum. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
dalam pembelajaran kimia materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi berkontribusi
sebesar 26,32% terhadap hasil belajar siswa.

viii

ABSTRACT
Devi, Elgaliza K. 2013. The Impact of Using Chemistry Magazine by Inquiry
Module on Chemistry Learning Process to Tenth Grade of Magelang Senior High
School 1 Students’ Achievement. Final Project, Department of Chemistry,
Mathematics and Science Faculty, Semarang State University. Counselor I: Dra.
Saptorini, M.Pi. and Counselor II Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Key words : Chemistry module, Inquiry based learning, Student‟s achievement.
One impact is the development of curriculum used, the School Level
Curriculum (KTSP) which in practice requires students to be independent. Based
on the results of preliminary studies in tenth grade of Magelang Senior High
School 1, most students have not reached mastery value is 76, in the other
learning source of the students are still lacking. Chemistry Magazine by Inquiry
module used in this study aims to help students develop the ability to learn
independently. This study aimed to determine the impact of using of Chemistry
Magazine by Inquiry module on students‟ achievement in terms of cognitive,
affective, and psychomotor. Sampling was done randomly by using cluster
random sampling technique produces class X-7 as an experimental class and X-8
as the control class after previously performed preliminary data analysis results
are normally distributed population, have the same homogeneity, and have the
same achievement average in the beginning. Both classes get inquiry-based
learning, but only got a class experiment with the use of Chemistry Magazine by
Inquiry module, while the control class just got Inquiry-based learning.
Documntation method, Test methods, observations, and questionnaires were used
to collect the data. Test the equality of two variances showed that the variance
data from experimental and control class learning is no different. On average
difference test learning outcomes be concluded that the average classroom
learning experimental results better than the control class by tcount (2.64) > ttable
(1.67). Experimental class in an average post test was 84.28 while the control
class is 78.04. Analysis of the results obtained with the contribution 26.32% and
rb 0.513. Based on the analysis of complete learn classical, experimental class has
reached learning classical completeness criteria, while the control class yet. The
result shows that the Chemistry Magazine by Inquiry module learning materials
chemistry Oxidation and Reduction Reactions contributed 26.32% of the students‟
achievement.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

ii

PERNYATAAN..............................................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................

v

KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ........

xiv

BAB
1. PENDAHULUAN ......................................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... ........

3

1.3 Rumusan Masalah .......... ..........................................................................

4

1.4 Tujuan ................................................................................... ...................

4

1.5 Manfaat .................................................................................. ..................

5

1.6 Batasan Masalah........................................................................................

5

x

2. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................

6

2.1 Modul ........................................................................................................

6

2.2 Pembelajaran berbasis Inquiry ..................................................................

8

2.3 Strategi Pelaksanaan Inquiry .....................................................................

11

2.4 Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ..........................................

12

2.5 Belajar dan Hasil Belajar … .....................................................................

13

2.6 Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry
dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi ………

16

2.7 Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………………… ...

18

2.8 Kerangka Berpikir ………………………………………………………

19

2.9 Hipotesis ...................................................................................................

22

3. METODE PENELITIAN ............................................................................

23

3.1 Penentuan Subyek Penelitian ....................................................................

23

3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................

24

3.3 Desain Penelitian .......................................................................................

24

3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................

27

3.5 Instrumen Penelitian..................................................................................

28

3.6 Metode Analisis Data Penelitian ...............................................................

39

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................

52

4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................

52

4.2 Pembahasan ............................................................................................

62

4.3 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian………………………………….. 81
5. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................

83

5.1 Simpulan ...................................................................................................
5.2 Saran .........................................................................................................

83
83

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

85

LAMPIRAN ....................................................................................................

88

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1.Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................................

33

3.2.Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................................

34

3.3.Perubahan Nomor Soal Uji Coba .............................................................

37

3.4.Hasil Uji Normalitas Populasi ..................................................................

40

3.5.Hasil Uji Homogenitas Populasi ..............................................................

42

3.6.Ringkasan Perhitugan Uji Anava ....................................................... ......

43

3.7.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........

44

3.8.Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelas .................................

50

3.9.Kategori Rata-rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif
dan Psikomotorik .....................................................................................

50

4.1.Data Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal ..............................................

52

4.2.Hasil Uji Normalitas Populasi...................................................................

53

4.3.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........

54

4.4.Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ...............................

54

4.5.Hasil Uji Normalitas Data Post Test .........................................................

55

4.6.Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test ....................................

56

4.7.Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal ............................................................

58

4.8.Rata-rata Hasil Belajar Afektif .................................................................

59

4.9.Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik ......................................................

60

4.10.Hasil Angket Tanggapan Siswa .............................................................

61

4.11.Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................

64

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1.Alur Penelitian ..........................................................................................

21

3.1.Desain Penelitian .......................................................................................

27

4.1.Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif ....................................................

68

4.2.Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif ......................................................

71

4.3.Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik…………………………… .

76

4.4.Diagram Hasil Angket Tanggapan Siswa ………………………………

79

4.5.Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ………………………… ..

81

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Data Nilai Ulangan Semester Gasal Kelas X
Tahun Ajaran 2012 – 2013 .......................................................................

89

2. Uji Normalitas Data Hasil Ujian Semester Gasal .....................................

90

3. Uji Homogenitas Populasi .......................................................................

99

4. Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi .................................. ..

100

5. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................

102

6. Silabus .......................................................................................................

103

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) .......................

105

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) ..............................

126

9. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Uji Coba Materi
Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi .........................................................

147

10. Soal Uji Coba ...........................................................................................

149

11. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran,
dan Reliabilitas Soal Uji Coba .................................................................

159

12. Uji Reliabilitas Soal Uji Coba dan Post Test ............................................

165

13. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Post Test Materi
Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi .........................................................

166

14. Soal Post Test ............................................................................................

168

15. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Afektif.......................... ..

174

16. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Psikomotorik................ ..

175

17. Analisis Uji Coba Angket Tanggapan Siswa........................................ ....

176

18. Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................

178

19. Uji Normalitas Data Hasil Post Test ........................................................

179

20. Uji Kesamaan Dua Varian Hasil Belajar Post Test
Kelompok Eksperimen dan Kontrol .........................................................
21. Analisis terhadap Pengaruh Variabel

xiv

181

dan Koefisien Determinasi ........................................................................

182

22. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Satu Pihak Kanan) Nilai
Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................

183

23. Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................

184

24. Pedoman Penilaian Afektif ......................................................................

185

25. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen ................................

187

26. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol ......................................

188

27. Pedoman Penilaian Psikomotorik ............................................................

189

28. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .....................

191

29. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ...........................

192

30. Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ...........................................

193

31. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ...........................................

195

32. Dokumentasi Penelitian ...........................................................................

197

Surat Ijin Penelitian
Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lembar Jawab Soal Uji Coba
Lembar Observasi Afektif (Eksperimen)
Lembar Observasi Afektif (Kontrol)
Penilaian Psikomotorik (Eksperimen)
Penilaian Psikomotorik (Kontrol)
Lembar Jawab Soal Post Test

xv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Kemajuan zaman dan informasi yang semakin pesat menuntut manusia
untuk mengembangkan ilmu dengan cepat. Salah satu pengaruh perkembangan
ilmu dalam pendidikan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang saat ini digunakan. Menurut Sulistyowati (2012: 80), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam pelaksanannya,
KTSP menuntut siswa untuk mandiri dengan mengembangkan ilmunya tidak
hanya di sekolah, namun di tempat-tempat lain misalnya di rumah dan
lingkungan

sekitarnya.

Sekolah

sebagai

salah

satu

tempat

siswa

mengembangkan ilmunya dengan bimbingan guru membutuhkan perangkat
pembelajaran yang optimal guna menunjang kebutuhan siswa.
Hasil observasi peneliti secara langsung di kelas X SMA N 1
Magelang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang maksimal dengan
masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 76. Hal ini berkaitan dengan kurangnya peran siswa
dalam pembelajaran. Pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru
sehingga siswa belum dapat mengembangkan ilmunya. Siswa mengalami
kesulitan pada pembelajaran menggunakan metode konvensional, sehingga guru

1

2

harus mampu menerapkan pembelajaran yang bermakna (Tairab et al., dalam
Griffis et al., 2008: 119).
Kimia seharusnya menjadi mata pelajaran yang menyenangkan karena
erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di alam, sehingga siswa mampu
memahami kimia dengan konsep yang didapat dan dihubungkan dengan
peristiwa alam. Fenomena yang terjadi sekarang justru banyak siswa
menganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena mereka
belajar dengan cara menghafal tanpa tahu makna dibalik materi yang
dipelajarinya. Peran guru yang masih dominan dan sumber belajar yang kurang
menyebabkan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk menemukan jawaban
atas hal-hal yang menjadi pertanyaan baginya.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai
variabel pembelajaran. Salah satu variabel pembelajaran yang terkait langsung
dengan kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks. Modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena berisi materi dan pertanyaan-pertanyaan yang menggali pengetahuan dan
mengajak siswa untuk berfikir logis. Menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008: 4) modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh
dan sistematis, memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Ditinjau dari bahasa yang digunakan lebih komunikatif yaitu bahasa diantara
formal dan lisan. Modul Chemistry Magazine yang berasal dari kata chemistry
yang berarti kimia dan magazine yang berarti majalah, merupakan modul yang

3

dibuat dengan tampilan lebih menarik dan berbasis inquiry yang menjadi khas
modul. Tampilan yang menarik akan membuat siswa penasaran dan tertarik
untuk mengerjakan soal-soal dalam modul. Inquiry based learning memberi
khas dari modul ini dengan menyajikan soal-soal yang dapat menggali
pengetahuan. Siswa secara mandiri menemukan jawaban dari permasalahan
yang

disajikan

dengan

mengaitkan

pengetahuan

sebelumnya

dengan

pengetahuan yang baru.
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dalam penelitian ini
diterapkan pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Reaksi Oksidasi dan
Reduksi merupakan peristiwa alam yang mudah dijumpai dalam kehidupan
nyata, sehingga materi ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dengan
pembelajaran berbasis inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan mengembangkan daya pikir.
1.2. Identifikasi Masalah
Hasil observasi dari peneliti menunjukkan permasalahan dalam
penelitian yang diatasi dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry.
1.

Hasil belajar kimia dari sebagian besar siswa belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76.

2.

Pembelajaran

yang

masih

terpusat

pada

guru

keterlibatan siswa dalam pembelajaran relatif sedikit.

menyebabkan

4

3.

Sumber belajar yang dimiliki siswa untuk mata pelajaran kimia masih
kurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan keilmuan
mereka.

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan awal, maka permasalahan yang akan diteliti
dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry adalah:
1.

Adakah pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan
Reduksi?

2.

Jika ada, berapa besar pengaruh penggunaan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi?

1.4. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1.

Mengetahui adanya pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi.

2.

Mengetahui besar pengaruh penggunan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi.

5

1.5. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis dan manfaat
teoritis sebagai berikut:
1.

Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada

kegiatan

belajar

mengajar

kimia

dengan

memberikan

pengalaman belajar yang berbeda pada siswa dan guru sehingga
terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar.
2.

Manfaat teoritis
Penelitian ini secara teoritis menghasilkan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry yang dapat membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan belajar secara
mandiri.

1.6. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang diteliti agar penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik dan terarah. Batasan masalah tersebut yaitu :
1.

Pengaruh yang timbul adalah pengaruh pengunaan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry dimana variabel lain sudah dikendalikan.

2.

Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kimia pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi yang terdiri dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

3.

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA N 1 Magelang.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Modul
Istilah modul dipakai untuk menunjuk pada suatu bahan ajar yang
memiliki struktur yang khas, yang berbeda dengan bahan ajar lainnya, seperti
buku teks. Bahan ajar yang baik, selain berisi materi pelajaran juga mengandung
pertanyaan yang membimbing siswa untuk bereksplorasi dan menghapus
kesalahpahaman siswa pada materi pelajaran tersebut (Griffis et al., 2008: 120).
Menurut Robinson & Crittenden (1972: 36), modul pembelajaran merupakan
paket bahan ajar yang terdiri dari tujuan kegiatan, urutan kegiatan pembelajaran,
dan ketentuan untuk evaluator.
Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya
telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat
melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul
dapat dibedakan dari strukturnya selain itu juga dapat dibedakan dari waktu
yang diperlukan untuk mempelajarinya. Setiap modul harus mengandung
informasi yang utuh (self contained) walaupun disajikan dengan cara
bermacam-macam. Modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan
dalam bentuk self instruction, artinya bahan belajar yang disusun di dalam
modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari
guru atau orang lain (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 4). Penulisan
modul harus berorientasi pada siswa dan tujuan pembelajaran, untuk itu dalam

6

7

penulisannya perlu digunakan cara-cara yang dapat membantu siswa dalam
memahami isi modul. Bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks yang
bersifat formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan sebab
menulis modul berarti mengajarkan isi modul itu melalui tulisan. Modul
memiliki susunan tulisan yang mencerminkan strategi pembelajaran atau urutan
kegiatan pembelajaran.
Proses penyusunan modul menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008: 10), terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama, menetapkan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Kedua, memproduksi atau
mewujudkan fisik modul. Ketiga, mengembangkan perangkat penilaian.
Menurut Suryosubroto, yang dikutip oleh Wena (2012: 231), tujuan
digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan
belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara
berkelanjutan.
e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui
evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

8

Menurut kamus bahasa Indonesia, kata chemistry berarti kimia dan
magazine berarti majalah, jadi istilah chemistry magazine merujuk pada istilah
majalah kimia, dimana dalam penelitian ini digunakan sebagai istilah untuk
modul yang diterapkan pada siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry sebagai modul inovasi yang mengadopsi
tampilan dari majalah, yaitu dengan tampilan yang menarik. Isi dari modul
berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu kesimpulan yang
dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa dapat mengetahui seberapa jauh
kemampuannya dalam memahami materi, sebab dalam modul terdapat kotak
penilain dan kunci jawaban. Siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan tertarik untuk menyelesaikan
soal-soal dalam modul sehingga hasil belajarnya akan meningkat, selain itu
mata

pelajaran

kimia

yang

dianggap

susah

akan

berubah

menjadi

menyenangkan.
2.2. Pembelajaran Berbasis Inquiry
Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat
membekali siswa dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang
sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan siswa. Pemecahan masalah
secara selektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui
kerjasama secara demokratis (Mulyasa, 2004: 4). Pembelajaran berbasis inquiry
dapat membangkitkan rasa ingin tahu untuk memecahkan suatu masalah dan
memupuk sikap ilmiah siswa, dengan begitu siswa akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap

9

sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains. Pembelajaran
inquiry adalah konsep yang mendorong guru untuk memungkinkan peserta
didik berhubungan dengan situasi nyata, juga untuk mengeksplorasi dan
memecahkan masalah yang analog dengan kehidupan nyata (Felleti et al., dalam
Shih et al., 2010: 51). Eksplorasi, investigasi, dan observasi, mendorong siswa
terlibat dalam interaksi sosial yang lebih ketat serta berpikir lebih luas.
Menurut Mulyasa (2004: 235), inquiry pada dasarnya adalah cara
menyadari apa yang telah dialami. Inqury menempatkan peserta didik sebagai
subyek belajar yang aktif, sehingga siswa dituntut untuk berfikir kritis dengan
memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam
kehidupan nyata. Guru menggunakan teknik inquiry memiliki tujuan agar siswa
terangsang oleh tugas dan aktif serta meneliti sendiri pemecahan masalah. Siswa
mencari sumber sendiri dan belajar bersama dalam kelompok, sehingga mampu
mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya (Rustiyah,
2001: 76). Pembelajaran di dalam kelas akan berpusat pada siswa sebab siswa
akan aktif menemukan pemecahan masalah sendiri dan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan dalam benak siswa. Inquiry melatih siswa dengan
mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam menghadapi masalah, mereka
lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk
pengamatan dan pencarian jalan keluar. Menurut Joice & Weil (1980: 62), “the
general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual
discipline and skills necessary to raise question and search out answer
stemming from their curiosity” maksudnya, tujuan umum dari proses inquiry

10

untuk

membantu

siswa

mengembangkan

disiplin

intelektual

dan

kemampuannya untuk bertanya dan mencari jawaban dari keingintahuannya.
Rustiyah (2001: 76-77), mengemukakan keunggulan teknik inquiry
sebagai berikut:
1. Membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, sehingga
siswa dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
5. Memberi keputusan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7. Mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
10. Memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Pembelajaran inquiry dipandang sebagai pembelajan yang efektif,
namun menurut Wena (2010), inquiry tetap memiliki kelemahan antara lain :
1. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.

11

2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
4. Membutuhkan fasilitas fisik yang lebih banyak.
2.3. Strategi Pelaksanaan Inquiry
Pelaksanaan pembelajaran inquiry di dalam kelas tidak lepas dari peran
serta guru dalam mempersiapkan, melaksanakan proses pembelajaran, serta
mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Roestiyah (2001: 79), menjabarkan
peranan guru dalam pembelajaran inquiry sebagai berikut: (1) menstimulir dan
menantang siswa untuk berfikir, (2) memberikan fleksibilitas atau kebebasan
untuk berinisiatif dan bertindak, (3) memberikan dukungan untuk inquiry, (4)
menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya,
(5) mengidentifikasi dan menggunakan teach able moment sebaik-baiknya.
Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan
inquiry bagi siswa, antara lain lingkungan kelas yang fleksibel dan responsif,
serta suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Siswa akan
merasakan suasana bebas di dalam kelas, sehingga setiap siswa tidak merasakan
adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Sintak Inquiry menurut Joice & Weil (1980: 66), sebagai berikut:
1. Penyelidikan masalah dengan menggunakan prosedur inquiry.

12

2. Pengumpulan data dengan memverifikasi obyek dan kondisi dari suatu
masalah.
3. Pengumpulan data eksperimen dengan mencari hubungan antar variabel.
4. Merumuskan penjelasan tentang solusi dari permasalahan.
5. Merumuskan penjelasan yang lebih efektif.
2.4. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
Menurut Unesco (dalam Mulyasa, 2004: 9) mengemukakan dua
prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan Pancasila, pertama: pendidikan
harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know),
belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning
to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be); kedua, belajar
seumur hidup (life long learning). Prinsip-prinsip pendidikan yang dikemukakan
oleh Unesco menjadi motivasi bagi peneliti untuk menerapkannya pada
penelitian ini. Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman
konsepnya terhadap kimia dengan belajar mandiri.
Modul yang mengadopsi tampilan dari majalah ini memiliki ciri khas
inquiry, sehingga materi akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa mampu
menemukan jawaban sendiri dari permasahan yang ada. Modul inquiry harus
didasarkan pada sistem-sistem yang dinamis, membimbing siswa untuk
mengumpulkan data, dan harus sesuai dengan pengetahuan yang ingin
ditekankan guru untuk siswanya (Griffis et al., 2008: 119). Modul Chemistry

13

Magazine berbasis Inquiry akan membantu siswa mengembangkan daya pikir
secara sistematis dan logis sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Isi dari modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan menyajikan
masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi, misalnya masalah pencegahan korosi atau proses
pemutihan. Siswa dapat bekerjasama dengan teman atau guru di luar sekolah
dalam meyelesaikan soal-soal dalam modul. Pengalaman belajar yang didapat
siswa dari pembelajaran yang menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry ini akan sangat banyak sebab siswa tidak hanya mendengar dan
melihat namun juga dapat melakukan sendiri. Siswa akan terbiasa berfikir logis
dalam menemukan penyelesaian masalah sehingga akan mempengaruhi hasil
belajarnya.
Penilaian mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian tes akan
menggunakan pilihan ganda, sedangkan non tes dilakukan melalui pemberian
tugas. Penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan yang menggunakan rubrik
penilaian yang sesuai.
2.5. Belajar dan Hasil Belajar
Konsep belajar telah diungkapkan oleh banyak pakar pendidikan.
Menurut Mahmud (1989: 121), belajar adalah suatu perubahan dalam diri
seseorang yang terjadi karena pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksinya
dengan lingkungan dimana ia berada. Perubahan tersebut relatif konstan dan
berbekas. Dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa

14

mengalami sendiri dan mengetahui manfaat dari yang dipelajari. Ilmu yang
didapat dari belajar bermakna akan lebih lama tersimpan dalam memori otak.
Menurut Catharina (2009), banyak faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar seorang siswa, diantaranya faktor yang berasal dari dalam siswa itu
sendiri atau faktor internal, dan yang berasal dari luar atau faktor eksternal.
Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri atau faktor internal
meliputi:
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik terjadi dari dalam diri individu tersebut dan nampak dari
luar serta identik dengan faktor kesehatan organ tubuh. Kondisi ini dapat
mempengaruhi cara belajar dan keinginan belajar seseorang.
b. Kondisi psikis
Kondisi psikis ialah kondisi yang dapat dimengerti dan diketahui dari
evaluasi,

seperti

kecerdasan, bakat,

minat,

emosi

dan

kemampuan

bersosialisasi.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, yaitu kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar mengajar (Sudjana,
2005: 20). Dipandang dari sisi seorang guru, hasil belajar merupakan indikator
atau ukuran dari keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar.
Siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal jika strategi dan
pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan situasi dan
kondisi. Guru juga harus mampu menentukan media belajar siswa yang

15

diperlukan untuk kegiatan belajar sesuai dengan materi dan tujuan
instruksionalnya.
Bloom

sebagaimana

dikutip

dalam

Catharina

(2009:

6-10),

mengusulkan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah

kognitif

berkaitan

dengan

hasil

berupa

pengetahuan

kemampuan dan kemahiran intelektual. Dimensi proses kognitif meliputi
mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
2) Ranah Afektif
Taksonomi

tujuan

pembelajaran

afektif,

dikembangkan

oleh

Krathwohl et al., merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan
pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, nilai,
penghargaan, dan penyesuaian diri. Kategori tujuan pembelajaran ini
mencerminkan hirarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima
sampai dengan pembentukan pola hidup.
3) Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf. Ranah
psikomotorik mencakup lima tingkatan yaitu peniruan, penggunaaan,
ketepatan, dan naturalisasi. Dalam pembelajaran kimia aspek psikomotor
diukur dari keterampilan kerja di

laboratorium

misalnya dengan

mempertimbangkan kemampuan merangkai alat, melaksanakan prosedur

16

kerja, menjaga kebersihan dan kelengkapan alat sebelum dan sesudah
praktek.
2.6. Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry
dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat membantu siswa
untuk belajar secara mandiri di luar sekolah, sehingga ketika di dalam kelas
mereka mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan menggeser
paradigma pembelajaran yang semula terpusat pada guru dan kurang
menyenangkan menjadi terpusat pada siswa dan menyenangkan. Modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan mengarahkan siswanya pada proses
berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan siswa akan
bermakna jika didasari oleh keingintahuan dan dicari serta ditemukan oleh siswa
itu sendiri.
Kimia dapat menjelaskan proses yang terjadi dalam sebagian besar
fenomena alam yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang kerap
menjadi pertanyaan siswa. Berbekal fakta tersebut, maka peneliti menggunakan
materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi sebagai materi penelitian, sebab materi ini
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry yang akan digunakan siswa dalam materi ini akan mengarahkan
siswa untuk menemukan pemecahan masalah, sehingga materi Reaksi Oksidasi
dan Reduksi akan mudah dipahami dan lebih bermakna bagi siswa.

17

Griffis et al. (2008: 119), menyatakan bahwa modul inquiry
memungkinkan siswa untuk tidak hanya mengakses data otentik namun juga
mudah mencari data, terdapat grafik, dan dapat digunakan untuk membangun
argumen tentang hubungan

antara variabel lingkungan dan materi yang

dipelajari. Isi modul dibuat pertanyaan–pertanyaan yang membimbing siswa
dalam menemukan jawaban. Misalnya pada proses perkaratan besi, siswa diberi
gambar besi yang sudah berkarat, kemudian diberi pertanyaan seperti “Apa yang
dapat teramati dari besi yang berkarat?”. Pertanyaan–pertanyaan tersebut dapat
memancing siswa untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi pada besi
berkarat, sehingga akan muncul pertanyaan selanjutnya tentang reaksi kimia
yang terjadi. Guru dapat menyajikan reaksi kimia yang terjadi, yaitu:
4Fe(s) + 3O2(g)  2Fe2O3(s) (Zumdahl et al., 2007: 657).
Reaksi kimia yang disajikan oleh guru dapat mengarahkan siswa pada konsep
reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) bukan hanya hafalan saja,
karena siswa harus dapat membedakan antara reaksi redoks dengan reaksi yang
lain. Menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa atau ion
memang sudah ada aturan yang biasa dipakai, namun biasanya dalam
menyampaikan materi tentang biloks guru jarang memberitahu siswa latar
belakang aturan tersebut, sehingga siswa hanya menghafal aturan saja. Konsep
biloks juga dapat digunakan untuk menentukan tata nama senyawa. Beberapa
unsur dapat membentuk senyawa dengan memiliki lebih dari satu biloks.
Kegiatan inquiry dalam pembahasan tata nama memang tidak sampai kepada

18

ranah penelitian/praktikum di laboratorium, namun dapat dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan jawaban
dari suatu permasalahan, misalkan siswa tidak hanya memberi nama suatu
senyawa tetapi siswa juga menemukan sendiri rumus kimia dari suatu senyawa,
karena dengan begitu siswa akan lebih memahami peran biloks dalam penentuan
tata nama senyawa.
Pembelajaran ini memungkinkan guru sebagai fasilitator dan
motivator, selebihnya siswa yang aktif berpikir kreatif, mengumpulkan
informasi dan menemukan jawabannya sendiri. Siswa dapat belajar mandiri dan
berdiskusi dengan siswa lain sehingga keefektifan waktu dapat tercapai dan
pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa akan diminta mengkomunikasikan
kembali hasil temuan mereka di depan kelas sehingga akan terjadi diskusi kelas
yang terbimbing. Proses ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan
kemampuan berfikir, berani mengemukakan pendapat, dan dapat menemukan
kesimpulan dari jawaban dari permasalahan yang ada.
2.7. Kajian Penelitian yang Relevan
Peneliti mengambil tiga penelitian yang relevan sebagai acuan
penelitian. Menurut penelitian Supramono (2008), dengan menggunakan modul
Physics by Inquiry untuk praktikum, pertumbuhan penguasaan konsep Fisika
Dasar I semakin baik dengan semakin tinggi kebersamaan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Modul Physics by Inquiry menggunakan strategi
pembelajaran yang mengintegrasikan proses ilmiah dan konsep Fisika yang

19

memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menguasai konsep Fisika Dasar
melalui kegiatan laboratorium.
Penelitian Griffis et al. (2008), menggunakan modul inquiry yang
didalamnya berisi kegiatan untuk menginvestigasi lingkungan, sehingga
pengguna modul diajak untuk peduli pada lingkungan. Modul inquiry yang
dikebangkan oleh Griffis et al. merupakan modul elektronik yang dapat
dikembangkan isinya oleh pengguna. Pengguna modul adalah siswa sekolah
menengah yang berusia antara 12 sampai 13 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat bila siswa menggunakan
modul inquiry dan berpartisipasi secara langsung dalam mengembangkan
informasi di dalam modul inquiry.
Sedangkan pada penelitian Shih et al. (2010), menggunakan
pembelajaran inquiry berbasis mobile. Tujuan menggunakan pembelajaran
berbasis mobile adalah agar siswa dapat belajar secara mandiri dimanapun dan
kapanpun, sedangkan inquiry based learning mengarahkan siswa untuk
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan
hasil positif yang signifikan dalam hasil belajar siswa dengan meggunakan
pembelajaran inquiry berbasis mobile.
2.8. Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Magelang kurang maksimal
dengan masih banyaknya siswa yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 76, hasil ini didapat dari observasi peneliti secara
langsung. Pembelajaran yang masih cenderung terpusat pada guru menyebabkan

20

kecilnya peran siswa dalam pembelajaran sehingga siswa belum dapat
mengembangkan ilmunya. Bukan hanya itu, sumber belajar siswa masih kurang,
sebab siswa hanya memakai buku paket saja tanpa adanya modul, oleh karena
itu diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa belajar secara mandiri,
sehingga siswa dapat lebih mengembangkan ilmunya.
Berangkat dari permasalahan ini, maka dibuat modul pembelajaran
berbasis inquiry yang mengadopsi tampilan sebuah majalah, yaitu modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry akan membantu siswa dalam belajar secara mandiri sehingga mereka
dapat mengembangkan daya pikir secara sistematis dan logis.
Menambah bahan ajar menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dan mengubah sistem pembelajaran di kelas menjadi student
center diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif mencari jawaban dari
permasalahan yang diberikan, siswa dapat lebih luas mengaitkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan sebelumnya selain itu siswa dapat melatih
komunikasi, kerjasama serta mengungkapkan pendapatnya antar sesama siswa.
Prestasi belajar dapat dijadikan tolok ukur pelaksanaan pembelajaran
di kelas. Prestasi belajar juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor
internal seperti: kemampuan, minat, motivasi, perhatian dan kreativitas.
Sedangkan

faktor

eksternal

seperti:

lingkungan

belajar

dan

kualitas

pembelajaran. Bahan ajar dan sistem pembelajaran yang sesuai dengan materi
akan menentukan prestasi belajar siswa.

21

Penyebabnya adalah:
1. Kurangnya peran siswa dalam
pembelajaran
2. Pembelajaran cenderung teacher center
3. Sumber belajar siswa masih kurang

Hasil belajar siswa belum memenuhi KKM

Kelas eksperimen

Kelas kontrol

Penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dan pembelajaran berbasis
inquiry

Tanpa menggunakan modul dan
pembelajaran berbasis inquiry

Kelebihan
:
modul
dapat
membantu siswa untuk belajar
secara mandiri. Pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor
secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui
sistem
ini
dianggap
lebih
bermakna.

Kelebihan : siswa tidak perlu
beradaptasi dalam menggunakan
modul untuk tugas dirumah.
Kelemahan : pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran akan
sangat terbatas karena siswa tidak
mendapat bimbingan di luar jam
pelajaran.

Kelemahan : memerlukan waktu
yang relatif panjang sehingga guru
sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.

Mempengaruhi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik

Hipotesis

Gambar 2.1. Alur Penelitian

22

2.9. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, hipotesis dalam
penelitian i