pembayarannya maupun adanya pihak-pihak yang berusaha lari atau menghindari pajak dengan tidak melaporkan kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah
diatas biasanya apabila dalam jangka waktu yang ditentukan WP tidak segera melunasi utang pajaknya Instansi perpajakan langsung menerbitkan Surat Paksa
yaitu surat yang mempunyai kekuatan hukum yang digunakan untuk menagih adanya hutang dan pembiayaan pajak.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis sangat tertarik untuk membahas
lebih jauh mengenai Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Penagihan Dengan Surat Paksa Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Di KPP
Pratama Medan Kota “
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana prosedur penerbitan Surat Paksa yang diterapkan di KPP Pratama Medan Kota ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelaksanaan Surat Paksa di
KPP Pratama Medan Kota? 3.
Bagaimana menganalisa penagihan dengan menggunakan Surat Paksa di KPP Pratama Medan Kota?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan Tugas akhir ini adalah : 1.
Untuk mengetahui prosedur penerbitan Surat Paksa yang diterapkan oleh
KPP Pratama Medan Kota . 2.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelaksanaan Surat Paksa di KPP Pratama Medan Kota.
3. Untuk menganalisis penagihan dengan menggunakan Surat Paksa di KPP
Pratama Medan Kota
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat kita ambil dalam penulisan laporan Tugas akhir ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa Untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan di bidang
perpajakan khususnya serta untuk dapat menerapkan teori yang diberikan pada bangku perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi atas hasil kinerja sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam memperbaiki kinerja sehingga dapat
berjalan lebih baik. 3.
Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai informasi untuk pihak luar serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau salah satu acuan penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama ’’Belasting’’, yang kemudian
setelah kemerdekaan berubah nama menjadi Kantor Inpspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi kantor Inspeksi Pajak dengan induk
organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di
Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor inspeksi pajak, yaitu :
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan
2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak
Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor
Inspeksi Medan Timur. Dan untuk semakin meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat di dalam pelayanan pajak, maka berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 267KMK.011989, diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi
Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, sekaligus dibentuknya kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 758KMK.011993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443KMK.012001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana disebutkan bahwa Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadya Medan menjadi enam wilayah kerja :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan Medan Timur
b. Kecamatan Medan Tembung
c. Kecamatan Medan Perjuangan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan Medan Barat
b. Kecamatan Medan Sunggal
Universitas Sumatera Utara
c. Kecamatan Medan Petisah
d. Kecamatan Medan Helvetia
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan Medan Kota
b. Kecamatan Medan Denai
c. Kecamatan Medan Johor
d. Kecamatan Medan Amplas
e. Kecamatan Medan Area
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan Medan Polonia
b. Kecamatan Medan Maimun
c. Kecamatan Medan Baru
d. Kecamatan Medan Tuntungan
e. Kecamatan Medan Selayang
5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan, dengan wilayah kerja :
a. Kecamatan Medan Belawan
b. Kecamatan Medan Marelan
c. Kecamatan Medan Labuhan
d. Kecamatan Medan Deli
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, dengan wilayah kerja :
a. Kotamadya Binjai
b. Kabupaten Langkat
Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
peraturan Menteri Keuangan Nomor 131PMK.012006 tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54PMK.012007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132PMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67PMK.012008
2.2 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan