keberadaannya pun akan terus dipelihara oleh masyarakat dimana perpustakaan itu berada.
Sejalan dengan fungsi dan peran perpustakaan bagi masyarakat, sejak tahun 1947 UNESCO telah mengeluarkan manifesto perpustakaan umum yang telah
mengalami dua kali revisi pada tahun 1972 dan 1994. Di dalam manifesto tersebut jelas disebutkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai pintu gerbang menuju
pengetahuan, menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup lifelong learning, pengambilan
keputusan mandiri dan pembangunan budaya. Oleh karena itu perpustakaan diharapkan mampu menyediakan pengetahuan dan informasi dan juga melayani
masyarakat tanpa memandang perbedaan umur, ras, jender, agama, kebangsaan, bahasa dan status sosial.
2. PEMBAHASAN
a. Perubahan Sosial
Banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang perubahan sosial. Wilbert Moore dalam Lauer 2003 : 4
menyatakan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial sebagi variasi atau modifikasi dalam setiap
aspek proses sosial, pola sosial, dan bentuk-bentuk sosial serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar perilaku.
Definisi lain diberikan oleh Burhan Bungin 2007 : 91, perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-
unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal
Universitas Sumatera Utara
meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem
sosial baru. Herbert Blumer pada tahun 1955 dalam Narwoko dan Suyanto, 2006 : 363 melihat perubahan sosial sebagai usaha kolektif untuk menegakkan
terciptanya tata kehidupan baru. Lebih jauh Ralp Turner dan Lewis M. Killin 1962 dalam Narwoko dan Suyanto, 2006 : 363, perubahan sosial sebagai kolektivitas
yang bertindak terus menerus guna meningkatkan perubahan dalam masyarakat atau kelompok. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut bahwa pada prinsipnya
masyarakat selalu mengalami perubahan-perubahan. Menurut Rogers dalam Hastarini perubahan sosial melewati beberapa
tahap, diantaranya: 1.
Invensi, yaitu suatu situasi atau kondisi seseorang untuk bisa menciptakan ide. Ide tersebut bisa datang dari bahan pustaka, penelitian
orang lain atau tulisan orang lain. 2.
Adopsi, yaitu suatu proses yang menunjukkan bahwa informasi tersebut bisa diterima oleh individu maupun masyarakat.
3. Konsekuensi, yaitu keadaan individu atau masyarakat untuk bisa
menerima atau menolak terhadap perubahan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial itu merujuk kepada
perubahan suatu fenomena sosial diberbagai tingkat kehidupan manusia.
b. Fungsi Perpustakaan
Dalam sejarah perkembangannya, perpustakaan telah ada sejak zaman purba kala. Dalam wujud dan bentuk yang sangat sederhana, seperti tanda atau
Universitas Sumatera Utara
tulisan yang dipahatkan pada pohon ataupun benda-benda tertulis sebagai media komunikasi dan penyampaian pesan kepada orang lain. Benda itu dapat diteruskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca oleh suku lain. Namun lambat laun manusia menemukan alat tulis yang lebih baik dari
sebelumnya. Orang Mesir berhasil menemukan bahan tulis berupa papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang Sungai Nil. Sejak masa itu
perpustakaan terus berproses dan berkembang sesuai dengan keinginan manusia. Keberadaan perpustakaan menjadi bagian dari peradaban dan budaya manusia.
Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat pada kondisi perpustakaan yang telah dimiliki. Artinya, bahwa kondisi perpustakaan merupakan
sebuah refleksi budaya dan peradaban yang mencerminkan kehidupan manusia. Namun, bentuk perpustakaan dulu berbeda dengan yang kita miliki dan gunakan
sekarang. Penemuan kertas sebagai bahan utama buku pada awal abad kedua dan mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg, seorang ahli dari Jerman pada abad
ke 15, perkembangan teknik rekam dan pengembangan teknologi digital yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mempercepat tumbuh kembangnya
perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan menjadi semakin kompleks. Dari sini awal mulai berkembang ilmu dan teknik mengelola perpustakaan.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia merdeka adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mempunyai ciri-ciri antara lain; 1 selalu belajar dan meningkatkan kemampuan, 2 mampu menguasai dan dapat
memanfaatkan ilmu pegetahuan dan teknologi, 3 mampu memproduksi kebutuhan pokok sendiri, 4 mampu bersaing bidang iptek dengan negara-negara
Universitas Sumatera Utara
lain 5 bangga menjadi sebuah bangsa dengan segala kepribadian Sutarno, 2008:7. Salah satu sarana belajar yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia adalah perpustakaan. Bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, diantaranya perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui
pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak danatau karya rekam. Perpustakaan merupakan
sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi
produk intelektual dan artistik manusia. Pengertian ini didasarkan pada pemikiran bahwa perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang ilmu
pengetahuan dan informasi yang selalu berkembang seirama dengan perkembangan pemikiran dan kultur masyarakatnya.
Dalam Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia Tentang Perpustakaan Pada Bab VII Pasal 20 Tentang Jenis-Jenis Perpustakaan
terdiri atas; 1. Perpustakaan Nasional, 2. Perpustakaan Umum, 3. Perpustakaan SekolahMadrasah, 4. Perpustakaan Perguruan Tinggi, 5.
Perpustakaan Khusus. Setiap perpustakaan diselenggarakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, ada perbedaan fungsi dan sifatnya lebih spesifik
pada setiap jenis perpustakaan. Akhir-akhir ini keberadaan Taman Bacaan Masyarakat TBM ataupun rumah baca sedang giat-giatnya berkembang dalam
menyemarakkan kegiatan pembudayaan gemar membaca kepada masyarakat. Menurut Sutarno 2008 Taman bacaan dan rumah baca dapat dikembangkan
sebagai wahana berkumpul, belajar, dan berdialog antarwarga dalam memecahkan masalah bersama mengembangkan ide dan gagasan demi kemajuan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Apabila sarana membaca dan belajar itu dapat berkembang dan berfungsi baik, maka ada harapan bahwa dalam waktu yang tidak lama akan terwujud masyarakat
Indonesia yang membaca dan belajar reading and learning society. Suatu masyarakat berbudaya membaca menuju masyarakat informasi atau masyarakat
ilmiah. Pada gilirannya akan terwujud pula masyarakat bangsa yang cerdas. Pada dasarnya, secara umum setiap perpustakaan mempunyai fungsi yang
sama, yaitu sebagai berikut: a. Penyimpanan; perpustakaan bertugas menyimpan koleksi informasi yang diterimanya. Di Indonesia telah dikeluarkan UU No. 4
Tahun 1990 tentang Wajib Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Mekanisme pelaksanaan UU No. 4 ini diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1991.
b. Pendidikan; perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup. c. Penelitian; perpustakaan berfungsi menyediakan berbagi macam koleksi
informasi untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai. d. Informasi; perpustakaan menyediakan informasi bagai pemakai yang disesuaikan
dengan jenis perpustakaan. e. Rekreasi kultural; perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya bangsa.
Perpustakaan berperan meningkatkan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan. Eksistensi diharapkan
mampu mencerminkan kemajuan dan merefleksikan kehidupan budaya masyarakat. Perpustakaan dapat dijadikan sebagai sarana diskusi memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat serta memperkuat kesatuan dan persatuan.
Berkaitan dengan fungsi-fungsi tersebut maka dapat dikatakan jika perpustakaan berperan sebagai agen perubahan, yang pada akhirnya diharapkan
Universitas Sumatera Utara
menjadi masyarakat informasi, masyarakat yang cerdas dan masyarakat yang ilmiah, dengan kata lain masyarakat yang cerdas pembelajar learning society.
Dan sebagai pusat pembelajaran masyarakat yang netral untuk semua kalangan juga berperan sebagai pembentuk kepribadian masyarakat yang mandiri dan
kreatif. Kepustakawanan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan upaya
penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan. Kepustakawanan adalah penerapan ilmu perpustakaan dalam hal pengadaan, pengolahan dan
pengorganisasian, pemeliharaan, dan pendayagunaan bahan perpustakaan di perpustakaan. Hal ini berkaitan erat dengan dengan fungsi perpustakaan.
c. Peran Perpustakaan dan Pustakawan dalam Perubahan Sosial Agen