26
b. Komponen Uji Kompetensi
1 Standar Kompetensi kerja
Standar kompetensi kerja merupakan komponen utama yang sangat penting dalam proses uji kompetensi. Dalam hal ini standar kompetensi yang
menjadi acuan dalam proses uji kompetensi adalah SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Sektorsub sektor usaha atau bidang
profesi yang belum memiliki SKKNI, dapat menggunakan standar kompetensi yang telah disepakati atau disetujui melalui mekanisme pra-konvensi di
sektorsubsektor usaha atau bidang profesi yang bersangkutan dan telah dibakukan oleh BNSP.
Standar kompetensi yang berlaku secara internasional atau didasarkan atas peraturan perundangan yang berlaku dapat juga digunakan
sebagai dasar uji kompetensi kompetensi setelah diverifikasi oleh BNSP sesuai dengan ketentuan yang ada Depdiknas, 2009:5.
2 Asesor Kompetensi
Asesor kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi metodologi uji kompetensi workplace assessment serta memiliki
kompetensi teknis atau kompeten dibidangnya. Penugasan tenaga asesor berada dibawah koordinasi LSP, sedangkan bidang profesi atau sektorsub
sektor yang belum mempunyai LSP penugasan tenaga asesor dibawah koordinasi dan kendali langsung BNSP. Asesor Kompetensi disertifikasi dan
diregistrasi oleh BNSP Depdiknas, 2009:6.
27
Apabila ada kebutuhan uji kompetensi yang mendesak sementara belum tersedia asesor yang memiliki kompetensi pada unit atau bidang yang
bersangkutan, maka BNSP atau LSP dapat membentuk team penilai yang terdiri dari seorang master asesor dan tenaga ahli subject specialist.
Master asesor bertugas mempersiapkan dan melaksanakan seluruh mekanisme uji kompetensi, sedangkan team ahli bertugas mempersiapkan
substansi materi uji atas pengarahan master asesor. Pada kondisi khusus ini seluruh aktifitas uji kompetensi dikendalikan oleh master asesor.
3 Peserta Uji Kompetensi
Peserta uji kompetensi adalah tenaga kerja angkatan kerja yang sudah memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan serta pengalaman
kerja yang relevan dengan standar kompetensi kerja yang akan diujikan. Uji kompetensi dapat diikuti pula oleh tenaga kerja asing yang memenuhi
persyaratan sesuai bidang profesinya, baik karena keinginan sendiri atau karena peraturan yang berlaku Depdiknas, 2009:9.
4 Materi Uji Kompetensi
Materi Uji Kompetensi MUK yang digunakan dalam pelaksanaan uji kompetensi disusun dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja. MUK dikembangkan oleh masing-masing LSP. Untuk kebutuhan uji kompetensi yang dilaksanakan BNSP, MUK dipersiapkan oleh
tim asesor yang tergabung dalam Panitia Teknis Uji Kompetensi PTUK yang dibentuk BNSP. Penyusunan materi uji kompetensi mengacu kepada
pedoman penyusunan materi uji kompetensi yang dikeluarkan BNSP.
28
Materi uji kompetensi diperbaharui dan dikembangkan secara berkala atau sesuai dengan kebutuhan. Seluruh materi uji kompetensi yang dibuat oleh
LSP maupun oleh Panitia Teknis Uji Kompetensi PTUK didokumentasikan oleh BNSP Depdiknas, 2009:9.
5 Tempat Uji Kompetensi TUK
Berdasarkan Pedoman Uji Kompetensi yang diterbitkan oleh Depdiknas tahun 2009, TUK merupakan lembaga pendidikanpelatihan
danatau tempat kerja yang telah diverifikasi dan ditetapkan oleh LSP. Untuk mendapatkan verifikasi sebagai TUK, lembaga yang bersangkutan
harus memiliki sarana, fasilitas dan peralatan yang memenuhi persyaratan sebagai tempat uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja yang
diujikan. Untuk profesi, sektorsubsektor yang belum mempunyai LSP, TUK diverifikasi dan ditetapkan oleh BNSP. Depdiknas:2009: 7
6 Biaya uji kompetensi
Berdasarkan Pedoman
Uji Kompetensi
Depdiknas,2009:8, Komponen biaya uji kompetensi terdiri dari beban biaya langsung tetap serta
beban biaya tidak langsung tidak tetap dengan perincian sebagai berikut : 1 Komponen biaya langsung tetap, meliputi :
1. Bahan uji kompetensi; 2. Biaya penggunaan sarana, fasilitas dan peralatan uji kompetensi;
3. Biaya asesor uji kompetensi; 4. Blanko Sertifikat ;
29
2 Komponen biaya tidak langsung tidak tetapoverhead cost maksimal 15 dari biaya langsung.
Biaya uji kompetensi dapat bersumber dari peserta, perusahaan, pemerintah, sponsor serta sumber-sumber dana lainnya. Besarnya biaya uji
kompetensi yang ditetapkan oleh LSP harus dilaporkan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari BNSP.
c. Pelaksanaaan Uji Kompetensi