Ulumul Quran

(1)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ulumul

a) Secara Etimologi (Lughawiyah) berarti : “Ulum” merupakan jama’ dari pada “Ilmu”,

b) Secara Terminologi(Maknawiyah) berarti : “Al-fahmu walidrak

(paham dan menguasai)1 berbagai ilmu.

Kemudian nasihat yang berisikan pesan lainnya dalam kitab Mahfuzat :

“Ilmu merupakan tempat persemaian setiap kemuliaan,maka taburkanlah kemuliaan dan anda harus berhati-hati jika tempat persemaian itu tidak melahirkan suatu kebanggaan”2

”Demi Allah,hidup pemuda adalah dengan ilmu dan taqwa tanpa keduanya,hidup pemuda tidak ada artinya”3

“Bersusah payahlah untuknya (ilmu) maka kaupun akan beristirahat dengan tenang, ketenangan seseorang adalah buah dari keletihannya”4

B. Pengertian Qur’an

a) Secara Etimologi (Lughawiyah) berarti : “Berasal dari kata ءارق ءرقي نارق - -Berarti baca-bacalah-bacaan, yang merupakan suatu himpunan huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lainnya, dalam suatu ucapan yang tersusun rapi5.

Allah Swt berfirman : “

1 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahis fi ‘Ulumul Qur’an.Cet. ke-3. (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa).2010.hlm.8

2 Fuad Syaifudin Nur,AN Ubaedy Mahfuzat,Bunga Rampai Peribahasa Arab-Cet.1,Jakarta:Renesia Publika 2011(terj.).hlm. 272.

3 Fuad Syaifudin Nur,AN Ubaedy Ibid.hlm.250. 4 Fuad Syaifudin Nur,AN Ubaedy Ibid.hlm.325. 5 Manna’ Khalil Al-Qattan. Op.cit. hlm. 16.


(2)

































 





















Artinya :

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya, apabila Kami telah selesai

membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al-Qiyamah (75) : 17-18).

Al-Qur’an dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., sehingga Al-Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama diri, dan secara gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur’an secara keseluruhan , begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya, maka jika kita mendengar orang membaca ayat Qur’an, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Al-Qur’an6.

Allah Swt berfirman : “

































 











Artinya :

Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat7”(Q.S. Al-A’raf : 204)

b) Secara Terminologi (Maknawiyah) berarti : “ Kalam(perkataan) Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw., melalui malaikan Jibril sampai kepada kita secara mutawwatir , yang didalamnya dimulai dengan

6 Manna’ Khalil Al-Qattan. ibid. hlm. 16.

7 Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.


(3)

surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nass dan yang membacanya merupakan Ibadah(berpahala)8

Jadi, Ulumul Qur’an secara Istilah (Maknawiyah) bermakna : “Segala ilmu yang membahas tentang kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang berkaitan dengan turunnya,bacaan,kemukjizatan9,asbabun nuzul,

pengumpulan,penertiban Qur’an, surah-surah makkiyah wa madanniyah, an-nasikh wal mansukh, munasabah, al-muhkam wal mutasyabbiha, dan lain sebagainya10.

Menurut Az-Zarqani Ulumul Qur’an adalah : “ Kajian-kajian yang berhubungan dengan Al-Qur’an, dari aspek turun ,susunan , pengumpulan, tulisan ,bacaan ,tafsir, mukjizat, nasikh wa mansukh, menolak syubhat darinya, dan lain-lain11.

C. Ruang Lingkup Kajian Ulumul Qur’an

Definisi sebelumnya telah dijelaskan bahwa Ulumul Qur’an mencakup bahasan yang sangat luas, antara lain : “Turunnya,bacaan,kemukjizatan12,asbabun

nuzul, pengumpulan,penertiban Qur’an, surah-surah makkiyah wa madanniyah,

an-nasikh wal mansukh, munasabah, al-muhkam wal mutasyabbiha, dan lain sebagainya”, sehingga Ahlul Ilmu mengakhiri definisinya dengan kata-kata “dan lain sebagainya”, ungkapan ini menunjukkan bahwasannya bahasan Ulumul Qur’an sangatlah luas, Ibnu Arabi(w. 544H) seperti yang dikutip oleh Az-Zarkasyi menyebutkan Ulumul Qur’an mencakup 77450 ilmu sesuai dengan bilangan kata-katanya, dengan demikian , ilmu ini tidak terkira banyaknya, hanya Allah yang tahu pasti.

Dari sekian banyak cakupan Ulumul Qur’an, yang menjadi Induk atau fokus utamanya adalah : “Tauhid ,tadzkir(Peringatan) Al-wa’d(Janji balasan

8 Dr.Kadar M.Yusuf, M.,Ag. Studi Al-Qur’an.(Jakarta : Amzah) 2012. Hlm.1 9 Dr.Kadar M.Yusuf, M.,Ag. Ibid. Hlm.2

10 Manna’ Khalil Al-Qattan. Opcit. hlm.8-9.

11 Az-Zarqani. Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an. Jilid 1. Beirut : Dar Al-Fikr, 1998 , hlm 27. 12 Dr.Kadar M.Yusuf, M.,Ag. Ibid. Hlm.2


(4)

kebajikan) Al-Wa’id(Janji ancaman)” ,dan hukum, sehingga secara garis besar

Ulumul Qur’an dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu : “Ilmu yang telah

diinstinbathkan yang kemudian menjadi pedoman bagi kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan”, contoh : Ilmu Fiqh, Ushul, tafsir ,balaghah ,kaidah-kaidah bahasa, akidah,akhlaq, dan sejarah, dan yang kedua , ilmu-ilmu yang menjadi syarat atau alat untuk memahami Al-Qur’an , berikut hal-hal yang mencakupnya : 1) Ilmu Nuzul Al-Qur’an, kajian yang mencakup penyampaian Al-Qur’an dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw., seperti “Al-Makki wa Madanni” , ayat yang paling awal dan akhir diturunkan, baik pada malam hari (al-lailiyah) siang hari (an-nahariyah),

2) Ilmu Qira’ah , yang mencakup cara memulai bacaan, baik dalam Tajwid

dan lain sebagainya.

3) Kajian tentang makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum,seperti lafal manthuq,mafhum,muthlaq,muqayyad dan lain sebagainya.13

Kajian tentang makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan lafal seperti

Ijaz,ithnab,musawa,qashar, dan lain-lain. Cabang-Cabang (Pokok Bahasan) ‘Ulumul Al-Qur’an

Diantara cabang-cabang (pokok bahasan) ‘Ulumul Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Ilmu adab tilawat Al-Qur’an, yaitu ilmu-ilmu yang menerangkan dalam pembacaan Al-Qur’an

2. Ilmu tajwid, yaitu ilmu yang menerangkan cara-cara membaca Al-Qur’an, tempat memulai, atau tempat berhenti (waqaf)

3. Ilmu mawathin an-nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan cara-cara membaca Al-Qur’an, musim, awal, dan akhir turun ayat.

4. Ilmu tawarikh an-nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan masa dan urutan turunnya ayat, satu demi satu dari awal hingga turunnya

5. Ilmu asbab an-nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turunnya ayat


(5)

6. Ilmu qira’at, yaitu ilmu yang menerangkan ragam qira’at (pembacaan al-qur’an) yang telah diterima rasulullah saw

7. Ilmu gharib Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab konvensional, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.

8. Ilmu I’rab Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan harakat Al-Qur’an dan kedudukan sebuah kata dalam kalimat

9. Ilmu wujuh waan-nazha’ir, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna lebih dari Satu

10. Ilmu ma’rifat al-muhkam wa al-mutasyabih, yaitu yang menerangkan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan yang dipandang mutasyabih 11. Ilmu nasikh wa al-mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang

mansukh oleh sebagian mufassir

12. Ilmu badai’u Al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan keindahan susunan bahasa Al-Qur’an

13. Ilmu I’jaz Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan segi-segi kekuatan Al-Qur’an sehingga dipandang sebagai sesuatu mukzizat dan dapat

melemahkan penantang-penantangnya

14. Ilmu tanashub ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan persesuaian antara suatu ayat dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya

15. Ilmu aqsam Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah allah yang terdapat dalam al-qur’an

16. Ilmu amtsal Al-Qur’an, yaitu ilmuan yang menerangkan perumpamaan-perumpamaan Al-Qur’an, yakni menerangkan ayat-ayat perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan Al-Qur’an

17. Ilmu jadal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang menerangkan macam-macam perdebatan yan telah dihadapkan Al-Qur’an kepada segenap kaum musyrikin dan kelompok lainnya.

Dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Ulumul Qur’an

mencakup Ilmu-Ilmu bahasa Arab dan segala kajian yang berkaitan dangan ajaran Islam, bahkan As-Sayuti berpendapat bahwa ilmu jiwa, ilmu falak,ilmu asronomi, dan lain sebagainya juga termasuk kedalam Ulumul Qur’an, hal tersebut didasakan kepada firman Allah Swt :


(6)





































 















































Artinya :

“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi

orang-orang yang berserah diri”(Q.S. An-Nahl : 89).14

D. Pendapat Ilmuan Barat Terhadap Al-Qur’an

1. Seorang ilmuan dari Italia Kenneth Edward George berkata, saya sudah mengakaji dengan teliti agama-agama terdahulu dan gama modern dewasa ini. Kesimpulannya adalah hawa islam agama langit yang benar. Kitab suci ini mencakup kebutuhan materi dan immateri bagi manusia. Agama ini membentuk akhlak yang baik dan menjaga rohani agar tetap sehat.

2. Profesor Inggris Mountaghmiri Watts, berkata apa yang dipakarkan tentang Al-Qur’an tentang realitas dan fenomena alam yang sempurna menurut saya adalah diantara kelebihan dan keistimewaan kitab ini. Yang jelas semua temuan ilmu pengetahuan yang didokumentasikan sekarang ini, tidak mampu menandingi Al-Qur’an.

14 TM.Hasbie Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, bulan bintang, Jakarta, 1994 hlm.102-107


(7)

3. Sejarawan Italia Brands Johny Burkz, mengatakan “Kesejahteraan dan kepemimpinan menjauh dari umat islam dikarenakan mereka tidak mau mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan mengamalkan hukum dan undang-undangnya”. Padahal sebelumnya sejarah telah mencatat bahwa generasi awal islam meraih kejayaan, kemenangan, dan kebeesaran. Musuh-musuh Islam tahu rahasia ini, sehingga mereka menyerang dari sisi ini. Kondisi kehidupan umat islam sekarang ini suram, karena tidak pedulinya ini terhadap kitabnya, bukan karna ada kekurangan dalam Al-Qur’an atau Islam secara umum. Yang objektiv adalah tidak benar mengangkat sisi negative dengan menghakimi ajaran Islam yang suci.

4. Peneliti Prancis Gul labum menyuruh orang Eropa, “Wahai manusia, kajilah Al-Qur’an secara mendalam, sampai kalian menemukan hakekat kebenarannya, karena setiap ilmu pengetahuan dan seni budaya yang pernah dicapai oleh bangsa arab, pondasinya adalah Al-Qur’an”. Hendaknya setiap penduduk dunia, dari berbagai warna dan bahasa mau melihat secara objective kondisi zaman awal. Mengkaji lembaran-lembaran ilmu pengetahuan dan penemuan sebelum islam. Maka kalian akan tahu bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan tidak pernah sampai pada penduduk bumi kecuali setelah ditemuakn dan disebarluasakan kaum muslimin yang mereka eksplorasi dari Al-Qur’an. Ia laksana lautan pengetahuan yang mengalir dijutaan anak sungai. Al-Qur’an tetap hidup, dan setiap orang mampu meneguk sejuknya sesuai dengan kesungguhan dan kemampuannya.

5. Ahli Filsafat dari Prancis, Pranco Maripulter menjelaskan perbedaan antara Injil dan Al-Qur’an. Kami yakin, jika disodorkan Al-Qur’an dan Injil kepada seseorang yang tidak beragama, pasti orang tersebut akan memilih Al-Qur’an, karena Al-Qur’an mengetengahkan pemikiran yang cocok dan akal sehat. Boleh jadi tidak ada undang-undang yang lebih detail tentang masalah perceraian, kecuali undang-undang dan hukum yang telah digariskan Al-Qur’an tentang masalah ini.

6. Seorang Ilmuan dari Inggris Fard Ghayum, Guru Besar Universitas London mengatakan, Al-Qur’an adalah kitab mendunia yang memiliki keistimewaan sastra yang tinggi yang terjemahannya saja tidak bisa


(8)

mewakili sastra asing karna lagunya berirama khusus, keindahannya mengagumkan, dan pengaruhnya yang luar biasa terhadap yang mendengarkan. Banyak kaum nsarani arab yang terpengaruh gaya bahasa dan satra nya. Begitu juga kaum orientalis, banyak diantara mereka yang menerima al-qur’an. Ketika dibacakan Al-Qur’an, kami orang-orang nasrani terpengaruh, laksana sihir yang menembus jiwa, kami merasakan ungkapannya yang indah, hukum yang orisinil. Keistimewaan seperti ini yang menjadikan seseorang merasa terpuaskan, dan bahwa Al-Qur’an tidak mungkin ada yang mampu menandinginya.

7. Knett Grigh, Guru Besar Universitas Cambridge Inggris memberi kesaksian, tidak akan mampu seseorang sepanjang 14 abad yang lalu, sejak diturunkannya Al-Qur’an sampai sekarang ini yang mampu membuat seperti Al-Qur’an, satu ayat sekalipun. Karena al-qur’an bukan kitab yang bukan dikhususkan untuk zaman tertentu, bahkan Al-Qur’an ini alami yang terus berlangsung sepanjang zaman. Meskipun dunia dan kehidupan ini berubah, namun setiap manusia memungkinkan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya15.

Dari berbagai macam pendapat(pandangan) para Orientalis,Zionis

merekapun angkat bicara mengenai Kemujmalan Al-Qur’an yang ternyata tidak hanya diketahui oleh kaum mayoritas muslim, melainkan pengetahuan mereka juga bisa mengalahkan pengetahuan kita kaum muslimin, itlah salah satu bukti Kebesaran Al-Qur’an, tiada keraguan didalamnya, dan Allah menjamin keasliannya hingga hari kiamat, yang membacanya merupakan ibadah serta tiada suatu orangpun yang dapat menirukan betapa besarnya Al-Qur’an.

E. Masa Al-Qur’an Diturunkan

Menurut keterangan sebagian para ulama ahli tarikh, permulaan wahyu Al-Qur’an diturunkan, pada hari ke 17 bulan Ramadhan tahun 41 Fiel, berbetulan pada tanggal 6 Agustus tahun 610 M., pribadi Nabi Muhammad Saw., dikala itu sedang


(9)

berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari (tahun Qamarriyah/Bulan) atau 39 tahun 3 bulan dan 8 hari (tahun Syamsiyah/Matahari).

Dan penghabisan wahyu Al-Qur’an diturunkan ,iyalah pada hari tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke 10 dari hijrah, berbetulan pada tanggal 8 maret tahun 632 M., dan beliau ketika itu telah berusia 63 tahun.

Jadi masa Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., itu dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari16.

F. Nama-Nama Lain Al-Qur’an

Al-Kitab (buku)

 









 













Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]:2)

Al-Furqan (pembeda benar salah)



































 

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan [25]:1)

Adz-Dzikr (pemberi peringatan)

16 K.H.Moenawar Kholil. Al-Qur’an Dari Masa Ke Masa. Cet.6. (Solo : C.V. Ramadhani) 1985. Hlm.3.


(10)



























Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr [15]:9)

Al-Mau'idhah (pelajaran/nasihat)





























































Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)

Asy-Syifa' (obat/penyembuh)



























































Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10]:57)


(11)

Al-Hukm (peraturan/hukum)

 

 



 

 





















































 





 

Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (QS. Ar Ra'd [13]:37)

Al-Hikmah (kebijaksanaan)

 

















































Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Israa' [17]:39)

Al-Huda (petunjuk)



















 





 

















 


(12)

Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. (QS. Al Jin [72]:13)

At-Tanzil (yang diturunkan)







  







 

 







Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, QS. Asy Syu’araa’ [26]:192)

Ar-Rahmat (karunia)























Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An Naml [27]:77)

Ar-Ruh (ruh)

 

 































 



 

 





  

































Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu


(13)

cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy Syuura [42]:52)

Al-Bayan (penerang)



























































 

(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]:138)

Al-Kalam (ucapan/firman)













































 











 

Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At Taubah [9]:6)


(14)





















































Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahl [16]:102)

An-Nur (cahaya)



















































Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. (Al-Qur'an). (QS. An Nisaa' [4]:174)

Al-Basha'ir (pedoman)























 

 

Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (QS. Al Jaatsiyah [45]:20)


(15)









































 



























(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim [14]:52)

Al-Qaul (perkataan/ucapan)











 















 

Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini ( Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Al Qashash

[28]:51)17

G. Kepentingan Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-angsur

Al-Qur’am diturunkan dengan berangsur-angsur itu bukanlah suatu perkara yang dianggap remeh, atau tidak ada kepentingannya, tetapi adalah suatu perkara yang tidak kalah penting , Allah Swt menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw., secara mutawwatir (berangsur-angsur) sedikit-demi sedikit atas kebijaksanaannya, berikut firman Allah Swt :





































 

 



















 

 





  






(16)

Artinya :

“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah18 supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar)”. (Q.S. Al-Furqan : 32)









 

 

























 

 





 





Artinya :

“Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian”.(Q.S. Al-Isra’ : 106)

Sehingga Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur itu adalah mengandung kepentingan :

i. Supaya ayat-ayat yang diturunkan Allh Swt., tetap didalam hati Nabi Muhammad Saw,

ii. Supaya beliau tidak berkeberatan membacakan, mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia,

iii. Supaya manusia yang menerima pengajaran dari Al-Qur;an dapat menerimanya dan mengerjakannya sedikir-demi

18 Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati Nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap.


(17)

sedikit, perintahnya dapat diaksanakan dan larangannya dapat dijauhi sehingga sempurna19.

Allah Swt berfirman :













































Artinya :

“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu)”.(Q.S. Al-Ankabut : 48)

Allah Swt Berfirman :















 































 











































Artinya :

16. janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya20

19 K.H.Moenawar Kholil. Op.Cit. hlm.4.

20 Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad s.a.w.


(18)

17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.(Q.S. Al-Qiyamah : 16-19)

Allah Swt berfirman :

































 











 



 

Artinya :

Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu21 dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(Q.S. Taha : 114)

H. Keterkaitan Al-Qur’an dengan Ilmu Lainnya

a.

Ilmu Fisika

Allah Swt Berfirman : “

menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.

21 Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.


(19)



 





 































 





 

Artinya :

“Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,

baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”(QS.36:36)

Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dengan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam yat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terunkap. Ilmuan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parite”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi.

Misalnya berbeda dengan materi, electron anti-materi bermuatan posotif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sumber ilmiah sebagai berikut “Setiap partikel memiliki anti-partikel ,bahwa penciptaan berpasangan terjadi dalam vakum disetiap saat, disetiap tempat”. Semua ini menunjukan bahwa unsure besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang diluar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis yang dinyatakan ayat tersebut. Jelas fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, disaat Al-quran diturunkan.

b. Relativitas

Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belum mengetahui bahwa waktu adalah sebuah


(20)

konsep yang relatikve, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia tak seorangpun yang mampu mengungkap fakata ini dengan jelas sebelumnya.

Tapi ada perkecualian: Al-quran telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relative, sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi: “dan mereka meminta kepada mu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-sekali tidaka akan menyalahi janji-Nya.

Allah Swt berfirman :















































Artinya :

Sesungguhnya sehari disisi tuhan mu adalah seperti seribu menurut itungan mu.” (QS.22:47)






























































(21)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan mu.” (QS.32;5)























 











 



 

Artinya :

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS.70:4)

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu yang berbeda, dan terkadang manusia dapat merasakan waktu yang sangat singkat sebagai sesuatu yang lama. Fakta bahwa relativitas waktu dalam Al-quran disebutkan dengan jelas yang mulai diturunkan pada tahun 601M, adalah bukti lain bahwa Al-quran adalah kitab suci.

I. Ilmu Biologi (Genetika) c. Kandungan Air Mani

Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini memiliki fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energy bagi sperma, menetralkan asam dipintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma. Yang cukup menarik, ketika air mani di singgung dalam Al-qurn, fakta ini yang ditemukan oleh ilmuan modern, juga menetapkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:























 



 

 














(22)

Artinya :

“Sesungguhnya, kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu kamu beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan.” (QS.76:2)

d. Jenis Kelamin

Hingga saat ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin itu ditentukan secara bersama oleh sel laki-laki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda oleh Al-quran, uang menyatakan bahwa laki-laki atau perempuan diciptakan

























  











“Dari air mani apabila dipancurkan”. “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita dari air mani, apabila dipancurkan.” (QS. 53:45-46)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan berkembang seperti genetika dan biologo molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketetapan informasi yang diberikan Al-quran ini. Kini telah diketahui jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak ikut berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut “XY” pada pria, dan “XX” pada perempuan. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini.

e. Ilmu Astronomi

Dalam Al-quran yang diturunkan 14 abad silam disaat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangkan alam semesta digambarkan sebagai berikut ini:


(23)





















Artinya :

“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannnya”. (QS.51:47)

Kata ‘langit’, sebagaimana yang dinyatakan ayat ini, digunakan banyak tempat dalam Al-quran dengan makana luar angkasa dan alam semesta. Disini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain dalam Al-quran dikatakan bahwa alam semesta “ mengalami perluasan atau menembang”. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmuan masa kini.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini didunia ilmu pengetahuan adalag bahwa alam semesta brsifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun penelitian, perhitungan, dan pengamatan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta senantisa bergerak dan berkembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronomi Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak menjauhi. Sebuah alam semesta dimana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti alam semesta tersebut terus-menerus

“mengembang”. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus berkembang. Kenayataan ini diterangkan dalam Al-quran pada saat tak seorangpun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al-quran adalah firman Allah, sang pencipta, dan mengatur keseluruhan alam semesta22.

f. Bermuamalah


(24)

Dalam bermuamalah Al-Qur’an sangat tegas dalam menyampaikan tentang

hablumminannas khususnya, yang ternyata dibalik pengakuan bangsa yunani akan kemampuan Ilmunya yang luar biasa menurut mereka, penemu dari berbagai macam cabang ilmu, dan ternyata telah Allah kalamkan serta sesungguhnya tiada pantas apapun itu yang mereka sombongkan, Allah Swt berfirman dalam hal bermuamalah23 :

























































 



Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqarah : 280)

Dan Allah Swt Berfirman : “































 

























































































































23 Dr.Mardani. Ayat-ayat dan Hadist Ekonomi Syari’ah. Ed.1-3.(Jakarta : Rajawali Pers) 2014. Hlm.2.


(25)





 



 



 























































































































 















 







































































































































 





 

 

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah24tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis 24Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.


(26)

itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah : 282)

J. Urgensi Mempelajari Al-Qur’an

Adapun tujuan dari mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah:

1. Agar dapat memahami kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan para tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-Qur’an


(1)

Dalam bermuamalah Al-Qur’an sangat tegas dalam menyampaikan tentang hablumminannas khususnya, yang ternyata dibalik pengakuan bangsa yunani akan kemampuan Ilmunya yang luar biasa menurut mereka, penemu dari berbagai macam cabang ilmu, dan ternyata telah Allah kalamkan serta sesungguhnya tiada pantas apapun itu yang mereka sombongkan, Allah Swt berfirman dalam hal bermuamalah23 :































































Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqarah : 280)

Dan Allah Swt Berfirman : “































 












































































































(2)







































































































































 















 

















































































































































Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah24tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis 24Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.


(3)

itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah : 282)

J. Urgensi Mempelajari Al-Qur’an

Adapun tujuan dari mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah:

1. Agar dapat memahami kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan para tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-Qur’an


(4)

2. Agar mengetahui cara dan gaya yang digunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.

3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an 4. Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan Al-Qur’an.

Hubungan ‘Ulumul Qur’an dengan tafsir juga dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

a. Fungsi ‘Ulumul Qur’an sebagai alat untuk menafsirkan, yaitu:

1. Ulumul Qur’an akan menentukan bagi seseorang yang membuat syarah atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tepat dapat dipertanggung jawabkan. Maka bagi mafassir ‘Ulumul Qur’an secara mutlak merupakan alat yang harus lebih dahulu dikuasai sebelum menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

2. Dengan menguasai ‘Ulumul Qur’an seseorang baru bisa membuka dan menyelami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an

3. ‘Ulumul Qur’an sebagai kunci pembuka dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan maksud apa yang terkandung di dalamnya dan mempunyai kedudukan sebagai ilmu pokok dalam menafsirkan Al-Qur’an.

b. Fungsi ‘Ulumul Qur’an sebagai Standar atau Ukuran Tafsir

Apabila dilihat dari segi ilmu, ‘Ulumul Qur’an sebagai standar atau ukuran tafsir Al-Qur’an artinya semakin tinggi dan mendalam ‘Ulumul Qur’an dikuasai oleh seseorang mufassir maka tafsir yang diberikan akan semakin mendekati kebenaran, maka dengan ‘Ulumul Qur’an akan dapat dibedakan tafsir yang shahih dan tafsir yang tidak shahih.

Ada beberapa syarat dari ahli tafsir ( mufassir) yaitu: 1. Akidahnya bersih


(5)

2. Tidak mengikuti hawa nafsu 3. Mufassir mengerti Ushul at-Tafsir

4. Pandai dalam ilmu riwayah dan dirayah hadits 5. Mufassir mengetahui dasar-dasar agama 6. Mufassir mengerti ushul fiqh

7. Mufassir menguasai bahasa Arab

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa ‘Ulumul Qur’an sangat penting dipelajari dalam rangka sebagai pijakan dasar dalam menafsirkan Al-Qur’an oleh para mufassir. Dapat dikatakan semakin dikuasainya ‘Ulumul Qur’an oleh mufassir maka semakin tinggilah kualitas tafsir yang dibuatnya25.

Rasulullah Saw bersabda :

“Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelum aku, adalah bagaikan orang yang membangun sebuah rumah, dibuatnya dengan baik dan diperindahnya rumah itu, mereka mengaguminya dan berkata, “Seandainya jika bukan batu bata ini,tentulah rumah itu sudah sempurna”, maka akulah batu bata itu dan akulah penutup para Nabi”. (Muttafaqun Alaih).26

Allah Swt berfirman :





































25

http://efrizalmalalak.blogspot.com/2010/04/tujuan-dan-faedah-mempelajari-ulumul.html. Sabtu, 17 April 2010.


(6)

Artinya :

77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, 78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),

79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (Q.S. Al-Waqi’ah : 77-79)