Perhitungan Jumlah Atom dalam Jaringan
51
d. Laju dosis total Laju dosis total yang dianalisis pada penelitian ini memiliki
prinsip yang sama dengan dosis ekuivalen pada proteksi radiasi. Dosis ekuivalen merupakan sebaran dosis yang khusus digunakan dalam
proteksi radiasi dan menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dosis ekuivalen diperoleh dengan cara mengalikan dosis serap dengan faktor bobot
radiasi. Faktor bobot radiasi merupakan koefisien yang menunjukkan kemampuan merusak dari suatu radiasi. Perhitungan laju dosis total
dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut Berlianti, 2013; Irhas, 2014:
30
dengan
total
adalah laju dosis total, yang memiliki satuan Gys; adalah faktor bobot radiasi dari alfa;
adalah laju dosis alfa, yang memiliki satuan Gys;
adalah faktor bobot radiasi dari proton; adalah laju dosis proton, yang memiliki satuan Gys;
adalah faktor bobot radiasi dari neutron; adalah laju dosis
neutron, yang memiliki satuan Gys; adalah faktor bobot radiasi dari
gamma; dan adalah laju dosis gamma, yang memiliki satuan Gys.
Perhitungan laju dosis total dari masing-masing radiasi memiliki kontribusi yang berbeda seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2 yang
disebabkan oleh faktor RBE, CBE, dan dose reduction factor. Perbedaan tersebut ditandai oleh perbedaan nilai faktor bobot radiasi.
Nilai faktor bobot radiasi ditentukan setelah mempertimbangkan faktor- faktor yang mempengaruhi efek biologis. Nilai tersebut berbeda
tergantung jenis radiasi yang digunakan. Faktor bobot radiasi yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 14.
52
Tabel 14. Nilai Faktor Bobot Radiasi Berlianti, 2013; Irhas, 2014
Sumber Radiasi Nilai Faktor Bobot
Alfa - 3,8 tumor
- 1,3 jaringan sehat Proton
2 Neutron Hamburan
3,2 Gamma
1
Pada perhitungan dosis BNCT, laju dosis serap dikalikan dengan faktor bobot radiasi untuk mendapatkan dosis BNCT. Dosis ini bisa
dikatakan sebagi dosis isoefektif. Dosis isoefektif merupakan satuan dosis yang digunakan pada kasus klinis, yang menunjukkan hubungan
antara dosis serap yang diinduksi dengan efek biologis pada jaringan.