Rambak Kulit Sapi LANDASAN TEORI

commit to user 10 Minyak goreng yang digunakan dalam pengolahan pangan harus sesuai dengan standar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas dari produk rambak kulit sapi. Di Indonesia standar mutu minyak goreng diatur dalam SNI 01-3741-1995 seperti pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng No Kriteria Uji Persyaratan 1 Bau Normal 2 Rasa Normal 3 Warna Muda jernih 4 Kadar Air Max.0,3 5 Berat Jenis 0,9 gramL 6 Asam Lemak bebas Max.0,3 7 Angka Peroksida Max. 2 megKg 8 Angka Iodium 45 -46 9 Angka Penyabunan 196- 206 10 Titik Asap min 200 o C 11 Indeks Bias 1,448 – 1,450 12 Cemaran Logam Besi Max 1,5 mgKg Timbal Max 0,1 mgKg Tembaga Max. 40 mgKg Seng Max. 0,05 mgKg Raksa Max. 0,1 mgKg Timah Max. 0,1 mgKg Arsen Max. 0,1 mgKg Sumber : Standarisasi Nasional Indonesia, 1995 Penggunaan minyak goreng dengan suhu tinggi akan mengalami kerusakan yaitu makanan menjadi gosong, sehingga rasanya pahit dan minyak yang digunakan untuk menggoreng menjadi berwarna hitam, akibatnya makanan yang digoreng dengan minyak tersebut di tenggorokan terasa gatal Buckle, dkk, 1987.

B. Rambak Kulit Sapi

1. Deskripsi Kerupuk adalah sejenis makanan ringan yang sifatnya mengembang dan renyah. Kerupuk rambak kulit adalah kerupuk yang terbuat dari kulit ternak. Protein yang terkandung dalam kulit ternak terbanyak adalah protein kolagen. Protein kolagen merupakan struktur protein utama pada teknologi proses pengolahan kulit. Proses pembuatan kerupuk rambak commit to user 11 kulit terdapat beberapa tahapan, yaitu perendaman soaking, pengapuran liming, penghilangan bulu, pembuangan kapur deliming, perebusan, pengeringan I, perendaman bumbu, pengeringan II, penggorengan I, penggorengan II, penggorengan III Astawan, 1989. Menurut SNI-1996, kerupuk rambak kulit adalah produk makanan ringan yang dibuat dari kulit sapi atau kerbau melalui tahap proses pembuangan bulu, pembersihan kulit, perebusan, pengeringan dan perendaman dengan bumbu untuk kerupuk rambak mentah dan dilanjutkan dengan penggorengan untuk kerupuk rambak siap konsumsi. Syarat mutu kerupuk kulit menurut SNI 01-4308-1996 dapt dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Persyaratan Mutu Kerupuk Kulit Menurut SNI 01-4308-1996 No Jenis Uji Satuan Persyratan Mentah Siap dikonsumsi 1 Keadaan Bau Rasa Warna Tekstur - - - - Normal Khas Normal Renyah Normal Khas Normal Renyah 2 Keutuhan bb Min. 95 Min. 90 3 Benda-benda asing, serangga dan potong- potonganya - Tidak boleh ada Tidak boleh ada 4 5 Air Abu tanpa garam bb bb Maks. 8 Maks. 1 Maks. 6 Maks. 1 6 Asam lemak bebas dihitung dengan asam laurat bb Maks.1,0 Maks.0,5 7 Cemaran logam : Timbal Pb Tembaga Cu Seng Zn Timah Sn Raksa Hg Mgkg Mgkg Mgkg Mgkg Mgkg Maks. 2,0 Maks. 20.0 Maks. 40,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 Maks. 2,0 Maks. 20.0 Maks. 40,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 8 Arsen As Mgkg Maks. 1,0 Maks. 1,0 9 Cemaran mikroba : Angka lempeng total Coliform Salmonella Kolonig APMg Kolonig Maks. 5 x 10 4 3 Negatif Maks. 5x10 4 3 Negatif commit to user 12 2. Kandungan Rambak Kulit Kandungan Gizi rambak kulit sapi dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Kandungan Zat Gizi Rambak Kulit Sapi No Kandungan Gizi Kadar 100 g Bahan 1 Protein g 83 2 Lemak g 4 3 Mineral g 1 4 Kalsium mg 5 5 Fosfor mg 10 6 Air g 12 7 Energy kal 268 Indraswari, 1990 3. Cara Pembuatan Rambak Kulit Sapi Menurut Astawan dan Astawan 1989, pembuatan Rambak Kulit Sapi meliputi beberapa tahap yaitu perendaman, pengapuran, pembuangan kapur, perebusan, pengguntingan, pengeringan 1, perendaman bumbu, pengeringan 2, penggorengan 1, penggorengan 2, dan penggorengan ke 3. 1. Perendaman Perendaman kulit dilakukan dengan air bersih selama ±2 jam. Tujuan pada perendaman ini yaitu untuk menghilangkan zat-zat yang menempel pada kulit. 2. Pengapuran Kulit yang telah mengalami perendaman, selanjutnya dimasukkan dalam larutan kapur dengan komposisi 0,4 kg kapur dalam 5 liter air untuk 1 kg kulit. Selama pengapuran dilakukan pengadukan setiap 5 jam sekali untuk mempertahankan pH larutan. Kulit yang sudah direndam air kapur akan tampak lentur dan tidak kaku. 3. Buang Kapur dan Buang Bulu Pembuangan kapur dengan mencuci kulit dengan air bersih dan pembuangan bulu dengan cara dikerok menggunakan pisau. Tujuan dari buang kapur ini yaitu untuk menghindari timbulnya endapan kapur yang dapat bereaksi dengan bahan lain diproses selanjutnya commit to user 13 4. Perebusan Perebusan kulit pada suhu 90 o C selama 2 jam selanjutnya diangin-anginkan. Pada proses perebusan ini ditandai dengan kenampakan kulit yang berubah menjadi transparan. 5. Pengguntingan Pengguntingan dengan ukuran 3x2 cm. Tujuan dari pengguntingan yaitu untuk mendapatkan hasil potongan dalam jumlah maksimal dan kulit yang dihasilkan memiliki luas yang cukup sehingga memudahkan perambatan panas yang akan mempercepat proses pengeringan. 6. Pengeringan I Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari selama 1 hari. Tujuan pengeringan yaitu untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu dengan ditandai produk menjadi kering dan berubah warna menjadi coklat. 7. Perendaman Bumbu Kerupuk rambak mentah krecek hasil pengeringan I direndam dalam larutan bumbu selama 1-2 jam. Komposisi bumbu yaitu; garam 2 , bawang putih 5 , dan penyedap rasa 1,5 . 8. Pengeringan II Pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari sampai kering kemudian krecek diambil untuk mengukur daya kembang. 9. Penggorengan Penggorengan I krecek dimasukkan ke tempat penggorengan pada suhu ±80 o C selama 5 menit dan diperam dalam bak selama 1 hari. Penggorengan II suhu ±80 o C selama ±10 menit. Penggorengan III suhu ±160 o C sampai mengembang sempurna. commit to user 14

C. Pengendalian Mutu