PENGARUH RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR TERHADAP MINAT MENULIS MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010 Sebagai Pembaca lampung Post)

(1)

By : Kurniawati

Newspapers are the most effective media to deliver student interest in writing. An opinion in newspapers can be an alternative way for students to scrutinize government performance and providing solution-based recommendations for problems facing the nation. However, the unfortunate student interest in writing today thinning. Many students who are not confident in their writing ability. Similarly, the interest of student writing in the newspaper. To build student confidence, have instilled the belief that all students are able to write an opinion in the newspaper. The newspapers usually provide opinions column to accommo-date writings opinions, including the writings of the students. However, does it matter between opinion column on student interest in writing?

This research examined by using Stimulus-Organism-Response Theory (SOR). By using quantitative approach that aim to know how much the influence of opinion column in Lampung Post toward writing interest from the reader itself among the student of Communication Sciences Major, Socials and Politics Faculty, University of Lampung.

The result of research counted by using Linear Regression Formula, with the correlation result is 0.425. So this research shows that there is the influence of opinion column in Lampung Post Newspaper toward writing interest from the reader itself among the students of Communication Sciences Major, Socials and Politics Faculty, University of Lampung.


(2)

Oleh : Kurniawati

Surat-surat kabar merupakan media yang cukup efektif untuk menyalurkan minat menulis mahasiswa. Beropini melalui surat kabar bisa menjadi cara alternatif bagi mahasiswa untuk mengkritisi kinerja pemerintah serta memberikan rekomendasi solutif atas permasalahan yang sedang dihadapi bangsa. Akan tetapi, patut disayangkan minat menulis mahasiswa zaman sekarang mulai menipis. Banyak mahasiswa yang tidak percaya diri pada kemampuan menulis mereka. Demikian pula halnya dengan minat menulis mahasiswa di surat kabar. Untuk membangun rasa percaya diri mahasiswa, perlu ditanamkan keyakinan bahwa semua mahasiswa mampu menulis dan beropini di surat kabar. Surat-surat kabar biasanya menyediakan rubrik opini untuk menampung tulisan-tulisan opini/pendapat, termasuk tulisan dari mahasiswa. Namun, apakah ada pengaruhnya antara keberadaan rubrik opini terhadap minat menulis mahasiswa? Penelitian ini dikaji menggunakan teori Stimulus-Organism-Respons (SOR). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk seberapa besar pengaruh rubrik opini pada surat kabar Lampung Post terhadap minat menulis dari pembaca rubrik opini tersebut di lingkungan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2010.

Hasil penelitian dihitung menggunakan rumus Regresi Linear, dengan hasil korelasi sebesar 0,425. Jadi pada penelitian ini terdapat pengaruh rubrik opini pada surat kabar Lampung Post terhadap minat menulis dari pembaca rubrik opini tersebut di lingkungan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2010.


(3)

Sebagai Pembaca lampung Post)

Oleh KURNIAWATI

0916031055

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Tinjauan Tentang Surat Kabar ... 14

2.2.1 Sejarah Surat Kabar ... 14

2.2.2 Pengertian Surat Kabar ... 16

2.2.3 Ciri Surat Kabar ... 17

2.2.5 Fungsi Surat Kabar ... 19

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar ... 21

2.3 Tinjauan Tentang Rubrik ... 21

2.4 Tinjauan Tentang Opini ... 22

2.5 Tinjauan Tentang Opini Pada Surat Kabar ... 25

2.6 Tinjauan Tentang Ciri Rubrik Opini Pada Surat Kabar ... 27


(5)

2.10 Kerangka Pikir ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 38

3.1.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Variabel Penelitian ... 39

3.3 Definisi Konsep ... 39

3.4 Definisi Operasional ... 41

3.5 Populasi ... 43

3.6 Sampel dan Teknik Sampel ... 43

3.6.1 Sampel... 43

3.6.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 44

3.7 Sumber Data... 45

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 46

3.10 Teknik Pemberian Skor ... 47

3.11 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 48

3.11.1 Uji Validitas Kuesioner ... 48

3.11.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ... 49

3.12 Teknik Analisa Data... 50

3.13 Pengujian Hipotesa ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 54


(6)

Sebagai Pembaca Lampung Post ... 64

4.2 Hasil Penelitian ... 64

4.2.1 Identitas Responden ... 64

4.2.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

4.2.2 Uji Validitas ... 65

4.2.2.1 Uji Valisitas Variabel X ... 66

4.2.2.2 Uji Validitas Variabel Y ... 67

4.2.3 Uji Reliabilitas ... 68

4.2.3.1 Uji Reliabilitas Variabel X ... 68

4.2.3.2 Uji Reliabilitas Variabel Y ... 69

4.2.4 Analisis Tabel Tunggal ... 70

4.2.4.1 Hasil Penelitian Rubrik Opini SKH Lampung Post ... 70

4.2.4.2 Minat Menulis Mahasiswa ... 83

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

4.3.1 Kegunaan Teoritis ... 99

4.3.2 Kegunaan Praktis ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA iv


(7)

Tabel 1 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 2 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin... 65

Tabel 3 Uji validitas variabel X ... 66

Tabel 4 Uji validitas variabel Y ... 67

Tabel 5 Tingkat kesetujuan responden telah mengetahui rubrik opini SKH Lampung Post ... 71

Tabel 6 Pengetahuan responden bahwa pembaca dapat mengirimkan tulisan ke rubrik opini ... 72

Tabel 7 Tingkat pengetahuan responden terhadap syarat-syarat agar tulisan opininya bisa dimuat di rubrik opini SKH Lampung Post... 73

Tabel 8 Pengetahuan responden terhadap siapa-siapa yang tulisannya sering dimuat di rubrik opini SKH Lampung Post... 73

Tabel 9 Pengetahuan responden akan hari terbitnya rubrik opini SKH Lampung Post ... 74

Tabel 10 Pengetahuan responden bahwa setiap hari Rabu dan Sabtu terdapat karikatur pada rubrik opini SKH Lampung Post ... 75

Tabel 11 Tingkat kedesetujuan responden bahwa membaca SKH Lampung Post salah satunyadisebabkan karena adanaya rubrik opini... 76

Tabel 12 Tingkat kesetujuan responden bahwa tulisan pada rubrik opini SKH Lampung Post menarik untuk dibaca... 77


(8)

Tabel 14 Kesetujuan responden memahami isi rubrik opini... 79 Tabel 15 Kesetujuan responden bahwa tulisan pada rubrik opini SKH

Lampung Post bersifat informatif ... 80 Tabel 16 Tingkat kesetujuan responden bahwa rubrik opini

aktual dan merefleksikan keadaan terkini ... 80 Tabel 17 Tingkat kesetujuan responden bahwa responden mampu

menangkap tulisan dalam rubrik opini SKH Lampung Post... 81 Tabel 18 Hasil analisis skor jawaban responden pada variabel X ... 83 Tabel 19 Tingkat kesetujuan responden bahwa setelah membaca

rubrik opini SKH Lampung Post akan mendapatkan pengetahuan tentang masalah yang tengah berkembang

di masyarakat ... 84 Tabel 20 Tingkat kesetujuan responden bahwa responden tertarik

untuk menanggapai masalah yang tengah berkembang di masyarakat setelah membaca rubrik opini SKH

Lampung Post ... 85 Tabel 21 Tingkat kesetujuan responden bahwa rubrik opini

SKH Lampung Post bermanfaat ... 86 Tabel 22 Tingkat kesetujuan responden bahwa SKH Lampung Post

sebaiknya terus menyajikan rubrik opini dimasa yang


(9)

Tabel 24 Tingkat keinginan responden untuk mencoba menulis opini ... 88 Tabel 25 Tingkat kesetujuan responden bahwa responden merasa

tertantang untuk menulis di rubrik opini SKH Lampung Post ... 89 Tabel 26 Tingkat kesetujan responden ingin menulis opini setelah

responden membaca rubrik opini SKH Lampung Post ... 90 Tabel 27 Tingkat kesetujuan responden bahwa responden ingin

mengirimkan tulisannya ke resaksi Lampung Post ... 91 Tabel 28 Tingkat kesetujuan responden bahwa responden ingin terus

mengirimkan tulisannya ke redaksi Lampung Post meskipun tulisan opininya yang pertama gagal dimuat di Rubrik Opini

SKH Lampung Post ... 92 Tabel 29 Hasil analisis skor jawaban responden pada variabel Y ... 94 Tabel 30 Hasil perhitungan regresi linier dengan program SPSS Versi 19 ... 95


(10)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Cahyono Eko Sugiharto ………..

Penguji Utama :Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP., M.Si ………..

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(11)

Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010 Sebagai Pembaca Lampung Post

Nama Mahasiswa ` :

Kurniawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0916031055

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Drs. Cahyono Eko Sugiharto NIP. 19160807 198703 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si NIP. 196001221987031004


(12)

Setiap malam

Bapak, ini bukti cinta kasih dari anakmu .

Mas Tiko, Mas Mer, Mas Hardi dan Mas Yamto ini berkat

bantuan, dorongan dan motivasi kalian

Asep Rulloh Hendra Prasetyo, S.T, terimakasih atas kesabaran,

bimbingan, support, arahan dan kasih sayang yang tak pernah

usai .

Bapak Christoffel Heryanto, terimakasih telah menjadi bagian

dari keluarga kami...

Yuni, terimkasih atas keprcayaan dan kesempatan yang telah

diberikan...

Kakak Ipar dan semua keponakan, terimakasih atas do a dan

dukungan kalian...


(13)

Penulis dilahirkan di Rejomulyo, pada hari Jum

’at

tanggal 29 Juni 1990, anak kelima dari lima

bersaudara pasangan Bapak Sudarso (Alm) dan Ibu

Sutirah. Penulis memulai pendidikan di TK

Dharma Wanita Rejomulyo pada tahun 1993.

Dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 2 Rejomulyo

pada tahun 1995 yang ditamatkan pada tahun 2001. Kemudian penulis

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama pada SMP Trikora yang

diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke

Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis diterima

pada jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Namun karena

beberapa alasan, penulis memutuskan untuk mengikuti Seleksi

Nasional Masuk Perguruaan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun

2009 dan diterima pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Lampung.

Saat di bangku kuliah, penulis aktif dibeberapa organisasi, baik

tingkat fakultas, tingkat universitas maupun tingkat nasional. Pada

saat awal menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi LPM

Republica di tingkat fakultas, dan UKM English Society (ESo)

ditingkat universitas. Tahun kedua, penulis bergabung dengan

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi UNILA

sebagai anggota bidang Fotografi. Di tahun kedua, penulis

diamanahkan sebagai Sekretaris Umum HMJ Ilmu Komunikasi Unila.


(14)

Bidang Pengembangan Organisasi IMIKI Wilayah 1 Sumatera.

Kemudian pada acara Musyawarah Nasional Ikatan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Indonesia (Munas IMIKI) pada tahun 2011 di Universitas

Ageng Tirtayasa di Serang Banten, penulis diamanahkan untuk

menjadi Sekretaris Dewan Perwakilan Anggota Ikatan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Indonesia (DPA IMIKI). Penulis mengaplikasikan

ilmu di bidang akademis dengan melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan di PT Medco E&P Indonesia pada Divisi Relations,

Departement External Relations and Communications. Penulis juga

mengikuti program Kuliah Kernja Nyata (KKN) di Kampung

Kedaton, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, Lampung.


(15)

Assalamualaikum Wr.Wb...

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung. Solawat serta salam juga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Rubrik Opini Pada Surat Kabar Terhadap Minat

Menulis Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan

2010 Sebagai Pembaca Lampung Post)” ini dapat diselseaikan berkat partisipasi,

bantuan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sudarso (Alm) dan Ibu Sutirah, terimaksih

atas do’a tulus yang selalu mengalir dalam aliran darah dan disetiap

hembusan nafas.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Cahyono Eko Sugiharto selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan serta saran hingga terselesaikannya skripsi ini.


(16)

membangun untuk skripsi ini.

6. Ibu Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan nasehat, masukan, saran serta motivasi selama penulis berada pada bangku perkuliahan hingga pencapaian gelar sarjana ini. 7. Seluruh dosen, staff administrasi dan karyawan FISIP UNILA khususnya

Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Mas Tiko, Mas Mer, Mas Hardi dan Mas Yamto sebagai kakak penulis, terimakasih atas kasih sayang,supportserta motivasi yang selalu diberikan. 9. Asep Rulloh Hendra Prasetyo, S.T calon imam yang selalu mensupportdalam

segala bentuk, selalu memotivasi, dan selalu memberikan quality time nya, terimakasih Abi

10. Mbak Liya, Mbak Yusi, Mbak Mami dan Mbak Peni, selaku kakak ipar penulis yang sudah memberikan banyak dukungan.

11. Keponakan-keponakan tercinta, Singgih, Adjeng, Bima, Elza, Adi, Anam, dan Nadzwa yang telah memeberi warna-warni dalam hidup ini.

12. Keluarga Bapak Arman Setiadi, Ibu Juarti, Kak Arif, Mbak Dian, Dek Umi serta Arya, terimakasih telah menerima saya, telah menganggap keluarga, juga terimakasih atas beribu bantuan yang telah diberikan.

13. Teman karib yang sudah menjadi keluarga, Indah (semoga cepet dateng pangeran berkuda mu itu, eh jujur, sebenernya gue capek klo belanja bareng elu, betah banget dah lu mutar muter  ), Marini (sukses selalu Mbak Mar


(17)

semoga cepet ketemu Donghae yuk  ) , Febria ( mamas mu itu sepertinya bener-bener serius, tak doain dilancarain ama yang satu ini ), Puri (jangan kebanyakan bohong untuk ketemuan sama mamas, kerjain lagi skripsinya, jangan brownis aja yang dikerjain  ), nanti kalo kita udah kerja, udah berkeluarga, kita harus luangin satu waktu untuk kita berkumpul bersama, tetep semangat ngerjain skripsinya, pokoknya harus Juni yaaa... will be miss you girls, love you...

14. Konco-konco Kom’09 Ami (masih ada banyak thoMi foto-foto jadul kita?), Dendi (kayak nya elu harus make over dah kalomau cari kerja, mintadituain

dikit gitu mukanya :p), Marissa (keren Cha, S.I.Kom pertama lho di Kom 09), Rica (heh!! udah gede’ jangan nangis mulu’), Aristina (sesekali tengok kampus boleh lah, jangan sibuk diluar melulu, hehe... ), Verina, Betty, Icha kecil, Yuris, Poppy, Veny, Mia, Aya, Desi, Jodi, Panji, Budi, Olan, Radhit, Mey, Yulia, Ije, Jesrian, Stella, Titan, Dewi dan semua teman-teman Kom ’09 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan 3,5 tahun ini.

15. Kakak tingkat penulis, kak Bagus, Kak Willy dan Kak Aji (Teman seperguruan), Kak Bastian, Mba Fita, Kak Faruk, kak Ari, Mba ato Mas Fitri, Kak Fitra, Mba Arimay, Mbak Helda dan Mba Puspa (ayo semangat Mba..), Mba Elok, Mba Jessica, kak Fathir serta semua kakak tingkat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(18)

bantuan menghandle kuesionernya), Bayu ’10 (Kane dah klo pergi-pergi ada elu, ada juru foto soalny :p ), Hanif ’12 (makasih ya tumpangan rumahnya buat Ketum IMIKI juga buat temen-temen IMIKI dari Palembang).

17. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) dari Aceh hingga Papua, pengalaman tersendiri dan kebanggaan tersendiri jadi bagian IMIKI. Terimakasih khususnya buat Dayat, Sintya, Kak Sulthon, Kak Taro, Kak Acep, Mas Denny, Teh Yuyun, Huda, Rico, Wahyu, Habib, Umi Dini, Bunda Iyah, Aji, Leven, Bayu, Hendri, Lazy, Mba muti, Aman serta semuanya, beruntung bisa belajar berorganisasi bersama kalian.

Demikian ucapan terimkasih penulis sampaikan kepada semua pihak, semoga Allah SWT memberi RahmatNya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam...

Bandar Lampung, 23 Februari 2013 Penulis


(19)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama : Kurniawati

NPM : 0916031055 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Rejomulyo RT 1 RW 1 Kec. Jati Agung Kab. Lampung Selatan No Hp : 082377020930

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Rubrik

Opini Pada Surat Kabar Terhadap Minat Menulis Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010 Sebaai

Pembaca Lampung Post)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya ada pihak-pihak yang measa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 22 Februari 2013

KURNIAWATI 0916031055


(20)

berhasil melewati gelombang dan badai yang besar

(

A.R Hendra Prasetyo

)

Waktu dan uang yang telah terbuang harus

tergantikan dengan ILMU

(

A.R Hendra Prasetyo

)

Kesuksesan seorang wanita, SEMPURNA dan

PASTI, apabila ada seorang pria tangguh yang

mendukung dibelakangya

(Nia)


(21)

1.1 Latar Belakang

Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah berkomunikasi. Aktifitas yang sering dianggap sepele karena diasumsikan tidak perlu dipelajari, namun sebenarnya sangat memberikan pengaruh terhadap eksistensi seseorang. Jika Rene Descartes, sebagaimana dikutip oleh Yudie Haryono dalam buku Melawan Dengan Teks mengatakan, "Aku berpikir maka Aku ada (Cogito ergo sum)" (Haryono, 2005: 3), maka dalam wacana komunikasi dapat diadopsi menjadi

“Aku berbicara, maka Aku ada”. Komunikasi mutlak diperlukan oleh kita sebagai makhluk sosial maupun makhluk individu. Komunikasi bisa dilakukan dimana saja dan melalui media apa saja. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media.

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama.


(22)

Lambang-lambang yang dimaksudkan disini mencakup bahasa lisan, bahasa tulisan, gerakan tubuh, gambar, bunyi, dan sebagainya. (Ruddy, May. T, 2005)

Komunikasi menurut Onong Uchjana adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung, secara lisan maupun secara tidak langsung menggunakan media.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).

Media massa menurut Lasswell (Setiati, 2005:67), “berperan dalam menyebarkan

informasi secara obyektif dan melakukan kontrol sosial bagi pembaca.” Media massa sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah media cetak. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2003), media cetak diartikan sebagai sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala, seperti majalah dan surat kabar.


(23)

Salah satu media massa komunikasi cetak adalah surat kabar. Surat kabar adalah suatu lembaran sekurang-kurangnya terbit seminggu sekali, mengutamakan kabar (pemberitaan) dalam isi. Lembaran yang berisi kabar dicetak dan diterbitkan secara rutin, tetap, periodik dan memuat serba serbi pemberitaan seperti bidang politik, ekonomi, sosial budaya, olahraga, pertahanan keamanan dan bidang lainnya. (Assegaf , 1993:40).

Rubrik dalam bahasa Belanda berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya, mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. (Effendy, 1989:316). Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus (Romli, 2005:113).

Penerbitan pers khususnya surat kabar hampir semuanya menyediakan rubrik untuk menampung pendapat, opini, ataupun gagasan. Rubrik opini disediakan berkaitan dengan salah satu tujuan penerbitan surat kabar, yaitu agar khalayak dalam arti masyarakat luas mempunyai sikap, pendapat, dan melakukan suatu tindakan tertentu. Penerbit biasanya menyediakan satu halaman penuh yang khusus memuat pendapat, opini, atau gagasan, baik dari masyarakat pada umumnya maupun redaktur. Halaman ini dinamakan halaman pendapat (opinion pages). (Totok Djuroto, 2000: 67)

Rubrik opini merupakan representasi pendapat atau gagasan mengenai topik tertentu oleh masyarakat luas. Hal ini mengingat bahwa tulisan-tulisan dalam rubrik opini


(24)

sebagian besar berasal dari masyarakat luas atau pembaca pada umumya. Dengan demikian, tulisan-tulisan pada rubrik opini sarat dengan perkembangan topik pada masyarakat.

Selain itu, rubrik opini juga merupakan rubrik yang selalu dicari-cari pembaca selain berita utama di halaman depan. Bukan hanya diburu untuk dibaca, rubrik opini ini juga kerap dimanfaatkan sebagai ajang kompetisi menulis bagi para penulis artikel. Pada hakikatnya, keberadaan rubrik opini ini tidak lepas dari fungsi utama media massa, yaitu menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, sudah selayaknyalah proses timbal balik terjadi. Masyarakat juga memiliki hak dalam penyampaian pendapat atas berbagai isu yang terjadi. Disitulah peran rubrik opini ini. memberikan ruang bagi masyarakat untuk membagikan sudut pandangnya tentang suatu peristiwa.

Menurut Slamet Soeseno dalam buku Jurnalistik Terapan yang ditulis oleh Romli mengatakan, “Kolom isinya hanya pendapat. Penulisnya dituntut agar yang

dikemukakannya itu benar-benar pendapatnya saja.” (Romli, 2005:87). Pendapat itu didukung argumentasi berdasarkan penalaran dan pemikiran kritis penulisnya. Berbeda dengan tulisan artikel yang berisi pendapat disertai tuturan fakta, data, atau argumentasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah.

Tulisan opini biasanya dimuat disebuah rubrik khusus di media massa cetak. Rubrik


(25)

menggunakan nama lain seperti: “Opini” (Lampung Post), “Resonansi”, “Refleksi”

(Republika), “Opini” (Kompas), “Perspektif” (Ummat), dan sebagainya.

Tulisan kolom atau opini tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada bagian atau lead, isi atau tubuh tulisan, dan penutup. Ia langsung berisi tubuh tulisan, yakni berupa pengukapan pokok bahasan dan pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja, Bahkan dapat hanya satu kata.

Agar tulisan bisa dimuat oleh redaktur, maka tulisan itu harus memenuhi kriteria tertentu, antara lain adalah tulisan yang memaparkan isu aktual, rubrik opini berfungsi untuk melengkapi berita yang terdapat di halaman depan. Maka, apabila tulisan yang dikirimkan tidak memiliki tema sama dengan isu yang sedang ramai dibincangkan, tulisan tersebut menjadi tidak ada nilainya jika dimuat di rubrik opini.

Banyak penulis yang dari tulisannya terlihat jelas skill menulis yang tinggi, bahasa yang digunakan juga baik. Namun jika tema yang diangkat tidak sesuai dengan yang tercantum diheadline, atau dengan yang sedang marak dibicarakan, tetap tidak dapat dimuat di rubrik opini.

Walaupun aktualitas menjadi hal yang utama dalam penyeleksian tulisan yang masuk ke media massa, namun masih banyak hal lain yang harus diperhatikan. Rubrik opini menginginkan pendapat masyarakat dari berbagai sudut pandang, maka dalam memaparkan sebuah isu aktual diharapkan sebuah tema tulisan yang out of the box.


(26)

Definisiout of the box dalam sebuah tulisan sendiri adalah sebuah tulisan yang unik. Tetap aktual dan informatif, namun menarik. Contohnya sedang marak isu Merapi, maka semua orang ramai pasti akan mengirimkan tulisan tentang bagaimana negara kita dilanda bencana. Sebuah tulisan yang out of the box, akan memaparkan tentang hal yang berbeda dari itu misalnya pendapat tentang nasib sapi-sapi ternak di sekitar merapi. Penulis yang handal itu adalah penulis yang kritis, dan juga peka terhadap isu yang terjadi. Dia akan mampu melihat sebuah peristiwa dari sudut pandang yang berbeda.

Referensi menjadi hal yang kadang lupa untuk diperhatikan dalam sebuah tulisan opini. Kita tidak ingin esensi dari opini itu sendiri hilang, yaitu penyampaian pendapat pribadi tentang suatu peristiwa. Jangan sampai isi tulisan yang bersumber dari referensi lain lebih banyak daripada pendapat si penulis sendiri. Penyampaian referensi jangan sampai lupa dicantumkan. Jangan sampai ketika dilakukan pengutipan pendapat orang lain atau pencantuman bagian dari tulisan orang lain, dengan niat sebagai referensi, kita lupa mencantumkan sumbernya. Hal tersebut akan berakibat sangat fatal yaitu penulis akan dituduh melakukan plagiarisme.

Dalam fungsinya, rubrik opini tidak saja menjadi motif bagi mahasiswa guna meningkatkan kegemaran menulis, namun dalam sebuah media cetak, rubrik opini berfungsi juga sebagai wadah khusus para kolumnis guna mendeskripsikan uraian atau tuturan fakta, data, atau argumentasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah.


(27)

Didalam Surat Kabar Harian Lampung Post terdapat salah satu rubrik yang bernama rubrik opini. Dimana di dalam rubrik opini, Lampung Post memberikan ruang bagi pembaca untuk bisa mengekspresikan pendapatnya atau tanggapannya mengenai suatu topik peristiwa dengan bahasa tulisan yang dikirim ke email redaksi Lampung Post. Penulis yang tulisan nya dimuat di Lampung Post akan diberi fee oleh pihak Lampung Post.

Lampung Post adalah harian tertua di Lampung, terbit sejak 10 Agustus 1974. Koran ini tergabung dalam Media Grup (http://id.wikipedia.org/Lampung_Post). Lampung post memiliki program harga khusus untuk mahasiswa. SKH Lampung post dengan harga mahasiswa dijual Rp.1.000,-/ekslempar harga ini ilegl diluar kampus. Dengan harga mahasiswa ini diharapkan mahasiswa akan lebih aktif lagi dalam mengkonsumsi SKH Lampung Post.

Surat-surat kabar merupakan media yang cukup efektif untuk menyalurkan minat menulis mahasiswa. Bahkan, beberapa surat kabar menyediakan rubrik khusus yang memuat tulisan opini mahasiswa terkait isu-isu terkini. Hal ini membuat mahasiswa semakin didorong untuk aktif menyuarakan pendapat mereka tentang berbagai permasalahan krusial yang sedang dihadapi bangsa. Beropini melalui surat kabar bisa menjadi cara alternatif bagi mahasiswa untuk mengkritisi kinerja pemerintah serta memberikan rekomendasi solutif atas permasalahan yang sedang dihadapi bangsa.


(28)

Akan tetapi, patut disayangkan minat menulis mahasiswa zaman sekarang mulai menipis. Banyak mahasiswa yang tidak percaya diri pada kemampuan menulis mereka. Hal ini pada akhirnya mengdisinsentif mahasiswa untuk menghasilkan tulisan-tulisan berkualitas yang dapat menunjukkan intelektualitas mereka sebagai mahasiswa. Menulis dianggap sebagai sesuatu yang “menakutkan” dan hanya dapat

dilakukan orang-orang tertentu. Sungguh anggapan ini sangatlah keliru, mengingat pada dasarnya semua mahasiswa pasti mampu menulis.

Demikian pula halnya dengan minat menulis mahasiswa di surat kabar. Kebanyakan mahasiswa yang sering beropini di koran biasanya merupakan aktivis-aktivis kampus. Lalu, bagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa non-aktivis yang notabene jumlahnya lebih banyak daripada mahasiswa aktivis? Mahasiswa non-aktivis inilah yang kurang memiliki minat untuk beropini di surat kabar. Kebanyakan dari mereka sebetulnya memiliki keinginan untuk menulis dan beropini di surat kabar, namun kurangnya kepercayaan diri akan kemampuan menulis membuat mereka enggan melakukannya.

Untuk membangun rasa percaya diri mahasiswa, perlu ditanamkan keyakinan bahwa semua mahasiswa mampu menulis dan beropini di surat kabar. Ini memang benar adanya. Menulis atau beropini bukanlah hal teknis yang rumit dan sulit dilakukan banyak orang. Menulis merupakan bentuk lain dari komunikasi dan penyampaian informasi sama halnya dengan berbicara. Itu berarti bahwa menulis sebenarnya sama mudahnya dengan berbicara, dan semua orang mampu melakukannya. Tanpa disadari, menulis dan beropini sebenarnya telah sering dilakukan mahasiswa melalui


(29)

itu, menulis dan beropini sebenarnya mampu dilakukan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari secara alamiah.

Lebih lanjut, mahasiswa sebenarnya sudah memiliki modal untuk bisa menulis opini di surat kabar. Modal tersebut adalah kemampuan menulis dan beropini yang akan terus mengalami peningkatan seiring waktu berjalan. Kemampuan menulis seorang mahasiswa akan semakin terasah seiring proses pendidikan formal yang dijalaninya. Pelajaran Bahasa Indonesia tentu telah dipelajari semua mahasiswa sejak duduk di bangku sekolah dasar, jadi tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk tidak mengerti aturan tata bahasa dan penulisan yang baik dan benar sehingga membuat mereka tidak menulis. Demikian pula halnya dengan beropini, mahasiswa akan memiliki kemampuan beropini yang semakin kritis setelah mempelajari segenap teori dan perangkat analisis dari bangku kuliah. Secara otomatis, mahasiswa mampu mengeluarkan opini terkait masalah atau isu yang berkaitan dengan bidang yang dipelajarinya di perguruan tinggi. Misalnya, seorang mahasiswa ilmu ekonomi bisa dengan mudah mengkritisi berbagai kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah karena telah diperkaya dengan berbagai teori, perangkat analisis, dan studi kasus dari berbagai mata kuliah ekonomi.

Meningkatkan minat menulis mahasiswa merupakan kunci utama untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam menyuarakan opininya di surat kabar. Minat untuk menulis juga dapat dibangun dengan banyak membaca. Melalui membaca, wawasan mahasiswa terkait suatu isu atau permasalahan akan semakin bertambah. Hal ini bisa menjadi landasan yang kuat bagi mahasiswa dalam beropini.


(30)

Berkaitan dengan penjelasan diatas dan berawal dari rasa ingin tahu tentang pengaruh Rubrik Opini Surat Kabar Terhadap Minat Menulis Mahasiswa, dengan studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010 sebagai Pembaca Lampung Post, maka dengan demikian penelitian ini dipandang perlu untuk dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu “Adakah pengaruh membaca rubrik opini pada surat kabar Lampung Post terhadap minat menulis opini dari pembaca rubrik opini tersebut di lingkungan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2010?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh membaca rubrik opini pada surat kabar Lampung Post terhadap minat menulis opini dari pembaca rubrik opini tersebut di lingkungan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2010.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan media massa dan minat menulis.


(31)

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, pengeta-huan, gambaran dan informasi akan pengaruh rubrik opini pada surat kabar Lampung Post terhadap minat menulis opini dari pembaca rubrik opini tersebut di lingkungan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010.


(32)

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan disajikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang rubrik opini dan minat menulis :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Metode Hasil

01 Pengaruh Rubrik Opini dan Tajuk dalam SKH Lampung Post terhadap Orientasi Politik

Pembaca (Studi pada Anggota DPRD Kota Bandar Lampung)

M. Zia Ul Islam (Jurusan Ilmu Pemerin tahan, Fakul tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNILA, 2006)

Penelitian survey, kuantitatif

Rubrik Opini tidak Berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan Rubrik Tajuk tidak

berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung. 02 Pengaruh Daya Tarik

Rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Minat Menulis Mahasiswa Jurnalistik UNISBA pada Rubrik tersebut.

Ashof Eshan Iskandar, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM, 2006

Kuantitatif Berdasarkan hasil secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa semakin baik daya tarik rubrik Mimbar Akademik, maka semakin baik pula minta

menulis. Jadi kesim-pulannya adalah terdapat pengaruh antara daya tarik Lanjut


(33)

rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap minat menulis mahasswa jurnalistik UNISBA pada rubrik tersebut

03 Situs www.blogger.com dan Minat Menulis (Studi Korelasional Pengaruh situs www.blogger.com terhadap Minat Menulis Mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara di Kota Medan)

Inda Sari Meilia A Ginting, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara, 2012

Kuantitatif hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah, antara situs

www.blogger.com dengan minat menulis mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Kota Medan.

Penelitian dengan judul Pengaruh Rubrik Opini dan Tajuk dalam SKH Lampung Post terhadap Orientasi Politik Pembaca (Studi pada Anggota DPRD Kota Bandar Lampung) yang ditulis oleh M. Zia Ul Islam, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2006 ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitiannya adalah penelitian survey pada anggota DPRD Kota Bandar Lampung. Hasil penelitiaanya adalah Rubrik Opini tidak Berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan Rubrik Tajuk tidak berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung.

Peneltian yang berjudul pengaruh daya tarik rubrik mimbar akademik di harian umum pikiran rakyat terhadap minat menulis mahasiswa jurnalistik unisba pada rubrik


(34)

tersebut ditulis oleh Ashof Eshan Iskandar, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM Bandung pada tahun 2006. Ia menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah bahwa semakin baik daya tarik rubrik Mimbar Akademik, maka semakin baik pula minta menulis. Jadi kesimpulannya adalah terdapat pengaruh antara daya tarik rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap minat menulis mahasiswa jurnalistik UNISBA pada rubrik tersebut.

Penelitian yang bejudul Situs www.blogger.com dan Minat Menulis (Studi Korelasional Pengaruh situs www.blogger.com terhadap Minat Menulis Mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara di Kota Medan) ditulis oleh Inda Sari Meilia A Ginting, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan metode kuantitaif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah, antara situs www.blogger.com dengan minat menulis mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Kota Medan.

2.2 Tinjauan Tentang Surat Kabar 2.2.1. Sejarah Surat Kabar

Jurnalisme yang pertama kali tercatat adalah di masa kekaisaran Romawi kuno, ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang di tempat-tempat publik untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal.


(35)

Pada awalnya surat kabar, dipublikasikan hanya diciptakan untuk kalangan terbatas, terutama para pejabat pemerintah. Baru pada sekira abad ke-17 hingga abad ke-18, surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan untuk pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat. Surat kabar untuk umum ini sering mendapat tentangan dan sensor dari penguasa setempat. Iklim yang lebih baik untuk penerbitan surat kabar generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika Swedia dan Amerika Serikat mengesahkan undang-undang kebebasan pers.

Industri surat kabar mulai menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketika budaya membaca dimasyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, dimana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa menaikkan oplah untuk memenuhi permintaan publik akan berita.

Seiring dengan semakin majunya bisnis berita, pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Kantor berita bisa meraih kepopuleran dalam waktu sangat cepat yang disebabkan karena para pengusaha surat kabar dapat lebih menghemat pengeluarannya dengan berlangganan berita kepada kantor-kantor berita itu daripada harus membayar wartawan untuk pergi atau ditempatkan di berbagai wilayah. Kantor berita lawas yang masih beroperasi hingga hari ini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan Agence-France Presse (Prancis). Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah yellow journalisme (jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk


(36)

“pertempuranheadline”antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst.

Perkembangan surat kabar di Indonesia dimulai pertama kali terbit di Batavia 1744, pers Indonesia tidak pernah lepas dari pengekangan. Karena itulah kemudian muncul

istilah “Pers Perjuangan” sebagai media untuk melawan penjajahan. Pemerintah kolonial Belanda mengharuskan adanya surat izin atau sensor atas penerbitan pers di Batavia, Semarang dan Surabaya. Pendapat tentang kebebasan pers terbelah, satu pihak menolak adanya surat ijin terbit, sensor dan pembredelan, namun di pihak lain mengatakan bahwa kontrol terhadap pers perlu dilakukan. Pemerintah kolonial kemudian meninggalkan sejumlah aturan yang dibawa ke alam kemerdekaan. Aturan tersebut seperti Druckpers Reglement (UU Pers) yang dikeluarkan pada 1854,

Haatzaai Delicten (UU Hukum Pidana Komunikasi Massa) tahun 1856 atau

Persbreidel Ordonnatie yang dikeluarkan tahun 1931, isinya mengenai tentang pengontrolan pers. Meski telah dihapus dengan UU No 23/1954, pers Indonesia tidak berarti terbebas dari pemasungan.

2.2.2 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Kebanyakan surat kabar mengandalkan hidupnya dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas koran sebagai bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual surat kabar per eksemplar secara proporsional.


(37)

Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Djaf’ar.H.Assegaff, mendefinisikan surat kabar sebagai penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum (Assegaff, 1991:140). Berdasarkan batasan tersebut, surat kabar selain tercetak juga memerlukan syarat-syarat khusus. Syarat-syarat-syarat tersebut merupakan hal yang mutlak yang harus dipenuhi oleh surat kabar, tanpa terpenuhinya syarat itu suatu surat kabar tidak layak untuk disebut surat kabar.

2.2.3 Ciri Surat Kabar

Adapun ciri-ciri surat kabar yang ditulis oleh Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi adalah mengandung unsur sebagai berikut :

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.

2. Perioditas (Kontinuitas)

Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.


(38)

3. Universalitas

Universalitas sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

4. Aktualitas

Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 2003: 120).

Apabila surat kabar tidak memenuhi keempat karakteristik diatas, maka surat kabar tersebut tidak dapat disebut sebagai surat kabar. Surat kabar harus bersifat umum atau beraneka ragam baik isi maupun pembacanya dan juga keteraturan serta aktualitas isinya. Maka perbandingan surat kabar dengan media elektronik yang ditinjau dari ilmu komunikasi, surat kabar bersifat sebagai berikut:

a) Terekam

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat dikaji ulang, dapat didokumentasikan dan dapat dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu.


(39)

b) Menimbulkan perangkat mental

Karena berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak “mati” di atas kertas, maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif.

c) Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.

d) Efek sesuai dengan tujuan

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan si wartawan sebagai komunikator.

e) Yang harus dilakukan wartawan sebagai komunikator

Meskipun komponen komunikasi melalui surat kabar, yaitu wartawan dibahasnya paling akhir, ini merupakan hal yang paling penting karena berhasil tidaknya misi surat kabar bergantung pada kemampuan dan keterampilan wartawannya.

2.2.4 Fungsi Surat Kabar

Pada zaman modern sekarang ini, Jurnalistik tidak hanya mengelola berita tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Fungsi surat kabar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(40)

1. Fungsi menyiarkan informasi

Menyiarkan informasi adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai hal di bumi ini.

2. Fungsi mendidik

Fungsi kedua dari surat kabar adalah mendidik, sebagai sarana pendidikan massa surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah ilmu pengetahuannya. Fungsi mendidik ini secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana, kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

3. Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita hardnews dan artikel-artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk, cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, tidak jarang pula berita yang mengandung sifat insani (human interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.

4. Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat (Effendy, 2003: 93-94).


(41)

2.2.5 Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar

Sebagai media komunikasi surat kabar memiliki kelebihan dan kekurangan dalam me nyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh khalayak, sehingga saling melengkapi atau mengisi dengan media lainnya. Kelebihan surat kabar ialah bahwa berita yang disiarkannya dapat dibaca kapan saja dan secara berulang-ulang, surat kabar mudah dibawa, selain dapat dijadikan bukti otentik (dokumentasi) juga isi beritanya yang lebih mendalam dan mendetail akan data-datanya. Berbeda dengan media lainnya seperti radio dan televisi, yang untuk menikmati berita yang disiarkannya, khalayak harus memiliki waktu dan tempat tertentu untuk berada didepan televisi.

Selain itu surat kabar memiliki kelemahan seperti juga media lainnya. Yang pertama kelemahan dari surat kabar yaitu surat kabar dibaca dalam waktu yang singkat sekali pada umumnya hanya membaca headline saja dengan waktu tidak lebih 15 menit, kurang dari 24 jam (short life span). Yang kedua, kelemahan surat kabar itu khalayak harus memiliki tingkat kemampuan membaca. Sedangkan tingkat melek huruf masyarakat sendiri masih rendah, apalagi untuk meningkatkan budaya baca.

2.3 Tinjauan Tentang Rubrik

Istilah rubrik biasanya digunakan dalam surat kabar atau majalah. Rubrik menurut pengertian secara umum diartikan sebagai suatu halaman atau ruangan di surat kabar atau majalah yang disajikan secara khusus dan didasarkan pada materi tertentu.

Dalam Kamus Komunikasi dikatakan bahwa: Istilah Rubrik dalam bahasa Belanda berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya,


(42)

mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat (Effendy, 1989:316)

Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus (Romli, 2005:113).

Rubrik merupakan karya jurnalistik baik dalam surat kabar maupun media cetak lainnya yang mempunyai ciri khas dari segi penyajian kepada pembaca berdasarkan kepentingan yang ada atau terbentuknya spesialis kepada pembaca mengenai isi pesan yang disampaikan.

2.4 Tinjauan Tentang Opini

Menurut James Bryce dalam Dan Nimmo (2010:10) opini publik adalah kumpulan pendapat orang mengenai hal ikhwal yang mempengaruhi atau menarik minat komunitas. Sedangkan Dan Nimmo sendiri mendefinisikan opini sebagai tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Lebih lanjut Dan Nimmo mengatakan opini sebagai tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra.

Opini merupakan serapan dari bahasa asing opinion yang merupakan tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata (intangible), baik dalam bentuk opini tertulis maupun secara lisan. Bisa juga sebagai perilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan lain sebagainya. Opini dapat


(43)

ditampilkan secara aktif maupun pasif, verbal baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung dan dapat diartikan konatif atau persepsi (personal). Opini juga dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimik muka atau bahasa tubuh, berbentuk simbol-simbol tertulis, berupa pakaian yang dikenakan, makna sebuah warna dan lainnya (Ruslan, 1998:51)

Emorys Bogardus dalam Rosady Ruslan membagi opini kedalam :

1. Personal Opinion

Opini berdasarkan penafsiran individu atau setiap orang akan berbeda pandangannya terhadap suatu masalah.

2. Private Opinion

Opini ini merupakan landasan bagi opini personal karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari opini pribadi.

3. Group Opinion

Opini kelompok ini terbagi menjadi opini mayoritas dan minoritas. Opini kelompok ini mendekati dengan opini public

4. Coalition opinion

Opini ini adalah penggabungan dari beberapa kelompok opini minoritas dan menjadi opini mayoritas. Penggabungan opini seperti ini dinamakan opini koalisi.


(44)

5. Concencus Opinion

Opini ini melalui suatu proses perundingan untuk mencapai kesepakatan bersama (konsensus) dan merupakan opini yang berbentuk opini mayoritas berdasarkan kesepakatan bersama (dealing).

6. General Opinion

Bentuk opini ini bersifat pendapat umum yang berakar dari nilai-nilai yang berkembang dan berlaku di masyarakat atau kelompok tertentu berdasarkan adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. (Ruslan, 1998:56)

Opini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya

• Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat

• Mempunyai pendukung dalam jumlah besar. (Ruslan, 1998:52)

Faktor-faktor yang membentuk opini :

1. Affect(Perasaan/Emosi)

Faktor ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, sedih dan kebanggaan, hingga muak atau bosan terhadap sesuatu, sebab akibat, merasakan atau timbul setelah melihat dan mendengarkannya.

2. Behavioral(Tingkah laku)

Faktor ini menampilkan tingkah laku/perilaku seseorang seperti memukul, menghancurkan, menerima, menolak, membeli dan sebagainya. Jadi merupakan


(45)

komponen untuk menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atas suatu reaksi yang sedang dihadapinya.

3. Cognition(Pengetahuan/nalar)

Faktor ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta, dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Artinya kognitif tersebut merupakan aspek kemampuan intelektualitas seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. (Ruslan, 1998:53)

R.P Abelson dalam Rosady Ruslan mengatakan bahwa opini juga berkaitan dengan:

1. kepercayaan mengenai sesuatu (believe)

2. Apa yang sebenarnya dirasakan/menjadi sikapnya (attitude)

3. Persepsi, yaitu suatu proses memberikan makna yang berakar dari latar belakang budaya, kebiasaan atau adat istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat ; pengalaman masalalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapatnya, kemudian nilai-nilai yang dianut dan berlaku dimasyarakat, serta berita dan pendapat yang berkembang yang mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang.

2.5 Tinjauan tentang Opini pada Surat Kabar

Rubrik opini atau sering dengan dengan istilah kolom, merupakan suatu tulisan yang isinya hanya pendapat subjektif penulisnya tentang suatu peristiwa atau masalah. Dengan kata lain, rubrik opini atau kolom adalah tulisan yang mengedepankan opini ketimbang fakta.


(46)

Menurut Slamet Soeseno dalam buku Jurnalistik Terapan yang ditulis oleh Romli mengatakan, “Kolom isinya hanya pendapat. Penulisnya dituntut agar yang

dikemukakannya itu benar-benar pendapatnya saja” (Romli, 2005:87).

Pendapat itu didukung argumentasi berdasarkan penalaran dan pemikiran kritis penulisnya. Berbeda dengan tulisan artikel yang berisi pendapat disertai tuturan fakta, data, atau argumntasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah.

Tulisan opini atau kolom biasanya dimuat disebuah rubrik khusus di media massa

cetak. Rubrik khusus itu umumnya bernama asli “Kolom”, namun ada pula media

massa yang menggunakan nama lain seperti: “Opini” (Lampung Post), “Resonansi”, “Refleksi” (Republika), “Opini” (Kompas), “Perspektif” (Ummat), dan sebagainya.

Penulis kolom disebut kolumnis (colomnist). Dalam kamus bahasa, kolomnis diartikan sebagai seorang penulis yang menyumbangkan karangan (artikel) pada suatu media massa secara tetap. Umumnya kolomnis adalah seorang pakar atau cendikiawan yang memiliki integrasi pribadi, wawasan, dan keilmuan.

Tulisan kolom tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada bagian atau lead, isi atau tubuh tulisan, dan penutup. Ia langsung berisi tubuh tulisan, yakni berupa pengukapan pokok bahasan dan pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja, bahkan dapat hanya satu kata.


(47)

2.6 Tinjauan Tentang Ciri Rubrik Opini Pada Surat Kabar

Ciri khas rubrik dikategorikan baik apabila rubrik tersebut didalamnya menyajikan berita, informasi, ulasan, tulisan dan pembahasan secara khusus dan menyeluruh. Artinya berbagai berita, informasi, ulasan, tulisan dan pembahasan disajikan secara tuntas, komprehensif, dengan menggunakan bahasa jurnalistik yang disesuaikan dengan sasaran atau khalayak yang ditujunya. (Prakuso, 1995:49).

Dengan definisi ciri khas tersebut, rubrik opini menyajikan tulisan, ulasan dari pembaca surat kabar mengenai hal ikhwal yang faktual yang tengah berkembang di masyarakat dengan sedikit koreksi atau sentuhan dari redaktur rubrik opini. Selain itu, ciri khas lain dari rubrik opini adalah didalam rubrik tersebut banyak mengandung

views atau opini atau pendapat dari si penulis, dalam hal ini penulis adalah pembaca surat kabar, bukan berasal dari orang dalam organisasi atau perusahaan surat kabar. Ciri yang paling menonjol dari rubrik ini yaitu isi tulisannya berupa pendapat pribadi penulis berdasarkan fakta ataupun ungkapan pemikiran semata. Ciri lainnya adalah naskahnya tidak mempunyai struktur tertentu, tapi langsung berisi tubuh tulisan, yakni berupa pengungkapan pokok bahasan dan pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja. Bahkan, dapat hanya satu kata.

Tulisan opini disertai nama penulis dan berisi opini (menggunakan kata ganti orang pertama “saya”) dari seseorang, kecuali penulis memilih memasukkan opini dari orang lain. Tulisan opini sering kali disusun dengan cara yang sama seperti editorial, diawali dengan pendahuluan, diikuti oleh isi dan diakhiri dengan kesimpulan. Metode


(48)

penceritaan atau kronologis juga bisa dipakai. Jarang penulis yang memilih bentuk piramida terbalik. (Tom E. Rolnicki et. al : 2008 :147)

2.7 Tinjauan tentang minat

Minat diefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Minat tidak statis. Minat dapat berubah dengan berjalannya waktu. Minat berhubungan dengan perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan volitional dan dapat memprediksi mereka dengan akurasi yang tinggi. Akan tetapi, minat-minat dapat berubah menurut waktu. Semakin lebar interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat-minat.

Menurut teori tindakan beralasan (theory of reasoned), minat-minat merupakan suatu fungsi dari dua dasar, yang satu berhubungan dengan faktor pribadi dan yang lainnya berhubungan dengan pengaruh sosial. Penentu yang pertamaberhubungan dengan faktor pribadi adalah sikap terhadap perilaku individual. Sikap ini adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari individual jika harus melakukan perilaku tertentu yang dikehendaki.

Penentu kedua dari minat yang berhubungan dengan pengaruh sosial adalah norma subyektif karena berhubungan dengan preskripsi normatif persepsian, yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial (kepercayaan-kepercayaan orang lain) yang akan emmpengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertmbangkan. (Jogiyanto HM, 2007 : 29-32)

Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang


(49)

dapat memberi pengaruh terdapat pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow & Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.

Dari beberapa definisi minat, dapat disimpulkan bahwa minat adalah sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

2.8 Tinjauan tentang menulis

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Hampir setiap orang pernah melakukan aktifitas menulis, menulis pesan, memo, surat, buku harian, laporan, opini, naskah, buku dan lain-lain. Jadi ada berbagai macam bentuk dan jenis tulisan, ada bentuk yang paling ringan dan sederhana sampai yang luas dan mendalam.

Jika ingin menjadi penulis di media massa, maka modal yang perlu dimiliki adalah kepekaan dan sikap kritis. Yaitu kepekaan dan sikap kritis berhadapan dengan “teks”

kehidupan. Kepekan dan sikap kritis bisa kita asah dengan cara bertanya, menyangsikan, mendebat, dan mengolah suatu ide dan peristiwa yang terekam dalam layar kesadaran kita. Bermulanya suatu inspirasi selalu muncul dari ide dana peristiwa. Ini merupakan modal utama seorang penulis (M. Arie Hakim, 2001:9-10).


(50)

Menulis bisa dijadikan sebagai profesi dan panggilan hidup, karena dari menulislah kita bisa hidup dan berbuat baik untuk kehidupan dan kemanusiaan. Dengan menulis, kita berniat menyumbangkan ide dan gagasan untuk kebaikan umat manusia. Dengan menulis, kita bisa dikenal khalayak dan ide-ide kita bisa diperbincangkan. Ini tentu merupakan kepuasan rohani dan psikologis. Bahkan, banyak penulis yang ide-idenya bisa mempengaruhi umat manusia dalam kurun yang panjang. Pengaruh sebuah ide dan tulisan (biasanya buku) bahkan bisa melebihi umur manusia. Di Indonesia, media massa semakin berkembang dan banyak bermunculan media massa baru, ini merupakan lahan subur bagi kehidupan penulis.

Modal utama seorang penulis adalah kelancaran berbahasa. Kelancaran berbahasa ini hanya bisa diasah dengan cara membaca sebanyak mungkin dan latihan terus menerus tanpa kenal lelah. Menulis adalah proses latihan dan mencoba terus menerus. Semakin sering mencoba, maka seseorang akan semakin lancar menulis. Kemampuan menulis ibarat seperti mata pisau, agar tidak berkarat mata pisau harus dipakai dan diasah terus menerus.

Ada dua hal yang biasanya dijadikan motivasi menulis di media massa. Yang pertama, dengan menulis di media massa, maka ide dan gagasan kita tentu akan dibaca dan diapresiasi oleh khalayak luas. Hal ini merupakan faktor idealisme. Soal mencuatnya posisi pro dan kontra dari para pembaca mengenai tulisan kita tentunya merupakan hal biasa dan manusiawi. Jika ide dan gagasan kita tergolong bagus, berbobot dan inspiratif, mungkin saja akan bisa mempengaruhi konstruk nilai dan kesadaran (sebagian) pembaca. Hal ini merupakan kepuasan batin yang tak ternilai.


(51)

Kedua, dengan menulis di media massa, kita bisa mendapatkan imbalan dan honorarium. Hal ini terkait dengan faktor kemandirian dan kebutuhan hidup.

2.9 Teori Stimulus–Organisme–Respons (SOR)

Penelitian ini menggunakan teori Stimulus-Organisme-Respon atau yang lebih dikenal dengan nama teori SOR. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

• Pesan (stimulus, S)

• Komunikan (organism, O)

• Efek (Response, R)

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

• Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

• Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.


(52)

• Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

• Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor

reinforcementmemegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian,

(b) pengertian, dan

(c) penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang


(53)

melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR ini dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Teori Stimulus-Organisme-Respons - Perhatian

Stimulus - Pengertian

- Penerimaan Reaksi Tertutup (Perubahan Sikap) Reaksi Terbuka (Perubahan Praktek)

Proses komunikasi sebagaimana digambarkan di atas, memperlihatkan bahwa respons akan terbentuk dengan baik apabila rangsangan (stimulus) yang diberikan komunikator diterima secara baik. Indikator dari hal itu adalah apabila komunikan memiliki perhatian terhadap stimulus yang diberikan. Untuk selanjutnya, apabila


(54)

komunikan memiliki perhatian, maka proses berikutnya adalah adanya pengertian yang berujung pada penerimaan.

Untuk mencapai tujuan komunikasi sebagaimana dijelaskan di atas, maka komunikasi harus dilakukan secara persuasif. Dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, Onong Uchjana Effendy, menjelaskan, komunikasi persuasif dapat berhasil, jika dilakukan secara sistematis. Untuk itu, ia menawarkan solusi dengan menggunakan formula AIDDA.

Formula AIDDA merupakan kesatuan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasif. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

A -Attention - Perhatian I -Interest - Minat D -Desire - Hasrat D -Decision - Keputusan A -Action - Kegiatan

Formula tersebut, sering pula dinamakan A-A Procedure sebagai singkatan dari

Attention-Action Procedure, yang berarti agar komunikan dalam melakukan kegiatan dimulai dahulu dengan menumbuhkan perhatian (Effendy, 2002: 25).

Dalam formula A-A Procedure, dianjurkan agar suatu kegiatan, melewati proses AIDDA, yaitu, agar usaha (komunikasi) menumbuhkan hasil yang diharapkan, harus dimulai dengan jalan menumbuhkan perhatian terlebih dahulu. Apabila perhatian telah tumbuh, hendaknya disusul dengan usaha menumbuhkan rasa tertarik, sehingga


(55)

ada minat untuk memenuhi apa yang dianjurkan. Akhirnya terjadi keputusan untuk berbuat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sementara itu, Effendy menjelaskan:

“Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi

timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan

komunikator” (KBBI, 1993: 305).

Minat akan tumbuh dalam diri seseorang apabila pesan yang disampaikan komunikator diterima dengan penuh perhatian dan menyentuh sisi emosional komunikan. Jika telah terjadi penerimaan pesan yang seperti itu, maka komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil, kemudian akan timbul minat yang merupakan efek dari komunikasi tersebut.

2.10 Kerangka Pikir

Proses komunikasi yang dilakukan Surat Kabar Harian Lampung Post melalui Rubrik Opini adalah pancingan pesan yang ditujukan kepada khalayak, agar mau membuat dan mengirimkan tulisan opini.

Untuk memperjelas alur komunikasi, berikut ini, peneliti gambarkan kerangka konseptual yang didasarkan pada model Laswell :

1. Siapa (Who), yaitu pihak yang membuat pesan, baik individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini, yang berperan sebagai sumber adalah Surat Kabar Harian Lampung Post.


(56)

2. Mengatakan Apa (Message), yaitu proses penerjemaahan gagasan kedalam suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Dalam penelitian ini, yang menjadi pesan adalah ajakan Surat Kabar Harian Lampung Post kepada khalayak untuk membuat dan mengirimkan tulisan opini.

3. Saluran (Channel), yaitu medium yang digunakan untuk membawa pesan.media. Adapun saluran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rubrik Opini.

4. Penerima (Receiver), yaitu orang yang menjadi sasaran komunikasi. Dalam hal ini adalah khalayak.

5. Dampak (Effect), minat menulis opini.

Untuk lebih mengerucutkan konseptualisasi penelitian, maka peneliti mengaplikasikan teori S-O-R yang telah dijelaskan di atas.

Pengaplikasian teori S-O-R Stimulus

Rubrik Opini SKH Lampung Post

Organism: Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNILA Angkatan 2010

Response Minat menulis opini


(57)

Dari gambar di atas, dijelaskan bahwa yang memberikan rangsangan (stimulus) kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi adalah Surat Kabar Harian Lampung Post melalui rubrik opini. Apabila mahasiswa Ilmu Komunikasi itu memberikan perhatian terhadap rangsangan itu, maka akan timbul pengertian, dan berujung pada penerimaan. Jika telah terjadi seperti itu, maka respon yang timbul adalah adanya minat, baik besar maupun kecil, yang merupakan efek dari stimulus yang diberikan Surat Kabar Harian Lampung Post. Efek dari rangsangan itu diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: efek kognitif, efek afektif, dan afek konatif.

Efek kognitif (cognitive effect) berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu. Sementara efek afektif (affective effect) berkaitan dengan perasaan. Sedangkan efek konatif (behaviorial effect) bersangkutan dengan minat, tekad, upaya, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.

Konseptualisasi efek kognitif dalam penelitian ini adalah mahasiswa menjadi tahu tentang suatu masalah yang sedang dibahas. Karena wacana yang diangkat dalam rubrik opini adalah tema-tema yang aktual. Sementara efek afeksi, mahasiswa ikut mendukung atau bahkan menentang dengan ide yang diutarakan dalam tulisan yang dimuat. Sedangkan afek konatif, mahasiswa berusaha untuk menulis pendapatnya atau tanggapannya dan mengirimkannya ke redaksi rubrik opini Surat Kabar Harian Lampung Post.


(58)

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan disajikan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang rubrik opini dan minat menulis :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Metode Hasil

01 Pengaruh Rubrik Opini dan Tajuk dalam SKH Lampung Post terhadap Orientasi Politik

Pembaca (Studi pada Anggota DPRD Kota Bandar Lampung)

M. Zia Ul Islam (Jurusan Ilmu Pemerin tahan, Fakul tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNILA, 2006)

Penelitian survey, kuantitatif

Rubrik Opini tidak Berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan Rubrik Tajuk tidak

berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung. 02 Pengaruh Daya Tarik

Rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat Terhadap Minat Menulis Mahasiswa Jurnalistik UNISBA pada Rubrik tersebut.

Ashof Eshan Iskandar, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM, 2006

Kuantitatif Berdasarkan hasil secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa semakin baik daya tarik rubrik Mimbar Akademik, maka semakin baik pula minta

menulis. Jadi kesim-pulannya adalah terdapat pengaruh antara daya tarik Lanjut


(59)

rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap minat menulis mahasswa jurnalistik UNISBA pada rubrik tersebut

03 Situs www.blogger.com dan Minat Menulis (Studi Korelasional Pengaruh situs www.blogger.com terhadap Minat Menulis Mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara di Kota Medan)

Inda Sari Meilia A Ginting, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara, 2012

Kuantitatif hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah, antara situs

www.blogger.com dengan minat menulis mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Kota Medan.

Penelitian dengan judul Pengaruh Rubrik Opini dan Tajuk dalam SKH Lampung Post terhadap Orientasi Politik Pembaca (Studi pada Anggota DPRD Kota Bandar Lampung) yang ditulis oleh M. Zia Ul Islam, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2006 ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitiannya adalah penelitian survey pada anggota DPRD Kota Bandar Lampung. Hasil penelitiaanya adalah Rubrik Opini tidak Berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, begitu juga dengan Rubrik Tajuk tidak berpengaruh terhadap Orientasi Politik Anggota DPRD Kota Bandar Lampung.

Peneltian yang berjudul pengaruh daya tarik rubrik mimbar akademik di harian umum pikiran rakyat terhadap minat menulis mahasiswa jurnalistik unisba pada rubrik


(60)

tersebut ditulis oleh Ashof Eshan Iskandar, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM Bandung pada tahun 2006. Ia menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitiannya adalah bahwa semakin baik daya tarik rubrik Mimbar Akademik, maka semakin baik pula minta menulis. Jadi kesimpulannya adalah terdapat pengaruh antara daya tarik rubrik Mimbar Akademik di Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap minat menulis mahasiswa jurnalistik UNISBA pada rubrik tersebut.

Penelitian yang bejudul Situs www.blogger.com dan Minat Menulis (Studi Korelasional Pengaruh situs www.blogger.com terhadap Minat Menulis Mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara di Kota Medan) ditulis oleh Inda Sari Meilia A Ginting, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan metode kuantitaif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah, antara situs www.blogger.com dengan minat menulis mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Kota Medan.

2.2 Tinjauan Tentang Surat Kabar 2.2.1. Sejarah Surat Kabar

Jurnalisme yang pertama kali tercatat adalah di masa kekaisaran Romawi kuno, ketika informasi harian dikirimkan dan dipasang di tempat-tempat publik untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan isu negara dan berita lokal.


(61)

Pada awalnya surat kabar, dipublikasikan hanya diciptakan untuk kalangan terbatas, terutama para pejabat pemerintah. Baru pada sekira abad ke-17 hingga abad ke-18, surat kabar dan majalah untuk publik diterbitkan untuk pertama kalinya di wilayah Eropa Barat, Inggris, dan Amerika Serikat. Surat kabar untuk umum ini sering mendapat tentangan dan sensor dari penguasa setempat. Iklim yang lebih baik untuk penerbitan surat kabar generasi pertama ini baru muncul pada pertengahan abad 18, ketika Swedia dan Amerika Serikat mengesahkan undang-undang kebebasan pers.

Industri surat kabar mulai menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketika budaya membaca dimasyarakat semakin meluas. Terlebih ketika memasuki masa Revolusi Industri, dimana industri surat kabar diuntungkan dengan adanya mesin cetak tenaga uap, yang bisa menaikkan oplah untuk memenuhi permintaan publik akan berita.

Seiring dengan semakin majunya bisnis berita, pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Kantor berita bisa meraih kepopuleran dalam waktu sangat cepat yang disebabkan karena para pengusaha surat kabar dapat lebih menghemat pengeluarannya dengan berlangganan berita kepada kantor-kantor berita itu daripada harus membayar wartawan untuk pergi atau ditempatkan di berbagai wilayah. Kantor berita lawas yang masih beroperasi hingga hari ini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan Agence-France Presse (Prancis). Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah yellow journalisme (jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk


(62)

“pertempuranheadline”antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst.

Perkembangan surat kabar di Indonesia dimulai pertama kali terbit di Batavia 1744, pers Indonesia tidak pernah lepas dari pengekangan. Karena itulah kemudian muncul

istilah “Pers Perjuangan” sebagai media untuk melawan penjajahan. Pemerintah kolonial Belanda mengharuskan adanya surat izin atau sensor atas penerbitan pers di Batavia, Semarang dan Surabaya. Pendapat tentang kebebasan pers terbelah, satu pihak menolak adanya surat ijin terbit, sensor dan pembredelan, namun di pihak lain mengatakan bahwa kontrol terhadap pers perlu dilakukan. Pemerintah kolonial kemudian meninggalkan sejumlah aturan yang dibawa ke alam kemerdekaan. Aturan tersebut seperti Druckpers Reglement (UU Pers) yang dikeluarkan pada 1854,

Haatzaai Delicten (UU Hukum Pidana Komunikasi Massa) tahun 1856 atau

Persbreidel Ordonnatie yang dikeluarkan tahun 1931, isinya mengenai tentang pengontrolan pers. Meski telah dihapus dengan UU No 23/1954, pers Indonesia tidak berarti terbebas dari pemasungan.

2.2.2 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Kebanyakan surat kabar mengandalkan hidupnya dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas koran sebagai bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual surat kabar per eksemplar secara proporsional.


(63)

Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Djaf’ar.H.Assegaff, mendefinisikan surat kabar sebagai penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum (Assegaff, 1991:140). Berdasarkan batasan tersebut, surat kabar selain tercetak juga memerlukan syarat-syarat khusus. Syarat-syarat-syarat tersebut merupakan hal yang mutlak yang harus dipenuhi oleh surat kabar, tanpa terpenuhinya syarat itu suatu surat kabar tidak layak untuk disebut surat kabar.

2.2.3 Ciri Surat Kabar

Adapun ciri-ciri surat kabar yang ditulis oleh Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi adalah mengandung unsur sebagai berikut :

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.

2. Perioditas (Kontinuitas)

Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.


(64)

3. Universalitas

Universalitas sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

4. Aktualitas

Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 2003: 120).

Apabila surat kabar tidak memenuhi keempat karakteristik diatas, maka surat kabar tersebut tidak dapat disebut sebagai surat kabar. Surat kabar harus bersifat umum atau beraneka ragam baik isi maupun pembacanya dan juga keteraturan serta aktualitas isinya. Maka perbandingan surat kabar dengan media elektronik yang ditinjau dari ilmu komunikasi, surat kabar bersifat sebagai berikut:

a) Terekam

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat dikaji ulang, dapat didokumentasikan dan dapat dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu.


(1)

Setelah data diperoleh dari masing-masing responden selanjutnya data akan diadakan penggolongan yang kemudian disajikan dengan presentasi dari masing-masing variabel. Adapun cara penggolongan data tersebut dengan menggunakan rumus interval :

= Keterangan :

I = Nilai Interval NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori (Hadi, 1987:71)

3.11 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang benar, maka instrumen harus memenuhi persyaratan tertentu. Instrumen yang baik dalam penelitian harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel. Maka, instrumen harus melalui tahap uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

3.11.1 Uji Validitas Kuesioner

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002:144). Sedangkan menurut Singarimbun validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, penulis menggunakan rumus product momentsebagai berikut :


(2)

{ ( ) }{ ( ) }

Keterangan: r = korelasi

x = skor setiap item y = skor total item n = ukuran sampel

Setelah hasil perhitungan per item pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh, maka angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Jika nilai hitung korelasi

product momentlebih kecil atau dibawah angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut tidak valid. Sebaliknya, jika dihitung korelasiproduct moment

lebih besar atau diatas angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut valid.

3.11.2 Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliaibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dihandalkan sebagai alat ukur data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur tingkat realibilitas instrumen digunakan teknik Alpha Cronbach yaitu :

a =





2 1 2 1

1

1

σ

σ

k

k


(3)

Keterangan:

a = nilai reliabilitas instrumen k = jumlah item pertanyaan

σ = nilai varians masing-masing item (Ari Kunto, 1998:93)

3.12 Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah penelitian untuk memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi terutama pada data primer dalam bentuk tabel tunggal.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk menghitung presentase adalah : %

100

x N F P

Keterangan :

P = Persentase Jawaban

F = Frekuensi hasil yang diperoleh berdasarkan responden N = Total Jumlah Responden

(Metode Penelitian Ilmu Hukum. Soejono Soekanto, 1986:269)

Setelah dihitung persentasenya, kemudian dilakukan interpretasi data sesuai dengan hasil yang diperoleh di lapangan. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus regresi linear, gunanya untuk mengetahui besarnya pengaruh rubrik opini pada SKH Lampung Post terhadap minat menulis mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan 2010.


(4)

dimana data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisa dengan menggunakan rumus regresi linear. Gunanya untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel x dan variabel y dengan rumus sebagai berikut :

y = a + bx Keterangan :

y = nilai variabel bebas yang diramalkan a = konstanta

b = koefisien regresi dari x

x = nilai variabel terikat yang diramalkan

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :

a =

 

 

2

 

2 2

  x x n xy x x y

b =

 

2

 

2

  x x n xy x xy n Keterangan :

y = jumlah skor dari variabel terikat x = jumlah skor dari variabel bebas n = jumlah sampel


(5)

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keeratan hasil dari perhitungan tersebut dimasukkan dalam tabel derajat koefisien korelasi sebagai berikut :

Nilai r Korelasi Interpretasi 0,801 Sangat tinggi

0,600,79 Tinggi 0,40–0,59 Sedang 0,200,39 Rendah 0,000,19 Sangat rendah (Arikunto, 2002:167)

3.13 Pengujian Hipotesa

Untuk menguji hipotesa perlu digunakan rumus statistik untuk menguji hasil penelitian. Pada penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah statistik t. Rumus statistik t adalah sebagai berikut :

= 2

1

Keterangan: T = Nilai Uji T n = besarnya sampel

r = Koefisien Korelasi n-2 = derajat bebas

Tahap selanjutnya dalam pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Thit dengan nilai T tabel (Ttab) pada tarif signifikan 5% dan df = n-1-1 Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :

1. Jika T hitung > nilai Ttabel dengan taraf signifikan 5% maka koefisien regresinya signifikan, yang berarti hipotesis (Ho) ditolak.

2. Jika T hitung < nilai Ttabel dengan taraf signifikan 5% maka koefisien regresinya signifikan, yang berarti hipotesis (Ho) diterima.


(6)

Ho : Rubrik Opini SKH Lampung Post tidak berpengaruh terhadap minat menulis mahasiswa.

Ha : Rubrik Opini SKH Lampung Post berpengaruh terhadap minat menulis mahasiswa.