PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU KERANGKA BERPIKIR

48

2.5 PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pola manajemen sekolah antara lain: No. Nama Judul Hasil 1. Retnoningsih Suharno KTP 2005 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SLTP Negeri 2 Klaten Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SLTP Negeri 2 Klaten Sudah Baik 2. Ainun Najib KTP 2007 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada SMA Negeri dikabupaten Grobogan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada SMA Negeri dikabupaten Grobogan Sudah Baik 3. Zanto Pendidikan Koperasi 2007 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kualitas Kelulusan Siswa di SMA Negeri 1 Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 20062007 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Kelulusan Output Sekolah 4. Sri Yuliningtyas Pendidikan Akuntansi 2008 Analisis Portofolio Kinerja Manajemen MA Negeri dan MA Swasta dikabupaten Rembang Kinerja Manajemen Pada MA Negeri dan MA Swasta dikabupaten Rembang Sudah Ideal Dalam penelitian ini berusaha mengungkap kinerja manejemen pada jenjang SMK, yaitu SMK di kota Semarang. Penelitian-penelitian diatas mengungkap masalah implementasi atau penerapan manajemen sekolah, sedangkan pada penelitian ini berusaha mengungkap kinerja manajemen sekolah yaitu SMK apakah sudah optimal atau belum berdasarkan kriteria-kriteria yang akan dibahas pada bab III. 49

2.6 KERANGKA BERPIKIR

Salah satu permasalahan utama pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.Berdasarkan data dari Human Develop-ment Report yang disusun oleh UNDP, mutu SDM indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya memperbaiki mutu pendidikan nasional dengan melakukan berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh sekolah tetapi harus disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat. Untuk menjawab tantangan tersebut, sekolah harus meningkatkan mutu lulusannya yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian mutu pendidikan yakni, guru yang berkualitas, manajemen sekolah, manajemen mutu pendidikan, pendidikan guru, karier guru dan sarana prasarana serta fasilitas. Dalam pengelolaan pendidikan disekolah merupakan suatu proses yang terencana dan terorganisir. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan perubahan yang positif dalam dunia pendidikan untuk menuju kedewasaan siswa. Dalam proses belajar mengajar diperlukan manajemen pengelolaan proses belajar- mengajar yang terencana dari kategori perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 50 Dalam pengelolaan sekolah, fokus dari segala usaha terletak pada proses belajar mengajar. Sukses dalam pembelajaran ditunjang oleh kepala sekolah, guru, komite sekolah serta sarana dan prasarana yang memadai. Penyelenggaraan kegiatan sekolah yang memenuhi persyaratan kualitas dan mampu menjamin kualitas, tentu manajemen sekolah tersebut akan menjaga konsistensi antara visi, misi, tujuan, target yang berpedoman rencana strategis sekolah. Dengan menggunakan pendekatan rencana strategis dalam menyusun rencana sekolah, kebijakan dan keputusannya akan lebih jelas untuk masa depan. Kemampuan kepala sekolah dan unsur sekolah lainnya menyertakan pihak-pihak berkepentingan dalam proses penyusunan perencanaan strategis program-program pendidikan disekolah, akan memberi arah yang jelas mengenai masa depan kualitas Sekolah negeri dan sekolah swasta sama-sama memiliki komponen- komponen sekolah, yang meliputi, manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen siswa, manajemen ketenagaan, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen hubungan masyarakat dan manajemen layanan khusus. Salah satu indikator efisiensi manajemen pendidikan adalah terkelolanya sekolah dengan baik dalam situasi yang kondusif, terciptanya interaksi dengan stakeholder yang saling memberi kekuatan untuk berkembang, guru-guru kompeten dan giat dalam pembelajaran, orang tua dan masyarakat mempunyai minat yang tinggi memasukkan anaknya ke sekolah, siswa giat dan aktif dalam proses pembelajaran, dan masyarakat berperan aktif memberikan masukan untuk pengembangan mutu sekolah tersebut. Keberhasilan manajemen sekolah atau 51 implementasi manajemen komponen sekolah sebagai ujung tombaknya terletak pada kepala sekolah sebagai manajer. Kepala sekolah sebagai pimpinan disekolah harus tahu dan mengenali apa yang dinilai tinggi oleh masyarakat dan memilih proporsi nilai apa yang akan diberikan. Pemimpin dituntut untuk menjadi pelayan bagi organisasi dan bawahan. Visi organisasi tidak hanya dimiliki oleh pemimpin, tetapi oleh seluruh anggota organisasi. Pelaksanaan fungsi pemimpin oleh seorang administrator atau manajer adalah mutlak, baik dibidang pemerintahan, sosial, maupun pendidikan. Faktor-faktor penentu kinerja sekolah melaksanakan fungsi tugasnya secara maksimal indikatornya antara lain adalah: a. Manajemen kurikulum yang lugas dan fleksibel berpedoman pada standar nasional b. Proses belajar mengajar yang efektif menggunakan strategi yang tepat dengan mengedepankan fungsi pelayanan belajar yang berkualitas untuk memperoleh mutu yang terbaik. c. Lingkungan sekolah yang sehat terdiri dari lingkungan fisik dan kerja sama yang kondusif d. Sumber daya manusia dan sumber daya lain yang handal yaitu memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan mengacu pada profesionalisme e. Standardisasi pengajaran yang tinggi dan evaluasi hasil belajar yang terukur. Sekolah negeri dan sekolah swasta berusaha untuk memperbaiki implementasi manajemen sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya.. Komponen-komponen sekolah negeri dan sekolah swasta sama, tetapi dalam kinerjanya pastilah berbeda. Untuk sekolah swasta dengan kategori belum maju, 52 pengelolaannya memerlukan perbaikan total. Untuk sekolah-sekolah seperti ini, manajemen sekolah yang efektif diharapkan bisa memberi pencerahan. Oleh karena itu, sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang harus saling bekerja sama guna mencapai tujuan. Sebagai organisasi, sekolah juga memiliki suatu system manajerial dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah mempunyai tugas dan wewenang dalam rangka mengelola mengatur sekolah. Masing-masing komponen saling bekerja sama dan nantinya akan dapat mencapai tujuan sekolah. Dengan penerapan pola manajemen yang tepat maka diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja sekolah tersebut. Untuk menilai kinerja sekolah dapat dilihat dari mutu output sekolah berupa lulusan. 53 IPOTESIS PENELITIAN a Kepemimpinan kepala sekolah 1. kepribadian 2. manajerial 3. kewirausahaan 4. supervisi 5. sosial b Kurikulum dan Program pengajaran 1. kurikulum KTSP 2. kalender pendidikan 3. program pembelajaran 4. penilaian hasil belajar 5. peraturan akademik c Tenaga kependidikan 1. kepala sekolah wakil 2. guru 3. konselor 4. tenaga pustakawan 5. tenaga laboratorium 6. tenaga administrasi d.Kesiswaan 1. input 2. proses pembelajaran e. Keuangan dan pembiayaan 1. sumber dana 2. penggunaan 3. laporan f Sarana dan prasarana 1. pengadaan sarana prasarana 2. pemeliharaann sarana prasarana 3. inventarisasi sarana prasarana g .Layanan khusus 1. perpustakaan 2. kesehatan 3. keamanan h Hubungan masyarakat 1. hubungan dengan masyarakat 2. kemitraan dengan instansi lain i Output Implementasi MBS SMK Negeri Implementasi MBS SMK Swasta Di deskriptifkan Output Output a. Kepemimpinan kepala sekolah 1. kepribadian 2. manajerial 3. kewirausahaan 4. supervise 5. sosial b Kurikulum dan program pengajaran 1. kurikulum KTSP 2. kalender pendidikan 3. program pembelajaran 4. penilaian hasil belajar 5. peraturan akademik c Tenaga kependidikan 1. kepala sekolah wakil 2. guru 3. konselor 4. tenaga pustakawan 5. tenaga laboratorium 6. tenaga administrasi d Kesiswaan 1. input 2. proses pembelajaran e Keuangan dan pembiayaan 1. sumber dana 2. penggunaan 3. laporan f Sarana prasarana 1. pengadaan sarana prasarana 2. peliharaan sarana prasarana 3. inventarisasi sarana prasarana g Layanan khusus 1. perpustakaan 2. kesehatan 3. keamanan h Hubungan masyarakat 1. hubungan dengan masyarakat 2. kemitraan dengan instansi lain i output 54

BAB III METODE PENELITIAN