Kriminalitas dalam Karya Sastra.

2.2 Kriminalitas dalam Karya Sastra.

Karya sastra menjadi pilihan utama dalam upaya pemahaman nalar kemanusiaan. Alasannya, karya sastra adalah potret berbagai kejadian kemanusiaan secara lebih sempit. Kara sastra memuat problematika manusia berdasarkan kehidupan yang pengarang lihat. Melalui sastra tindak kriminalitas dapat dilihat kembali sebagai sebuah pelajaran sekaligus peristiwa yang tidak lekang oleh berita. Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang maling atau pencuri, pembunuh, perampok dan juga teroris. Meskipun kategori terakhir ini agak berbeda karena seorang teroris berbeda dengan seorang kriminal, melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif politik atau paham http:id.wikipedia.orgwikiKriminalitas. Menurut Simanjuntak 1981:71 kriminalitas adalah tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat menimbulkan goncangan dalam masyarakat dan bertentangan dalam asusila masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:600 kriminalitas adalah hal-hal yang bersifat kriminal, perbuatan yang melanggar hukum pidana. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kriminal atau kejahatan adalah kriminologi. Kriminologi secara harfiah berasal dari kata “crime” yagng berarti kejahatanpenjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang kejahatan atau penjahat Santoso 2001:45. Menurut Bonger 1970:25 kejahatan adalah perbuatan anti sosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Sedangkan secara sosiologis kejahatan adalah semua ucapan perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politik, dan sosial psikologis sangat merugikan masyarakat melanggar susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat baik yang sudah tercantum dalam undang-undang pidana.

2.2 Bentuk-Bentuk Kriminalitas