ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PEMBERIAN SAHAM BONUS DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 - 2010

ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH
PERISTIWA PEMBERIAN SAHAM BONUS
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007 - 2010
(Skripsi)

Oleh

Rusdi Agus Saputra

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

ABSTRAK

ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH
PERISTIWA PEMBERIAN SAHAM BONUS
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007 – 2010

Oleh
Rusdi Agus Saputra

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu Negara. Keberadaan pasar modal akan memudahkan perusahaanperusahaan memperoleh dana, sehingga kegiatan eknomi di berbagai sektor dapat
ditingkatkan. Saham bonus merupakan salah satu yang terkait langsung dengan
aktivitas ekonomi dan bisnis. Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang
diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan untuk memperoleh keuntungan
masa mendatang. Peristiwa yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
pemberian saham bonus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak abnormal return yang
signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemberian saham bonus di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007 – 2010.
Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang mengeluarkan saham bonus pada tahun 20072010. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
perhitungan expected return dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single
Index Model).Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal
return yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian saham bonus tahun 20072010 (0.007376 > 0.004814).


Key word : Expected return, Single Index Model, Abnormal return

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
PERISTIWA PEMBERIAN SAHAM BONUS
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2007-2010

Oleh
Rusdi Agus Saputra

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2013

SURAT PERNYATAAN

Nama

: Rusdi Agus Saputra

NPM

: 0711011111

Program Studi

: Manajamen

Konsentrasi

: Manajemen Keuangan


Angkatan

: 2007

Jenjang

: Strata Satu (S1)

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul :
Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemberian
Saham Bonus di Buursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, 15 Februari 2013

Rusdi Agus Saputra


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Taman Rejo, Bernung Gedongtataan, Pesawaran pada
tanggal 06 Agustus 1989, sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara dari
pasangan Ayahanda Paimin dan Ibunda Tukirah Alm.
Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari Sekolah
Dasar (SD) Negeri 2 Taman Sari pada tahun 1995-2001, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Gedongtataan pada tahun 2001-2004, dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gedongtataan pada tahun 2004-2007.
Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata Satu (S1) Reguler
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di
organisasi Intra kampus sebagai Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Manajemen Fakultas Ekonomi Unila (2009/2010).

MOTTO

Puaslah dengan apa yang Allah berikan, dan engkau akan menjadi orang yang
paling bahagia.
Aku adalah aku, dan engkau adalah engkau.


Karya kecilku ini aku dedikasikan kepada :
Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan senyum yang paling indah,
Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat kepada penulis,
Seseorang yang penulis sayang yang selalu memberikan semangat pada
penulis.

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhannahuwata’ala, Rabb semesta alam atas
nikmat iman ilmu amal sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Sholawat beriring salam kepada Rasulullah Sholallahualaihiwasalam, tokoh
inspirator penulis dan kita semua sebagai ummatnya.
Dalam proses penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Abnormal Return
Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemberian Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2007-2010”, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik beserta saran yang konstruktif untuk kebaikan
dikemudian hari. Selain itu, penulis sadar bahwa hasil karya ini dapat lahir dari
rahim fikir penulis dengan dongkrakan motivasi, harapan dan dorongan semangat
dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak Mustafid, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E., selaku pembimbing utama skripsi ini
yang telah banyak memberikan ide, inspirasi dan sumbangan pemikiran
dalam karya skripsi ini
6. Ibu Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si., selaku pembimbing pendamping
skripsi ini, terima kasih atas gagasan dan bimbingan selama penulis
menyelesaikan skripsi ini
7. Bapak Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A., selaku penguji utama
skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan dan saran
8. Bapak Prakarsa Panji Negara, S.E., M.Si., yang telah bersedia menjadi
pendamping saat penulis menjalankan ujian
9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

yang telah memberi ilmu, wawasan dan kerangka fikir yang bermanfaat
bagi penulis, semoga Allah senantiasa meridhoi perjuangan kita
10. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan naungan dalam kehidupan
penulis, Ibunda Tukirah Alm dan Ayahanda Paimin serta mbak-mbak, dan
mamas-mamas yang senantiasa memberi motivasi, semangat dan doa.
11. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJ
Manajemen) FE Unila Periode 2009/2010 sebagai langkah awal penulis
menjejaki dunia organisasi kemahasiswaan
12. Sahabat-sahabat angkatan 2007 yang unforgetable
13. Seluruh karyawan, staff gedung, staff keamanan, serta ayuk ani dan mang
jum sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan kampus,
terimakasih atas silaturahmi dan bantuan selama ini.

Begitu besar perannya bagi penulis hingga detik ini dan menjadi warna
tersendiri dalam lembar kehidupan penulis. Semoga silaturahmi dan hubungan
baik ini senantiasa terjalin serta menjadi amal ibadah dalam mendapatkan
segaa bentuk nikmat dari Allah Subhannahuwata’ala. Amin.
Bandarlampung, 15 Februari 2013
Penulis,


Rusdi Agus Saputra

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …….………………………………………

i

DAFTAR ISI ……………………………………………………..

ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………...

iii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...


iv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………

v

PENDAHULUAN …………………………………………

1

I.1 Latar belakang ………………………………………….
I.2 Permasalahan …………………………………………..
I.3 Pembatasan Masalah …………………………………...
I.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………….
I.5 Kerangka Pemikiran ……………………………………
I.6 Hipotesis ………………………………………………..

1
6
6

6
7
10

LANDASAN TEORI ……………………………………...

11

II.1 Pasar Modal …………………………………………….
II.1.1 Pengertian Pasar Modal …………………………...
II.1.2 Fungsi Pasar Modal …………………………….....
II.1.3 Instrumen Pasar Modal …………………………...
II.2 Corporate Action ………………………………………
II.3 Saham Bonus …………………………………………..
II.4 Studi Peristiwa (Event Study) …………………………..

11
11
12
15
18
19
25

I.

II.

III.

IV.

V.

II.5 Return Saham ………………………………………….
II.6 Abnormal Return ………………………………………
II.7 Return Ekspektasi (Expected Return) …………………

26
27
31

METODELOGI PENELITIAN ………………………….

36

III.1 Sifat Penelitian ………………………………………..
III.2 Jenis Data ……………………………………………..
III.3 Metode Pengumpulan Data …………………………..
III.4 Objek Penelitian ………………………………………
III.5 Devinisi Operasional Variabel ………………………..
III.6 Alat Analisis …………………………………………..
III.7 Pengujian Hipotesis …………………………………...

36
36
37
37
41
41
45

HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………..

47

IV.1 Analisis Pendahuluan ...………………………………..
IV.2 Analisis Abnormal Return ………………….………….
IV.2.1 Data Abnormal Return Sebelum Pemberian
Saham Bonus Tahun 2007-2010 ………………………..
IV.2.2 Data Abnormal Return Sesudah Pemberian
Saham Bonus Tahun 2007-2010 …………………….…..
IV.3 Analisis Average Abnormal Return Saham ……………
IV.4 Uji Beda Dengan Menggunakan Paired Saple Test
di Periode Jendela ………………………………….….

47
48

56

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................

59

V.1 Simpulan ………………………………….…………….
V.2 Saran ……………………………………………………

59
60

48
50
53

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….

61

LAMPIRAN …………………………………………………….……

62

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Tinjauan Empiris Penelitian Terdahulu ……………………….………..

5

2. Emiten yang memberikan saham bonus tahun 2007-2010 …..…………

38

3. Jumlah saham yang dimiliki oleh emiten sebelum saham bonus dibagikan,
banyaknya saham bonus yang dibagikan, dan jumlah saham yang dimiliki
emiten sesudah saham bonus dibagikan ………………………….…….

39

4. Uji Normalitas Abnormal Return……………………………………..…

47

5. Data Abnormal Return sebelum pemberian saham bonus
tahun 2007-2010 ……………………………………………………..…

49

6. Data Abnormal Return sesudah pemberian saham bonus
tahun 2007-2010 ……………………………………...……………….…

51

7. Hasil Average Abnormal Return sebelum Pemberian Saham Bonus
tahun 2007-2010 ……………………………………………………….

53

8. Hasil Average Abnormal Return sesudah Pemberian Saham Bonus
tahun 2007-2010 ………………………………………...……………..

54

9. Hasil uji beda dua rata-rata dengan paired sample t test
sebelum dan sesudah pemberian saham bonus tahun 2007-2010
untuk abnormal return selama periode pengamatan …………………......

56

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ………………………………….…..

9

2. Periode estimasi dan periode jendela ………………….….

29

3. Periode event window penelitian …………………………

40

4. Kurva Normal ………………………………………….…

48

5. Grafik Average Abnormal return sebelum dan sesudah
pemberian saham bonus tahun 2007-2010 ………………

55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Lampiran1
Daftar Harga Saham Harian Sebelum dan Sesudah
Pembagian Saham Bonus ……………………………………………. 63
2. Lampiran 2
Data IHSG Periode Pengamatan ………………………………..……. 65
3. Lampiran 3
Return Saham Sebelum Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 …. 67
4. Lampiran 4
Return Saham Sesudah Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 ..… 68
5. Lampiran 5
Expected Return Sebelum Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 .. 69
6. Lampiran 6
Expected Return Sesudah Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 .. 70
7. Lampiran 7
Abnormal Return Sebelum Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 71
8. Lampiran 8
Abnormal Return Sebelum Pemberian Saham Bonus Tahun 2007-2010 72
9. Lampiran 9
Uji One Sample Test ……………………………………………………. 73
10. Lampiran 10
Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pemberian
Saham Bonus Tahun 2007-2010 ……………………………………...... 75
10. Lampiran 10
Uji Normalitas …………………………………………………...……... 77
11. Lampiran 11
Uji Beda Paired Sample T Test ……………………………………….... 80
12. Lampiran 12
Tabel t ……………………………………………………………...…… 81

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat
menggalang perolehan dana jangka panjang dari masyarakan untuk disalurkan ke
sektor-sektor produktif, selain itu instrumen di pasar modal mempunyai sifat
liquiditas yang tinggi. Keberadaan pasar modal akan memudahkan perusahaanperusahaan memperoleh dana, sehingga kegiatan eknomi di berbagai sektor dapat
ditingkatkan, selain itu peningkatan kegiatan ekonomi akan menciptakan dan
mengembangkan lapangan kerja yang luas, dengan sendirinya akan menyerap tenaga
kerja, dan secara langsung dapat berpengaruh dalam mengurangi jumlah
pengangguran, serta kemiskinan di Indonesia.
Jogiyanto Hartono (2003) menyebutkan bahwa fungsi pasar modal merupakan tempat
bertemu antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi. Pasar modal
merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang
dengan menjual saham dan obligasi. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana
alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke

2

penerima pinjaman. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang
mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih
produktif yang membutuhkan dana. Pasar modal menyediakan fasilitas transfer dana
diantara peminjam dan pemberi pinjaman.
Pandji Anorage dan Piji Pakarti (2001) menyebutkan bahwa pasar modal dikatakan
efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai modal,
sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin dalam hargaharga saham. Investor memiliki ekspektasi yang rasional dan informasi yang relevan
dan dapat dengan mudah diakses oleh setiap pelaku pasar, artinya setiap terdapat
informasi baru maka mereka akan segera mengantisipasi informasi tersebut sebagai
bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk membeli atau menjual asetnya.

Jogiyanto Hartono (2005) menyatakan bahwa studi tentang kandungan informasi
bertujuan untuk melihat kandungan dari suatu peristiwa yang terjadi. Jika peristiwa
yang terjadi membawa (convey) informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut
mempunyai kandungan informasi (information content). Sebaliknya, jika suatu
peristiwa tidak membawa informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut tidak
mempunyai kandungan informasi. Studi tentang kandungan informasi merupakan
dari bagian studi peristiwa (event study). Studi peristiwa adalah studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event). Event study dapat
digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) suatu

3

pengumuman dan dapat dilanjutkan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah
kuat.
Kandungan dan efisiensi pasar adalah dua hal yang sangat berhubungan. Pengujian
kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat suatu reaksi dari pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya
perubahan harga sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur menggunakan
abnormal return. Jika abnormal return digunakan, maka dapat dikatakan bahwa suatu
pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal
return kepada pasar. Sebaliknya, yang tidak mengandung informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar.
Jogiyanto Hartono (2005) menyatakan bahwa pengujian kandungan informasi hanya
menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi.
Corporate action merupakan suatu bentuk dari aktivitas emiten yang dapat
mempengaruhi jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga saham. Corporate
action adalah berita yang umumnya menyedot perhatian dari pihak yang terkait di
pasar modal khususnya para pemegang saham. Keputusan corporate action harus
disetujui dalam suatu rapat umum pemegang saham baik RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) maupun RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa).
Persetujuan pemegang saham adalah mutlak, untuk berlakunya suatu corporate
action, sesuai dengan peraturan di pasar modal. Beberapa contoh corporate action
antara lain stock split, right issue, saham bonus, pengumuman pembagian deviden,

4

Initial Publik Offering dan Additional Listing seperti Private Placement, konversi
saham baik dari warrant, right ataupun obligasi. (www.bapepam.com)
Salah satu corporate action yang dilakukan emiten adalah saham bonus.
M. Paulus Situmorang (2008) menyatakan bahwa Saham bonus merupakan bonus
pembagian saham baru untuk para pemegang saham lama, dimana pemberian saham
bonus ini dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan (reward) atas keberhasilan
perusahaan. Saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh emiten kepada pemegang
saham tersebut dapat berasal dari kapitalisasi agio saham, atau bisa berasal dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap. Sebagian besar penelitian event study yang
dilakukan terdahulu menggunakan berbagai event yang terkait langsung dengan
aktivitas ekonomi dan bisnis. Sebagian penelitian tersebut dilakukan untuk menguji
efisiensi suatu pasar modal.
Saham bonus yang dibagikan oleh emiten akan mengakibatkan meningkatnya jumlah
saham yang beredar. Dengan kata lain, saham bonus berakibat pada meningkatnya
faktor penawaran saham, dengan asumsi permintaan tetap maka dapat berakibat pada
turunnya harga saham. Faktor koreksi ini akan mempengaruhi pasar saat masa cumdate (tanggal terakhir yang menunjukan bahwa sampai dengan tanggal tersebut
perdagangan atas suatu saham masih mengandung atau dengan hak saham bonus)
terlewati atau dengan istilah lain saat ex-date (tanggal yang menunjukan bahwa mulai
tanggal tersebut perdagangan saham sudah tidak mengandung atau tanpa hak saham
bonus).

5

Tabel 1. Tinjauan Empiris Penelitian Terdahulu
No

Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1

Alibri Yuniarto

Reaksi Harga Saham
dan Perubahan
Likuiditas Terkait
dengan Pengumuman
Saham Bonus (Pada
Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode
2002-2007)

Tidak ditemukan bukti empiris yang
menunjukan kondisi sebelum dan
sesudah pengumuman saham bonus
oleh seluruh emiten yang
mengeluarkan saham bonus periode
2002-2007 merupakan signal
informasi yang membawa pengaruh
yang beda baik pada harga saham
dan perubahan likuiditas. Hasil
tersebut mengindikasikan bahwa
selama periode 2002-2007,
penanam modal menganggap kabar
pembagian saham bonus oleh
emiten kelompok industri keuangan
tidak mempunyai kandungan
informasi.

2

Ardiansyah R

Pengaruh
Pengumuman Saham
Bonus Terhadap
Volume Perdagangan
Saham

Ada perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah pengumuman
saham bonus. Reaksi mempunyai
kecenderungan negative dengan
rata-rata volume perdagangan
saham sebelum pengumuman saham
bonus lebih besar daripada rata-rata
sesudah peristiwa pengumuman
saham bonus.

3

Lia Indah Palupi Analisis Pengaruh
Pemberian Saham
Bonus Terhadap Harga
Saham di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) Selama
Tahun 2006

Ada pengaruh negative pemberian
saham bonus terhadap harga saham.
Pengaruh tersebut tidak signifikan,
hal ini diakibatkan adanya variabel
lain yang tidak diteliti yang juga
mempengaruhi harga saham.

6

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul “Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemberian
Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2010”.

1.2 Permasalahan
Dari latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah “ Apakah terdapat abnormal return yang signifikan sebelum
dan sesudah pemberian saham bonus pada 8 perusahaan yang mengeluarkan
saham bonus di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2010 ?”.

1.3 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan ini
pada :
1. Perusahaan yang diteliti hanyalah perusahaan yang memberikan saham bonus dan
tidak melakukan corporate action yang lain.
2. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan.
3. Pembagian dividen saham dan volume transaksi saham diabaikan.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang sifatnya ilmiah mempunyai tujuan, begitu juga dengan
penelitian ini yang tujuannya adalah “ untuk mengetahui ada atau tidak abnormal

7

return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemberian saham bonus di
Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2010”.

1.4.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan diperoleh dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan masukan kepada investor sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi.
2. Memberikan bahan pertimbangan kepada manajemen perusahaan dalam
menetapkan keputusan yang berkaitan dengan harga saham pada pasar modal di
Indonesia.
3. Memberikan sumbangan pengetahuan kepada kalangan akademis dan dunia
penelitian dalam memberikan referensi serta meningkatkan pemahaman mengenai
penelitian event study, khususnya yang memiliki pengaruh kuat terhadap pasar
modal di Indonesia.

1.5 Kerangka Pemikiran
Event study menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan peneliti untuk
menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari perusahaan.
Event study dapat dikatakan juga sebagai analisa yang dilakukan untuk mengetahui
apakah ada reaksi yang signifikan dalam pasar financial terhadap kejadian yang
dihipotesakan dapat mempengaruhi harga saham di pasar dari sebuah perusahaan.
Teknik ini juga cocok untuk mengukur dampak peristiwa yang memiliki dampak luas
terhadap pasar. seperti permasalahan dalam penelitian ini, apakah terdapat abnormal

8

return yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian saham bonus di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007 - 2010, abnormal return saham diteliti menggunakan event
study.
Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk mencari return saham adalah
model disesuaikan pasar (market-adjusted model). Jangka waktu pengamatan terbagi
kedalam dua periode, yaitu periode estimasi dan periode event window. Periode
estimasi dimanfaatkan untuk menghitung return saham dari sampel dalam keadaan
normal. Yang dimaksud dengan keadaan normal adalah tidak terjadi keadaan tertentu
yang berpengaruh terhadap sampel saham pada periode estimasi dan periode event
window dimanfaatkan untuk menghitung abnormal return dari sampel pada saat suatu
peristiwa itu berlangsung. Periode ini merupakan periode didekat peristiwa itu terjadi.
Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 61 hari dengan periode
jendela 30 hari sebelum pemberian saham bonus tahun 2007-2010, saat event date
dan 30 hari sesudah pemberian saham bonus tahun 2007-2010, dalam event study
reaksi pasar diukur dengan menggunakan abnormal return.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut
:

9

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pasar Modal Indonesia (BEI)
Pemberian Saham Bonus
Data Harga Saham pada saat t

Harga Saham Harian
pada saat t-30

Harga Saham Harian
pada saat t+30

Abnormal Return pada saat t
AbRit = Rit – E (Rit)

AR Sebelum Pemberian
Saham Bonus

AR Sesudah Pemberian
Saham Bonus

Uji t-test proporsi AR > 0.05
tidak terdapat perubahan
Abnormal Return

Uji t-test proporsi AR < 0.05
terdapat perubahan Abnormal
Return

Abnormal Return Signifikan/ Tidak
Signifikan

10

1.6 Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah peristiwa pemberian saham
bonus tahun 2007-2010 memberikan abnormal return kepada investor, dimana
abnormal return merupakan actual return terhadap expected return. Expected return
merupakan imbalan hasil yang diharapkan investor dan merupakan imbalan hasil
yang terjadi pada saat tidak terjadi suatu peristiwa. Apabila sesudah dilakukan
pengujian rata-rata abnormal retun saham pada perusahaan yang diteliti menunjukan
pola meningkat atau menurun, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh peristiwa
pemberian saham bonus tahun 2007-2010 terhadap return saham perusahaan yang
diteliti di pasar modal Indonesia.
Berdasarkan penjelasan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan,
maka hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat perbedaan abnormal return yang
signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pemberian saham bonus pada emiten yang
membagikan saham bonus tahun 2007-2010”.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat untuk memobilisasi dana, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri. Pasar modal juga didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun
modal yang diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, maupun swasta. Berdasarkan aliran
baru, pasar modal adalah wahana untuk menghimpun dana guna pembiayaan
pembangunan yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat. Dalam UU No. 8
tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. (Tjipto Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin, 2001)
Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau sekuritas jangka panjang yang diperjual belikan, baik dalam bentuk
hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan
swasta. Secara sederhana, pasar modal adalah tempat untuk menerbitkan atau

12

memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang, khususnya saham dan
obligasi. Berdasarkan pengertian diatas, pasar modal dapat dibedakan menjadi pasar
primer (primery market), pasar sekunder (secondary market), pasar ketiga (third
market) dan pasar keempat (fourth market). Pasar primer adalah pasar tempat
penerbitan perdana surat-surat berharga, sedangkan pasar sekunder adalah pasar
tempat surat-surat berharga yang sudah beredar atau bukan emisi baru
diperdagangkan. Pasar ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat
pasar kedua ditutup. Pasar ketiga biasanya dijalankan oleh wali amanat atau pialang
yang mempertemukan antara pembeli dan penjual setelah pasar kedua ditutup. Pasar
keempat adalah pasar modal yang dilakukan antara institusi berkapasitas besar untuk
menghindari komisi untuk para wali amanat dengan melakukan transfer langsung
blok saham antara lembaga investasi tanpa melalui wali amanat. Pasar keempat
biasanya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam
jumlah blok besar. (Suad Husnan, 1994)
2.1.2 Fungsi Pasar Modal
Pasar modal merupakan alternatif sumber pendanaan bagi pihak yang membutuhkan
modal (borrowers) diluar sektor perbankan untuk melaksanakan usahanya. Disisi lain
adanya pasar modal merupakan sarana investasi bagi pihak yang kelebihan dana
(lenders). Dimana bagi investor, pasar modal merupakan sarana yang dimanfaatkan
untuk menginvestasikan dananya dalam suatu aset finansial. (Suad Husnan, 1998)

13

Jogiyanto Hartono (2003) menyebutkan bahwa fungsi pasar modal merupakan tempat
bertemu antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi. Pasar modal
merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang
dengan menjual saham dan obligasi. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana
alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke
penerima pinjaman.alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai
kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang
membutuhkan dana. Pasar modal menyediakan fasilitas transfer dana diantara
peminjam dan pemberi pinjaman.
Sri Handaru Yulianty (1996) membedakan fungsi pasar modal menjadi fungsi makro
dan mikro. Dari sudut pandang makro, fungsi pasar modal adalah sebagai suatu
alternatif sumber pembiayaan investasi atau pembangunan nasional (disamping yang
berasal dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank) baik yang dilakukan oleh
sektor pemerintah maupun sektor swasta, sebagai suatu instrumen moneter melalui
pelaksanaan open market policy dan sebagai sarana untuk mengikutsertakan kalangan
pemodal kecil dalam kegiatan pembangunan di sector pemerintah maupun swasta.
Sedangkan dari sudut pandang mikro, fungsi pasar modal adalah untuk memperbaiki
struktur permodalan emiten, merupakan sarana bagi perusahaan untuk mewujudkan
atau menunjukkan kemampuannya dalam membangun usaha dan wahana Go Public
dijadikan salah satu cara untuk menaikkan nilai perusahaan.
Berdasarkan Keppres No. 52 tahun 1976 adanya pasar modal bertujuan untuk
mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham

14

perusahaan swasta guna menuju pemerataan pendapatan masyarakat dan untuk lebih
menggairahkan partisipasi masyarakat dalam mengerahkan dan menghimpun dana
untuk digunakan secara produktif dalam pembiayaan pembangunan nasional.
Suad Husnan (1998) menyebutkan bahwa dalam kegiatannya pasar modal
menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi
pasar modal adalah untuk menyediakan fasilitas dalam memindahkan dana dari para
investor (lenders) kepada emiten (borrowers) di pasar modal. Lenders mengharapkan
mendapatkan imbalan atas penyerahan dana tersebut, sedangkan dari sisi borrowers,
tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan melakukan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari internal perusahaan. Sedangkan fungsi keuangan
pasar modal adalah merupakan sarana bagi pihak lenders yang menyediakan dana
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk
investasi serta sarana menyediakan dana yang diperlukan oleh borrowers.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa fungsi
pasar modal meliputi:
a. Untuk pihak perusahaan, pasar modal menjadi alternatif penghimpunan dana
selain sektor perbankan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya
melalui perbankan maka perusahaan akan memperoleh dana dalam bentuk
kredit.
b. Untuk pihak investor, Pasar modal memungkinkan pemodal untuk melakukan
diversifikasi dan membentuk portofolio investasi sesuai dengan resiko dan
tingkat kuntungan yang diinginkan. Apabila resiko tinggi maka return yang

15

akan diterima semakin tinggi pula. Pemodal dapat mengubah portofolio setiap
saat, hal itu dikarenakan investasi pada sekuritas di pasar modal mempunyai
likuiditas yang tinggi ditunjukkan dengan mudah dan cepatnya proses jual beli
di pasar modal.
c. Untuk pihak pemerintah, pasar modal menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
karena pasar modal berfungsi sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang
bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor. Adanya mobilisasi dana akan
memunculkan hubungan saling menguntungkan antara pihak masyarakat yang
kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga meningkatkan
kemakmuran secara keseluruhan.
2.1.3 Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (securities) yang
diperdagangkan dibursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka
panjang. (Tjipto Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin, 2001)
Saat ini instrumen pasar modal yang sudah ada terdiri dari saham, obligasi, opsi,
right, warrant dan sertifikat reksadana. (Tjipto Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin,
2001)
2.1.3.1 Saham
Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang maupun badan dalam suatu
perusahaan atau emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan
tersebut. Ada dua macam jenis pemilikan saham, yaitu saham atas nama dan saham

16

atas tunjuk. Sekarang ini, saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas
nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera di atas saham tersebut. Jenis saham ada
2 yaitu saham biasa dan saham preferen, dimana saham biasa merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling junior jika terdapat pembagian dividen, dan hak atas
harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham
preferen merupakan saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi juga bisa tidak mendapatkan hasil yang dikehendaki investor.
Karateristik saham preferen, yaitu memiliki hak yang lebih dahulu memperoleh
dividen, dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan
pengurus perusahaan, memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,
kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan
disamping penghasilan yang diterima secara tetap, memiliki hak memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua
kewajiban perusahaan dilunasi apabila perusahaan dilikuidasi.
2.1.3.2 Obligasi
Obligasi pada dasarnya merupakan surat hutang atau pinjaman yang diterima oleh
perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi yang ditetapkan
berdasarkan perjanjian, obligasi diterbitkan oleh pemerintah, BUMN, BUMD
maupun pihak swasta.

17

2.1.3.3 Opsi
Opsi (option) merupakan suatu produk efek turunan yang diturunkan dari berbagai
efek sebenarnya. Sebagai efek derifatif, opsi akan mempunyai nilai selagi terhubung
ke aset finansial yang bersangkutan. Aset finansial ini bisa berupa saham biasa,
obligasi atau obligasi konversi. Nilai opsi tergantung dari nilai hidup pasarnya. Jika
masa hidup pasarnya habis, maka efek derivatif tersebut tidak ada nilainya.
2.1.3.4 Right
Right menunjukkan bukti hak memesan terlebih dahulu yang melekat pada saham
yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan
diterbitkan oleh emiten, sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada pihak
lain.
2.1.3.5 Warrant
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh emiten yang memberi hak kepada pemegang
saham untuk memesan saham dari emiten yang bersangkutan pada harga tertentu,
umumnya masa hidup warrant adalah selama 6 bulan hingga 5 tahun.
2.1.3.6 Reksadana
Reksadana (mutual fund) merupakan portofolio yang dibentuk oleh perusahaan
reksadana dan dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit penyertaan. Salah
satu tujuan dari reksadana adalah meminimumkan risiko tidak sistematik (dengan
membentuk portofolio) dan menghasilkan return yang tinggi. (Jogiyanto, 2005).

18

2.2 Corporate Action
Corporate action adalah tindakan atau aksi korporasi emiten (perusahaan go public)
yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga
saham perusahaan yang bersangkutan dibursa. Corporate action merupakan berita
yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak yang terkait di pasar modal,
khususnya para pemegang saham.
Tujuan corporate action adalah untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu seperti
ekspansi, akuisisi, peningkatan modal perusahaan, peningkatan liquiditas
perdagangan saham, dan tujuan-tujuan lainnya. (M. Paulus Situmorang, 2008)
Corporate action adalah berita yang umumnya menyedot perhatian dari pihak yang
terkait di pasar modal khususnya para pemegang saham. Keputusan corporate action
harus disetujui dalam suatu rapat umum pemegang saham baik RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) maupun RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa).
Persetujuan pemegang saham adalah mutlak, untuk berlakunya suatu corporate
action, sesuai dengan peraturan di pasar modal. Beberapa contoh corporate action
antara lain stock split, right issue, saham bonus, pengumuman pembagian deviden,
Initial Publik Offering dan Additional Listing seperti Private Placement, konversi
saham baik dari warrant, right ataupun obligasi.
Pada umumnya corporate action mempengaruhi secara signifikan terhadap
kepentingan pemegang saham, jumlah saham yang dimiliki pemegang saham, serta
mempengaruhi pergerakan harga saham. Maka dari itu, pemegang saham harus

19

memperhatikan dampak dari corporate action, sehingga pemegang saham akan
mendapatkan keuntungan dengan melakukan keputusan yang tepat. Untuk
mendapatkan haknya sebagai pemegang saham atas corporate action, maka saham
tersebut harus terdaftar atas nama pemegang saham tersebut. Dengan kata lain,
pemodal terlebih dahulu harus melakukan regestrasi atas saham yang dipegangnya
agar hak atas suatu corporate action dapat terpenuhi.
2.3 Saham Bonus
Ketentuan mengenai saham bonus diatur dalam Peraturan Nomor IX.D.5 yang dimuat
dalam lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : KEP35/PM/2003 tentang saham bonus sebagai berikut : (www.idx.co.id)
1. Definisi
a. Agio saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham diatas nilai
nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominal.
b. Kekayaan bersih adalah selisih antara total aktiva dengan total kewajiban.
c. Saldo laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu.
d. Saham bonus adalah saham yang diberikan secara cuma-cuma kepada
para pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki.
e. Deviden saham adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk saham.
f. Deviden kas adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk uang.

20

g. Selisih kembali penilaian aktiva tetap adalah selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku (nilai tercepat) aktiva tetap.
2. Peraturan ini berlaku bagi emiten yang melakukan penawaran umum efek bersifat
ekuitas atas perusahaan publik.
3. Pembagian saham bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari setiap
pemegang saham.
4. Pelaksanaan pembagian saham bonus harus telah selesai dilakukan selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham yang menyetujui pembagian saham bonus tersebut.
5. Emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan kepada BAPEPAM laporan
penjatahan saham bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di
BAPEPAM sebanyak 2 (dua) eksemplar selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
setelah pembagian saham bonus dilaksanakan.
6. Saham bonus yang merupakan dividen saham, berasal dari kapitalisasi saldo laba.
7. Saham bonus yang bukan merupakan deviden saham, berasal dari kapitalisasi
a. Agio saham, dan atau
b. Unsur ekuitas lainnya
8. Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka saham bonus yang merupakan
dividen saham ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut
a. Dalam hal harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari
sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dibawah nilai nominal saham,
maka jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan sekurangkurangnya pada nilai nominal saham.

21

b. Dalam hal harga pasar saham sama atau lebih tinggi dari nilai nominal
saham, maka jumlah saham yang dibagikan ditentukan berdasarkan harga
pasar saham pada penutupan perdagangan 1(satu) hari sebelum Rapat
Umum Pemegang Saham.
9.

Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka saham bonus yang bukan
merupakan dividen saham ditentukan berdasarkan nilai nominal saham.

10. Dengan memperhatikan ketentuan nomor 8 dan nomor 9 peraturan ini, dalam hal
terdapat lebih dari satu nilai nominal saham, maka yang digunakan sebagai dasar
pembagian saham bonus adalah dengan nilai nominal terendah.
11. Pembagian saham bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal saham bonus
tersebut telah dimuat dalam laporan keuangan tahunan terakhir yang telah diaudit
oleh Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM.
12. Dalam hal saham bonus berasal dari kapitalisasi agio saham maka nilai yang
dapat dikapitalisasi adalah jumlah agio saham setelah dikurangi biaya emisi efek
ekuitas.
13. Emiten atau perusahaan publik atau pelaku pasar modal lainnya dalam hubungan
dengan para pemodal dilarang memberikan informasi yang menyesatkan
mengenai rencana pembagian saham bonus oleh emiten atau perusahaan publik
tertentu. Informasi yang termasuk menyesatkan tersebut antara lain pernyataan
bahwa :
a. Saham bonus merupakan pengganti dari deviden kas yang dijanjikan oleh
emiten atau perusahaan publik,

22

b. Saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dan atau unsur
ekuitas lainnya merupakan indikasi kemampuan emiten atau perusahaan
publik dalam memperoleh laba,
c. Harga saham pada saat penawaran umum menjadi lebih rendah dengan
adanya rencana pembagian saham bonus, dan
d. Pembagian saham bonus sama dengan hasil deviden (deviden yield),
seperti :
1) Menggunakan pembagian saham bonus sedemikian rupa sehingga
menimbulkan kesan sama dengan hasil deviden kas,
2) Menambahkan persentase pembagian saham bonus dengan hasil
deviden dan menyatakannya sebagai pembayaran deviden atau sebagai
hasil investasi, dan
3) Deviden yield tidak berubah berkaitan dengan diubahnya deviden kas
menjadi deviden saham.
14. Emiten atau perusahaan publik yang akan membagikan saham bonus wajib
menginformasikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham. Informasi mengenai
pembagian saham bonus tersebut wajib diumumkan kepada publik selambatlambatnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham.
15. Informasi sebagaimana dimaksud dalam nomor 14 sekurang-kurangnya wajib
memuat hal sebagai berikut :

23

a. Penjelasan terperinci mengenai sumber dari kapitalisasi modal yang
menjadi saham bonus,
b. Nilai dari masing-masing sumber kapitalisasi saham bonus,
c. Rasio pembagian saham bonus,
d. Dasar penetapa harga yang digunakan sebagai dasar pembagian saham
bonus sebagaimana dimaksud dalam nomor 8, nomor 9 dan nomor 10
peraturan ini,
e. Penjelasan mengenai perlakuan pajak atas saham bonus, baik pengaruhnya
kepada pemegang saham maupun kepada perusahaan. Jika pengenaan
pajak atas saham bonus kurang menguntungkan bagi pemegang saham
daripada jika pembagian diberikan dalam bentuk deviden kas, maka fakta
tersebut wajib diungkapkan dan alasan tidak membayarkan deviden kas
wajib dijelaskan, dan
f. Prosedur administratif yang berkaitan dengan pembagian saham bonus.
16. Semua pelaku pasar modal yang terlibat dalam persiapan data historis mengenai
harga saham dan informasi keuangan per saham wajib menyesuaikan informasi
tersebut terhadap pengaruh dari pembagian saham bonus dan menjelaskan
metode yang digunakan dalam penyesuaian tersebut.
17. Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana dibidang pasar modal,
bapepam berkenan mengenai sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan
peraturan ini, termasuk kepada pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
tersebut.

24

Buku pengantar pasar modal yang ditulis oleh Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Fakhrudin (2001) menyebutkan bahwa, saham bonus merupakan bonus pembagian
saham baru untuk para pemegang saham, dimana pembagian bonus itu ditunjukan
sebagai bentuk reward. Saham uang diberikan secara cuma-cuma oleh emiten kepada
pemegang saham tersebut dapat berasal dari kapitalisasi agio saham, atau dapat pula
berasl dari selisih kembali penilaian aktiva tetap. Besarnya bonus ditentukan dalam
rapat pemegang saham, dimana besarnya dinyatakan dalam satuan rasio berapa
pemegang saham lama mendapatkan tambahan saham baru.
Dampak dari saham baru adalah meningkatnya jumlah saham yang beredar. Dengan
kata lain, saham bonus berakibat pada meningkatnya faktor penawaran saham.
Dengan asumsi permintaan tetap, maka pembagian saham bonus ini berakibat pada
turunnya harga saham atau terjadi koreksi atas harga saham sesuai dengan faktor
koreksinya.
Faktor koreksi merupakan perbandingan saham lama dibandingkan dengan jumlah
saham baru setelah penambahan jumlah saham bonus yang diberikan oleh
perusahaan. Faktor koreksi akan mempengaruhi pasar saat mas cum-date terlewati
(ex-date). Keberhasilan saham bonus akan terlihat bila harga setelah ex-date berada
diatas harga teoritis. Demikian juga sebaliknya, apabila harga cenderung turun
dibawah harga teoritis, maka saham bonus itu dianggap tidak menguntungkan
investor. Harga teoritis adalah perkiraan suatu harga saham pada saat pembukaan exdate setelah saham bonus dibagikan. Harga teoritis diperoleh dengan cara mengalikan
faktor koreksi dengan harga saham sebelum ex-date.

25

2.4 Studi Peristiwa (Event Study)
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi
(information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk
menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. (Jogiyanto, 2000)
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat
merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman
mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan
dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat
diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return. Jika menggunakan abnormal return, maka dapat
dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan
memberikan abnormal return kepada pasar.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji
seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari
pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan
pengujian efisiensi pasar secara informasi (informational market) bentuk setengah
kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang

26

memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada
abnormal return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat (quickly) untuk menyerap
abnormal return, untuk menuju harga keseimbangan yang baru.

2.5 Return Saham
Return merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. (Jogiyanto, 2009).
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja perusahaan, selain itu juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.
Sedangkan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang. Return ekspektasi sifatnya belum
terjadi.
Untuk mendapatkan tingkat pengembalian atau keuntungan dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : ( Van Horne and Wachawicz Jr, 1998)

R=

(Pt – Pt-1)

Keterangan :

Pt-1

R

= tingkat pengembalian (return) saham

Pt

= harga saham pada periode t

27

Pt-1 = harga saham pada periode t-1 (sebelumnya)

2.6 Abnormal Return
Menurut Jogiyanto (2005), abnormal return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return
ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor) dan merupakan return yang terjadi
pada keadaan dimana tidak terjadi suatu peristiwa. Jika terjadi suatu peristiwa, maka
return normal akan naik (bila peristiwanya adalah peristiwa baik atau good news)
atau akan turun (bila peristiwanya adalah peristiwa buruk atau bad news). Dengan
demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dan
return ekspektasi.
Perhitungan abnormal return dapat dirumuskan sebagai berikut :
ARi,t = Ri,t – E (Ri,t)
Keterangan :
ARi,t

= return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t

Ri,t

= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode
peristiwa ke-t

E (Ri,t)

= return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t

Menurut Jogianto (2005), efisiensi pasar diuji dengan melihat return tidak normal
(abnormal return) yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa

28

pelaku pasar dapat menikmati return yang tidak normal dalam jangka waktu yang
cukup lama.
Abnormal return diperoleh dari selisih return sesungguhnya dengan return
ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t
yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan
return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi.
Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model
estimasi sebagai berikut :
1. Mean-adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return
ekspektasi yang bernilai konstan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya
selama periode estimasi (estimation period) :

E [Ri,t]

=



,

Keterangan :
E [Ri,t]

= return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

Ri,j

= return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

T

= lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

6 98 88

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

1 47 96

Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

1 78 64

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Dividen Tunai Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 98 89

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 41 86

ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PELEDAKAN BOM DI BALI 12 OKTOBER 2002

0 6 59

Perbedaan Volume Perdagangan Saham dan abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

0 1 22

Analisis Perbandingan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Right Issue Pada Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 17

ANALISIS ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PEMBERIAN SAHAM BONUS DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 2010

0 0 1