anaknya pulang dari denpasar. Sebuah pondok dari batako yang terbagi menjadi 2 ruangan, dimana satu ruangan yang digunakan sebagai tempat tidur, dan satunya
lagi digunakan untuk ruang tamu. Ketut Tunas tinggal bersebelahan dengan rumah saudaranya, lebih tepatnya rumah keponakannya keponakan dari alm. istri.
Rumah beliau memiliki dapur namun belum layak untuk digunakan sebagai tempat untuk memasak, karena hanya terbuat dari seng yang di bentuk persegi
untuk menutupi dapur tersebut, namun Beliau sudah menggunakan kompor gas untuk sekadar membuat air hangat untuk menyeduh minuman, karena untuk
kebutuhan pangan beliau mendapatkannya dari keponakannya dan kadang-kadang beliau juga membeli sendiri. Beliau tidak memiliki tempat MCK, oleh karena itu
beliau memanfaatkan sungai yang berada didekat rumahnya untuk melakukan MCK.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Keadaan ekonomi Ketut Tunas dapat dikatakan sangat tidak stabil dan termasuk dalam ekonomi keluarga pra-sejahtera, karena jika melihat pekerjaan
yang ia miliki sebagai pengumpul rongsokan yang mendatangkan hasil yang tidak menentu. Ketut Tunas juga berusaha mengerahkan segala kemampuan untuk
bertahan hidup, sekadar untuk membeli sarana persembahyangan sehari-hari.
1.2.1 Sumber Penghasilan
Bapak Ketut Tunas yang sekarang berusia 64 tahun memiliki sumber penghasilan yang tidak menentu, karena usia beliau yang sudah terbilang lanjut.
Apabila disekitar Desa Sangsit ada upacara adat ataupun acara lainnya, disanalah beliau mendapatkan penghasilan yang lebih karena sudah pasti ditempat upacara
terebut menggunakan barang-barang sekali pakai seperti air mineral kemasan yang wadahnya bisa dikumpulkan kemudian di daur ulang. Tidak seperti
kebanyakan warga Sangsit yang berprofesi sebagai nelayan ataupun berdagang karena beliau tidak memiliki modal dan mengingat usia beliau yang juga sudah
lanjut.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari Ketut Tunas adalah untuk kebutuhan pokok seperti konsumsi sehari-hari, kesehatan, sosial, biaya listrik dan biaya air yang
dijabarkan sebagai berikut.
1. Biaya Sehari-hari
Pengeluaran keluarga Ketut Tunas secara rutin di habiskan untuk biaya makan dan membeli sarana persembahyangan. Jika mendapatkan penghasilan
yang cukup beliau mampu membeli makanan yang lebih baik. Untuk memasak
beliau sudah menggunakan kompor gas dengan dapur tradisional.
2. Biaya Kesehatan
Biasanya keluarga Bapak Ketut Tunas apabila sakit yang dialami ringan seperti misalnya pusing, pegal, maupun masuk angin mereka mengobati sendiri
penyakitnya dengan beristirahat dan memijat dengan balsem. Ataupun jika dirasa sakit yang lumayan serius, pengobatan yang dilakukan adalah dengan pergi ke
puskesmas yang terletak di Desa Sangsit. Untuk biaya kesehatan, keluarga Bapak Ketut Tunas telah mendapat sedikit kemudahan. Bapak Ketut Tunas beserta
keluarga mempunyai pelayanan Kartu Indonesia Sehat KIS dan juga memiliki Kartu Keluarga Sejahtera KKS.
3. Biaya Sosial
Biaya sosial meliputi biaya iuran banjar dan uang suka duka. Sehingga apabila ada pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial, maka
semua biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat itu, dan apabila beliau tidak memiliki uang, beliau meminta bantuan kepada
keponakannya. 4.
Biaya Listrik dan Air
Keluarga Bapak Ketut Tunas memiliki aliran listrik yang cukup untuk menghidupkan penerangan. Aliran listrik untuk penerangan rumah keluarga
Bapak Ketut Tunas bersumber dari KWH meter miliknya sendiri. Air untuk