mengharapkan sedikit pencaharian buruh dari anak beliau. Membuat porosan dan canang hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Keluarga Ibu Nengah Suniarti
jarang mengolah beras menjadi nasi sebagai pangan pokok dikarenakan tidak adanya pemasukan untuk membeli beras. Ia mengolah jagung dan ketela untuk pangan sehari-
harinya.
Ekonomi Keluarga Dampingan
1.1.1 Pendapatan Keluarga
Sebagai Pekerja Lepas, dan anaknya sebagai buruh sampingan pendapatan Ibu Nengah Suniarti yang berperan sebagai kepala keluarga memperoleh penghasilan
Rp.500.000,- per bulannya. Dengan penghasilannya yang dapat dikatakan minim ia berusaha untuk menghidupi keluarganya.
Untuk dapat membeli beras sebagai bahan pokok pangan ia harus bergantung pekerjaan anaknya yang sebagai buruh. Anaknya menjadi buruh bangunan yakni
mengangkut pasir, dan segala panggilan rumahan. Pendapatan yang berhasil ia peroleh sebesar Rp.50.000,-. Uang yang ia peroleh tersebut hanya digunakan untuk membeli
beras dan keperluan lainnya. Begitu pula ketika ada keperluan yang bersifat insidental, seperti biaya berobat
saat sakit maupun saat ada keperluan untuk upacara keagamaan dan undangan, Ibu Nengah Suniarti harus meminjam uang terlebih dahulu di tetangga sekitar. Hal ini
menyebabkan Ibu Nengah Suniarti merasa kesulitan untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung karena uang yang ia dapatkan bersama Anaknya hanya
untuk memenuhi keperluan sehari-hari saja.
1.1.2 Pengeluaran Keluarga
Sebagai tolak ukur kesejahteraan sebuah keluarga, umumnya digunakan perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga tersebut. Berikut hasil
wawancara dengan Ibu Nengah Suniarti mengenai biaya – biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
1.1.2.1 Kebutuhan Sehari-hari
Dalam hal pemenuhan kebutuhan makan, Ibu Nengah Suniarti dapat menghabiskan hingga Rp. 500.000,- sebulan, dengan asumsi pengeluaran dalam satu
hari berkisar antara Rp. 15.000,- hingga Rp. 20.000,-. Belum terhitung biaya listirk dan air, serta pengeluaran insidental lainnya.
1.1.2.2 Pendidikan
Dalam hal pembiayaan pendidikan untuk saat ini Ibu Nengah Suniarti belum menanggungnya, dikarenakan anaknya belum mengecam pendidikan Lebih dari
SLTP.
1.1.2.3 Kesehatan
Untuk urusan kesehatan, Ibu Nengah Suniarti belum terdaftar sebagai penerima JKBM. Hanya saja terkadang Bapak Ibu Nengah Suniarti mengeluhkan sakit
pada bagian tertentu, sehingga memerlukan sejumlah biaya untuk memeriksakan kondisi kesehatan beliau ke Rumah Sakit sehingga membutuhkan sejumlah pengeluaran
yang cukup besar.
1.1.2.4 Sosial dan Kerohanian
Sebagai seorang Hindu Bali, Bapak I Wayan Wanti tentunya memiliki pengeluaran di bidang sosial dan kerohanian. Namun, beliau tidak menganggarkan
jumlah dana, hanya saja ketika Piodalan maupun undangan upacara Manusa Yadnya, memerlukan sejumlah dana untuk iuran maupun untuk membeli kelengkapan seperti
kopi, gula dan kain. Kisaran pengeluaran di bidang ini antara Rp. 50.000,- hingga Rp. 75.000,
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DALAM KK DAMPINGAN
2.1 Permasalahan Keluarga