17 macam tuntutan lainnya sehingga berdampak pada meningkatnya biaya
politis.
2.1.2 Tax Avoidance
Penerimaan negara yang berasal dari pajak masih menjadi sumber utama pendapatan negara sampai saat ini sehingga sangat diperlukan kejujuran dan
kepatuhan dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakkannya terutama dalam sistem self assesment yang dianut perpajakan di Indonesia. Dalam
teorinya, Allingham dan Sandmo dalam Hanlon dan Heitzman 2010 menyebutkan bahwa kepatuhan perpajakan individual ditentukan oleh tarif pajak,
kemungkinan terdeteksi, hukuman, pinalti, dan risk aversion. Selain itu, Allingham dan Sandmo dalam Hanafi dan Harto 2014 juga berkeyakinan bahwa
tidak ada individu yang bersedia membayar pajak secara sukarela, sehingga wajib pajak akan selalu berupaya menentang untuk membayar pajak.
Adanya keinginan dari wajib pajak untuk tidak membayar pajak membuat adanya perlawanan pajak yang mereka berikan. Sumarsan 2010 membedakan
perlawanan pajak menjadi 2 yaitu, perlawanan pasif dan perlawanan aktif. Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan
mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi. Sedangkan perlawanan aktif adalah semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada
pemerintah fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. Terdapat tiga cara perlawanan aktif, yaitu penghindaran pajak tax avoidance, penggelapan pajak
tax evasion, dan melalaikan pajak.
18 Dari sudut pandang ekonomi, ketiga tindakan tersebut memiliki efek yang
sama-sama merupakan tindakan untuk menurunkan nilai laba dengan tujuan mengurangkan beban pajak Kirchler et al. dalam Sari, 2010. Karakteristik yang
membedakannya ada dari sisi ilegalitas dan moral, walaupun masih ada di wilayah abu-abu yang sulit dipisahkan Slemrod dan Yitzhaki, 2002. Tax evasion adalah
tindakan nyata melawan peraturan yang berlaku, sedangkan tax avoidance tidak melanggar peraturan, namun melanggar maksud sebenarnya dari peraturan
tersebut. Hanlon dan Heitzman 2010 menegaskan bahwa tidak ada definisi tax avoidance yang diterima secara universal, setiap orang atau peneliti memiliki
pemahaman yang berbeda. Menurut Dyreng et al. 2008, tax avoidance merupakan segala bentuk
kegiatan yang dilakukan perusahaan dan berakibat pengurangan terhadap tarif pajak perusahaan. Sedangkan Mardiasmo 2003 mendefinisikan tax avoidance
sebagai suatu usaha untuk meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Senada dengan definisi Lim 2011 bahwa tax
avoidance adalah suatu penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban
pajak. Melihat beberapa definisi tersebut berarti tax avoidanceadalah tindakan yang terkait dengan penghematan pada aspek pembayaran pajak dengan tidak
melanggar ketentuan undang-undang yang perpajakan yang berlaku. Tax avoidance dijelaskan sebagai suatu rangkaian kesatuan dari strategi
perencanaan pajak, istilah lainnya seperti ketidakpatuhan non-compliance, penggelapan evasion, agresivitas aggresiveness, dan penyembunyian
19 sheltering berada di ujung lain dari rangkaian tersebut Puspita, 2014. Strategi
pajak ini terkadang kurang disukai oleh pemegang saham dan investor karena dianggap memiliki risiko yang relatif tinggi tetapi tidak dapat diungkapkan
Khurana dan Moser dalam Annisa, 2011. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan Desai dan Dharmapala 2007, yang mendapatkan hasil bahwa tidak
adanya nilai dari kegiatan tersebut kepada pemegang saham dan juga adanya respon negatif dari para investor terkait kebijakan pajak yang diambil perusahaan.
Komite urusan fiskal dari OECD menyebutkan terdapat tiga karakter tax avoidance, yaitu:
1 Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat di
dalamnya padahal tidak. 2
Skema semacam ini seringkali memanfaatkan loopholes dari undang-undang atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal
hal tersebut berlawanan dari jiwa undang-undang sebenarnya. 3
Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini dimana umumnya para konsultan yang ditunjuk perusahaan untuk mengurus pajak menunjukkan
alat atau cara untuk melakukan tax avoidance dengan syarat wajib pajak menjaga kerahasiaannya sedalam mungkin Council of Executive Secretaries
of Tax Organization, 1991. Tax avoidance tentunya menimbulkan biaya. Beberapa biaya yang harus
ditanggung yaitu pengorbanan waktu dan tenaga untuk melakukan tax avoidance, serta adanya risiko yang ditimbulkan jika tindakan tax avoidance terungkap.
Risiko ini mulai dari yang dapat dilihat, yaitu denda dan bunga; dan yang tidak
20 terlihat, yaitu hilangnya reputasi perusahaan yang dapat berakibat pada
kelangsungan usaha jangka panjang perusahaan Armstrong et al., 2012.
2.1.3 Karakteristik Eksekutif