Kajian kesiapan implementasi manajemen mutu terpadu pada usaha kecil menengah berdasarkan European Foundation Quality (Studi Kasus di UKM binaan Astra)

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA

USAHA KECIL MENENGAH BERDASARKAN
EUROPEAN FOUNDATION QUALITY MANAGEMENT

(Studi Kasus di UKM Binaan Astra)

.
-

,

Oleh

i

.

-.,

DEPARTEMEN M A J E M E N

FAKULTAS EKONOMI lWAJEMEN
mSTITUT PERTAMAN BOGOR
2008

Rirqy Pranapntra. H24101133. Kajian Kesiapan lmplementasi Manajemen
Mutu T-u
Pada Usaha Kecil Menengah &nlararkan European Foundcllion
@ity
Management (Studi Karin di UKM b i i Astra). Di bawah bimbingan
H. Mnsa H U Mdan Mukhamad Najib.
Melihat tantangan usaha yang berkembang dewini, disadari bahwa
iantangan itu bukan hanya milik usaha besar, tetapi juga Usaha Kecil Mentngah
(UKM),maka Yayasan Dharrna Bhakti Astra (YDBA) bersama dengan lembaga
dan institusi baik dari dalam dm luar gnrp Asfra rnemberikan penteknik
dan manajemen melalui pelatitaan teahadap 520 UKM b i A s h Sesuai misi
YDBA, mengembaagkan UKM lebii kreatif, ioovatif dan m e m i l i daya saing
dalam bidang tekwlogi informasi dm manajemeq akses pfasilitas
pembiayaan, nilai dan budaya kerja s e e Astra, nenuorking dengan imtanri dan
lembaga terkait
Penelitian ini batujuan untuk (I) Mengkaji pengaruh proses pengelolaan

mutu tafradap integrasj intend UKM, (2) Mengetahui dan menganalisa pengaruh
kiuerja te&adap adaptasi eknemal UKM berdasarkan sistem yang telah
dcalankan, serta (3) Mengerahui dan mengadisa kesiapan implementasi
manajemea mutu tapadu di UKM.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan
sehunder. Data yang diburuhkan dalam penelitian ini meliputi daia yang
menggirmbarkan penilaian anggota UKM tehadap peubah-peubah laten.
Pengukuran t e h d a p peubah-peubah laten dilakukan dengan mengguna!! skah
Liker?,yang nantinya dikonversi ke dalam skala i n t d (1-5). Pengolaban data
meliputi uji validitas menggunakan Product Momnf Peanon, uji reliabilitas
menggcmakan Alpha Croncbach dan analisis regresi linear berganda untuk
mengadisis pengaruh peubah bebas dengan peubah terikat menggunakan SPSS
versi 15.0 Analisis data benrpa pengujian hipotesis dan penyajian data
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear berganda dari oupw model ke-4,
leadership. people mmgement, qualify
dapat dinjatakan bahwi karakterisilk
sysrem and processes terbukti secara njata mempengafuhi proses integrasi
internal UKM &polesis I) dengan nilai a & s t e d R Square 0,173. Artinya,
kemgaman integrasi internal O W dapat dijelaskan oleh peubah independen
173%. Lntegrasi internal tern)ata tidak dipengaruhi oleh peubah planning and

stralegic. resources, business resu11.

Berdasarkao hasil uji analisis regresi linear berganda dari outpur model ke-3,
dapat din)+atakanb a h w ka~akterinikw f o m e r satisfacfion terbukti secara nyata
mempengaruhi hasil adaptasi ekstemal U W wpotesis 2) dengan nilai crdjusted R
Squme 0,169. Artinya, keragaman adaptasi eksternal U K M dapat dijelaskan oleh
peubah independen 16,9%. Adaptasi eknemal ternyata tidak dipengamhi oleh
peubah people smirfaction dan impact on sociery.

K A M KESIAPAN IMPLEMENTASI

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA
USAHA KECIL MENENGAH BERDASARKAN
EUROPEAN FOUNDATION QUALITY MANAGEMENT
(Stndi Kasus di UKM Binaan Astra)

SKRIPSI
Sebagai salah satu warat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI


Pada Departernen Manajemen

Fakultas Ekonorni Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Oleh
RIZQY PRANAPUTRA

I424104133

.

DEPARTEMEN W A J E M E N

PAKULTAS EKONOMI MANASEMEN

LNSTITUT PERTAh'IAN BOGOR
2008

INSKIIJT PERTANIAV BOGOR


FAKULTAS EKOKOMI hlANA.JEMEN
DEPARTEMEN IIlAVAJEMEN
KAJIAN m

P

m IhiF'mASI

MANAJEMIEN MUTU TERPADU PADA

USAHA KECIL MEhTNGAEi BERDASARKAN
EUROPEAN FOUh?)ATION QUALITY MANAGEMENT

(Studi Kasus di UKM Binaan Astra)

Mayefujui, I 1 September 2008

-Prof. Dr. Ir. H. Mosa Hnbeis, MS. DivL Ino. DEA


Tanggal Ujian : 19 A-rmstus 2008

6%
..

Mukbamad ha~tb.SW.MM
Dosen Pembimbing II

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1986. Penuliis
merupa!! anak tunggal pasangan G. Suprayitno dan Sedamauati Yami.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Islam Al-Azlw Kelapa Gading
Jakana Utara pada tahun 1992, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Islam AlAzhar Pusat Jakana Selatan. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Lanjutan Tigkat Penama Negeri 05 Bogor lalu melanjuikao pendidikan

di Sekolah Menengah Atas Negeri 07 Bogor pada tahun 2001 dan masuk d a b
program

I&U


Pengetahuan Alam (PA). Pada tahun 2004, penuliis dite.rima di

Lnstitui Pertanian Bogor (IF'B) melalui jalur Seleksi Pewrimaan Mahasinva Ban,
(SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonorni Manajemen 0.
Selarna mengikuti perkuliahan, penulis alaif di berbagai unit kegiatao
mahasiiva, anma lain di Departemen Sosial Lingkungan Ma~)&t

Badan

EkseLutif Mahasisua (BEM) FEM 2005-2006; staf adver?ising, marketing dan
public rela~ionKoran Karnpus 2005-2006; Departemen Pertanian

BEM IPB 2006-

Il
2006-2007.
2007; serla Direlaorat Marketing Cen~re0 f M ~ ~ g e I N e t(Corn@)

KATA PENGAhTAR
&gala puji syukw alas kehadirat Allah S \ W yang telah memberikan


Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat dibuar dan
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengambil tema "Kajian Kesiapan
lmplementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Usaha Kecil Memngah
Bedas&m Ewopem Foundnfion &lily

Managemeni (Studi Kasus di UKM

Binaan Astra)". Penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat membantu pihak
rnanajemen Usaha Kecil

Menengah dalam

menerapkan

Total @lily

A4o~gemen1secara t e p t

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh behagai pihak yang telah

memberikan inspimi, m o t i ~ s idan fasilitas yang sangat berharga, sehingga
skripsi ini dapai diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

rasa terima kasih )wig tulus secara khusus kepada :
1. Prof. Dr. 1. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA sebagai dosen pembiibiig

penama, dengan gaya beliau )wig penuh inspimi dan idealis, serta kaia-kata
yang mencerahkan unhlk membuat penulis dapat rnernbangun semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Mukhamad Najib, STP, MM sebagai dosen pembimbing kedua, telah
Wtenan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian sem
kata-kata yang penuh kehati-hatian telah menumbuhkan keyakinan penulis

dalarn menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc sebagai dosen penguji )wig telah
memberikan masukan ) m g sangai berarti kepada penulis.
4. Mama dan Papa )wig telah memberikan curahan kasih sayang, inspimsi hidup

dan selalu mendoakan dengan tulus.


5. Saudari Gitri Widianti yang telah mew&

kehidupan penulis dengan

d d w g a n dan perhatian.

6. Bapak Soepardi (YDBA), b u Rosida (FT
' SGP), Ibu Rollg (PT Mabenek) dan
Bapak Mardjono (PT RPA) jmg telah memberikan kernudahan dalam
mengumpulkan d a u dalam &psi ini.

7. Seluruh dosen dan stafdi Departemen Manajemen, FEM: IPB.

8. Teman-ternan di Departemen Manajemen Aogkamn 41 yang w l d u besama-

sama membuat kenangan terindah selarna Wiah.
9. Ternan-ternan sepejuangan di BEM FEM, BEM IPB, Corn@ dan Koran

Kampus.
10. Semua pihak rang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis men).adari bahwva skipsi ini bukanlah suam karya rulis yang
terbaik dan masih ban)& keLvrangann)a, \\alaupun demikian mengharapkan agar
*psi

ini dapat b e ~ g dan
u ~ bennadaat bagi pihak yang memerlukan dan para

pembaca. Amien.

Bogor, September 2008

DAFTAR Is1

KATA PENGANTAR ................................................................................

v

DAFTAR TABEL .......................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xi

1.1

Latar Belakang ...............................................................

12 Rumusan Madah .....................................................................

1.3 Tujuan ...............................................................................

n. ~

J A U A N
PUSTAKA ........................................................................

Definisi mutu ..................................................................................

Konsep TQM ..................................................................................
Prinsip EFQM Ercellence Model ........................................

Tujuan dan Manfaat TQM .................................................
Hambatan dan Kendala dalam Menjalankan TQM .....................
Delinisi UKM ..................................................................

Kekuatan dan Kelernahan UKM .....................................................
Jenis Industri dan Pasar yang sesuai bagi UKM .........................

Permasalahan UKM ....................................................................

m .~~ETODOLOGI
PEPIELIT~AN..........................................................

24

3.1 Kemgka B e r p i Penelitian............................................... 24
3.2. Pengumpulan Data ..........................................................................

25

3.3 Pengolaban dan Analisis Dam .............................................

26

3.4 Perumusan Hipotesis .......................................................

32

3.5 SerfAssessment EFQM ............................... .............

33

IV.HASIL D m PEhlBAHASAN
4.1 Yayasan Dharma Bwi

Astra .......................................................
..

4.2 UKivl Binaan Astra sebagai Obyek Penelltlan ...........................
4.2.1 PT Surya Gemilang Perkasa ..................................................
4.2.2 PT Maber Teknindo ..............................................................
4.2.3 PT Rachmat Perdana Adhimetal ...........................................
4.3 Karakteristik Responden ..................................................

.....

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

..
..
4.5 Penguj~anHipotesis Penel~tlan.......................................................
4.5.1 Hasil Uji Proses Pengelolaan Mum .......................................
4.5.2 Hasil Uji KiwrJa Pengelolaan Mutu .....................................
4.6 Hubungan Proses Pengelolaan Mum dan lniegrasi l n t e d ...........
4.7 Hubungan Hasil Pengelolaan Mutu dan Adaptasi Eksternal ..........
4.8 Hasil SelfAssessmenr ......................................................................

K E S I ~ W U LDAK
~ SARAN ....................................................................
A . Kesimpulan ..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................

viii

D m A R GAMBAR

1 . Sumbangan PDB UKM ........................................................
2. Definisi mutu ........................................................................

3 . PmseSTQM..........................................................................
..
4 . K m g k a berpikir penel~han..................................................................
..
5 . Tabapan proses penel~han.......................................................................

6. Karakteristik umur responden ................................................................

. .

7. Kmktm& masa kerja responden .......................................................

8. K a m k M tingkai pendidikan responden ..........................................

9. Pengalaman kerja responden di tempat lain ............................................

I . Analisis kekuaian dan kelemahan UKM ......................................

. . .

2 . Alnrmdasi nlla! EFQM .............................................................
3 . Norma kriieria serfassessmenr ..................................................
4 . Uji didasi p r d c momem
~
Pearson ...................................................

5 . Uji reliiilitas alpha Croncbach ...........................................................

6. Model summmy (1) .............................................................................
7. ANOVA (I) ................:........................................................................
8 . Coeficierus (1) .....................................................................................

9. Model summmy (2) .............................................................................
I0. ANOVA (2) .........................................................................................
I 1 . Coeficiems (2) .....................................................................................
i
.............................................................
12. Akumdasi ~ l a serfmessmenr

No.

Halaman

..
. .
2. Shukhn orgarusas PT.SGP

73

3. Shukhn organisaSi PT. MaberTek .......................................................

74

1. Kuesiowr pewltlao .............................................................................

.

.

4. Shukhn orgarusas1 PT. RPA ................................................................
5.

..

D m pengainatan penel~tlan

6. Uji normalitas

-

7. Hasil regr;eSi YI..........:
8. M
i regresi Y2

60

75

........................... 76
................................................ 77
.................................................. 78
84

I. PEKDAHULUAN

1.1

LatarBelakang
Bertahun-tahun sebelum adanya perkembangan pemdaban manusia,
mutu tidak menjadi perhatian dan tidak begitu pen-

bagi manusia

Dalam masymkat yang masib primitif, setiap orang merasa hann dapat
memenuhi kebuhhamya sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
Sing

dengan

perkembangan

peradaban

manusia,

terjadi

perkembangan keahlian pada manusia, dan terjadi pemisahan antata
kelompok produsen dan konsumen. Berkaitan dengan ha1 tersebut, peranan
mutu menjadi lebih diperhatikan dan semakin penting. Bahkan setelah
tejadi revolusi industri, serta adanya perkembangan tekwlogi dan

perkembangan serikat pekerja, para produsen senantiasa berusaha untuk
menjaga reputasi atau nama baiknp Usaha untuk menjaga nama baik ini
dapat dilakukan melalui pengauasan mutu dari produk barang dan jasa
yang dihasilkan,

yang seMigus merupakan cermin keberhasilan

pmsabn di mara masyarakai m u konsumen di dalam melaksanakan

proses produksi. Mutu baiang yang diproduksi ditentukan berdasarkan
pengukuran atau penilaian karakteristik tertentu. Walaupun semua proses
produksi relah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, kemungkinan
mutu hasil akhir tidak sesuai dengan standar yang ditenrukan akibat
adanya penyimpangan.

Usaha Kecil Menengah ( U K M )sering Mi dipandang sebagai bagian
yang terbelakang dari d m ekonomi, bersifat tradisional, tidak
memiliki potensi untuk dapat berkontribusi pada peitumbuhan ekonomi,
dan lain-lain. Pandangan sqxni itu tidak dapat disetujui sepenuhnya,

sebab beberapa pihak bahkan beranaapan bahw kombinasi yang repat
anma U K M dan perusahaan besar dapat melahirkan smktur ekonomi
rang paling produktif.
Sebenamya kemampuan bersaing dan bekerjasama UIGU di
Indonesia cukup kuaL baik dalam pasar nasional maupun internasional.

M~1~unildatadariKQnentcrianK~danUKM,paanUKMt~ddap
penciplsm Roduk Domestik BndD (PDB) lebih tmik daripada Usaba

Bcsar(UB).Kaco~utamayangdirasakanUKMdiIndomsiaEdalab
pada sisi potend. Potarsi UKM Indonesia secara t

"'

*if sangat k,

~ibebahasiyangdicspaitidak~dcoganjlrmlahnyaSalah
satufhktorp~M~adalahmutuprodukyangdihasiDcan

nlasihrendah,

Mwya lm!uk meningkatkan ~~ pmduk

UKMteLab~baikdari~tEhmaupuo~pctakvUKMm,
seediri

Gambar I . Sundmgw~PDB UKU @p. Koperasi &m UKM. 2007)
Mdodt peningLatlm mtrm @a UKM Indonesia tetsh dilnlronwlrnn

sejak tahun 1987, q

i hasil yang dipgoleh ti& s a a i dengan rrpa yang

diharapkaqbaikda~amhalpaningkat~omutuptodukmaupuo~

dariparapclakuUKMscndiri~pclnlrrnmnmprogrampcningkata0
mtrm )mug

d i j a h b n Kegagalm pelahslllgan program manajanen mtrm

pada UKM d i d d k m oleh pemqamya tidak diawali dcngan
~engenalan-spesifikbagairmara-yam~ygng-yapada

UKM di bdonesiia. h p t dipahami bahwa

stbaik

apapun maode

pmingi;lmm mtrm yang dilaksanakaa behm dmhl dapat ditaapkan saara
clan m e n g h a s i omwmu yang

smw apabila maode tuscbu~

ditaapkandi~lsaha~babcba,apalagidinegarayang

~~kmyakhalscananyataditcmukanbabmUKMbcrbcda

dtnganpenrsahaanbcsar,demikianpula~yaLondisidiIndomsiaOl&

karena itu, perlakuan yang diberikan kepada UKM tidak hans sama.

Karakteristik UKM, antara lain (1) tidak ada pemisahan antara pemilik dan
manajerial; (2) memberdayah tenaga kej a lokal; dan (3) menggunakan
modal sendiri. Karakteristik perusahaan besar, antara lain (1) memiliki

deuan komisaris dan dewan direksi; (2) menggunakan tenaga keja yang
pmfesional; dan (3) mengandalkan sumber keuangan formal (Hdiani,
2005).

Kenyataan yang ada menunjukkan bahua globalisasi ekonomi
memberikan dampak sangat luas terhadap lingkungan bimis, sehingga ha1

ini m&j& implikasi penting temadap kesiapan s u m unit ekonomi &lam
melakukan adaptasi terhrtdap lingkungannya Kesiapao yang dimaksud
hsebagai kemampuan manajemen suan~organisasi untuk

dapat d'

mengarahkan anggota organisasi dalam rnenciptakan dan memanfaatkan

peluang

bisnis yang

terdapat

di

lingkungan ekstemal dengan

memanfaakan potensi terbaik angota organisasi dan seluruh sumber daya
organisasi lainnya. Dengan dernikian sangat penting bagi setiap UKM
untuk mengetahui konsep universal yang bemubungan dengan manajemen
mutu, yaitu Tofal Quality A4aogemem (TQM).
Beberapa wgara mengeluarkan standar mutu untuk berbagai jenis
organisasi, seperti Deming Prize dari Jepang, Malcolm Baldrige dari
Amerika, European Foun&~ion/or Quality Managernem dari maqwakai
Empa dan Standar Nasional Indonesia (SNl) )ang dikeluadan oleh Badan
Standardisasi Nasional

(BSN).

BSN

telah

mengadaptasi Sistem

Manajemen Mum (SMM) Inrerna~ionalOrganizarion /or Srondmdizarion
(ISO) 9000 menjadi SMM SNl 19-9000-2001 yang memiliki kriteria
sebagai berikut : ( I ) kepemirnpinan; (2) rencana strategis; (3) fokus pa&
pelanggan; (4) manajernen pengetahuan. analisis dan pengukuran; (5)
fokus pada Sumber Days Manusia (SDM);(6) manajemen proses; dan (7)
basil bisnis.
Sebagian besar standar mutu tersehut bedaku untuk perusahaan besar
dan hanya rnqarakat Eropa )fang telah rnengeluarkan standar mum untuk

UKIM. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Europeun Foundnrion

/or Qualiiy hiamgemenr Small and A4edium Enrerprise (EFQM-SW.

Jika suatu UKM ingn dikatakan siap menerapkan manajemen mutu
terpadu, maka U I M tersebut pedu memenuhi sembilan aspek yang dinilai

dari EFQM.
Di Indonesia, jumlah UKM meninpkat sangat cepat. M e n w t data
Bin, Pusat Statinik (BPS), 98,8% lebih usaha yang ada di Indonesia
adalah berbentuk U W . Pada tahun 2006, jumlah UKM mencapai
18.929.636 dengan pertumbuhan 9,5%. Selain in5 U W

akan menjadi

rumpuan utama penyerapan tenaga kerja pada masa mendatang, karena
jumlah tenaga kerja yang teriibat di UKM sangat besar. Sebagai gambaran,
pada tahun 2006 mencapai lebih dari 85 juta orang aiau %,18% dari total

tenaga kerja yang tertibat di UKM. dan pada periode 2005-2006, UKM
telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 2 2 juta orang. Pada
Usaha Besar hanya mampu menyediakan lapangan k e j a baru sebanyak
55,7 ribu saja Hal ini membuk?ikan bah\\a U W mempakan tulang

punggung penyediaan tenaga kerja di Indonesia, serta sebagai dinamisator

dan stabilisator perekonomian Lndonesia
Perkembangan LKh4 di Indonesia ditentukan oleh ban)*

falnor

yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi faktor eksternal dan
internal. F&or

eksternal ) m g paling dominan adalah kebijakan

pemerinrah, pasokan bahan baku dan kheristik

pasar sasaran. Fallor

internal ) m g paling dominan adalah kemampuan manajemen organisasi
dan mutu pmduk. Untuk memperbaiki kineja mum produk UKM

diperlukan suatu metode peninpkaian mutu yang sesuai bagi U M , yaitu
) m g mampu mendukung kemampuan manajemen organisasi U h U ,
seMigus mampu memperbaiki kineja mutu pmduknya, )pang pada
akhimya &pat mendukung keunggulan bersaing U I M , baik di pasar

1.2

Rumusan hlasalab
Salah satu cara rang &pat dilakukan oleh setiap U M untuk
menjaga reputasi aiau nama baiknya dalam jangka panjang adalah

menghasilkan produk berrnutu baik. Keberbasilan UKM

dalam

memperluas pasar atau j d a b pelanggan adalah dengan mertghasih
produk sesuai.samh mutu yang telab dimapkan. Mutu bmang dan jasa

yang dihasitkan mentpakao faktor yang sangai mewntukan permintaan
masyakat temadap barang dan jasa yang ditawarkan
Menunrt Heizer (2005). di Warn perkernbangan suatu penrsahaan,
baik UKM maupun perusahaan besar, masalah mutu produk yang

berjangkvtan akan ikut menentukan maju atau tidaknya usaba tersebut

Dalam setiap promosi, produsen akan selalu menonjolkan mutu produk
yang &asilkan, dan diharapkan konsumen yang akan wmbeli produk
tersebut memperoleb kepuasan.
Berdasarkan lnaian di atas, pennuusan masalah yang diajulran untuk

dikaji adalah bogaimuna sehor UKM dcgrm memahmni penringryo muru
produk ( h a n g drm jma), s e m kesiapm mengimplemenfmikan p r i m i p
prinsip TQAK Dalam penelitian ini, kajian akan difokuskan pada :

.

1. Bagaimana pengaruh proses pengelOJ-aan. mu& tertradap integrasi
/

internal W W berdasarkan pewrapan prinsipprinsip manajemen
mutu ?
2. Bagairnana pengaruh kineja suatu UKM terhadap adaptasi eknemal

berdasarkan penerapan prinsipprinsip manajemen mum?
3. Seberapa besar kesiapan pewrapan manajemen mutu terpadu di UKM ?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan
penelitian ini dapat dirinci sebagai b e d v t :
1. Meagkaji maruh proses pengelolaan mum tehadap integrasi internal

Urn.
2. Mengetahui dan menganalisa pengaruh kineja terhadap adaptasi
eknernal UKh4 berdasarkan siaem rang telah dijalankan.

3. Mengetahui dan menganalisa kesiapan implementasi manajernen mutu
terpadu pada UIWUI.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

DefmisiMutu
Kata mutu mempunyai definisi yang berbeda-beda mulai dari ) m g

konveosional sampai dengan yang strategik. Definisi yang konvensional

b i y a menjelaskan salah satu pengertian muhk %perti mernakaj suatu
komoditas dengan en&

k o d i bangunan bagus dan tahan lama.

Selain itu ada definisi lain yang menggambakan kesan prima, nomor satu

dan paling baik. Bagaimanapun para manajer yang menghadapi persaingan

b i yang semakin keras, meningkatlcan perhatian dengan definisi yang
lebih strategik, yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan.

Konsep mUN mulai dari organisasi rnanufakturing yang mempmduksi
produk @arang

dan jasa) yang nyaia, urnpan balik temadap mutu

spesifikasi dari produk, dan mutu yang merefleksikan
pehdaan amibut ) m g dapat diukur dari suatu pproduk. Hal ini berarti

adanya kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelurnnya.

Adanya deviasi atau pekdaan dari spesifikasi pedu diperbatikq karena
adanya mutu yang l e b i rendah daripada yang diharapkan. Definisi ini
merefleksikan pandangan internal organisasi dalam menyediakan produk.
Hanya secara tidak langsung definisi ini m e n u n j h keinginan atau
harapan p e h 3 3 - l .

Dalam era sebelumnya. mandat mutu adalah mengukur variasi
spesifikasi atau karakteristik produk t e r i ~ d a p nandar )ang

telah

ditetapkan dan kemudian memberikan tanrangan tejadinya proses
manufakturing dan pelayanan ) m g memberikan sumbangan pada variasi
tersebut ~ u ~ a s ' i merupakan
ni
t u g s dari kelompok inspeksi, dan biasanya
terdiri dari para ahli teknik

prig

menjadi departemen tersendiri.

Departemen ini paling sering melapor kepada pimpinan tinggi organisasi

dan hanya secara tak langsung bekeja dengan manajer yang langsung
bertanggimg jauab pada proses produk. Secara skematis definisi mutu
dapat dilihat pa& Gambar 2.

I

hakaeristik- h a k i r i s t i k yang
asli (True)

--m*

Tedmsecara
kuaatitas clan teknis

Pelengkap

Dimensi - Dm&

I

Mutu

Garnbar 2. Defnisi mufu(Surono &n Asiah. 2000)
Saat ini semua definisi tentang mutu berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau hams memenuhi spesifikasi (requiremew) pelanggan
sekarang dan masa d a m g . Para ahli mencoba memahami kebunrhan atau
harapan pelanggan dan menuangkan dalam 6 (enam) dimensi m a yaitu

mutu produk, bia).a, penyampaian prod& (deliwqg, keselamatan (sdery)
bagi pekej a dan pelanggan, moral pekej a dan lingkungan (emironmew).

22

Konsep TQM

Salah satu'pendekatan yang d i g u m b n dalam menghasilkan produk
yang bermutu adalah Toral pU0lir)r A-famgemenr (TQM). Dalam
menerapkan TQM terdapat lima komponen utama, yang dapat dijelaskan

-ai

berikut : (a) sistem manajemen, yakni pemahaman temadap

konsep dan falsafah TQM;

0)mentalitas dasar, )dmi

penyesuaian setiap

unsur manajemen ) m g ada dalam organisasi untuk mengubah kebiasaan
dari orientasi masing-masing tugas menjadi tugas bersamalkelompok; (c)

Gugus Kendali Mutu (GKM), mempakan sarana untuk menampung
mekanisme pelaksanaan kendali mutu ) m g berfungsi untuk memecahkan
masalah teknis; (d) langkah pemecahan &ah

dalam upaya peningkaian

mutu; dan (e) alar kendali mutu unruk menganalisis fakta masalah ) m g
dijadikan dasar untuk penyelesaian m s l a h .
TQM adalah suatu konsep ) m g berfokus pada perbaikan produk

secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh
tingkat manajemen dalam oqanisasi agar produk yang dihasilkan dapat

bersaing dengan produk lain di pasar (Heizer, 2005). TQM adalah
p e n d e h yang bemrientasi pada pelanggan dan memperkenalkan
penbhan manajernen ) m g sistematik, serta perbakm yang terus-

menerus tehdap proses, p d u k dan pelayanan s u m organisasi (Barkley
dan Saylor, 1991).
-.TQM juga &pat dianikan sebagai perpaduan semua fungsi organisasi
) m g dibangun berdasarkan konsep mum, ream work pdukrivitas dan
pengertian sem kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1990). Pada Gambar 3

dipertihatkan babma proses TQM bermula dari pelanggan dan berakhir
pada peianggan. Proses TQM memiliki masukan spesifik, seperti
kein-

kebutuhan

dan harapan pelanggm,

serta

melakukan

rransformasi masukan dalam orgnisasi untuk mempduksi barang dan
jasa yang pada gi1irannj.a dapar memberikan kepuasan kepada pelanggan
(keluaran).

Keinginan,
Kebutuhan dan

Kepuasan pelanggan

Gambar 3. Proses TQM (Barkley don Saylor. 1991)

Qmlify Connol (QC) secara staiistik merupakan proses kontrol dalam
manajemen mutu ).ang menggunakan alat statistik secara luas. QC
me~pdCaII sdah satu elemen TQM sang pada setiap pengambilan

keputusan didasarkan pada data Kejelasan parameter yang diperiukan

dalam meogukw kineja akan membantu secam sistematik, sehingga
secara tenn-mawnn terjadi peningkaian pada semua produk, pelayanan
dan proses yang dihasilkan.

Dalam sejarah perkembangan mutu, QC telah dimulai pada abad XX
yang disebut inspeksi, dan dikenal s
e
w "bad apple theory fiom

Benuick". Pemerikiaan menekankan pada produk ( S w n o dan Asiah,
2000). Caranya seperti melakukan pernisahan buah ape1 yang baik dan
) m g b u d Cara ini belum menggunakan alat statistik seperti yang telah

dikenal saai ini. Prinsip mutu pada saat itu adalah "menyelamarkan produk
yang baik di antan yang b u d berdasarkan pendapat dengan cara
memisahkao dan melakukan p e h a h a "

Kegiatan t-but

dapat

d h t a k m produktif, tetapi tidak ekowmis.
Menurut S w w dan Asiah (2000), perkembangan QC yang terjadi di
Amerika dengan tokoh Taylor dan Sheu4m-t dikenal sebagai perintis

pendekatan QC. Taylor mampu mempxiihaikan peningkatan ekowmi
tidak hanya karena aplikasi model dan tenaga kerja, tetapi juga karena
a p l i i i pengetahuan untuk meningkatkan mum. Di samping itu, para ahli
siarinik mengakui kontribusi Shewvhar~ sangat penting dalam upaya
meningkatkan mum komoditas mmufacruring. Shewhart melaporkan
adanya variasi-variasi dalam setiap facer manufacturing, tetapi variasi-

l r i a s i tersebut dapat dipahami melalui aplikasi alat statist& sedehana,
seperti penarikan wntoh, nilai tengah dan simpangan bal,'~.Pada periode
\~aktutersebut perusaham-perusahaan mulai mengaplikasikan alaf siatistik
sederhana. Prinsip mutu pada saat itu adalah mengwangi biaya kegagalan,

seria melakukan kontrol secam fungsional dan aplikasi statistik dasar.

Pada periode kedua tokoh di atas, berkembang kelompok pemeriksa
mum (rhe group of inrpecrors) yang biasan)% terdiri d a i ahli tehnik.
Kelompok ini sering dipisahkan menjadi divisi sendiri, ) m g oleh Juran
dikritik sebagai pemecah ( d i m e 4 tanggungjawwb mutu dalam organisasi.

QC tidak hanya pada ourpul, tetapi d i u l a i pula pada proses. Sampai
dengan berakhlrnya P m g Dunia I1 (PD II), di Jepang belum dikenal

bentuk-bentuk upaya j a g dapai disamakan dengan upajra peningkatan
mutu sepeni yang dikenal di Amerika Wakiu iiu dunia mempun)ai kesan
bunk terhadap prod& b u m Jepang, sem d i a n e a p sebagai barang
tiruan dao tidak iahan lama. Penjajahan Jepang pada P D 11, antara lain
ingin memperluas pasar secara paha.

Jepang sebagai negara yang kalah perang pada P D 11 dan mengalami
kerusakan ekonomi paling parah selain Jerman, sangat membuiuhkan

bantuan segera agar dapar menghasilkan kernbali komodiias ekspor untuk
memperbaiki keTusakan e k o n o m i n ) ~Bantuan tenaga ahli diui Amerika,

yakni Deming dan Juran diterima dengan baik oleh Jepang. Deming,Juran
dan bangsa Jepang sendiri mempunyai andil besar dalam mempexkenalkan

dan mewrapkan pualify Assurance (QA). Deming diundang &tang ke
Jepang pada tahun 1947 untuk membantu sensus penduduk tahun 195 1,
dan pada rahun 1950 untuk memberi ceramah mutu pada anggora

Persatuan Ilmia\\an dan Ahli Tehnik di berbagai iempat di Jepang.
Derning menyampaikan konsep dan prinsipnpa yang disebut T u j u h
pyakit-pen).akii ) m g memaiikan dan 14 butir prinsip manajemen
mutun.
Tujuh elemen kritis dalam TQM yang dimaksud adalah (1)
kepemimpinan dan komitrnen, (2) keierlibatan pekerja. (3) perencanam
yang baik, (4) strategj implemeniasi, (5) pengukuran dan evaluasi, (6)
pengendalian dan perbaikan, serta (7) mencapai dan mempertahankan
standar kesempumaan. Selain i t y 14 butir dalam pelaksanaan TQM yang

disampaikan Deming adalah (I) merumuskan dan mengurnumkan kepada
kar).a\van maksud dan tujuan, (2) mempelajari filosofi b a ~ , (3)
memahami tujuan inspeksi. (4) mengakhiri
menggunakan penghargaan bedasadan an&

praktek

bisnis yang

dan uang. (5) memperbaiki

secara kontinu sisiem produksi dan pelayanan. (6) memberda)&
pendidikan dan pelatihan (diklat), (7) melembagakan kepem~mpinan, (8)
menciptakan kepercayaan, (9) mengoptimalkan iujuan perusahaan dan tim,
(10) menghilangkan tekanan temadap karya\\m, (I I) pehaikm terus-

mew-

(12) rnen&lan&m

hambatan, (13) m e n d d u n g pendidikan, dan

(14) melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan. D e w mencoba

memisahkan penyebab yang umurn dan khusus yang memberi konmbusi

kqrada variasi-variasi dalam mutu produk dan m e n g d o k a s i i dengan
tepat

kegiaian-kegiasan peningkatan mutu antam tingkat manajer dan

pekerja Dalam ha1 ini, Demiog menekankan penggunaan QA secara
staristik yang mampu meodiagnosa dan menyelesaikan masalah-masalah

yang dihrtdapi.

Juran mengunjungi J e p n g pada tahun 1950 dan mampu membantu
menyesuaikan konsep dan d a t mutu, t e r u t a t ~yang dirancang di pabrikpabrik'yang menjadi dasar proses manajemen. Juran bertLasil memberi

nilai kuantitas yang berkaitan dengan manfaat melakukan peningkam
mutu. Oleb karena itu, sejak awal tahun 1950-an Jepang telah mewrapkan
alat-dat dan prinsip-priosip mutu, di tahun 1W a n telah menerapkan QA,
S,

dan sejak tahun 1970-an telah menerapkan TQM. Hasil d a i penerapan
behagai sistem mutu a b u t telah membawa Jepang menjadi negara

i n d h maju yang mnniliki pausahaao-perusahaan tingkat dtmia paling
banyak di antara negara-negara maju lainnya, teruiarna dalam industri
otomotif, TV,peralatan sterw, dan kalkulatar.

Jepang yang telah melakukan QA sejak tahun 1960-an menerapkan
primip-prinsip b e r m yaitu mengurangi biaya QC, QC secara silang
audit secara internal, dan melakukan kontrol proses secara statistik.
Kontrol tidak saja dilakukan secara fungsional, tetapi secara silang.
Menunn Surono dan Asiah (2000) adanya sistem audit mutu dapat

rnemberikan gambaran secara men)~eluruh dan sedini mu&&

untuk

dilakukan pencegahao atau perbaikan. Tiigkat pengukuran dilakukan pada
proses, ourpul dan oulcome (dampak). Manajemen mutu dilakukan pada
semua kegiatan dan QC dapat dilakukan pada proses apapun, sehingga

dapat dilakukan pehaikan efisiensi secara luas dan membimbig menuju
TQM.

23

Prinsip EFQM Erccllence m d r l

EFQM-SME mentpakan suatu kern&

kerja yang berdasarkan pada

sembilan kriteria Lima di antaranya merupakan kategori "proses" dan
empat berikum)a mempakan karegori "hasil" (European Qualify A~t.ard
1999). Kategori "proses" memiliki beberapa kriteria ) m g perlu dicapai
oleh suatu organisasi yang terdiri dari :
1. Leadership, ).aim perilaku pemimpin untuk mendorong irnplemeniasi

TQM.
2. Srrafegic and Planning, yaitu perurnusan dan pengembangan kebijakan,

serta tindakan drategik organisasi ke dalam perencanaan bisnimya.

3. People Managemem, yaitu sistem manajemen nrmber daya organisasi

dalam ran& memberdayah potensi karya\\anoya.
4. Resources, yaitu sistern manajemen organisasi untuk mengaiur

sumber da)a ) m g dimiliki secara efektif dan efisien.

pen&)-

5. Qualify Sjsrem and Processes, ).aitu sistem dan proses manajemen
organisasi dalam memproduksi dan memberikan p e l a ) ~kepada
pelanggan guna menciptalran nilai tambah.
Kategori "hasil' diakibarkan oleh "proses", ) m g mempertimbangkan

banyak krireria, meliputi :
1. Customer Sotisfocrion, yaim kinerja yang dicapai organisasi dalam
memuaskan konsumenn)~a

2. People Safis$acrion, yaitu kineja ) m g dicapai organisasi dalam
memuaskan kar).awann)*a.
3. lmpacr on Sociery, ).aim kineja yang dicapai organisasi dalam

memuaskan harapan dan kebutuhan lingkungan sekitar.
4. Bclriness Resulr: yaitu

kineja yang dicapai organisasi dalam

perencanaan tujuan bisnisnya.
Saat ini hanya Eropa yang mengeluarkan prinsip mum untuk Usaha
Kecil Menengah ( U r n ) yang bertujuan meningkaikan kinerja UKh4 agar
dapat

bertahan

(sunlive)

dan

sernakin

membaik.

EFQM

mempertimbangkan banyak aspek kineja yang .memperha&m para

pelanggan, karyauan dan maqwakat sekitar yang dicapai melalui proses
kebmamaan dan penggunaan sumber clap yang efektif dan efisien

2,4

Tujuan dan Manfaat TQM
Tujuan utama TQM adalah melakukan reorientasi sistem rnanajanen,
perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadam pelayanan

agar lembaga penyedia pelayanan dapat berproduksi lebih baik, melakukan
pe1ap-m yang lebih efektif dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan
keperluan pelanggan Dalam jangka panjang, manfaat

utama p e w ~ a p a n

TQM pada sektor publik adalah untuk rnempeztdi pelayaoan, sexta
mengurangi biaya dan kepuasan pelanggan. P e h h n progresif dalam
sistem manajemen dan mutu pelayanan akan menghasilkan peningkatan
kepuasan pelanggan. Manfaat lain yang tidak Mah pentingnya adalah
peningkatan k d i a n , semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf,
p e a t d a n hubungan antara pemerintah dan masyarakat, peningkaran

hansparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta penh&&m

produktifitas

dan efisiensi pelayanan.

25

Hambatan dan Kendala dalam Menjalankan TQM

Dalam menjalankan TQM sering ditemukan beberapa hambatan dan
kendala, sehingga target d a i proses )rang diharapkan tidak tercapai.
Beberapa hambaian dan kendala )mg dihadapi menurut Stamatis (1996)
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Organisasiyangkaku
Pengalaman global menunjukkan bahwa organisasi di sehqor
svasta maupun organisasi di sektor publik sangat sulit diubah. Hal

tersebut berkaiian dengan faktor-faker yang membentuk budaya
. .

organisasi, yaitu s t m h r kehruasaan, sistem amnrrustrasi, proses kerja,

kepemimpinan, pre-disposisi pegawai dan praktek-prahik manajemen.
Sebagai contoh, biikrasi pemerintah Lndonesia sangat lambat dalam
melakukan hansformasi diri dari struktur topdown menuju sistem

borrom-up yang desentrali*.

Undang-Undang (UU)desentralisasi dan

otonorni daerah rnemberi kerangka ham mengenai cara penyediaan dan
pembiayaan pelayanan pemerintah.

Walaupun TQM berpotensi

meaanggulangi M-idyang W r n e n m b a l W ~elayyang lebii berorientasi kepada pelanggan dan padsipatif, namun perlu

disadari bahsa perubaban subnaosial yang ingin dicapai akan
memakan uaktu lama untuk mewujudkannya.
2. Disfungsi sistem organisasi

organisasi seringkali rnemiliki misi ganda, bahkan kadang
htmpang tindih. Hanya sedikit lembaga pemerintah yang memiliki

akuniabilitas

di mata maqmahf dan jarang sekali ada s a h i bagi

lanbaga yang d i k i kineja buruk, serta hampir tidak ada
persaingan iangsung. K&

ini sangat berbeda dengan yang tajadi

-

pada &tor swasta yang bajalan dengan sistem yang lebih fungsional,

seperti ekonomi pasar, dan rnemiliki nilai yang lebih jelas dan
akuntabel di mata pelanggannya

3. Pengambii kepurusan yang tradisional dan sentralistik
Meskipun pemerintah rnulai mene~apkandesentralisasi, namun
pada pemerintah tingkat KoramadyalKabuplen mash tetap

ada

kecendenmgan bertindak dengan gaya ropdown Sebagai contoh, di

Balai Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow, petugas
lapangan telah bekerja keras untuk menyediakan pelayanan yang lebih
berorientasi kepada pelanggan melalui kerjasama dengan petani untuk
mengidentifhsi prioritamp Usaha ini memicu lahirnya program

kredit baru yang sangat berbasil. Program ini telab diadopsi oleb
pemerintah daerah yang kini akan membangun ribuan kelornpok tani

dalam periode enam bulan dengan m

e teknik partisipatif.

Pendekatan semacam ini mempakan penerapan dari prinsip dasar
konsultasi dengan pihak terkait dan kepuasan pelanggan yang sangat
esensial dalam TQM. Penolakan sinemik untuk perubahan ini
disebabkan oleh praktek perencanaan program sang bersifat ropdmvn
dan sentralistik. Umumnya pemerintah &&at

KotamadyalKabupaten

bertanggungjawab dalam merespon pelaksmaan program dari tingkat

pemerintahan yang lebih ti&.

Untuk mengubah pdekafan

mekanistik dalam perencanaan dan pelaksanaan program ini dibutuhkan
waktucukuplama
4. Strukhu we-g

yang sangat hie-rarkis

Di Indonesia, karakterisasi sektor publik dilakukan secara
tradisional berdasarkan nratifikasi status, yaitu manager senior
memegang Wewenang yang sangat besar. Shuktlrr ini bdiubah

seam radikal, jika ingin mengadopsi p e n d e b TQM. Di mas lalu,
setiap staf diberi tugas, t a q p n g i a w a b dan diharapkan menjalankannya

den&

keterganningan tertentu k&

orang lain. Untuk beralih dari

keadaan yang sangai struktural menuju ke - 1

yang l e b i

fleksibel dan tidak tertalu hirarkis dapat menjadi bumerang. Tantangan

bagi para manager adalah upaya menciptakan lingkungan dengan
tingkat wewenang minimal yang dapat diperlebar.
5. Lemahnya komitmen para manager

Tanggapan awal terhadap TQM cukup positif, namun sering kali
hanya dalam bentuk dukungan verbal sernata Masalah mulai muncul,
k e d a diperlukan dukungan aktif dari para manager untuk menciptakao
atmosfir kondusif, yang memberikan kesempam kepada para staf
untuk melaJcvkan eksperimen dan mempelajari pendekatan baru dengan
tanpa takmt disalahkan ketika terjadi tekanan untuk melaksanalran

proyek pesanan (ropdown). Keadaan ini dapat menyempitkao ruang
lingkup TQM dan menyebabkan tidak dapat bejalan dalarn jangka
panjang. Dalam m d i banding pmgiam TQM pada kantor-kantor dinas
pemerintahan, diketahui bahwa tipe kepemimpinan sangat inmumental

dalam menanggulangi masalah tersebut. Jika pihak rnanajemen hmya
memberikan dukungan verbal, maka stafakan merespon prinsipprimip
TQM hanya di mulut saja Sebaliknya jika manajemeo berpartisipasi
aktif dalam proses, maka akan terjadi perubahan kualitatif mengenai
kinerja para staf.

2.6

Definisi UKiM
UKM didelinisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung

negaranya dan aspek-aspek laimya, seperli spesifikasi teknologi. Oleh
karena itu perlu dilakukan tinjauan khusus temadap defi~sidefinisi

tersebut agar diperoleh pengenian yang sesuai tentang UKM. Ekrbagai
definisi rnengenai ULU dapai dijelaskan s e w beriht :
1. Di Indonesia terdapat berhagai definisi ) m g berbeda rnengenai UKM

sesuai kepentingan lernbaga yang rnernberi definisi.
a Menurut Bin, Pusat Statistik (BPS), UKM adalah perusahaan atau

industri dengan jumlah karyawvan anma 5- 19 orang.
b. Menurut Bank Indonesia (BI), UKM adalah perusahaan atau industri
dengan kamkterinik: (1) Modalnya Lnrrang dari Rp. 20 juta, dan (2)
untuk sam putaran dari usahanya hanp rnemburuhkan dana paling
banyak Rp. 5 juta
c. Menurut Departernen Koperasi dan Usaha Kecil Menengab, UKM

adalah

kegiaian ekonomi mkyai berskala kecil dan bersifat

tradisional, dengan hasil penjualan tahunan paling ban)& Rp. 100
jura atau keka)wn benih anma Rp. 50 juta - Rp. 200 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan ternpat usaha
2. Di negara lain terdapat berbagai definisi yang berbeda rnengenai UKM
sesuai karakteristik masing-masing negara.

a. Di Arnerika, definisi UKM adalah indusui yang tidak dorninan di
sektornpa, dan rnernpunyai jumlah kar).awwm kurang dari 500 orang.
b. Di Empa. biteria UKM adalah jumlah karyawan 10 - 40 orang, j i b
kurang dari 10 orang d i k a t e g o h usaha rumah tangga.

2.7

Kekuatan dan Kelemahan UKM
Pengkajian permasalahan dan keterbatasan UKM telah rnenyebabkan
rnunculnya pendapat-pendapat baru tentang UKM. Pendapat-pendapat
tersebut umurnnya
dibandin*

berusaha rnenelusuri

dengan perusaham besar.

potensi

kekuatan UKM

Karakteristik yang melekat pada UKM dapat merupakan kelebihan
aiau kekuatan yang justru menjadi penghambai perkernbangannya

(g~owth

wnstraitu). Kombinasi dari kekuaian dan kelemahan serta interaksi

dengan

keduanya

sihlasi

eksternal

akan

menentukan

prospek

perkembangan LJKM (Tabel I). Menurut Tambunan (2002), kombinasi
aniara kekuatan dan kelernahan tersebut sangat m m t u k a n krmampuan
UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Tantangan-

tantangan yang dihadapi UKM saat ini dan masa yang akan datang,
terutama dalam aspek-aspek perkembangan teknologi yang pesat dan

~yangsemakinbebas.
Tabel 1. Analisis kekuatan clan kelemahan UKM

-



~p

mber-armber
karmgm infomral p g mudah
M
-

dipaokh
Margandaikan bahan M u lokal
(tcrgarmmgjenis pmduk

d i i )

I

I

Mcta)ani segmrn pasar bauah
)ang ii.nggi paminraannp
@mporsi dari popubsi paling
b-0

I

I

Sumber : Tambunan, 2002.

Perkembangan teknologi yang pesat dapat mempengaruhi ekonomi
dunia usaha dari dua sisi, yakni sisi penauaran dan 'permintaan. Dari sisi
peoaumm, perkembangan teknologi yang mempengaruhi, anma lain

metode arau pola produksi. komposisi dan jenis inpul material, serta

bentuk dan rnutu produk sang dibuat. Dari sisi perminman perubahan
teknologi memburu pola permintaan berbeda ) m g pada aual periode
setelah pembahan tersebut lebii banyak berasal dari pauaham indusbi.

Dari permLntaan masyarakat, setelah diperkenalkan dengan produk-produk
baru sang mengandung teknologi baru, maka permintaan konsumen di
pasar juga akan bembah. Hal ini berkaitan dengan kernampuan benahan

(swvivd cnpabilig) dari U W yang sangai tergantung dari tingkat
fleksibilitasnya dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian di segala
bidang yang berkaitan dengan perubahan teknologi. Oleh karena itu
penguaian SDM sangat peniing.

Persaingan )ang semakin bebas ditunjukkan oleh penerapan sistem
pasar bebas dengan pola persaingan ) m g b e a h k dan intensifitasnya yang

lebih tinggi, ditambah lagi dengan pembahan teknologi sang beriangsung
terus dalam laju yang semakin cepat dan pembahan selera masyadat,
tenrtama akibat pendapatan m a s p a k i t yang terus meningkat, rnaka setiap

pengusaha kecil dan menengah ditantang untuk dapat menghadapi dan
menyesuaikan usahanya temadap semua perubahan ) m g terjadi.
Kerjasama antara perusahaan besar dengan UKM sering Mi mengalami

hambatan. karena berbagai tantangan tersebut, terutarna dalam M yang
berkaitan dengan persyaratan mutu dari perusahaaan besar yang sering kali

tidak dapat dipenuhi oleh U r n .

2.8

Jenis Industri dan Pasar yang Sesuai bagi UIGM
Berdasarkan hasil penelitian di Amerika ) m g dikutip oleh Jumhur
(2001) d i s e b u h bahwa U U 4 dapat sukses apabila produ!!
dihasilkan mencakup sektor-sektor yang disukai bagi

yang

U W . Dari

penelitian tersebut diperoleh kesimpulan mengenai adanla delapan
kelompok UU4 dorninan jang dapat dikaregorikan ke dalam tiga
kelompok berikut :

1. UKM yang d

i

m oleh lokasi

a UKM yang memperoleb bahan baku secara menyebar (dirpered),

seperti mentega, keju dan susu bubuk, pada umumnya melakukm
proses yang ditandai dengan pengurangan berat dao pernbuatan
dimensi menjadi kecil, sehingga biaya pengiriman prod& dapat
ditekan lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut bahan baku.
b. Produk hanya mempun).ai pasar lokal terbatas dan biaya mnspor
relatif tinggi. Sebagai contoh, es krim, kasur dan baru bata Proses
yang dilakukan ditandai dengan produk besar (bulky), berat, sulit

di'pegang dan mudah rusak, k o m b i dari sumber yang terpisah,
biaya pemindahan produk jadi lebiih tlnggi dari biaya pemindahan

bahan haha, lokasi perlu dekai dengan pasar dan proses produksi
memakan biaya yang cukup b,tetapi terdiri dari opaasi
pencampuran s e d e h atau proses sederbna lainnya yang hanya

wmberikan keuntungan relatif kecil untuk perusahaan besar.

c. Pada

UKM

jasa,

seperti

percetakan,

pelapisan

logam

(electroplating),dan pengejaan panas logam, proses yang dilakukan

. .

biasanya ditandai dengan memenuhi pennintaan yang baMnaY

akibat pesanan yang bersifat individual, mernpunyai kontak langsmg
yang erat dengan klien. memdukan keterampilan khusus, sehingga
biaya tenaga kerja menjadi lebih besar, lokasi pemdaan periu dekai
dengan lokasi klien, dan tidak m

k untuk industri perusaham besar

akibat jumlah klien t h t a s .
2. UKM yang dipengaruhi oleh proses
a hoses manufaktur yang dapat dipisahkan

Produk menuntut adanya operasi pengerjaan rang dapat dipisah,
sepeni produk ) m g dikerjakan dengan mesin perkakas. Sebagai
contoh, mur, baut dan piston. Proses biasanla ditandai oleh tuntutan
adanya spesialisasi keahlian yang hggi dan pembagian tugas dalam
melaksanakan proses, memerlukan alat-alat khusus dan alat bantu

dalam melaksanakan proses operasi, adanya integrasi maupun
pemisahan berbagai proses, baik dalam satu pabrik atau beberapa

pabrik dan lokasi perusahaan dekat dengan konsumen agar
memudahkan komunikasi untuk pesanarrpesanan khusus.
b. Contoh UKM rraj atau UKM yang memerlukan presisi, seperti baju
dan perhiasan (intan/batu-batuan). Proses produksi biasanya dirandai
dengan lebih ban*

pekejaan menggunakan tangan dan dengan

tingkat keierampilan tinggi, biaya transportasi rendah dibandingkan
dengan harga produk, &pat memilih lokasi di pusat-pusat distribusi
dengan tanpa hams mendekati subex-sumber bahan baku atau
kousumen, letapi untuk j e ~ sproduk yang ~\ain)'ZIlebii rendah
(&perti usaha kap lampu dan bunga plastik) dengan transpor produk

relarif tinggi lebii baik memilih lokasi yang lebih dekat dengan
kousumen.

c. Assembling sederhana, seperti proses pencampuran (miringl dan
proses Jnishing. Sebagai contoh, pabrik lem, penjilidan buku dan
pabrik tinta cetak. Proses biasanya ditandai dengan adanya operasi
I i s i i yang dijalankan rela~ifsederhana, sehingga pabrik berukuran

kecil, proses tidak nunii dan jumlahny tidal banyak, serta
memerlukan meshmesin peralaian sederbm yang tidak menuntut
skala ekonomi tinggi.

3. UKM yang dipengaruhi pasar
a Program beragam (diflerenjiajed) yang masing-masing mempun).ai
skala ekonomis lebih rend& seperti pakaian jadi, tas dan dompet.
Proses biasanya ditandai dengan dibuatnya dalam jumlah besar ieiapi

tidak dalam \vaktu lama, akibai adanya keragaman produk )ang
selalu berubah. Keragaman produk mendorong produ!!

-

yang

berorientasi pada proses assembling ) m g tidak menuntut perdatan

mahal yang &pat mengakibatkan naiknya skala ekonomi. Biaya .

bahan

merupakan

unsur yang rela*if t i n e

persentasenpa

dibandingkan b i a p pembuaian dan tidak menuntut.peralatan mahal.
b. UKM rang melayani pasar benhran kecil
Sebagai contoh tenda dan jok mobil. Proses biasanya ditandai

dengan kecilnya perminlaan untuk setiap jeNs produk dan

pernasukan pendapatan yang kecil, sehingga tidak menguntungkan

bagi usaha dengan investasi besar.

2.9

Permasalahan UKM

Perkerntangan UKM di Indonesia tidak teriepas dari bdagai
macam permasalahan. T

i t intensitas dan sifat dari m a s a l a h - d a h

tersebut dapat beheda, tidak haqa menurn jenis produk atsu pasar yang

dilayani, terapi juga berbeda antar wilayah, antar senha, antar sektor,
subsektor atau jenis kegiatan dan antar unit usaha dalam kegiatan atau
sektor yang sama k u m demikian,
~ ~ ~
ada beberapa d a b yang m u m
dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah (Tambunan, 2002), seperti
keterbatasan modal kerja atau modal investasi, kesulitan mendapatk;m

bahan baku dengan mutu baik dan harga yang terjangkau, kettekwlogi, SDM dengan mutu yang baik terutama manajemen dan teknisi
produksi, informasi mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran

temtama d h i b u s i .
I. Kesulitan pernasann

Salah sam aspek yang terkait dengan masalah pernasalan yang
m u m dihadapi oleh U W addah tekanan-tekanan persaingan, baik di
pasar domestik dari produk-produk serupa b u a m usaha besar dan

produk impor, maupun di pasar ekspor. Kesulitan &ah

pemasaran

) m g bertambah serius dapat terjadi pada negara-negara yang
mengalami krisis keuangan seperti Indonesia, Filipina dan Korea
Selatan karena sebagai salah satu efek dari krisis tersebut, a!ses ke
kredit bank menjadi s u l i ~Akibatnya dapat diperkirakan b a h w banyak
UIVvl tidak memiliki sumber &).a produksi yang cukup untuk paling
tidak mempertahankan volume produksi dan mem-

mum dari

produk-produkn)~dan hal ini berarti send& sulit untuk meningkaikan

bahkan mempertahankan tingkat daya saing UKM di pasar dome&
maupun pasar intemasional.

2. Keterhaiasan finansial
UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek

finansial. Pertama. mobilisasi modal a t 4 ( s f m up cclpifal) dan akses
ke modal kerja sem finansial jangka panjang. Mo

Dokumen yang terkait

Kajian Kesiapan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada PT. Mewah Indah Jaya Berdasarkan European Foundation Quality for Management (EFQM)

26 155 110

Analisis Bisnis Usaha Kecil Menengah ( UKM ) Rumah Makan Ayam Tiram di Jalan Jamin Ginting, Medan

20 129 78

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

8 136 73

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri (Studi kasus di Desa Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun)

7 132 78

Peran Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT. Pertamina (Persero) Medan Dalam Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) (Studi Pada Mitra Binaan Pkbl PT. Pertamina (Persero) Medan)

7 120 111

Evaluasi Program Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Medan(Studi Dekriptif tentang Pengembangan Jaringan Pemasaran UKM di Dinas Koperasi Kota Medan)

0 43 112

Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : UKM Kecamatan Medan Tembung)

0 35 85

Analisa Upaya Pengembangan Usaha Tani Kemenyan (Studi Kasus : Desa Lumban Gaol Kecamatan Pahae Julu)

1 21 94

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Kajian Kesiapan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada PT. Mewah Indah Jaya Berdasarkan European Foundation Quality for Management (EFQM)

0 0 16

Kajian Kesiapan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada PT. Mewah Indah Jaya Berdasarkan European Foundation Quality for Management (EFQM)

0 0 17