Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

(1)

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: Iqrami Azzahro

110921028

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:

Nama : Iqrami Azzahro

Nim : 110921028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatn Medan Selayang

Medan, Januari 2014 Ketua Departemen Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Dra. Elita Dewi, M.Sp

NIP: 196007041986012002 NIP:196401081991021001 Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Dekan,


(3)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh:

Nama : Iqrami Azzahro

Nim : 110921028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

Yang dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Panitia Penguji

Ketua : ( )


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Adapun skripsi ini berjudul “Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang ”. Yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan usahan kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang. Skripsi ini juga dikerjakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan strata 1 (S-1) di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan pengerjaan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai kekurangan. Hal itu tak lepas dari penulis masih dalam tahap pembelajaran dan peningkatan pengetahuan serta keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis tetap berharap agar skripsi ataupun tulisan ini dapat berguna sebagai seluruh pembaca, atau paling tidak bagi penulis sendiri.

Dengan kesadaran dan hati yang tulus, penulis menyadari bahwa sejak awal penulisan ini sampai dengan selesai, penulis banyak dibantu berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan mengajari penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Hatta Ridho, Sos. M.Sp sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan arahan dan masukan – masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra.Februati Trimurni , M.si selaku Dosen Wali yang juga telah memberikan arahan dan strategi dalam menjalani perkuliahan.

7. Bapak Zulfakhri Ahmadi selaku Camat Medan Selayang yang telah banyak membantu dan memudahkan penulis dalam pengambilan data di Kecamatan Medan Selayang

8. Bapak Drs. Lilik Selaku Lurah Tanjung Sari yang telah banyak membantu dan memudahkan penulis dalam administrasi dan pengambilan data di Kecamatan Medan Selayang.

9. Kepada seluruh Dosen Administrasi Negara terima kasih atas ilmu pengetahuan yang diberikan kepada saya.

10.Kepada seluruh Pegawai Kantor Camat Medan Selayang yang telah banyak membantu penulis dalam menghimpun data dan atas keramahan ketika penulis menghimpun data.

11.Kepada seluruh Staf Administrasi Negara k’Mega, k’Dian dan staf lainnya terima kasih atas bantuannya.

12.Terima kasih yang sebesar – besarnya buat Ayahnda , ibunda dan keluarga atas kasih sayang dan dukungan doa yang telah diberikan kepada penulis.,


(6)

13.Kepada Sahabat-sahabat Saya Sayyidan Auzani, Gordon, Fahri, Putri, K’Meli, k’ Singgih, K’ Novi, K’Liza dan seluruh teman teman Ekstensi Adm Negara 2011, Terima kasih atas semangat dan doanya, jadilah Sarjana yang sukses.

14.Kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang tidak tersebutkan namanya satu persatu, saya ucapkan terima kasih atas dukungannya.

Seperti kata pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. demikian pula dengan skripsi ini pasti banyak kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, Saya mohon maaf atas segalanya, dan menerima koreksi serta saran-saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2014


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. vii

ABSTRAK ………... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……….. 1

1.2Perumusan Masalah ………. 3

1.3Tujuan Penelitian ……… 4

1.4Manfaat Penelitian ……….. 4

1.5Kerangka Teori ……… 5

1.5.1 Usaha Kecil dan Menengah ……...……… 5

1.5.1.1Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) ………. 5

1.5.1.2Karakteristik UKM ……… 7

1.5.1.3Jenis-jenis UKM ……… 8

1.5.1.4Masalah-Masalah yang dihadapi UKM ………… 9

1.5.1.5Landasan Hukum UKM ……… 13

1.5.2 Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah ……… 14

1.5.2.1 Pengertian Pemberdayaan ……….. 14

1.5.2.2 Prinsip Pemberdayaan ……… 15

1.5.2.3 Proses Pemberdayaan ………. 16

1.5.3 Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah …………..… 17

1.5.3.1 Pengembangan Akses Pemasaran UKM, Permodalan,dan Produksi ……… 20


(8)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian ……….….….. 26

2.2 Lokasi Penelitian ………. 26

2.3 Informan Penelitian ………..……... 26

2.4 Teknik Pengumpulan Data ……….………. 27

2.5 Teknik Analisi Data ………...28

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang ... 29

3.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Medan Selayang ... 30

3.3. Penduduk Kecamatan Medan Selayang ... 31

3.4. Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang ... 31

A. Visi ... 31

B. Misi Kecamatan Medan Selayang ... .32

3.5. Struktur Organisasi Kecamatan Medan Selayang ... 33

3.6. Tugas Pokok dan Fungsi ... 33

3.6.1. Camat Medan Selayang ... 33

3.6.2. Sekretaris Camat Medan Selayang ... 34

3.6.3. Sub Bagian Umum ... 35

3.6.4. Sub Bagian Keuangan ... 36

3.6.5. Sub Bagian Penyusunan Program ... 36

3.6.6. Seksi Tata Pemerintahan ... 37

3.6.7. Seksi Pemberdyaan Masyarakat ... 38

3.6.8. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum ... 39

3.6.9. Seksi Kesejahteraan Sosial ... 40

BAB IV PENYAJIAN HASIL DATA PENELITIAN 4.1. Informan ...41

4.2. Data Hasil Wawancara... ... 41

4.2.1 Pemberdayaan UKM Kecamatan Medan Selayan………..42

4.2.2 Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah... 49


(9)

BAB V ANALISA DATA

5.1.Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang ... 52

5.2 Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah ... 53

5.3 Karakteristik dan Ketentuan Untuk mendapatkan UKM... 54

5.4 Hambatan atau Keluhan dalam Pemberdayaan UKM...55

5.5 Pengaruh UKM Terhadap Perekonomian Masyarakat……….. 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 57

6.2. Saran ... ... 58


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran II : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Lampiran III : Undangan Seminar Proposal

Lampiran IV : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran V : Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran VI : Surat Izin Penelitian

Lampiran VII : Surat Persetujuan Penelitian dari Kantor Camat Medan Selayang

Lampiran VIII : Surat Persetujuan Penelitian dari balitbang Lampiran IX : Daftar Pertanyaan Wawancara


(11)

ABSTRAK

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Selayang

Nama : Iqrami Azzahro

NIM : 110921028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.Sp

Keberadaan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Sumatera Utara sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian daerah. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap disektor tersebut. Ketangguhan usaha kecil menengah merupakan salah satu bukti bahwa usaha kecil menengah mampu menjadi jaringan pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang vailid. Untuk itu pengembangnya di Provinsi perlu mendapat perhatian yang lebih serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada pasar regional dan internasional.

Perkembangan teknologi dan sistem informasi serta perkembangan kota medan yang cukup kondusif tersebut tidak membawa peningkatan produktivitas usaha kecil menengah di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimanakah Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.

Pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang sejauh ini sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Pemberdayaan usaha kecil menengah menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen usaha kecil menegah berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan masyarakat.


(12)

ABSTRAK

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Selayang

Nama : Iqrami Azzahro

NIM : 110921028

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.Sp

Keberadaan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Sumatera Utara sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian daerah. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap disektor tersebut. Ketangguhan usaha kecil menengah merupakan salah satu bukti bahwa usaha kecil menengah mampu menjadi jaringan pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang vailid. Untuk itu pengembangnya di Provinsi perlu mendapat perhatian yang lebih serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada pasar regional dan internasional.

Perkembangan teknologi dan sistem informasi serta perkembangan kota medan yang cukup kondusif tersebut tidak membawa peningkatan produktivitas usaha kecil menengah di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimanakah Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.

Pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang sejauh ini sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Pemberdayaan usaha kecil menengah menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen usaha kecil menegah berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan masyarakat.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKM (Usaha Kecil Menengah) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga/ rumahan. Dengan demikian, konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

Keberadaan Usaha Kecil Menengah di Provinsi Sumatera Utara sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian daerah. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap disektor tersebut. Ketangguhan usaha kecil menengah merupakan salah satu bukti bahwa usaha kecil menengah mampu menjadi jaringan pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang vailid. Untuk itu pengembangnya di Provinsi perlu mendapat perhatian yang lebih serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada pasar regional dan internasional. Perkembangan teknologi dan sistem informasi serta perkembangan kota medan yang cukup kondusif tersebut tidak membawa peningkatan produktivitas usaha kecil menengah di Sumatera Utara. Hal ini sejalan dengan fakta yang menunjukan jumlah pengusaha besar hanya 0,2% sedangakan pengusaha kecil dan menengah mencapai 99,8%. Ini berarti, jumlah usaha kecil menengah mencapi 500 kali lipat jumlah usaha besar. (Jurnal


(14)

Tabularasa PPS Unimed 2007 “Strategi Pembinanan dan Kemitraan UKM Di Povinsi Sumatera Utara oleh Dede Ruslan).

Usaha Kecil dan menengah adalah sarana kemandirian bagi banyak pengusaha kecil, betapapun kecilnya adalah pengusaha yang mandiri tidak tergantung kepada orang lain melain kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku usaha. (Jurnal Bisnis dan ekonomi (JBE) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil sebagai memperkokoh struktur perekonomian nasional oleh Lie Liana, September 2008, Hal. 98 -106).

Menurut Siahaan, Rambe dan Mahidin (2006: 11) Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. (Dalam Siahaan, Rambe dan Mahidin, 2006:13).

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha kecil menengah dalam menjalankan usahanya diantaranya yaitu permodalan. Masyarakat banyak mengeluhkan tentang terbatasnya modal, yang menyebabkan usaha mereka dari tahun ke tahun tidak berkembang menjadi lebih besar. Pelaku UKM kerap mengalami kesulitan permodalan, karena tidak punya pilihan, akhirnya lebih memilih meminjam dari rentenir dengan bunga yang besar bisa


(15)

melalui rentenir ini relatif tanpa prosedur dan pencairannya juga sangat cepat, jauh berbeda dengan kredit melalui perbankan. Selain itu urusan administrasi dalam pencairan modal di Kecamatan Medan Selayang juga masih banyak ditemukan kendala seperti deskiriminasi pemberian modal sehingga banyak pelaku usaha kecil sulit berkembang. Tidak hanya itu aparatur pemerintah juga kurang memperhatikan dan memberikan pembinaan (pemberdayaan) kepada masyarakat Medan Selayang terhadap usaha kecil dan menengah.

Namun kenyataanya banyak masyarakat sebagai pelaku usaha di Kecamatan Medan Selayang minim sumber daya manusia, kurangya kreatifitas terhadap pengembangan ide – ide untuk menciptakan suatu produk yang berdaya saing. Tidak hanya itu perkembangan teknologi juga menghambat perkembangan usaha kecil dan menengah. Pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Medan Selayang juga kalah saing dengan pelaku industri besar yang sudah memakai teknologi canggih dalam arus produksinya. Tidak hanya itu daya saing produk impor juga mempengaruhi usaha kecil dan menengah di Kecamatan Medan Selayang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Medan Selayang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah“Bagaimanakah Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang?”


(16)

I.3 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Bagaimanakah Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang”

1. 4 Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai maka suatu penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas. Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Secara subjektif adalah suatu tahap sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui suatu karya ilmiah sehingga diperoleh sutu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna.

2. Secara teoritis, penelitian diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun informasi tentang program pemberdayaan kelembagaan UKM, khususnya pengembangan jaringan pemasaran UKM dan masalah yang dihadapi.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi empirik terhadap studi kebijakan (konsentrasi kebijakan) di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mengenai studi evaluasi.


(17)

1.5. Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah dari sudut tersebutu disoroti.

Menurut Masri Singarimbun (1989: 37), teori adalah serangkaian konsep, defenisi dan preposisi yang saling berkaitan dan bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena sosial.

Bedasarkan rumusan diatas maka dalam bab ini penulis akann mengemukakan teori, pendapat, ataupun gagasan yang akan dijadikan dalam penelitian ini.

1.5.1. Usaha Kecil dan Menengah

1.5.1.1. Pengertian Usaha Kecil Menengah ( UKM )

Definisi yang berkaitan dengan UKM (Usaha Kecil Menengah) tersebut adalah:

Ketentuan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan kemudian dilaksanakan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan, di mana pengertian UKM adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 sebagai berikut: 1. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.


(18)

2. Usaha Menengah dan Usaha Besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan usaha kecil.

Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia Tahun 2003, menggambarkan bahwa perusahaan dengan:

a. Jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga.

b. Perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil c. Perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang

atau menengah.

d. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai industri besar.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, yang mendefenisikan UKM menurut dua kategori, yaitu:

a. Menurut omset. Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omset per tahun kurang Rp 1 milyar. b. Menurut jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki

tenaga kerja sebanyak 5 sampai 9 orang. Industri rumah tangga adalah industri yang memperkerjakan kurang dari lima orang.

Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK Tanggal 29 Mei 1993 adalah:

1. Usaha Kecil adalah yang memiliki total aset maksimum Rp 600 juta, tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati.


(19)

2. Usaha menengah adalah usaha ekonomi yang dikembangkan dengan perhitungan asset (di luar tanah dan bangunan) mulai dari 200 juta sampai kurang dari 600 juta dengan jumlah tenaga kerja mulai 20 orang sampai dengan 99 orang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan definisi UKM adalah kegiatan usaha berskala kecil yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang, memiliki kekayaan bersih 200 juta (di luar tanah dan bangunan) dengan pendapatan 100 juta-200 juta.

1.5.1.2 Karakteristik UKM

Dalam ketentuan UU No. 9 Tahun Tentang Usaha Kecil, yang menjadi kriteria usaha kecil adalah:

1. Memiliki kekayaan paling banyak Rp 200.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- 3. Milik warga negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.


(20)

1.5.1.3 Jenis-Jenis UKM

Secara umum UKM bergerak dalam 2 ( dua ) bidang , yaitu bidang perindustrian dan bidang barang dan jasa. Menurut Keppres No. 127 Tahun 2001 , adapun bidang/ jenis usaha terbuka bagi usaha kecil dan menengah di bidang industri dan perdagangan adalah:

1. Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan,

penggorengan, dan fermentasi dengan cara-cara tradisional.

2. Industri penyempurnaan benang dari serat buatan menjadi benang bermotif/celup, ikat dengan menggunakan alat yang digunakan oleh tangan.

3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri dikerjakan dengan ATB , atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik,

peci, kopiah, dsb.

4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan :

a. Bahan bangunan atau rumah tangga, bambu, nipah, sirap, arang, sabut.

b. Bahan industri : getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir. 5. Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik


(21)

6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, dan pengolahan, kecuali cangkul dan sekop.

7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir, maupun tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga.

8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal dibawah 30 GT, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.

9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi.

10. Perdagangan dengan skala kecil dan imformasi.

1.5.1.4 Masalah – masalah yang dihadapi UKM

Terdapat delapan masalah – masalah utama yang dihadapi oleh para pengusaha kecil dan menengah (ISEI,1998 ) yaitu :

1. Permasalahan Modal

a. Suku bunga kredit perbankan yang masih tinggi sehingga kredit menjai mahal.

b. Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan nonbank masih kurang.

c. Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan nonbank terlalu rumit dan memakan waktu yang cukup lama.


(22)

d. Perbankan kurang menginformasikan standar proposal untuk pengajuan kredit, sehingga pengusaha kecil belum mampu membuat proposal yang sesuai dengan krteria perbankan.

e. Perbankan kurang memahami kriteria usaha kecil dalam menilai kelayakan usaha, sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha kecil.

2. Permasalahan pemasaran

a. Posisi tawar pengusaha kecil ketika berhadapan dengan pengusaha besar selalu lemah, terutama berkaitan dengan penentuan harga dan sistem.

b. Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan yang tidak sehat antara usaha yang sejenis.

c. Infornasi untuk memasarkan produk masih kurang, misalnya produk yang dinginkan, potensi pasar, tata cara memasarkan produk dan lain-lain.

3. Permasalahan bahan baku

a. Suplai bahan baku untuk usaha kecil kurang memadai dan berfluktuasi. Ini disebabkan karena adanya pembeli besar yang menguasai bahan baku.

b. Harga bahan baku masih terlalu tinggi

c. Kualitas bahan baku rendah karena tidak adanya standarisasi dan adanya manipulasi kualitas bahan baku.


(23)

d. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.

4. Permasalahan teknologi

a. Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada kurang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil.

b. Asas dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata.

c. Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil sukar diperoleh.

d. Lembaga independen belum ada belum berperan, khususnya lembaga pengkajian teknologi yang ditawarkan pasar kepada pengusaha kecil sehingga teknologi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

e. Peran instansi pemerintah, nonpemerintah dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna bagi uasah kecil masih kurang intensif. 5. Permasalahan manajemen

a. Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan karena pengetahuan pengusaha relatif rendah.


(24)

b. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan perusahaan dan keluarga belum dilakukan sehungga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow serta dalam membuat perenacaan dan laporan keuangan.

c. Kemampuan pengusaha kecil dalam mengoganisasikan diri dan karyawan masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas.

d. Pelatihan tentang manajemen dari berbagai instansi kurang efektif karena materi yang terlalu banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan.

e. Produktivitas karyawan masih sehingga pengusaha kecil sulit memenuhi ketentuan UMR .

6. Permasalahan sistem birokrasi

a. Perizinan yang tidak transparan, mahal, berbelit-belit,diskriminatif, lama,

b. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas.

c. Penguaha kecil dn asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil.

d. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi.


(25)

e. Banyak pungutan yang sering kali tidak disertai pelayanan yang memadai.

7. Ketersediaan infrastruktur

a. Listri, air,dan telepon berarti mahal dn sering kali mengalami gangguan di samping pelayanan petugas yang kurang baik.

8. Pola kemitraan

a. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar

dalam pemasaran dan sistem pembayaran baik produk maupun bahan baku dirasakan belum bermanfaat.

b. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih kurang.

1.5.1.5 Landasan Hukum UKM

Adapun yang menjadi landasan hukum UKM adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh

UU No. 1 Tahun 1985.

2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No. 9 Tahun 1995.

3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No. 1 Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.

4. Perijinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan tanda daftar industri.


(26)

5. Tata cara perijinan usaha perdagangan (SIUP) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPP/Kep/99 tentang tata cara pemberian surat izin usaha perdagangan.

1.5.2 Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah 1.5.2.1 Pengertian Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan diambil dari bahasa asing yaitu empowerment, yang juga dapat bermakna pemberian kekuasaan karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa (Wrihatnolo 2007: 1).

Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki percaya diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Menurut Siahaan, Rambe dan Mahidin (2006: 11) Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya


(27)

yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. (Dalam Siahaan, Rambe dan Mahidin, 2006:13). Selajutnya menurut Gunawan sumodiningrat, pemberdayaan berarti meningkatkan kemampuan atau kemandirian (1999: 134)

1.5.2.2 Prinsip Pemberdayaan

Didalam melakukan pemberdayaan keterlibatan pihak yang diberdayakan yang akan diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan dapat tercapai secara maksimal. Program yang mengikutsertakan masyarakat, memiliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, serta meningkatkan keberdayaan (empowering) pihak yang diberdayakan dengan pengalaman merancang, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi (Kartasasmita, 1996 : 249).

Dalam kaitannya dengan UKM sebagai pihak yang diberdayakan, untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip pemberdayaan yaitu adanya pertama, pihak yang memberdayakan ( Community Worker ) dan kedua, pihak yang diberdayakan (masyarakat). Antara kedua pihak harus saling mendukung sehingga masyarakat sebagai pihak yang akan diberdayakan bukan hanya dijadikan objek, tapi lebih diarahakan sebagai subjek (pelaksanaan).


(28)

1.5.2.3 Proses Pemberdayaan

Pemberdayaan sebagai suatu prose perlu adanya penmgembangan dari keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu mentransfer daya adalah dengan strategi peningkatan pendidikan dan kesadaran.

Dalam penerapannya dilapangan Adi (2001: 160) menyatakan ada 2 (dua) pilihan pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan direktif yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan yang baik bagi masyarakat, sedangkan pendekatan non direktuf dilakukan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan baik bagi mereka.

Sesuai uraian di atas, dapat dukatakan proses pemberdayaan sebaiknya mampu mentransfer daya dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakatnya secara berkelanjutan dalam meningkatkan daya dan kemampuan yang ada baik secara individu, organisasi dan komunitas, yang merupakan upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.

Kartasasmita (1995) menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga proses yaitu : Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).Titik tolaknya adalah bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada sumberdaya manusia atau masyarakat tanpa daya. Dalam konteks ini, pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau kemampuan, dengan


(29)

dimiliki serta berupaya mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empo-powering), sehingga diperlukan langkah yang lebih positif, selain dari iklim atau suasana. Ketiga, memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang berdayaannya dalam menghadapi yang kuat.

1.5.3. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah

Menurut UU No.20 Tahun 2008 pasal 3 Usaha Mikro dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Dengan itu maka pemberdayaan UMKM sangatlah pening untuk dilaksanakan.

Dilihat dari pengertian pemberdayaan, maka pemberdayaan UKM adalah upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh UKM itu sendiri. Jadi pendekatan peberdayaan UKM titik beratnya adalah penekanan dari pentingnya UKM yang mandiri dari suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan UKM yang demikian yang diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan UKM secara umum.

Sebagaimana proses pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan UKM juga tidak jauh berbeda dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan UKM sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius dan lebih


(30)

memfokuskan pada upaya-upayayang membuat pelaku-pelaku UKM agar dapat lebih pandai dan mampu mengembangkan komunikasi antar mereka sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintah atau nonpemerintah telah menyelesaikan program pemberdayaan UKM tersebut, pemberdayaan UKM sebagai suatu proses dapat terus berlangsung.

Dengan persfektif peran seperti itu, sasaran umum pemberdayaan UKM dalam lima tahun mendatang adalah (RPJM 2006 – 2010 Pemko Medan Program Kerja Urusan Koperasi dan UKM):

1. Meningkatnya produktivitas UKM dengan laju pertumbuhan lebih tinggi dari laju pertumbuhan produtivitas nasional.

2. Meningkatnya proporsi usaha kecil formal.

3. Meningkatnya nilai ekspor produk UKM dengan laju pertumbuhan lebih tinggi dari laju pertumbuhan nilai tambahnya;

4. Berfungsinya sistem untuk menumbuhkembangkan wirausaha baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

5. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan organisasi UKM.

Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan UKM akan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut (RPJM 2006 – 2010 Pemko Medan Program Kerja Urusan Koperasi dan UKM):

1. Mengembangkan UKM yang dirahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan


(31)

skala mikro lebih diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

2. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan

yang baik (good governance) dan berwawasan gender terutama untuk : a. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan;

b. Memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan;

c. Memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran, dan informasi.

3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja terutama dengan :

a. Meningkatkan perpaduan antar tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi penerapan teknologi;

b. Mengembangkan UKM melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk dengan cara meningkatkan kualitas


(32)

kelembagaan UKM sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif;

4. Meningkatkan peran UKM sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

5. Membangun UKM yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk :

a. Membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan UKM serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya dan/ atau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat;

b. Meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) kepada UKM; dan

c. Meningkatkan kemandirian UKM.

1.5.3.1 Pengembangan Akses Pemasaran UKM, Permodalan, dan Produksi Dalam Pasal 14 UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dirumuskan bahwa Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran dan distribusi, sumber daya manusia, dan teknologi.

1. Bidang pemasaran


(33)

pengkajian pemasaran, menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji pasar bagi UKM. Selain itu juga dimaksudkan untuk mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi, serta memasarkan produk usaha kecil.

Pemasaran oleh banyak pengusaha kecil dan menengah dianggap sebagai aspek yang paling penting. Pendapat yang sering muncul adalah bahwa “kemampuan menghasilakan produk tetapi tidak disertai kemampuan memsarkan produk tersebut adalah kehancuran“. Oleh karena itu permasalahan di bidang pemasaran pada UKM sering ditempatkan sebagai masalah utama diantara masalah-masalah lainnya.

Permasalahan UKM pada bidang pemasaran terfokus pada tiga hal, yaitu (1) permasalalahan persaingan pasar produk, (2) permasalahan akses terhadap informasi pasar dan (3) permasalahan kelembagaan pendukung UKM. Munculnya permasalahan- permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kekurangmampuan pengusaha kecil untuk membaca dan mengakses peluang-peluang pasar yang potensial dan yang memiliki prospek cerah, yang akibatnya adalah pemasaran produk cenderung statis dan monoton, baik dilihat dari segi diversifikasi produk, kualitas ,maupun pasar. Hal ini terjadi karena pengetahuan dan keterampilan pengusaha masih lemah ditambah lagi akses terhadap informasi pasar yang kurang serta kelembagaan pendukung yang belum berperan khususnya dalam hal membantu pemasaran. Lembaga pendukung tersebut misalnya asosiasi atau instansi yang seharusnya mampu menjembatani dalam pemasaran produk UKM.


(34)

2. Bidang Permodalan

Permodalan menjadi masalah klasik UKM bagi sejumlah pelaku UKM, umumnya mereka mengeluhkan tentang terbatasnya modal, yang menyebabkan usaha mereka dari tahun ke tahun tidak berkembang menjadi lebih besar. Tapi untuk beberapa kasus, tim penulis menemukan contoh ada pelaku usaha yang memulai usahanya dengan modal hanya 2 juta rupiah dan itupun pinjaman dari bank gelap alias rentenir, tapi setelah 5 tahun, kini memiliki omzet penjualan mencapai sekitar 150 juta per-bulan. Pelaku usaha ini bahkan mampu menampung tenaga kerja sekitar 50 orang.

Contoh di atas menunjukkan pada kita betapa seandainya saja para pelaku UKM bisa mendapatkan akses modal yang lebih baik dari perbankan dan dengan bunga yang sesuai, bisa kita bayangkan tingkat kemajuan yang akan dicapai oleh UKM dalam mengembangkan usahanya tersebut. Bila tanpa dibantu permodalan saja mereka bisa tumbuh dan berkembang, apalagi bila mereka mendapat dukungan permodalan.

Ini menggambarkan betapa akses UKM terhadap permodalan sangat kecil. Di lain pihak, kebijakan perbankan juga masih berorientasi pada kredit konsumtif (kredit perumahan, kredit mobil, dll). Alokasi kredit yang dikucurkan oleh perbankan untuk konsumtif jauh lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan dan investasi. Alasannya, dengan bunga mencapai 40 persen per tahun, kredit komsumtif lebih menguntungkan. Sedangkan kredit pembiayaan dan investasi hanya sekitar 20 persen.


(35)

UKM sebesar 42,3 trilyun rupiah. Dana kredit tersebut berasal dari perbankan nasional, termasuk Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Selanjutnya pada tahun 2004 meningkat secara signifikan menjadi 72,1 trilyun rupiah. Pada tahun 2005 Bank Indonesia (BI) menargetkan dan menyalurkan kredit kepada sektor UKM sebesar 60,4 trilyun rupiah. Peningkatan ini juga menunjukkan keyakinan perbankan bahwa pasar di sector masih luas.

Namun sebuah fakta lain menyebutkan, restrukturisasi (pembangunan kembali) kredit UKM bukan tidak mungkin terjadi penyimpangan di lapangan, apalagi melibatkan dana yang sangat besar. Dikhawatirkan, UKM skala kecil tidak mendapatkan kredit ini. Dan ini terungkap dalam sebuah rapat dengar pendapat dengan DPRD Sumut. Data dari pihak perbankan menyebutkan kalau usaha menengah-lah yang lebih banyak memperoleh fasilitas kredit perbankan. . Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk lebih intensif melakukan upaya-upaya guna meningkatkan akses usaha kecil menengah pada lembaga jasa keuangan, baik perbankan maupun keuangan nonbank (seperti modal ventura, koperasi, dan lembaga keuangan mikro lainnya) (Wahyuni, dkk, 2005:2-6).

3. Bidang Produksi

Dalam usaha kecil menengah yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat tidak terlepas dari produksi. Yang sering menjadi permasalahan produksi UKM kita saat ini adalah ketersediaan bahan baku. Dimana suplai bahan baku untuk usaha kecil menengah ini kurang memadai dan berfluktuasi.

Hal ini disebabkan oleh :

a. Adanya pembeli besar yang menguasai bahan baku b. Harga bahan baku masih terlalu tinggi


(36)

c. Kualitas bahan baku rendah karena tidak adanya standarisasi dan adanya manipulasi kualitas bahan baku.

d. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.

1.6. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial. (Singarimbun , 1989).

Untuk menetapkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti maka defenisi konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

2. Usaha kecil menengah dapat dilihat dalam dua kategori, yaitu:

a. Menurut omset. Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omset per tahun kurang Rp 1 milyar.

b. Menurut jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki tenaga kerja sebanyak 5 sampai 9 orang. Industri rumah tangga adalah industri yang memperkerjakan kurang dari lima orang.


(37)

3. Pemberdayaan usaha kecil menengah adalah upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh usaha kecil menengah itu sendiri. Jadi pendekatan peberdayaan usaha kecil menengah titik beratnya adalah penekanan dari pentingnya usaha kecil menengah yang mandiri dari suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan usaha kecil menengah yang demikian yang diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan usaha kecil menegah secara umum.


(38)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif, makna dari deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Suyanto (2005:17) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan intervensi yang rasional dan akurat.

Jadi pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara menggambarkan suatu keadaan dan status fenomena berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Camat Medan Selayang Jln Bunga Cempaka No 54A Pasar 3 Padang Bulan Medan.

2.3 Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan diatas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan


(39)

yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah: informan kunci yaitu Camat di Kecamatan Medan Selayang dan Lurah Tanjung Sari

Selain itu, untuk menambah data yang akan diolah, maka peneliti juga mengambil informan biasa, yaitu masyarakat pelaku UKM di Kecamatan Medan Selayang yang terlibat dalam perrmasalahan penelitian sebanyak beberapa orang. Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi, tetapi sampling yang merupakan pilihan peneliti sendiri dan yang ditentukan peneliti sendiri secara pusposif yang disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, sampling tersebut dijadikan responden yang relevan untuk mendapatkan data, dan penulis menganggap beberapa responden tersebut sudah dapat memberikan jawaban, dan informasi mengenai hal-hal yang penulis teliti.

2.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui:


(40)

pegawai kantor camat yang berwewenang. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dokumentasi, dan bahan lain yang berkaitan dengan objek penelitian. Data sekunder yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah mengenai sejarah Kantor Camat Medan Selayang, Struktur Organisasi serta penjabaran tugas dan fungsi pegawai Kantor Camat Medan Selayang.

2.5 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, metode analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu dimana data yang diperoleh disusun, kemudian diinterprestasikan sehingga memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti dengan menggunakan tabel tunggal.


(41)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

Menurut data yang diperoleh dari kantor Camat Medan Selayang disebutkan bahwa kecamatan medan selayang adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada dibagian Barat Daya Wilayah Kota Medan yang memiliki luas dengan perkiraan sekitar 23,89 km2 atau 4,389% dari seluruh luas wilayah Kota Medan. Kecamatan ini berada pada ketinggian 26-50 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Selayang merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan

Sebelum menjadi kecamatan defenitif (kecamatan yang berdiri sendiri), maka terlebih dahulu diproses melalui Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tentang Penetapan dan perubahan 10 perwakilan Kecamatan yang merupakan pemekaran wilayah Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal dan Medan Tuntungan dangan nama “Perwakilan Kecamatan Medan Selayang” dengan 5 (lima) kelurahan. Ketika itu, kantor masih menyewa bangunan rumah berukuran 6x12 m2 di Jalan Bunga Cempaka Kelurahan Padang Bulan Selayang II.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk 8 (delapan) Kecamatan Pemekaran di Kota Medan maka secara resmi Perwakilan Kecamatan Medan Selayang menjadi kecamatan medan selayang. Kantornya pun


(42)

luas bangunan 396 m2 dan di bangun atas adanya bantuan masyarakat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara : 146.1/1101/k/1994 tentang Pembentukan 7 (tujuh) Kelurahan Persiapan di Kota Medan maka Kecamatan Medan Selayang berkembang dari 5 (lima) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan yaitu: Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Tanjung Sari. Kelurahan Swasembada dan yang terakhir adalah Kelurahan Sempakata.

3.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang

Secara geografis, kondisi fisik Kecamatan Medan Selayang berada di Wilayah Barat Daya kota Medan yang secara spasial merupakan dataran kemiringan antara 0-5% (profil kecamatan medan selayang). Wilayah-wilayah yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Selayang adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Medan Baru dan Medan Sunggal - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor - Sebelah Timur : Kecamatan Polonia

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Luas Wilayah Kecamatan Medan Selayang adalah lebih kurang 2.379 Ha. Disebutkan bahwa Kecamatan Medan Selayang terbagi menjadi 6 (enam) kelurahan dan 63 lingkungan dengan satatus Kelurahan Swasembada. Kelurahan yang terluas di kecamatan ini adalah Kelurahan Padang Bulan Selayang II dengan luas 700 Ha dan memiliki 17 lingkungan. Adapun kelurahan yang lain adalah


(43)

luas 510 Ha dan memiliki 6 (enam) lingkungan, Asam Kumbang dengan luas 400 Ha dan memiliki 10 lingkungan, Padang Bulan Selayang I dengan luas 180 Ha dan memiliki 10 lingkungan, kemudian yang terakhir adalah Kelurahan Beringin sebagai Kelurahan terkecil dengan luas yang hanya 79 Ha dan memiliki 6 linkungan.

3.3. Penduduk

Kecamatan Medan Selayang dihuni oleh 124637 jiwa. Diantara keenam kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Selayang, kelurahan yang terbanyak penduduknya yaitu Kelurahan Tanjung Sari dengan jumlah 39.444 jiwa dan kelurahan yang paling sedikit yaitu Kelurahan Beringin dengan jumlah 9881 jiwa.

3.4. Visi dan Misi Kecamatan Medan Selayang A. Visi

Visi Kecamatan Medan Selayang dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kota Medan Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Peran Kecamatan Medan Selayang dibidang pelayanan masyrakat akan sangat membutuhkan sarana untuk pemenuhan kebutuhan akan pelayanan bagi masyarakat luas.

Berdasarkan gagasan tersebut dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Medan Tahun 2011-2015, Visi Kecamatan Medan Selayang untuk tahun 2015 dirumuskan sebagai berikut :


(44)

a. Modern, mengandung makna :

a) Adanya perubahan menjadi lebih baik, baik secara bangunan fisik maupun non fisik

b) Masyarakatnya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini

b. Madani, mengandung makna :

a) Kesetaraan, mengutamakan partisipasi dan demokrasi c. Relegius, mengandung makna :

a) Beriman dan bertaqwa b) Beretika dan bermoral

c) Adanya jaminan perlindungan beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dangan agama dan keyakinan masing-masing.

B. Misi Kecamatan Medan Selayang

Dalam mencapai visi organisasi, Kecamatan Medan selayang merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk mewujudkan hal tersebut Kecamatan medan Selayang mempunyai misi sebagai berikut :

• Memberdayakan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat • Meningkatkan Sumber Daya Manusia

• Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat • Meningkatkan kebersihan


(45)

• Meningkatkan penghijauan

• Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

3.5. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kecamatan Medan Selayang terdiri dari 1 (satu) Eselon III/a, 1 (eselon) III/b, Eselon IV/a 9 (sembilan) orang, Eselon IV/b 22 (dua puluh dua) orang, Non eselon 26 (dua puluh enam) orang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, dan tata kerja di Lingkungan Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat dalam Susunan Organisasi Kecamatan Medan Selayang terdiri dari :

1. Camat Medan Selayang, membawahi : a. Kasi Pemerintahan

b. Kasi PMK c. Kasi Kesos d. Kasi Trantib

2. Sekretaris, membawahi : a. Kasubag Penram b. Kasubag Keuangan c. Kasubag Umum

3.6. Tugas Pokok dan fungsi 3.6.1 Camat

Mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh walikota untuk mengenai sebagian urusan otonomi daerah dan


(46)

menyelenggarakan tugas umum pemerintah, untuk melaksanakan tugas pokok camat menyelenggarakan fungsi :

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaran ketentraman dan ketertiban umum.

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan dan perundang-undangan.

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

f. Membina penyelenggaraan kegiatan pemerintahan kelurahan.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.6.2. Sekretariat

Sekretaris dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.


(47)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan. b. Pengkoodinasian penyusunan perencanaan program kecamatan

c. Pelaksanaan dan penyelenggaran pelayanan administrasi kesekretariatan kecamatan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kecamatan. f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian. g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.6.3 Sub. Bagian Umum

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum dengan menyelenggarakan sebagai berikut.

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penetapan kearsiapan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan kecamatan.

d. Pengelolaan adminstrasi kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.


(48)

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan

fungsinya.

3.6.4 Sub Bagian Keuangan

Di Pimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan. c. Pelaksanaan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan,

pemprosesan, pengusulan dan verifikaasi.

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e. Penyusunan laporan keuangan Kecamatan.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.6.5 Sub Bagian Penyusunan Program

Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, memepunyai tugas Pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan, menyelenggarakan fungsi


(49)

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Kecamatan.

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Kecamatan. d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendaliaan.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.6.6 Seksi Tata Pemerintahan

` Di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup Tata Pemerintahan, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan. b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib admnistrasi pemerintahan kelurahan.

d. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi Negara dan kesatuan kecamatan

e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial polotik, ideologi Negara dan kesatuan bangsa.

f. Penyiapan bahan pembinaan dibidang ke agrariaan.


(50)

h. Pelaksanaan kegiatan pencatatan mongrafi Kecamatan dan Kelurahan. i. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata

pemerintahan.

j. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan. k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

3.6.7 Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup pemberdayaan masyarakat, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan seksi Pemberdayaan Masyarakat.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pemberdayaan Masyarakat. c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat

seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Perekonomian, koperasi, usaha, Mikro Kecil dan Menengah.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat.

e. Penyiapan bahan koodinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat.


(51)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.6.8 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup ketentraman dan ketertiban umum, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi ketentraman dan ketertiban umum.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

c. Penyiapan bahan pembinaan Ketentraman dan ketertiban umum.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

e. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan penyelenngaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengamanan, dan penerbitan terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Kecamatan.

f. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi Pamong Praja, Pertahanan Sipil dan Perlindungan Masyarakat.

g. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan dan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya.

h. Pelaksanaan proses pelayanan masyrakat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.


(52)

i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai tugas dan fungsinya.

3.6.9 Seksi Kesejahteraan Sosial

Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup Kesejahteraan Sosial, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Kesejahteraan Sosial. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Kesejahteraan Sosial. c. Penyiapan bahan pembinaan Kesejahteraan Sosial.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup Kesejahteraan Sosial. e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pembinaan kehidupan

keagamaan, pendidikan, kepemudaan, kebudayaan, olahraga, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan sosial lainnya.

f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan bencana lainnya.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Camat sesuai dengan tugas


(53)

BAB IV

PENYAJIAN HASIL DATA PENELITIAN

Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian di Kecamatan Medan Selayang yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang telah peneliti peroleh dari lapangan yang kemudian dianalisa satu persatu dalam bentuk data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang kemudian akan diinterprestasikan.

Adapun penyajian data berisikan tentang informan, data hasil wawancara, serta data variabel penelitian yang berupa jawaban informan terhadap pertanyaan yang diajukan berdasarkan daftar pertanyaan dan pedoman wawancara yang kemudian akan dianalisa sesuai dengan teknik yang digunakan.

4.1 Informan

Pada penelitian ini penulis mengambil informan yaitu Camat Medan Selayang, Lurah Kelurahan Tanjung Sari dan Masyarakat yang ikut dalam Program Usaha Kecil Menengah Kelurahan Tanjung Sari.

4.2 Data Hasil Wawancara

Setelah melakukan penelitian dengan memberikan pertanyaan kepada informan, maka diperoleh beberapa informasi sebagai berikut :


(54)

4.2.1 Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur Undang-Undang ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti di peroleh informasi bahwa, pemberdayaan usaha kecil menengah disekitar daerah Kecamatan Medan Selayang sudah baik. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara langsung dengan informan kunci yaitu:

1. Pemberdayaan UKM di Kecamatan Medan Selayang

Hasil wawancara dengan Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi: “ Pemberdayaan usaha kecil menengah bagi masyarakat di sekitar daerah Kecamatan Medan Selayang sangat berperan baik, terutama di Kelurahan Tanjung Sari. Di Kelurahan Tanjung Sari memiliki usaha kecil menengah paling banyak dibanding dengan Kelurahan-kelurahan yang ada diKecamatan Medan Selayang. Dengan adanya pemberdayaan usaha kecil menengah, masyarakat dapat membuka usaha sesuai dengan kemampuannya, selain itu pemberdayaan usaha kecil menengah itu dapat membuat masyarakat yang tidak bisa menjadi bisa membuat sesuatu untuk diproduksi. Oleh karena itu pemberdayaan usaha kecil menengah bagi masyarakat sangat penting dan mempunyai nilai yang baik


(55)

Hasil wawancara dengan Lurah Tanjung Sari yaitu Bapak Drs.Lilik:

“ Pemberdayaan usaha kecil menengah disini dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek pemberdayaan usaha kecil menengah kepada pengusaha kecil itu yaitu agar terbentuknya pedagang atau usahawan yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya baik dari sisi jenis usahanya, kemampuan managarialnya dan pemasaran hasil produksi. Aspek yang kedua adalah dapat menjadi tenaga kerja yang memiliki kemampuan dengan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan standart”.

Jawaban Masyarakat yaitu Bapak Roni:

“Pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang khususnya dikelurahan Tanjung Sari ini sedang sangat berkembang hal ini diperkuat dengan adanya sosialisasi dari Camat dan Lurah kami tentang bantuan dari Pemerintah kepada masyarakat yang ingin membuka Usaha Kecil Menengah akan diberikan bantuan dana oleh Pemerintah.

2. Syarat-syarat dan Ketentuan mendapatkan UKM

Adapun syarat-syarat dan ketentuan mendapatkan UKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi: “syarat-syarat dan ketentuan untuk mendapatkan dana


(56)

bantuan dari Pemerintah yaitu sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 yaitu: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Hasil wawancara dengan Lurah Tanjung Sari: “Karakteristik dan ketentuan untuk mendapatkan bantuan usaha kecil menengah yaitu memiliki usaha tersebut telah berdiri kurang lebih selama 1 tahun lamanya, usaha yang dijalankan layak untuk diproduksi, didalam usaha tersebut melibatkan 4 orang atau lebih untuk industry rumah tangga, 5-19 orang untuk industry kecil, 20-99 orang untuk industry sedang dan menengah, mempunyai sumber dana yang minim serta mempunyai bukti yang kuat tentang pengurusan usaha kecil menengah yang dijalankan dan persyaratan berkas-berkas lainnya.”

Ditambahkan oleh jawaban dari hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Bapak Roni sebagai masyarakat yang mengikuti program UKM di Kelurahan Tanjung Sari: “Saya mengikuti syarat dan ketentuan untuk mendapatkan bantuan UKM ini, dan akhirnya sekarang Saya sudah mendapatkannya. Kelurahan Tanjung Sari di Kecamatan Medan Selayang sudah merealisasikan sekitar 3 UKM yang sedang berjalan termasuk UKM Saya yaitu Usaha Tempe yang sudah diberi bantuan dana oleh pemerintah. Dan saya sangat merasa terbantu oleh adanya program pemerintah ini dan saya sangat berterimakasih, semoga dengan adanya bantuan ini usaha saya semakin maju dan berkembang, syaratnya antara lain dikelolah


(57)

mempunyai bukti-bukti dan surat-surat yang menunjukkan bahwa usaha kecil menengah itu memang ada dan nyata, foto copy KTP atau KK, mempunyai keuangan yang baik”.

3. Peran Lurah dalam Pemberdayaan UKM

Peran Lurah dalam pemberdayaan UKM di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang yaitu memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang adanya bantuan oleh pemerintah kepada masyarakat tentang UKM yang berada di wilayah Kelurahan Tanjung Sari.

Hal ini perkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat di Kelurahan Tanjung Sari yaitu Bapak Toni: “Peran Lurah dalam pemberdayaan UKM di kelurahan kami sudah membaik dari tahun lalu, karena Lurah saat ini sudah memberi pengarahan dan penjelasan tentang adanya pemberdayaan UKM dari Pemerintah dengan memberikan bantuan Dana berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Pemberdayaan UKM bagi masyarakat.”

Jawaban Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi:

adapun hasil wawancara dengan Bapak Camat Medan Selayang tentang peran Lurah dalam pemberdayaan UKM di Kecamatan yang Ia pimpin yaitu: “peran Lurah di Kecamatan saya sudah membaik karena saya langsung mensurvei ke lapangan tentang program ini, apakah sudah berjalan dengan baik atau belum, dengan dibantu oleh Lurah untuk menjelaskan adanya Program UKM ini.”

4. Kenapa Kelurahan Tanjung Sari memiliki UKM yang paling banyak dan bagaimanakah kondisi perekonomian di Kelurahan Tanjung Sari. Adapun hasil wawancara dengan Bapak Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi yaitu: “Kelurahan Tanjung Sari memiliki perekonomian yang


(58)

lumayan berkembang sehingga Saya sangat semangat untuk memberdayakan UKM yang ada di Kelurahan ini, Kelurahan Tanjung Sari ini juga memiliki masyarakat yang antusias dalam menerima program-program pemerintah terutama tentang bantuan UKM ini, mereka sangat tertarik dan mau bersosialisasi dengan kami.”

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Ibu Anita: “Masyarakat di Kelurahan kami ini sangat antusias untuk menerima program pemberdayaan UKM ini karena sangat membantu masyarakat, termasuk Saya yang juga sebagai penerima bantuan dana ini yaitu Usaha Toko Baju. Ditambah dengan kondisi perekonomian di kelurahan kami ini sangat berkembang, saya sangat berterimakasih kepada pemerintah dengan adanya bantuan ini, saya yakin masyarakat termasuk saya, sangat merasa terbantu.”

5. Perubahan yang terjadi terhadap perekonomian masyarakat dengan adanya Pemberdayaan UKM

Adapun perubahan yang terjadi terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan Medan Selayang Kelurahan Tanjung Sari dengan adanya Pemberdayaan UKM ini yaitu:

Hasil wawancara dengan Bapak Camat Medan Selayang Bapak Zulfakhri Ahmadi yaitu: “perubahan yang terjadi pada perekonomian masyarakat di Kecamatan Medan Selayang khususnya kelurahan Tanjung Sari yaitu perekonomian mereka semakin berkembang, masyarakat semakin termotivasi untuk mengembangkan UKM yang ada sehingga membantu perkembangan perekonomian mereka.”


(59)

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Ibu Indah: “Pemberdayaan UKM yang diadakan pemerintah ini sangat membuat kami masyarakat menjadi semangat untuk mengembangkan UKM kami yang selama ini tidak berkembang, untuk itu kami sangat berharap program ini terus disosialisasikan kepada masyarakat yang belum memahami pentingnya program ini untuk mengembangkan perekonomian kami yang selama ini kurang berkembang.”

Hasil wawancara dengan Lurah Tanjung Sari yaitu Bapak Lilik: “menurut hasil survei saya dengan adanya pemberdayaan UKM ini, perekonomian dikelurahan Tanjung Sari ini mulai berkembang, dan masyarakat yang selama ini tidak memiliki inisiatif untuk membuka usaha, sudah mulai membuka UKM yang menurut mereka akan berkembang dan membantu perkembangan UKM di wilayah mereka.

6. Keluhan –keluhan mengenai program Pemberdayaan UKM

Adapun keluhan-keluhan dari masyarakat mengenai program pemberdayaan UKM yaitu berikut hasil wawancara dengan beberapa informan.

Hasil wawancara dengan Bapak Camat Medan Selayang Bapak Zulfakhri Ahmadi: “keluhan dari masyarakat tentang pemberdayaan UKM di Kelurahan Tanjung Sari ini yang sering saya dengar yaitu kurangnya sosialisasi dari pegawai kantor kecamatan atau kantor kelurahan untuk memberi penjelasan kepada masyarakat tentang adanya Pemberdayaan UKM di Lingkungan Kecamatan Medan Selayang ini.

Hal ini juga diperjelas oleh hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Bapak Riko: “Keluhan kami tentang Pemberdayaan UKM ini yaitu kurangnya


(60)

Sosialisasi dari Pemerintah tentang adanya program Pemberdayaan UKM ini, khususnya di daerah kelurahan kami Tanjung Sari, sehingga kami selama ini merasa kurang adanya perhatian dari kecamatan tentang Pemberdayaan UKM kami.

7. Kelebihan dan Kekurangan Program Pemberdayaan UKM

Adapun Kelebihan Pemberdayaan UKM sudah diakui oleh masyarakat antara lain mampu bertahan menghadapi krisis, sedangkan Kelemahan yang sering kali menimpa UKM yaitu masalah pemasaran, keterbatasan modal, keterbatasan SDM, Keterbatasan bahan baku, dan keterbatasan teknologi. Terlepas dari keunggulan dan kelemahan UKM, UKM tetap berkontribusi besar bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sebab saat ini UKM mampu menyerap sekitar 88,7 % angkatan kerja per tahunnya.

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Camat Medan Selayang Zulfakhri Ahmadi: “Kelebihan dari program pemberdayaan UKM ini yaitu mampu bertahan dalam keadaan krisis dan kelemahannya yaitu kurangnya pemasaran, keterbatasan modal, keterbatasan SDM, keterbatasan bahan baku, dan keterbatasan teknologi. Oleh karena itu diharapkan semua pihak yang terkait bekerja sama untuk menanggulangi permasalahan ini.”

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Bapak Rudi:

“kelebihan dari program pemberdayaan UKM ini yaitu mampu tetap bertahan ditengah krisis dan mampu tetap berjalan dengan banyaknya hambatan seperti pemasaran yang

kurang, keterbatasan modal, keterbatasan SDM, Keterbatasan bahan baku, dan

keterbatasan teknologi.

8. Saran dan harapan terhadap Program Pemberdayaan UKM


(61)

Hasil wawancara dengan Bapak Camat Medan Selayang Zulfakhri Ahmad: “harapan saya dengan adanya program pemberdayaan UKM ini masyarakat menjadi lebih berinisiatif untuk mengembangkan UKM mereka dengan tetap terus bersosialisasi dengan pemerintah kecamatan dan kelurahan. Saran saya agar para aparat pemerintah kecamatan dan kelurahan terus memberikan penjelasan tentang program pemberdayaan UKM ini kepada masyarakat yang membutuhkan dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat khususnya tentang pemberdayaan masyarakat ini.”

hasil wawancara dengan masyarakat yaitu Ibu Wati: “harapan saya dengan adanya program pemberdayaan UKM ini masyarakat menjadi semakin termotivasi untuk mengembangkan UKM mereka dan terus mengembangkan perekonomian di kelurahan Tanjung Sari ini, saran Saya agar masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama untuk menjalankan program pemberdayaan UKM ini sehingga tujuan diadakan program ini terwujud dan tercapai sesuai keinginan pemerintah pusat untuk mengembangkan semua poteni UKM yang ada dimasyarakat kota dan desa.

4.2.2 Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah

Pemberdayaan usaha kecil menengah memilik jenis yaitu menurut Keppres No.127 Tahun 2001, adapun bidang /jenis usaha terbuka bagi usaha kecil dan menengah dibidang industry dan perdagangan.

Adapun data hasil wawancara:

Jawaban Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi:

“ banyak usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang, tetapi kami lebih memfokuskan kepada industry makanan.”,


(62)

4.2.3 Hambatan atau Keluhan yang Dihadapi Masyarakat dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

Hambatan-hambatan yang sering dihadapi oleh pengusaha kecil menengah adalah kurangnya modal, kurangnya pemasaran, bahan baku. Adapun data hasil wawancara tersebut:

Jawaban Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi:

“setiap progam yang di danai oleh pemerintah pasti mempunyai hambatan atau keluhan seperti halnya program pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan selayang, hambatan atau keluhan yang dihadapi dari program pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang yaitu mengenai dana yang diterima oleh pihak yang mendapatkan bantuan dari usaha kecil menengah tersebut yang tidak maksimal atau terlalu sedikit, sehingga penerima dana tersebut tidak bias mengembangkan usaha mereka untuk lebih maju dan berkembang.

Jawaban Lurah Tanjung Sari yaitu Drs. Lilik:

“.. Keluhan dari masyarakat mengenai program pemberdayaan usaha kecil menengah ini adalah kurang maksimalnya penyuluhan atau pendamping oleh dnas terkait masih kurang serius”.

Jawaban Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yaitu Bapak Min Pengusaha Tape:

“ hambatan yang terjadi biasanya terkendala dari sumber daya manusianya itu sendiri dan lambatnya pencairan dana terhadap pelaku usaha kecil menengah, sehingga tidak bisa mengikuti ataupun menjalankan sesuai


(63)

yang tidak mau mengikuti atau menjalankan apa yang telah diarahkan sehingga yang sudah diarahkan tidak dapat berjalan dengan maksimal”.

4.2.4 Pengaruh Usaha Kecil Menengah Terhadap Kondisi Perekonomian Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

Jawaban Camat Medan Selayang yaitu Bapak Zulfakhri Ahmadi:

“Kelurahan Tanjung Sari memiliki usaha kecil menengah yang banyak dikarenakan potensi untuk usaha kecil menengah di Kelurahan tersebut sangat besar apabila dikembangkan dengan baik, apa lagi ditambah dengan bantuan dari pemerintah dalam hal pemberdayaan usaha kecil menengah , dengan adanya program tersebut pendapatan masyarakat semakin meningkat, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga jumlah pengangguran untuk masyarakat berkurang “.

Jawaban Lurah Tanjung Sari yaitu Drs. Lilik:

“karena di Kelurahan Tanjung Sari Mempunyai potensi yang besar mengenai program usaha kecil menengah , jadi Kelurahan Tanjung Sari mempunyai usaha kecil menengah yang banyak dan bermacam-macam jenis usaha kecil menengah seperti industry makanan yang ada diKelurahan Tanjung Sari. Kondisi perekonomian masyarakat diharapkan semakin baik dan akhirnya memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatnya daya beli masyarakat”.


(64)

BAB V ANALISA DATA

Pada bab ini semua data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan fokus kajian peneliti. Data – data tersebut diperoleh melalui wawancara kepada Camat, Lurah, Pegawai yang mengurusi Pemberdayaan di Kecamatan Medan Selayang, Kelurahan Tanjung Sari dan tidak ketinggalan dengan melakukan penelitian langsung kelapangan terhadap berbagai fenomena-fenomena menarik seputar judul penelitian.

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat penting dilakukan untuk meningkatkatkan taraf hidup masyarakat khusus di Kecamatan Medan Selayang. Melalui penerapan konsep ini dalam pemberdayaan usaha kecil menengah tergolong sederhana namun penting, diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif kepada kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.

5.1 Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang Berdasarkan teori pada bab sebelumnya pemberdayaan usaha kecil menengah adalah upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh pelaku usaha kecil menengah tersebut. Pendekatan pemberdayaan usaha kecil menengah yang demikian yang diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan usaha kecil menengah secara


(1)

Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

Pemberdayaan usaha kecil menengah menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen usaha kecil menegah berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan masyarakat. Di Kelurahan Tanjung Sari memiliki usaha kecil menengah yang banyak dikarenakan potensi untuk usaha kecil menengah di Kelurahan tersebut sangat besar apabila dikembangkan dengan baik, apa lagi ditambah dengan bantuan dari pemerintah dalam hal pemberdayaan usaha kecil menengah , dengan adanya program tersebut pendapatan masyarakat semakin meningkat, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga jumlah pengangguran untuk masyarakat berkurang.


(2)

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan uraian – uraian yang telah penulis utarakan pada bab-bab sebelumnya, maka tibalah saatnya penulis untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan di lapangan serta memberikan beberapa saran yang berguna bagi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

6.1. Kesimpulan

1. Pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang sejauh ini sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Pemberdayaan usaha kecil menengah menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen usaha kecil menegah berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan masyarakat.

2. Dengan adanya Pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang ini membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat, melalui adanya sosialisasi dari kantor camat dan pegawainya kepada masyarakat untuk mengembangkan atau memberdayakan usaha kecil menengah yang ada di lingkungan Kecamatan Medan Selayang, selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri, melalui pemberdayaan ini diharapkan perekonomian masyarakat


(3)

masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil menengah mereka yang selama ini tidak berkembang dikarenakan faktor dana, kreativitas pengembangan usaha kecil menengah yang kurang memadai, serta pemasaran dan pendistribusian yang kurang dikuasai masyarakat.

3. Hambatan – hambatan dalam pemberdayaan usaha kecil menengah diantaranya yaitu dana yang diterima oleh pihak yang mendapatkan bantuan dari usaha kecil menengah tersebut tidak maksimal atau terlalu sedikit, sehingga penerima dana tersebut tidak bisa mengembangkan usaha mereka untuk lebih maju dan berkembang, keterbatasan pengetahuan masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil menengah, pemasaran yang kurang maksimal, serta sosialisasi yang belum maksimal dari pemerintah terutama di Kecamatan Medan Selayang.


(4)

6. 2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang yaitu:

1. Untuk mendorong tumbuhnya UKM serta iklim usaha dan investasi yang baik dalam rangka pemberdayaan usaha kecil menengah di Kecamatan Medan Selayang perlu diadakan pelatihan untuk meningkatkan semangat masyarakat untuk mengembangkan UKM yang sudah ada.

2. Diadakannya peningkatan akses usaha kecil menengah terhadap perluasan penyaluran kredit usaha rakyat dengan sasaran meningkatnya jumlah kredit dan debitur usaha mikro dan kecil serta menengah.

3. Memberikan kemudahan dalam hal pencairan dana, perizinan yang transparan dan tidak berbelit-belit.


(5)

Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas ( Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan

Praktis ), Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Arikundo, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek ( Edisi Revisi II ). Jakarta : PT Rineka Cipta

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembengunan yang Berakar pada Masyarakat. Jakarta : Bappenas

Liana Lie, 2008, Jurnal Bisnis dan ekonomi (JBE) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil sebagai memperkokoh struktur perekonomian nasional,

Ruslan, Dede.2007. Jurnal Tabularasa“Strategi Pembinanan dan Kemitraan UKM Di Povinsi Sumatera Utara. PPS Unimed

Siahaan, dkk,2006. Manajemen Pengawasan Pendidikan, Jakarta: Quantum Teaching

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1999. Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT Pustaka LP3ES

Sumodiningrat, Gunawan, 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suyanto , 2005. Metode Penelitian Sosial: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers

Wahyuni, Eti dkk. 2005. Lilitan Masalah Mikro.Kecil, Menengah (UMKM) dan Kontroversi Kebijakan. Medan: Bitra Indonesia

Wrihatnolo, dkk, 2007, Manajemen Pemberdayaan, Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumber : Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun1995 Tentang Usaha Kecil

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan Dalam Angka 2003, Medan 2003


(6)

Pasal 14 UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

(Jurnal Tabularasa PPS Unimed 2007 “Strategi Pembinanan dan Kemitraan UKM Di Povinsi Sumatera Utara oleh Dede Ruslan)