Tajam penglihatan atau visus Kelainan refraksi

yang merupakan suatu lipatan peralihan konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbar Mailangkay, 2010. 2. Sistem air mata Lakrimal Sistem air mata terbagi menjadi 2 bagian: bagian yang memproduksi air mata yaitu kelenjar air mata dan bagian ekskresi yang memberi jalan kepada air mata ke dalam rongga hidung Mailangkay, 2010.

2.3. Tajam penglihatan dan kelainan refraksi

2.3.1. Tajam penglihatan atau visus

Yang mempengaruhi sinar masuk ke mata adalah pembiasan sinar masuk ke dalam mata terutama ditentukan oleh kornea, lensa dan panjangnya bola mata. a. Kornea dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata. b. Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina. c. Panjangnya bola mata d. Bila salah satu faktor ini tidak sesuai maka sinar tidak difokuskan pada retina, sehingga rangsangan yang diteruskan ke otak menjadi kabur. Penglihatan seseorang ditentukan oleh tajam penglihatan, penglihatan warna dan lapang pandang Ilyas, 2006. Gangguan penglihatan yang dapat dirasakan oleh penderita adalah menurunnya tajam penglihatan termasuk penglihatan warna, gangguan lapangan pandang, dan gangguan pergerakan mata. Gangguan penglihatan dapat dilihat dengan memeriksa tajam penglihatan Ilyas, 2008. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen Ilyas, 2008. Ada beberapa langkah untuk mengukur tajam penglihatan yaitu : a. Pemeriksaan tajam pengihatan seseorang sebaiknya dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang. b. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5-6 meter dari kartu baku untuk uji penglihatan kartu Snellen. c. Setiap mata diperiksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan terlebih dahulu kemudian kiri. Untuk mengatahui sama atau tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata anak dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. d. Ditentukan baris huruf terkecil yang masih bisa dapat dibaca. Dilihat baris huruf yang terbaca. Tajam penglihatan dinyatakan 6 dibagi jarak huruf baris yang masih terbaca. Biasanya penglihatan normal mempunyai tajam penglihatan 66 Ilyas, 2008.

2.3.2. Kelainan refraksi

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea mendatar, mencembung atau adanya perubahan panjang lebih panjang, lebih pendek bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia atau astigmat. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata yang emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh Ilyas, 2008. 1. Akomodasi Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris Sherwood, 2001. Akibat akomodasi daya pembiasan lensa bertambah kuat. Pada keadaan normal cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila didekatkan. Hal ini diakibatkan adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina Ilyas , 2008. Ada beberapa teori akomodasi yaitu : a. Teori Helmholtz Bertambahnya kecembungan lensa mata diakibatkan kendornya zonula Zinn, yang menghilangkan pengaruh penarikan lensa sehingga memungkinkan lensa yang elastik menjadi cembung, b. Teori Schoen Akibat kontraksi otot siliar pada bola karet yang dipegang dengan kedua tangan dengan jari akan mengakibatkan pencembungan bola di bagian tengah. c. Teori Tscherning Akibat kontraksi bagian depan kedua serabut radiasi dan sirkular otot siliar maka jonjot siliar akan terdorong ke belakang dan keluar; dan mendorong lensa, dimana tekanan bagian depan otot mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung Ilyas, 2006. 2. Pungtum proksimum dan pungtum remotum Dikenal 2 titik pada sistem refraksi mata yaitu pungtum proksimum dan pungtum remotum. a. Titik dekat atau pungtum proksimum Merupakan satu titik terdekat dimana mata dapat melihat jelas dengan akomodasi kuat. Bila mata berakomodasi kuat maka titik terdekat ini tetap berhubungan erat dengan retina. Pada emetropia maka titik terdekat ini merupakan amplitudo akomodasi karena tidak terdapat kelainan refraksi yang mempengaruhi letak dari fokus ini dan seluruhnya dihitung sebagai akomodasi Ilyas, 2006. b. Titik jauh atau pungtum remotum Pungtum remotum merupakan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas. Bila mata tidak melakukan akomodasi maka titik terjauh atau pungtum remotum berhubungan erat dengan retina. Pada mata dengan miopia maka titik terjauh akan terletak lebih dekat dibanding normal rabun jauh Ilyas, 2006.

2.4. Miopia