Komputer Hubungan komputer dengan miopia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komputer

Komputer adalah penemuan paling menarik sejak abad ke-20 Izquierdo, 2010. Komputer adalah alat elektronik atau mesin yang dapat diprogram untuk menerima data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna Ukar, 2006. Selain itu, menurut Robert H. Blismer, komputer merupakan alat hitung elektronik yang mampu melaksanakan tugas antara lain menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah-perintah terprogram untuk input, output, perhitungan, dan operasi-operasi logik Suyanto, 2005. Perkembangan teknologi komputer yang pesat menjadikan komputer sebagai alat bantu utama dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien. Saat ini hampir semua bidang pekerjaan dan profesi membutuhkan bantuan komputer seperti kedokteran, desainer, guru, mahasiswa, dll Hasnul, 2009. Menurut Amerika Serikat Biro Statistik Tenaga Kerja, ada sekitar 100 juta orang menggunakan komputer pada pekerjaan mereka sehari-harinya Izquierdo, 2010. Organisasi bisnis dan pemerintahan melihat kemampuan dari komputer sehingga kebutuhan akan perangkat komputer meningkat. Perkembangan teknologi komputer pun meningkat pesat, seperti peningkatan kemampuan komputer, kemudahan pengoperasian, dan juga biaya terjangkau hingga komputer dapat tersedia bagi pengguna rumahan Sulianta, 2010. Saat ini komputer hadir dengan desain yang sangat ergonomis. Komputer harus dibuat senyaman mungkin karena kemampuannya sebagai alat bantu untuk bekerja. Tidak ada pekerjaan yang terlepas dari kebutuhan perangkat ini Sulianta, 2010 .

2.2. Anatomi mata

Anatomi mata terdiri dari rongga orbita, bola mata dan adneksa. Gambar 2.2. Anatomi mata Schlote, 2006

2.2.1. Rongga Orbita

Mata terletak dalam tulang orbita Bruce, 2006. Rongga orbita merupakan suatu rongga yang dibatasi dinding tulang dan berbentuk seperti piramida dengan puncak menuju kearah foramen optik. Dinding medial rongga orbita kanan berjalan kurang lebih sejajar dengan dinding medial rongga orbita kiri dan berjarak sekitar 25mm pada orang dewasa. Di bagian belakang dari rongga orbita terdapat 3 lubang, yaitu : a. Foramen optik yang merupakan ujung bagian orbita kanal optik memberi jalan kepada saraf optik, arteri oftalmik, dan saraf simpatik. b. Fisura orbita superior yang dilalui oleh vena oftalmik, saraf-saraf untuk otot-otot mata N III, N IV, dan N VI serta cabang pertama saraf trigeminal. c. Fisura orbita inferior yang dilalui cabang ke-II N V, saraf maksila serta arteri infraorbita yang merupakan sensorik untuk daerah kelopak mata bawah, pipi, bibir atas dan gigi bagian atas Ilyas, 2010. Isi rongga orbita terdiri atas bola mata dengan saraf optik-nya, 6 otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah cabang arteri oftalmik, saraf cranial III, IV, VI, lemak dan fasia yang merupakan bantalan untuk bola Ilyas, 2010. Volume orbita dewasa kira-kira 30 mL dan bola mata hanya menempati sekitar seperlima bagian rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya Riordan-Eva, 2010.

2.2.2. Bola mata

Bola mata terdiri atas : 1. Dinding bola mata. Dinding bola mata terdiri atas sklera dan kornea Ilyas, 2010. a. Sklera Sklera merupakan jaringan ikat kolagen, kenyal dan tebalnya kira-kira 1mm Ilyas 2010. Sklera terletak di atas substansi dasar dan dipertahankan oleh fibroblast Bruce, 2006. b. Kornea Kornea merupakan bagian paling depan dari mata di mana sinar masuk difokuskan ke dalam pupil Ilyas, 2006. Kornea memiliki jaringan yang jernih dan bening. Kornea tidak mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfungsi sebagai media penglihatan, dipersarafi oleh N.V. Batas kornea dan sklera disebut limbus. Tebal kornea 0,6-1,0 mm dan terdiri atas 5 lapisan yaitu : a Epitel Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Daya regenerasi epitel ini cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. b Membran bowman Membran bowman merupakan suatu membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen yang kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membran bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut. c Stroma Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea. d Membran descement Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barier infeksi dan masuknya pembuluh darah. e Endotel Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah dan penyakit intraokular. Usia lanjut akan mengakibatkan jumlah endotel berkurang Ilyas, 2010. Fungsi kornea adalah: a. Merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan cahaya ke retina. b. Melindungi struktur mata internal Bruce, 2006. 2. Isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina Ilyas, 2010. a. Lensa Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa tergantung pada zonula di belakang iris; zonula menghubungkannya dengan korpus siliar Riordan-Eva, 2010. Lensa merupakan salah satu elemen yang penting pada mata Bruce, 2006. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti nukleus dan bagian tepi korteks. Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus. Fungsi lensa adalah untuk membiaskan cahaya, sehingga difokuskan pada retina. Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi Mailangkay, 2010. b. Uvea Uvea merupakan jaringan lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid. a Iris Iris merupakan membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang di tengahnya terdapat lubang yang dinamakan pupil Mailangkay, 2010. Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Seperti diafragma kamera ukuran pupil dapat mengatur refleks mengecil atau membesarkan untuk jumlah masuknya sinar atau bayangan. Pengaturan jumlah sinar masuk ke dalam pupil diatur secara refleks. Pada tepi pupil terdapat m. sfingter pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya pupil miosis – konstriksi. Miosis terjadi bila kita melihat dekat atau merasa silau dan pada saat berakomodasi Ilyas, 2006. Secara radier atau jari-jari roda terdapat m. dilatators pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan membesarnya pupil midriasis. Midriasis akan terjadi bila kita berada ditempat gelap atau pada waktu melihat jauh Ilyas, 2006. b Badan Siliar Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan untuk akomodasi dan menghasilkan cairan air mata Ilyas, 2006. Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke belakang sampai koroid terdiri atas otot-otot siliar dan prosesus siliaris. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi; jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik prosesus siliar dan koroid ke depan dan ke dalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung. Fungsi prosesus siliar adalah memproduksi cairan mata – Humor Akuos Mailangkay, 2010. c Koroid Koroid adalah suatu segmen posterior uvea yang berwarna coklat tua, yang terletak diantara sklera dan retina. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama member nutrisi kepada retina bagian luar Mailangkay, 2010. c. Badan kaca Mengisi sebagian besar bola mata di belakang lensa, tidak berwarna, bening dan konsistensinya lunak. Bagian luar merupakan lapisan tipis membran hialoid. Badan kaca di tengah-tengah ditembus oleh suatu saluran yang berjalan dari papil saraf optik ke arah kapsul belakang lensa yang disebut saluran hialoid yang dalam kehidupan fetal berisi arteri hialoid. Struktur badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina Mailangkay, 2010. d. Retina Retina adalah suatu membran tipis dan bening, terdiri atas penyebaran serabut-serabut saraf optik letaknya antara badan kaca dan koroid. Di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea bintik kuning kira-kira berdiameter 1-2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakan refleks fovea Mailangkay, 2010. Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal Ilyas, 2006. Retina mempunyai ketebalan sekitar 1mm terdiri atas 10 lapisan. Sel batang lebih banyak dibanding sel kerucut, kecuali di daerah makula, dimana sel kerucut lebih banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak mempunyai daya penglihatan bintik buta Mailangkay, 2010.

2.2.3. Adneksa

Adneksa terdiri atas kelopak mata dan sistem air mata sistem lakrimal. 1. Kelopak mata Dari luar ke dalam kelopak mata terdiri atas kulit, jaringan longgar, jaringan otot tarsus, fasia dan paling dalam konjungtiva. Tarsus berperan sebagai kerangka kelopak mata.Merupakan suatu keping jaringan tipis tetapi padat. Tarsus pada kelopak mata atas lebih besar dibanding kelopak mata bawah Mailangkay, 2010. Walaupun merupakan lapisan dalam kelopak mata, konjungtiva menduduki tempat yang agak khusus, karena meluas dan juga melapisi bola mata bagian luar. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu konjungtiva palpebra yang merupakan lapisan dalam kelopak mata atas, konjungtiva bulbi melapisi bola mata bagian luar dan forniks konjungtiva, yang merupakan suatu lipatan peralihan konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbar Mailangkay, 2010. 2. Sistem air mata Lakrimal Sistem air mata terbagi menjadi 2 bagian: bagian yang memproduksi air mata yaitu kelenjar air mata dan bagian ekskresi yang memberi jalan kepada air mata ke dalam rongga hidung Mailangkay, 2010.

2.3. Tajam penglihatan dan kelainan refraksi

2.3.1. Tajam penglihatan atau visus

Yang mempengaruhi sinar masuk ke mata adalah pembiasan sinar masuk ke dalam mata terutama ditentukan oleh kornea, lensa dan panjangnya bola mata. a. Kornea dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata. b. Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina. c. Panjangnya bola mata d. Bila salah satu faktor ini tidak sesuai maka sinar tidak difokuskan pada retina, sehingga rangsangan yang diteruskan ke otak menjadi kabur. Penglihatan seseorang ditentukan oleh tajam penglihatan, penglihatan warna dan lapang pandang Ilyas, 2006. Gangguan penglihatan yang dapat dirasakan oleh penderita adalah menurunnya tajam penglihatan termasuk penglihatan warna, gangguan lapangan pandang, dan gangguan pergerakan mata. Gangguan penglihatan dapat dilihat dengan memeriksa tajam penglihatan Ilyas, 2008. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu Snellen Ilyas, 2008. Ada beberapa langkah untuk mengukur tajam penglihatan yaitu : a. Pemeriksaan tajam pengihatan seseorang sebaiknya dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang. b. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5-6 meter dari kartu baku untuk uji penglihatan kartu Snellen. c. Setiap mata diperiksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan terlebih dahulu kemudian kiri. Untuk mengatahui sama atau tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata anak dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata. d. Ditentukan baris huruf terkecil yang masih bisa dapat dibaca. Dilihat baris huruf yang terbaca. Tajam penglihatan dinyatakan 6 dibagi jarak huruf baris yang masih terbaca. Biasanya penglihatan normal mempunyai tajam penglihatan 66 Ilyas, 2008.

2.3.2. Kelainan refraksi

Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea mendatar, mencembung atau adanya perubahan panjang lebih panjang, lebih pendek bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia atau astigmat. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata yang emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh Ilyas, 2008. 1. Akomodasi Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris Sherwood, 2001. Akibat akomodasi daya pembiasan lensa bertambah kuat. Pada keadaan normal cahaya yang datang dari jarak tidak terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila didekatkan. Hal ini diakibatkan adanya daya akomodasi mata yang bila benda didekatkan maka bayangan benda dapat difokuskan pada retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap terfokus pada retina Ilyas , 2008. Ada beberapa teori akomodasi yaitu : a. Teori Helmholtz Bertambahnya kecembungan lensa mata diakibatkan kendornya zonula Zinn, yang menghilangkan pengaruh penarikan lensa sehingga memungkinkan lensa yang elastik menjadi cembung, b. Teori Schoen Akibat kontraksi otot siliar pada bola karet yang dipegang dengan kedua tangan dengan jari akan mengakibatkan pencembungan bola di bagian tengah. c. Teori Tscherning Akibat kontraksi bagian depan kedua serabut radiasi dan sirkular otot siliar maka jonjot siliar akan terdorong ke belakang dan keluar; dan mendorong lensa, dimana tekanan bagian depan otot mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung Ilyas, 2006. 2. Pungtum proksimum dan pungtum remotum Dikenal 2 titik pada sistem refraksi mata yaitu pungtum proksimum dan pungtum remotum. a. Titik dekat atau pungtum proksimum Merupakan satu titik terdekat dimana mata dapat melihat jelas dengan akomodasi kuat. Bila mata berakomodasi kuat maka titik terdekat ini tetap berhubungan erat dengan retina. Pada emetropia maka titik terdekat ini merupakan amplitudo akomodasi karena tidak terdapat kelainan refraksi yang mempengaruhi letak dari fokus ini dan seluruhnya dihitung sebagai akomodasi Ilyas, 2006. b. Titik jauh atau pungtum remotum Pungtum remotum merupakan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas. Bila mata tidak melakukan akomodasi maka titik terjauh atau pungtum remotum berhubungan erat dengan retina. Pada mata dengan miopia maka titik terjauh akan terletak lebih dekat dibanding normal rabun jauh Ilyas, 2006.

2.4. Miopia

2.4.1. Definisi

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina bintik kuning. Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula lutea. Hal ini dapat disebabkan : sistem optik pembiasan terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial atau sumbu Ilyas, 2008.

2.4.2. Sebab terjadinya miopia

Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata akibat: a. Kornea terlalu cembung b. Lensa mempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan dibiaskan kuat c. Bola mata terlalu panjang Secara fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada makula lutea. Titik fokus sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina. a. Titik jauh pungtum remotum terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar Ilyas, 2006.

2.4.3. Faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya miopia

Terdapat dua pendapat yang menerangkan penyebab miopia: a. Berhubungan erat dengan faktor herediter atau keturunan b. Berhubungan erat dengan faktor lingkungan Ilyas, 2006.

2.4.4. Miopia pada anak

Miopia pada anak biasanya dimasukkan ke dalam kelompok akibat membaca dan genetik atau diturunkan. Miopia pada anak dimasukkan ke dalam 2 kelompok yaitu kongenital dan developmental perkembangan. a. Keduanya berjalan progresif dan memerlukan pemeriksaan kacamata teratur. Sering terlihat pada anak yang miopianya berjalan progresif school miopia yang mungkin disebabkan bekerja atau membaca dekat Ilyas, 2006.

2.4.5. Klasifikasi berat ukuran miopia

Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif di dalam dioptri, dimana 1.00 dioptri merupakan kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar pada jarak satu meter. Klasifikasi beratnya miopia ada 4 yaitu : a. Miopia ringan : - 3.00 dioptri b. Miopia sedang : - 3.00 to - 6.00 dioptri c. Miopia berat : - 6.00 to – 9.00 dioptri d. Miopia sangat berat : -9.00 dioptri Ilyas, 2006.

2.4.6. Gejala pada miopia

Penderita miopia yang dikatakan sebagai rabun jauh akan mengatakan penglihatannya kabur untuk melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu atau dekat. Seseorang yang miopia selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata Kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia melihat jauh dan dengan mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek pinhole sehingga dapat melihat jelas Ilyas, 2006.

2.4.7. Koreksi pada mata dengan miopia

Memakai lensa minus atau negatif yang ukurannya teringan yang sesuai untuk mengurangkan kekuatan daya pembiasan di dalam mata Ilyas, 2006.

2.4.8. Pengobatan miopia

Pengobatan pada miopia bisa dengan memakai kacamata atau lensa kontak atau dengan bedah Pada saat keadaan tertentu miopia dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea. Pada saat ini terdapat berbagai cara pembedahan pada miopia seperti : a. Keratotomi radial radial keratotomy – RK : pada keratotomy radier dilakukan sayatan radier pada permukaan kornea sehingga berbentuk jari-jari roda. Bagian sentral kornea tidak disayat. Bagian kornea yang disayat akan menonjol sehingga bagian tengah kornea menjadi rata. Ratanya kornea bagian tengah akan memberikan suatu pengurangan kekuatan bias kornea sehingga dapat mengganti lensa kacamata negatif. b. Keratotomi fotorefraktif Photorefractive keratectomy – PRK : PRK merupakan cara yang mempergunakan sinar eximer untuk membentuk permukaan kornea. Sinar pada eximer akan memecah molekul sel kornea. c. Laser assisted in situ interlamelar keratomilieusis Lasik Ilyas, 2006.

2.5. Hubungan komputer dengan miopia

Komputer sebagai produk teknologi mutakhir tetap membawa dampak bagi kehidupan kita. Monitor sebagai salah satu perlengkapan perangkat komputer dapat menimbulkan radiasi. Penggunaan komputer yang berkepanjangan dapat menyebabkan sekelompok masalah mata dan penglihatan yang disebut dengan istilah Computer Vision Syndrome CVS. Gejala CVS terjadi karena aktivitas visual terhadap layar komputer yang memberi stress sistem penglihatan. Terjadinya gejala tergantung besarnya gangguan penglihatan American Optometric Association, 2011. Ada faktor lingkungan tertentu yang dapat mencegah atau mengurangi gejala CVS. Beberapa diantaranya adalah pencahayaan, layar anti-silau, posisi duduk yang nyaman, berkedip, istirahat untuk mencegah kelelahan mata. Istirahatkanlah mata selama 15 menit setelah dua jam penggunaan komputer terus-menerus. Juga, untuk setiap 20 menit melihat komputer, melihatlah ke kejauhan selama 20 detik sehingga mata anda dapat kembali fokus American Optometric Association, 2011. Gambar 2.5. : Posisi Tubuh Yang Tepat Untuk Penggunaan Komputer American Optometric Association, 2011 Seseorang yang bekerja dengan komputer setiap harinya harus menyesuaikan lokasi ruang kerja work place dan tempat kerjanya work station karena salah satu penyebab terjadinya stress fisik adalah akibat kerja dengan pekerja sehingga mengharuskan pekerja bekerja dengan posisi sulit seperti membungkuk. Prinsip ergonomi yang benar mengharuskan meja kerja yang sesuai atau dapat disesuaikan dengan ukuran induvidu yang menggunakannya. Meja komputer juga harus disesuaikan dengan dimensi antopometri segmen bagian tubuh. Dalam hal ini, bagian tubuh, sikap yang nyaman, guna memastikan terjaminnya syarat-syarat kesehatan kerja untuk mengembangkan terciptanya keselarasan dan kenyamanan bekerja Harrianto, 2010. Menurut American Optometric Association, siapapun yang menghabiskan waktu lebih dari 2 jam untuk bekerja di depan komputer mungkin berada dalam risiko berkembangnya ketegangan mata dan kesulitan untuk memusatkan perhatian. Asosiasi ini melaporkan bahwa komputer dapat memperburuk kondisi, seperti miopia American Optometric Association, 2011. dr. Cary Herzberg, optometris di Aurora, Illinois, mengatakan bahwa jika anak menghabiskan waktu lebih banyak di depan komputer pada tugas-tugas lain yang jaraknya dekat dengan mata, risiko mereka untuk terkena miopia akan meningkat Orange, 2007. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The Journal of Epidemiology and Community Health mengambil sample pemeriksaan mata dari 10.000 pekerja. Pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu yang dihabiskan di depan komputer pada saat bekerja maupun pada saat berada di rumah. Hal ini yang juga dipertimbangkan adalah lamanya pemakaian komputer dalam tahun. Hasilnya adalah pengguna berat komputer memiliki kelainan penglihatan, termasuk di dalamnya miopia dan glaukoma, sehingga dapat diketahui penggunaan komputer yang berat memiliki hubungan langsung dengan timbulnya miopia dan glaukoma Fauzi, 2007. Lama Penggunaan Komputer Miopia

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Independen

Lama penggunaan komputer terdiri dari : 1. Lama penggunaan komputer secara terus-menerus a. Definisi operasional : lama penggunaan komputer secara terus-menerus adalah rata-rata jam penggunaan komputer secara kontinu, tanpa selingan istirahat, dalam satu hari. b. Cara pengukuran adalah dengan metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada instrumen kuesioner. c. Alat ukur adalah kuesioner. d. Hasil Pengukuran yang diperoleh berupa jam penggunaan komputer secara terus-menerus dalam satu hari. e. Skala pengukuran adalah skala rasio 2. Lama penggunaan komputer rata-rata dalam satu hari a. Definisi operasional : lama penggunaan komputer rata-rata dalam satu hari adalah rata-rata jumlah waktu penggunaan komputer dari jam 00.00 sampai 23.59.