Pengaruh Forward Dan Backward Linkage Sektor Industri Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kota...

PENGARUH FORWARD DAN BACKWARD LINKAGE SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PENGEMBANGAN
WILAYAH DI KOTA PEMATANG SIANTAR
TESIS
Oleh : JUMPATUAH SARAGIH
992103041/PWD
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2004
Jumpatuah Saragih : Pengaruh Forward Dan Backward Linkage Sektor Industri Terhadap…, 2004 USU Repository © 2007

RINGKASAN Pada umumnya negara- negara berkembang berkeyakinan bahwa sektor industri mampu mengatasi masalah-masalah perekonomian, dengan asumsi bahwa sektor industri dapat memimpin sektor-sektor perekonomian lainnya menuju pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, di Indonesia sektor industri dipersiapkan agar mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading sector) terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya, selain akan mendorong perkembangan industri yang terkait dengannya. Perkembangan kegiatan industri pengolahan di Kota Pematangsiantar merupakan sub sistem dan kegiatan industri baik di tingkat lokal, regional dan nasional, sehingga perkembangan kegiatan industri yang berjalan di Kota Pematangsiantar tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian lokal, regional dan nasional. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar dan bagaimana peranan serta dampak sektor industri pengolahan tersebut dalam perekonomian Kota Pematangsiantar sekaligus untuk menggambarkan factor-faktor yang mendukung peningkatan peranan sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar. Untuk menjawab hipotesis yang telah ditetapkan, penulis menggunakan metode Input-Output Leontief, yaitu untuk menggambarkan backward linkage effect dan forward linkage effect sektor industri terhadap sektor industri itu sendiri dan terhadap sektor ekonomi iainnya. Sebagai alat analisis ekonomi, tabel I-O sebagai suatu model kuantitatif dapat menunjukkan gambaran tentang : (1) struktur perekonomian nasional/regional yaitu struktur ouput dan nilai tambah masing – masing sektor, (2) komponen nilai tambah menurut jasa-jasa faktor produksi pada setiap sektor ekonomi, (3) struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-sektor produksi, (4) struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri maupun barang-barang yang berasal dan impor dan pola permintaan barang dan jasa. Berdasarkan hasil analisis data selama tahun 1997 – 2001, ternyata pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar berada dibawah rata-rata sektor ekonomi lainnya, yaitu sebesar 0, 25 persen, namun jika dibandingkan konstribusi antar sektor terhadap PDRB Kota Pematangsiantar, ternyata konstribusi sektor industri pengolahan berada diatas rata-rata sektor ekonomi lainnya, bahkan berada pada peringkat tertinggi yakni 39,14 persen. Ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan sangat berperan dalam perekonomian Kota Pematangsiantar. Peranan sektor industri pengolahan melebihi rata-rata peranan seluruh sektor dalam perekonomian Kota Pematangsiantar, dapat dilihat dari hasil analisis
Jumpatuah Saragih : Pengaruh Forward Dan Backward Linkage Sektor Industri Terhadap…, 2004 USU Repository © 2007

yang menunjukkan bahwa dari total permintaan / penawaran barang dan jasa di Kota Pematangsiantar yang berjumlah Rp.4.867.070 juta pada tahun 2000, sebesar 58.74 persen (lebih dari setengah) berasal dari industri pengolahan., demikian juga t erh ad ap se lu r u h o u tp u t y an g dihasilk an oleh sek tor ekono mi Kota Pematangsiantar, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dibanding sektor ekonomi lainnya yaitu sebesar 57,05 persen dari total output yang diciptakan di Kota Pematangsiantar. Kontribusi terbesar terhadap penciptaan nilai tambah bruto dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya terdapat pada sektor industri pengolahan yaitu sebesar 37,90 persen dari jumlah nilai tambah bruto Kota Pematangsiantar.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak sektor industri pengolahan melebihi rata-rata terhadap sektor-sektor perekonomian di Kota Pematangsiantar, hal ini dapat dilihat dari dampak total terbesar berasal dari industri kertas barang kertas, percetakan dan penerbitan yaitu sebesar 2,65560 dimana dampak langsungnya terhadap sektornya sendiri sebesar 1,93505 sedangkan dampak tidak langsungnya terhadap sektor lainnya sebesar 0,72055. Berdasarkan klasifikasi 9 sektor, sektor yang mempunyai dampak langsung terbesar adalah berasal dari sektor industri yaitu sebesar 1,77288. Dilihat dari total dampak yang diberikan oleh sektor-sektor ekonomi di Kota Pematangsiantar, dampak terbesar berasal dari sektor industri sebesar 2.39080. Dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya, jumlah output terbesar yang terbentuk akibat permintaan akhir berasal dari sektor industri pengolahan yaitu sebesar 58.33 persen dari total output dan jumlah nilai tambah bruto terbesar yang terbentuk akibat permintaan akhir berasal dari sektor industri pengolahan yaitu sebesar 39.56 persen dari total output.
Pada tahun 2000, peringkat indeks daya penyebaran atau keterkaitan kebelakang (backward linkage) tertinggi hingga ke peringkat ke 18 kecuali untuk peringkat 12 dan 14, berasal dari kegiatan industri pengolahan, meliputi sektor industri kertas, barang dari kertas, percetakan dan penerbitan sebesar 1,88517, diikuti oleh industri pemintalan, penenunan dan perajutan sebesar 1,77686, dan industri mesin dan perlengkapan sebesar 1,56736. Sektor yang mempunyai keterkaitan ke depan atau derajat kepekaan (forward linkage) tertinggi di Pematangsiantar pada tahun 2000, berasal dari sektor perdagangan yakni mencapai 2,68654. Sedangkan peringkat kedua dan seterusnya didominasi oleh sektor industri pengolahan.
Berdasarkan hasil analisis terdapat faktor-faktor utama yang mendukung peningkatan peranan sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar, yaitu sektor industri sebagai sektor penyedia input terbesar bagi sektor industri itu sendiri yaitu sebesar 37,05 persen dari total input yang dibutuhkan, sektor pertanian sebesar 16,80 persen, sektor perdagangan sebesar 6,57 persen, sektor angkutan sebesar 3,86 persen, sektor jasajasa sebesar 1,40 persen, sektor keuangan sebesar 1,26 persen, serta sektor-sektor lainnya sekitar 1 persen.
Jumpatuah Saragih : Pengaruh Forward Dan Backward Linkage Sektor Industri Terhadap…, 2004 USU Repository © 2007