Flowchart Pemecahan Masalah Flowchart Usulan Penerapan Autonomous Maintenance Langkah-langkah Usulan Penerapan Autonomous Maintenance

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

3.1. Flowchart Pemecahan Masalah

Pada bagian ini akan diuraikan langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi dan dapat digambarkan pada flowchart di bawah ini: Gambar 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah

3.2. Flowchart Usulan Penerapan Autonomous Maintenance

Pada bagian ini akan diuraikan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun Autonomous Maintenance dan dapat digambarkan pada flowchart di bawah ini: Mulai Usulan Penerapan Autonomous Mantenance Tujuh Step Autonomous Maintenance Initial Cleaning - Cleaning - Check Sheet Abnormal List - Membuat Standar Cleaning Countermeasure for The Cause and Effects of Dirt - Tindak lanjut abnormal list - Ide improvement berfokus pengurangan Waktu Cleaning Selesai Cleaning and Lubricating Standards - Updating tentative cleaning - Lubricating standard General Inspection - Maintenance teaching manual - Improve skill dari group leader circle - Atur schedule dan lakukan general inspection Autonomous Maintenance Inspection - Evaluasi kembali standard inspeksi tentative - Mengsinkronkan dengan standard dibuat team QCC - Lakukan koreksi dan penyederhanaan Workplace Organization dan House Keeping - Promote simplikasi dan tidiness tempat kerja mengacu pada 5S - Evaluasi peraturan operator dan klarifikasi tanggung jawab Penerapan Program Autonomous Maintenance - Promote audit untuk autonomous maintenance system Step Ke-1 Step Ke-2 Step Ke-3 Step Ke-4 Step Ke-5 Step Ke-6 Step Ke-7 Gambar 3.2. Flowchart usulan penerapan Autonomous Maintenance

3.3. Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat dicapai tujuan yang diinginkan.

3.3.1. Pengamatan

Penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan yaitu mengamati kegiatan perawatan yang di lakukan di PT. WIKA INTRADE, baik dari segi mesin yang digunakan maupun dari kinerja operator mekanik yang melakukan kegiatan perawatan untuk mengetahui tingkat efektivitas kerja mesin CNC Type TMV-760 dan Produk Pipe Intake 17113-EON40 HINO yang mengalami proses machining di mesin CNC Type TMV-760.

3.3.2. Tahap Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah efektivitas kerja Mesin CNC Type TMV-760. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan studi literatur untuk mendapatkan landasan teori yang dapat membantu merumuskan masalah dan mengolah data yang telah dikumpulkan. Landasan teori yang digunakan berkaitan dengan rencana penerapan kegiatan perawatan yang mampu meningkatkan efektivitas kerja Mesin CNC Type TMV-760.

3.3.3. Penentuan Tujuan Penelitian

Setelah melakukan identifikasi masalah, ditentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu bagaimana meningkatkan efektivitas kerja Mesin CNC Type TMV-760 berdasarkan penerapan metode autonomous maintenance untuk menghasilkan kinerja Mesin yang lebih optimal.

3.3.4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang relevan dengan formulasi masalah yang akan dibahas. Data-data yang dikumpulkan antara lain:

1. Data Umum Perusahaan

Data umum perusahaan meliputi sejarah berdirinya perusahaan dan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan. Struktur organisasi mutlak diperlukan untuk memudahkan pengenalan terhadap hubungan antar departemen yang berhubungan langsung dengan bagian perawatan.

2. Data Mesin

Data-data ini berisikan cacatan mengenai spesifikasi mesin yang diteliti yaitu mesin CNC type TMV-760.

3. Data Produksi

Data produksi produk Pipe Intake 17113-EON40 HINO bulan Januari 2010- Desember 2010 di PT. WIKA INTRADE.

4. Data Historikal Machine Break

Data-data ini berisikan catatan mengenai jenis kerusakan mesin dan lamanya waktu pengerjaan perbaikan mesin.

5. Data Jam Kerja dan Delay Mesin

Data kondisi kerja diperlukan untuk mengetahui kegiatan yang ada di perusahaan dan lamanya waktu bekerja. Data ini juga berisikan tentang delay mesin yaitu meliputi data planned downtime, breakdown time, available time dan juga berisikan tentang kemampuan waktu kerja mesin CNC Type TMV-760 setiap harinya. Data ini digunakan untuk mengetahui waktu siklus produk dan waktu siklus ideal produk dari proses machining di mesin CNC Type TMV-760 tersebut.

3.3.5. Pengolahan Data

Untuk memperoleh gambaran yang lebih baik dan menghasilkan suatu keluaran dari pokok permasalahan yang dihadapi, maka data-data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiviness.

1. Availability

Rasio kemampuan mesin yang dinyatakan dalam total waktu operasi operating time tersedia berbanding dengan loading time. Sedangkan loading time sendiri adalah waktu tersedia perhari atau perbulan dikurangi dengan planned down time . Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tingkat ketersediaan dapat dimaksimalkan apabila down time peralatan dibuat seminimal mungkin. time Loading Downtime time Loading time Loading time Operating ty Availabili    Dimana: Downtime = Breakdowntime + Planned Downtime Loading time = Working time – Planned Downtime

2. Menghitung Performance Efficiency

Perhitungan performance efficiency dimulai dengan perhitungan Ideal Cycle Time. Ideal Cycle Time merupakan waktu siklus ideal mesin dalam melakukan proses machining terhadap produk Pipe Intake 17113-E0110 HINO di mesin CNC Type TMV-760. 100    time Operation time cycle ideal amount processed y eEffecienc Performanc

3. Menghitung Rate of Quality Product

Rate of Quality Product merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatanmesin dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar. Rumus yang digunakan untuk menghitung Rate of Quality Product yaitu: 100    amount processed amount defect amount processed product Quality Rate

4. Menghitung Overall Equipment Efectiveness

Rasio ukuran mesin yang menunjukkan apakah peralatan yang digunakan sudah dimanfaatkan secara maksimal atau belum.    Rate Speed Operating ty Availabili ess Effectiven Equipment Overall Efficiency e Performanc

3.3.6. Analisis dan Usulan Perbaikan

Analisis dari pembahasan ini, berisi tentang hal-hal yang ingin di capai. Diantaranya adalah peningkatan nilai efektivitas mesin dan usulan penerapan metode autonomous maintenance pada mesin CNC Type TMV-760.

3.3.7. Kesimpulan dan Saran

Setelah tahap analisis, ditarik sebuah kesimpulan akhir dari penelitian Tugas Akhir ini dan saran untuk kajian lebih lanjut mengenai penelitian ini.

3.4. Langkah-langkah Usulan Penerapan Autonomous Maintenance

Dalam melakukan usulan penerapan autonomous maintenance terdapat tujuh langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat dicapai tujuan yang diinginkan, yaitu:

1. Initial Cleaning atau Pembersihan Awal

Pada tahap ini operator melakukan cleaning dan inspeksi awal terhadap bagian- bagian mesin CNC Type TMV-760 serta mengisi check sheet yang telah dibuat.

2. Countermeasure for The Cause and Effect of Dirt

Pada tahap ini operator menindak lanjuti dari kondisi abnormal yang ditemukan pada tahap sebelumnya dengan membuat ide improvement yang berfokus pada pengurangan waktu cleaning.

3. Cleaning and Lubrication Standard

Pada tahap ini memperbaharui kebijakan cleaning dan lubricating standard. Improvement step kedua setelah mengurangi waktu cleaning serta operator harus mematuhi kebijkan yang telah dibuat terhadap kebersihan mesin.

4. General Inspection

Pada tahap general inspection ini bagian logistik dan peralatan menyiapkan teaching manual kepada operator. Operator juga dituntut untuk mengembangkan kemampuannya terhadap pemeliharaan mesin tidak hanya bisa mengoprasikannya saja dan mengatur schedule untuk melakukan general inspection.

5. Autonomous Maintenance Inspection

Pada tahap ini mengevaluasi kembali standard inspeksi tentative dan lakukan koreksi dan penyederhanaan.

6. Workplace Organization and House keeping

Pada tahap ini melakukan peningkatan penyedehanaan tempat kerja dengan mengacu pada 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke, serta evaluasi peraturan terhadap operator dan klarifikasi tanggung jawab.

7. Penerapan Program Autonomous Maintenance

Pada tahap ini meningkatkan audit untuk sistem autonomous maintenance. 39

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada tugas akhir ini, secara garis besar terdiri dari gambaran umum perusahaan, data-data perusahaan yang dibutuhkan berhubungan dengan permasalahan yang akan diselesaikan.

4.1.1. Data Umum Perusahaan

PT. Wijaya Karya adalah suatu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang didirikan pada tahun 1960, yang pada saat ini merupakan sebuah perusahaan dengan diversifikasi bidang usaha yang luas yaitu meliputi jasa konstruksi, industri manufaktur, fabrikasi, perdagangan serta realiti dan properti. Pada tahun 90-an secara bertahap PT. Wijaya Karya mulai merubah unit kerjanya dari bentuk divisi-divisi menjadi bentuk anak perusahaan. Salah satu anak perusahaan tersebut adalah PT. WIKA INTRADE yang terbentuk pada awal tahun 2000 sebagai mana tertera dalam akta notaris Imas Fatimah, SH. No. 16 tanggal 20 Januari 2000 sesuai dengan kondisi persaingan dunia usaha yang makin mengglobal diharapkan dengan menjadi anak perusahaan maka daya saing perusahaan akan semakin meningkat baik dipasar nasional maupun internasional. PT. WIKA INTRADE ini merupakan hasil penggabungan dari dua buah divisi yang ada di PT. Wijaya Karya yaitu divisi produk metal dan divisi perdagangan. Divisi produk metal merupakan divisi yang memiliki usaha fabrikasi metal non ferrous . Fabrikasi plastik engineering plastic dan fabrikasi produk kelistrikan khusus produk alumunium casting untuk otomotif telah mendapat pengakuan standar internasional yaitu dengan diperolehnya sertifikat QS 9000 pada tahun 1999 sedangkan divisi perdagangan berpengalaman dalam kegiatan pengadaan dan perdagangan yang meliputi produk-produk WIKA sendiri dan produk-produk lainnya di luar WIKA. Yaitu mencakup jasa perdagangan material dan peralatan konstruksi jasa handling impor dan ekspor, serta ekspor produk furniture yang