b Orang pribadi yang menjalankan usaha yangmenyelenggarakan pembukaan.
3.1.3. Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 23 Menurut Gunadi, dkk 2002 :7 menyatakan bahwa Objek Pajak Penghasilan Pasal
23 adalah :
1. Deviden. 2. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
pengembalian utang. 3. Royalti.
4. Hadiah dan penghargaan yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
5. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi. 6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi,jasa konsultan,dan jasa lain selain yang telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
7. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
3.1.4. Penghasilan yang Dikecualikan dari Penggunaan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23
Penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan PPh pasal 23 adalah : 1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
3. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, yaysan atau
organisasi yang sejenis, BUMN atau BUMD,dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia. 4. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat
badan pasangan usaha tersebut : a Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan Menteri Keuangan dan
b Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek Indonesia
3.1.5. Proses Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 23
Prosesperhitungan pemotongan pajak penghasilan PPh pasal 23 yaitu : A. Pemotongan pajak penghasilan PPh pasal 23 ayat 1 Undang-undang
No.17 Tahun 2000 adalah oleh pihak yang membayarkan penghasilan terdiri atas :
1. Badan Pemerintah. 2. Subjek pajak dalam negeri.
3. Penyelenggara kegiatan. 4. Bentuk Usaha Tetap.
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. B. Dasar pemotongan
Yang menjadi dasar pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah: 1 Penghasilan Bruto adalah penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak
dalam menjalankan kegiatan usahanya tanpa adanya pengurangan, meliputi:
1. Dividen 2. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan
3. dengan jaminan pengembalian utang. 4. Royalti
5. Hadiah dan Penghargaan selain yang telah dipotong Pajak 6. Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
2 Perkiraan Penghasilan Netto adalah persentase tertentu yang besarnya telah tercantum dalam Peraturan Perpajakan yang berlaku.Untuk
penghasilan berupa: 1. Sewa dan Penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta
2. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, jasa lain selain yang telah dipotong pajak sebagaimana
dimaksud dalam PPh Pasal 21. C. Tarif pemotongan
Tarif pemotongan pajak penghasilan PPh Pasal 23, yaitu :
1 15 dari penghasilan bruto dan bersifat tidak final dikenakan terhadap penghasilan berupa :
a Deviden sehubungan dengan jaminan pengembalian utang. b Royalti.
c Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pajak. 2 Sebesar 2 dari jumlah bruto atas :
a sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2; dan
b imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
3.1.6. Prosedur Pembayaran Pajak Penghasilan PPh Pasal 23