6
C. STRATEGI UMUM
Keberhasilan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan sangat ditentukan oleh jejaring yang dibangun pada seluruh lini baik
pada tingkat pusat maupun daerah. Pemahaman yang tepat akan program-program Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
oleh berbagai pihak terkait sangat menentukan. Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah strategis
khususnya dalam perencanaan maupun implementasi oleh para Pembina Sekolah Menengah Kejuruan baik di pusat, provinsi,
maupun kabupatenkota, instansi terkait lainnya serta masyarakat, khususnya masyarakat industri dan dunia usaha.
Komitmen dalam rangka peningkatan mutu SMK harus dibangun antara lain melalui pemahaman dan penyamaan persepsi
terhadap kebijakan Direktorat Pembinaan SMK dan program- program implementasi Tahun 2015 antara pengelola pendidikan
yang ada di pusat sebagai perumus kebijakan, serta unsur pengelola dan praktisi pendidikan di daerah sebagai
pengembang dan pelaksana kebijakan. Strategi umum yang digunakan untuk menjamin keberhasilan
dalam implementasi program-program pembinaan SMK Tahun 2015 adalah :
1. Penerapan pendidikan akhlak mulia dan karakter
bangsa;
Sistem pembelajaran saat ini dipandang belum secara efektif membangun peserta didik memiliki akhlak mulia dan
karakter bangsa. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya degradasi
moral seperti
penyalahgunaan narkoba,
radikalisme pelajar, pornografi dan pornoaksi, plagiarisme, dan
menurunnya nilai
kebanggaan berbangsa
dan bernegara. Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini
antara lain sebagai berikut: a Menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan
muatan agama, budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli
ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan;
7 b Mengembangkan
kurikulum pendidikan
yang memberikan muatan
soft skills
yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan
bernegara; c Menumbuhkan budaya peduli kebersihan, peduli
lingkungan, dan peduli ketertiban melalui pembelajaran aktif di lapangan;
d Penilaian prestasi keteladanan peserta didik yang mempertimbangkan aspek akhlak mulia dan karakter
berbangsa dan bernegara.
2. Pengembangan pendidikan menengah kejuruan yang
membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha;
Dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif, yakni pengembangan
kegiatan ekonomi
berdasarkan pada
kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang
bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk menumbuhkan hal tersebut
perlu dirumuskan kebijakan pengintergrasian aspek yang menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha
dalam metodologi pendidikan. Pengembangan metodologi pendidikan ini dilakukan melalui kebijakan-kebijakan sebagai
berikut: a Melakukan kajian dan revisi kurikulum SMK agar lebih
berorientasi pada
pembentukan kreativitas
dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin.
b Meningkatkan kualitas SMK yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada siswa.
c Menciptakan akses
pertukaran informasi
dan pengetahuan ekonomi kreatif antar penyelenggara
pendidikan. d Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas SMK yang
mendukung penciptaan
insan kreatif
dalam pengembangan ekonomi kreatif.
8 e Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara
lulusan SMK
yang terkait
dengan kebutuhan
pengembangan ekonomi kreatif. f Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi
pengalaman dan keahlian di SMK dalam pengembangan ekonomi kreatif.
g Fasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Indonesia di dalam dan luar
negeri.
3. Penguatan sistem evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi