Provinsi lampung TINJAUAN PUSTAKA

RSLabkesda Swasta yang ditunjuk atau berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan setempat. Petugas lapangan puskesmas ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Penanggung Jawab Operasional Kabupaten Kota setelah mendapat informasi dari Kepala Puskesmas setempat. 3 Mitra Laboratorium Balitbangkes melakukan pengelolaan spesimen biomedis dengan cara swakelola. Pada pengambilan, pemrosesan, pemeriksaan spesimen darah darah rutin dan glukosa darah, pengemasan dan pengiriman, Balitbangkes akan melakukan kerja sama dengan beberapa laboratorium sbb: a Laboratorium RS daerah b Labkesda. c Laboratorium Swasta Patelki.

D. Provinsi lampung

Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-undang no 14 tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 maret 1964. Secara geografis Provinsi lampung terletak pada kedudukan 103º40” BT Bujur Timur sampai 105º50” BT Bujur Timur dan 3º45” LS Lintang Selatan sampai 6º45”. Provinsi Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,09 km BPS, 2006. Dari data Bappeda provinsi Lampung 2009, jumlah penduduk provinsi lampung pada tahun 2007 mencapai 7.289.767 jiwa. Menurut BPS Provinsi Lampung 2008 presentase penduduk yang berumur 15-64 tahun sebesar 63,6 atau sekitar 4.636.291 jiwa. Sedangkan presentase penduduk yang berumur ≥65 tahun sebesar 5,5 atau sekitar 400.937 jiwa. ABSTRAK HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI DENGAN PANYAKIT DIABETES MELLITUS DI PROVINSI LAMPUNG PADA TAHUN 2007 Oleh Desti Wulan Handayani Diabetes Mellitus DM merupakan jenis penyakit yang memiliki komplikasi terbanyak jika dibandingkan dengan jenis penyakit degeneratif lainnya. Meningkatnya prevalensi DM, disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang karena mengandung kalori, lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat, membawa konsekuensi terhadap kejadian perubahan status gizi menuju gizi lebih dan obesitas serta berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan status gizi dengan penyakit diabetes mellitus pada pria dan wanita di provinsi Lampung pada tahun 2007. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Lampung dengan sampel sebanyak 14.493 orang. Data tersebut diolah dengan analisa univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan menunjukkan bahwa Faktor risiko terjadinya DM yang terutama pada penduduk usia dewasa di Propinsi Lampung adalah obesitas sentral p-value 0,000 OR=9,35. Faktor risiko lain adalah usia mulai merokok p-value 0,00 OR1, kurang aktifitas fisik p-value 0,000 OR=3,97, kurang konsumsi sayur dan buah p-value 0,000 OR=2,74, kebiasaan sering makanan berlemak p-value 0,044 OR=1,29, gangguan mental emosional p-value 0,000 OR=3,28, obesitas p-value 0,000 OR=2,38. Terdapat hubungan antara gaya hidup dan status gizi pada pria dan wanita di propinsi Lampung pada tahun 2007. Kata kunci: gaya hidup, status gizi, diabetes mellitus, Propinsi Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian ini berlokasi di Propinsi Lampung dan dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2011.

B. Populasi dan Sampel

Data-data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder tersebut diambil dari data Riset Kesahatan Dasar 2007 Propinsi Lampung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesahatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Populasi riset untuk Riskesdas adalah semua rumah-tangga di Provinsi Lampung. Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih di Blok Sensus terpilih menurut sampling yang dilakukan oleh BPS untuk Susenas 2007. Anggota rumah-tangga terpilih merupakan unit observasi pengamatan dalam rumah-tangga, sesuai dengan kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen untuk wawancara, pemeriksaan antropometri dipergunakan untuk seluruh anggota rumah tangga terpilih. Sehingga pada data penelitian Riskesdas 2007 ini diperoleh sampel sebanyak 14.493 orang Riskesdas, 2007.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian DM Tipe 2 di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

10 83 129

Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik Endokrin RSUD. Dr. Pirngadi Medan

21 183 72

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN SINDROM METABOLIK DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT Hubungan Status Gizi dan Sindrom Metabolik dengan Kejadian Komplikasi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi.

5 13 15

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN PASIEN MENGENAI DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN PASIEN MENGENAI DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 15

status lingkungan hidup daerah provinsi lampung tahun 2007

0 7 181

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DIABETES MELITUS PADA WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA Siti Nuryati

0 0 11

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA

0 0 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU GAYA HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS PRAMBANAN KLATEN

0 0 17