Tabel 2.7 Klasifikasi KKP Menurut Wellcome
Tanda yang ada berat baku
Edema Defisit BBTB
Kurus 80-60
Minimal Pendek
60 Minimal
Marasmus 60
++ Kwasiorkor
80-60 +
++ Marasmik Kwasiorkor
60 +
++
Sumber: Arisman, 2009
Klasifikasi Waterlow 1973 telah lebih baik, menggunakan indikator berat badan  terhadap  usia  dan  berat  terhadap  tinggi  badan  meskipun  masih  mengacu
pada  baku  Harvard.  Waterlow  mengelompokkan  KKP  menjadi  4  kelas,  yaitu: normal.  kurus,  kurus  dan  pendek,  serta  pendek.  Data  seperti  ini  penting  karena
pendekatan serta antisipasi lamanya terapi keduanya tidak sama. Sebagai contoh. untuk  menormalkan  mereka  yang  kurus  tidak  memakan  waktu  lama,  sementara
sebaliknya:  mengejar  ketertinggalan  pertumbuhan  linier  kalau  masih  dapat memerlukan waktu cukup panjang.
Arisman, 2009
Tabel 2.8 Klasifikasi KKP Menurut Waterlow
Derajat kependekan Derajat kekurusan BBTB
Persen derajat BBU  90 0    80-901 70-802  703
90 derajat 0 95-90derajat 1
Normal Kurus
85-90 derajat 2 80 derajat 3
Pendek Kurus-pendek
Sumber: Arisman, 2009
Terakhir, Departemen Kesehatan RI 2000, berdasarkan Temu Pakar Gizi di  Bogor  tanggal19-21  Januari  dan  di  Semarang  tanggal  24-26  Mei  tahun  2000,
merekomendasikan  baku  WHO-NCHS  untuk  digunakan  sebagai  baku
antropometris di Indonesia. Dari sini klasifikasi KKP kemudian disusun. Indikator yang  dipakai  ialah  tinggi  dan  berat,  sementara  penyajian  indeks  digunakan
simpangan baku. Arisman, 2009
Tabel 2.9 Klasifikasi KKP menurut Depkes 2000
Indeks Simpangan baku
Status gizi
Berat badan terhadap usia BBU ≥2 SD
-2 SD sampai + 2 SD -2 SD sampai -3 SD
-3 SD Gizi lebih
Gizi baik Gizi kurang
Gizi buruk
Tinggi badan terhadap usia TBU  Normal Pendek
-2SD sampai +2SD - 2 SD
Berat  badan  terhadap  tinggi  badan BBTB
≥2 SD -2 SD sampai + 2 SD
-2 SD sampai -3 SD -3 SD
Gemuk Normal
Kurus Sangat kurus
Sumber: Arisman, 2009
Berlainan  dengan  metode  yang  digunakan  untuk  menilai  keadaan  gizi anak,  status  gizi  remaja  dan  dewasa  ditentukan  dengan  Plcnggunakan  indikator
indeks masa tubuh body mass indeks BMI. Indeks masa tubuh, yaitu pembagian berat dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, dianjurkan untuk
mengukur  status  gizi  remaja  dan  dewasa,  Kriteria  yang  dianjurkan  oleh International  Worhing  Party  terpapar  dalam  table.  Berdasarkan  data
pengukuran  orang  kulit  putih  dan  berwarna  di  Amerika  Serikat,  diagnosis  KKP bagi kaum remaja dibatasi 15, dan 16,5 untuk usia masin g-masing 11-13 dan
14-17 tahun. Arisman, 2009
Tabel 2.10 Klasifikasi KKP Dewasa menurut BMI
BMI
2
Derajat KKP
18,5 Normal
17,0-18,4 Ringan
16,0-16,9 Sedang
16,0 Berat
Sumber: Arisman, 2009
2.1.7 Kerangka Konsep
2.1.8 Definisi Operasional
Pendidikan  yaitu  Suatu  cara  untuk  mengembangkan  ketrampilan, kebiasaan    dan  sikap-sikap  yang  diharapkan  dapat  membuat  seseorang  menjadi
warga  negara  yang  baik”.  “Tujuannya  untuk  mengembangkan  atau  mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang”.
Pengetahuan  yaitu  kemampuan  ibu  dalam  menjawab  pertanyaan  tentang kebutuhan  protein  diukur  dengan  memberi  skor  pada  kuesioner.  Bila  jawaban
benar diberi skor 1, dan 0 bila salah. Makan nilai yang akan didapat antara 0-10.
Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor dibagi jumlah pertanya dikali 100
Menurut Undang-Undang
  UU  SISDIKNAS  No.  2  tahun  1989  :  Pendidikan  adalah  usaha  sadar untuk  menyiapkan  peserta  didik  melalui  kegiatan  bimbingan,  pengajaran,
danlatihan bagi peranannya di masa yang akan datang; Tingkat pendidikan
Pengetahuan tentang kebutuhan protein
saat kehamilan
25
BAB III Metode Penelitian
3.1. Desain Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  diskriptif  dengan  desain  potong  lintang cross sectional.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  puskesmas  peunaron  pada  tanggal  1-30
September 2010. 3.3.
Populasi dan Sapel 3.3.1  Populasi
Populasi  pada  penelitian  ini  adalah  ibu  yang  menikah  di  daerah Peunaron Aceh Timur.
3.3.2  Sampel
Sampel  pada  penelitian  ini  adalah  ibu  yang  menikah  dan  telah memiliki anak di puskesmas Peunaron Aceh Timur.
Karena  proporsi  agresi  tidak  diketahui  dan  peneliti  menganggap proporsi agresi adalah 50, dengan derajat kepercayaan 95 dan peneliti
mengiginkan presisi  mutlak sebesar 10. Maka rumus penentuan jumlah sampel adalah:
n = P1-PZ
2
d
2
Jawab d= 0,1
Z= 1,96
n = P1-PZ
2
d
2
= 0,51-0,5.1,96
2
0,1
2
= 96,04 responden Akan tetapi peneliti mengambil sampel penelitan sebesar 100 responden.
3.3.2.1 Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi 1.
Wanita yang sudah menikah dan memiliki anak di wilayah kerja puskesma peunaron
2. Ibu yang memeriksa kehamilannya di puskesmas peunaron
Kreteria Eksklusi 1.
Wanita yang sudah menikah tapi belum memiliki anak
3.4. Cara Kerja Penelitian
3.4.1.  Pengumpulan data
Data  diperoleh  dari  penyebaran  kuesioner  pada  responden diwilayah kerja puskesmas Peunaron Aceh Timur.
3.4.2.  Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas  yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya  lebih  baik  sehingga  lebih  mudah  diolah.  Dalam  penelitian  ini pengumpulan  data  dengan  menggunakan:  Kuesioner  yang  dibagikan
langsung kepada ibu yang telah memiliki anak.
3.4.3.  Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan  data  dilakukan  dengan  menggunakan  program  SPSS  for Windows. Data disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
3.4.4.  Interpretasi Data Interpretasi data dilakukan secara diskriptif.
3.4.5.  Pelaporan Hasil
Pelaporan hasil penelitian disusun dalam bentuk makalah ilmiah.
27
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Analisi Univariat
Setelah  dilakukan  analisi  unuvariat  dari  hasil  karakteristik  tigkat pendidikan ibu di wilayah peunaron sebagai berikut:
4.1.1  Pendidikan Ibu
Berdasarkan  pendidikan  didapatkan  denngan  penyebaran  kuesioner terhadap ibu di daerah peunaron.
Tabel 4.1 Distribusi tingkat pendidikan
Tingkat pendidika Jumlah
Persentasi Tinggi
67 67
Rendah 33
33 Total
100 100
Berdasarkan  data  pada  tabel  4.1  diatas  didapatkan  hasil  ibu  yang berpendidikan  tinggi  adalah  sebesar  67  sedangkan  ibu  dengan  pendidikan
rendah berjumlah adalah sebesar 33
4.1.2  Pengetahuan Ibu
Tabel 4.2 Distribusi tingkat pengetahua
Pengetahuan Jumlah
Persentase Baik
80 80
Buruk 20
20 Total
100 100