Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Saat Kehamilan Di Wilayah Sukabumi Utara
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN
SEKSUAL SAAT KEHAMILAN
DI WILAYAH SUKABUMI UTARA
Skripsi
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH: FITRI FARHANI
1110104000031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H(2)
(3)
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014
Fitri Farhani, NIM: 1110104000031
Relationship between Education Level and Knowledge Pregnant Women about Sexual Intercourse during Pregnancy in Sukabumi Utara Area
xx + 64 pages + 7 Tables + 2 Charts+ 1 pictures+ 1 Diagrams + 6 Attachments
ABSTRACT
Aspects of sexuality are taboo and rarely examined by health practitioners, especially about sexual intercourse during pregnancy. Pregnancy is not an impediment to do sexual intercourse, because sexual intercourse is one of the physiological needs. The importance of knowledge of sexual intercourse during pregnancy becomes an important aspect that needs to be known to pregnant women.
The aim of this study was to determine whether there is a relationship between level of education and knowledge of pregnant women about sexual intercourse during pregnancy. This study was a quantitative study with cross-sectional design at = 0.05 level. Data collection was conducted on 82 respondents in Sukabumi Utara area in June 2014 using questionnaire with a purposive sampling technique. Data analysis using Chi square test. The results of this study showed p value= 0,112.
This research can provide input the health practitioners to provide comprehensive service and provide information or counseling to pregnant women in matters of sexual intercourse.
(4)
iv Skripsi, Juli 2014
Fitri Farhani, NIM: 1110104000031
Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Saat Kehamilan Di Wilayah Sukabumi Utara
xx + 64 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 1 gambar + 1diagram + 6 lampiran
ABSTRAK
Aspek seksualitas merupakan hal yang tabu dan jarang dikaji oleh petugas kesehatan, terutama tentang hubungan seksual saat kehamilan. Kehamilan bukan merupakan suatu halangan untuk melakukan hubungan seksual, karena hubungan seksual merupakan salah satu kebutuhan fisiologis. Pentingnya pengetahuan hubungan seksual saat kehamilan menjadi aspek penting yang perlu diketahui ibu hamil.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat kehamilan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan = 0,05. Pengambilan data dilakukan pada 82 orang responden di wilayah Sukabumi Utara pada bulan Juni 2014 dengan menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan ujiChi Square. Hasil uji didapatkan nilai pvalue= 0,112
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan secara komprehensif serta dapat memberikan informasi atau penyuluhan kepada ibu hamil dalam masalah hubungan seksual. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Hubungan Seksual saat Kehamilan
(5)
(6)
(7)
(8)
viii
Nama : Fitri Farhani
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Januari 1993 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Raya Kebayoran Lama Rt. 005 RW 001 No.10 Sukabumi Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat 11540
Telepon : 089653900668
Email :phyfarhany@gmail.com
fitrifarhani_buun@yahoo.com Riwayat Pendidikan :
1. 1998 - 2004 : SDI Al-Falah II Pagi 2. 2004 - 2007 : MTs Al-Falah 3. 2007 - 2010 : MA Al-Falah
4. 2010 - 2014 : S-1 Ilmu Keperawatan
(9)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum. Wr. Wb
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Hubungan Seksual Saat Kehamilan di Wilayah Sukabumi Utara . Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. DR (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ns. Uswatun Hasanah, MNS., selaku Dosen Pembimbing akademik yang selalu memberikan perhatian, waktu, dan bimbingannya selama proses perkuliahan.
4. Ibu Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat, selaku Dosen Pembimbing pertama yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
(10)
x penyusunan skripsi ini.
6. Pihak Kementerian Agama RI serta Pengelola PBSB yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk mendapatkan beasiswa dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga peneliti bisa menempuh studi disini.
7. CSS MoRA, baik CSS MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan semangat, inspirasi, ilmu, serta pengalaman yang luar biasa.
8. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan
9. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, Mama dan Papa tersayang (Ibu Umyani dan Bapak Syarifuddin), adikku tersayang (Ahmad Hibatul Wafie), saudara-saudaraku (Ka yoyo, Teteh), dan teruntuk Ryan Alfian. Terima kasih atas segala perhatian dan dukungan yang telah kalian berikan untukku, atas doa yang senantiasa selalu terpanjatkan, dan terimakasih telah menjadi bagian hidupku.
10. Sahabat-sahabatku Qiflyu Jodi, teman-teman seperjuangan di Alfalah36, dan teman terbaik di bangku perkuliahanku My Rainbow (Desy, Fidah, Naila, Nina, Alip, Adel), terimakasih karena kalian telah menjadi pelipur lara suka duka bersama, pemberi semangat dan motivasi.
(11)
xi
11. Seluruh teman-temanku di Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010, kita semua luar biasa, terimakasih atas perkenalan berharga selama dibangku perkuliahan ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu alaikum. Wr. Wb
Jakarta, Juli 2014
(12)
xii
Halaman
Halaman Judul... i
Pernyataan Keaslian Karya ... ii
Abstract ... iii
Abstrak... iv
Pernyataan Persetujuan... v
Lembar Pengesahan vi Daftar Riwayat Hidup... viii
Kata Pengantar... ix
Daftar Isi... xii
Daftar Gambar... xvi
Daftar Diagram... xvii
Daftar Bagan... xviii
Daftar Tabel... xix
Daftar Lampiran... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
(13)
xiii BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan... 9 1. Pengertian Pengetahuan... 9 2. Tingkat Pengetahuan... 10
3. Proses Pengetahuan 10
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 11
5. Cara Memperoleh Pengetahuan . 13
6. Cara Mengukur Pengetahuan 14
B. Pendidikan ... 14
1. Pengertian Pendidikan .. 14
2. Unsur-unsur Pendidikan .. 14
3. Tingkat Pendidikan ... 15
C. Kehamilan ... 15 1. Pengertian Kehamilan ... 15 2. Perubahan Fisiologis Kehamilan ... 16 a. Perubahan pada Sistem Reproduksi 16 b. Perubahan pada Sistem Kardiovaskular .. 18 c. Perubahan pada Sistem Pernapasan 18
d. Perubahan pada Ginjal 18
e. Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal 19
f. Perubahan pada Sistem Integumen 19
g. Perubahan pada Sistem Pencernaan 20 3. Perubahan Psikologis Kehamilan... 20
(14)
xiv
2. Komponen Seksualitas . 22
3. Hubungan Seksual 23
4. Seksualitas Selama Kehamilan 25
E. Kerangka Teori... 34
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep... 34
B. Hipotesis... 34
C. Definisi Operasional... 35
BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 37
C. Populasi dan Sampel... 37
D. Pengumpulan Data ... 39
E. Instrumen Penelitian... 40
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 41
G. Pengolahan Data... 43
H. Analisis Data... 44
(15)
xv BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian... 47 B. Hasil Analisis Univariat... 48 C. Hasil Analisis Bivariat... 50
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat... 52 B. Analisis Bivariat... 59 C. Keterbatasan Penelitian... 62
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 64
Daftar Pustaka
(16)
xvi
No gambar Judul Gambar Hal
(17)
xvii
DAFTAR DIAGRAM
No diagram Judul Diagram Hal
(18)
xviii
No bagan Judul Bagan Hal
2.1 Kerangka Teori 33
(19)
xix
DAFTAR TABEL
No tabel Judul Tabel Hal
3.1 Definisi Operasional 36
4.1 Kisi-kisi kuesioner 42
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur 48 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Kehamilan 48 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
49
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil
50
5.5 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Hamil dan Tingkat Pendidikan
(20)
xx Lampiran1 Surat Perizinan
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Uji validitas dan reliabitas Lampiran 5 Hasil Analisis Univariat Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat
(21)
1 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan sesuatu yang unik pada kehidupan perempuan
dan bagian dari pengalaman yang signifikan bagi pasangan suami istri.
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikologi seorang perempuan karena pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi dan janinnya. Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya
perubahan seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Periode transisi dari
kehamilan dapat berpengaruh pada fisik, emosi, kognitif, dan pola hubungan
seksualitas (Sagiv, 2012; Bobak, 2004). Perempuan hamil mengalami
perubahan fisik dan psikologisnya, karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron. Perubahan yang terjadi selama kehamilan ini
termasuk aspek emosional dan seksualitas (Bobak, 2004).
Perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada ibu hamil seperti
gejala somatis (kelelahan, mual), nyeri selama aktifitas seksual, dan takut
membahayakan janin (abortus) mungkin berpengaruh kuat pada seksualitas
wanita dan tipe kegiatan seksual pada pasangan. Rasa lelah dan lemas
dilaporkan sebagai alasan kehilangan hasrat seksual selama kehamilan.
Ditambah lagi, perubahan hormon dan mood, sakit pinggang, serta
sensitifitas payudara merupakan ketidaknyamanan melakukan aktifitas
seksual dan mengurangi keinginan wanita dalam interaksi seks (Sagiv,
(22)
Seksualitas merupakan bagian alami dari kehidupan. Bagi manusia,
seks adalah cara untuk mengekspresikan kesenangan, cinta, dan kepuasan
bagi pasangannya, atau untuk mendapatkan anak (Hesperian, 2007).
Kebutuhan akan hubungan seksual bagi suami istri didalam kehidupan
rumah tangga merupakan unsur penting yang dapat meningkatkan kedekatan
dan kualitas hidup (Cedli, 2012). Hubungan seksual selama hamil bersifat
individual, bergantung pada faktor fisik, emosi, disfungsi seksual, dan mitos
tentang seks ketika hamil (Susanti, 2008). Keinginan hubungan seksual
pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan sebagian kecil
makin meningkat, berkaitan dengan meningkatnya hormon estrogen. Oleh
karena itu, hubungan seksual waktu hamil bukan merupakan halangan
(Manuaba, 2009).
Sebanyak 54% ibu hamil mengalami penurunan libido pada trimester
pertama dan 80% ibu hamil merasakan dorongan dan reaksi seksualnya
meningkat pada trimester kedua ((Murkoff, 2006; Danarti, 2010). Penelitian
yang dilakukan di Iran oleh Shojaa (2008) melaporkan terdapat penurunan
hasrat seksual dan frekuensi berhubungan selama hamil dari trimester
pertama sampai tiga dan menggunakan beberapa posisi serta tekhnik dalam
berhubungan seks. Beberapa alasan yang menjadi penghalang berhubungan
seks ketika hamil yaitu mual dan muntah pada trimester pertama, perut yang
membesar pada trimester tiga, faktor psikologi, ketidaknyamanan fisik
ketika berhubungan, mitos yang salah seperti membahayakan janin dan
(23)
3
Mitos-mitos yang ada di masyarakat mengenai hubungan seksual saat
hamil berpengaruh pada hubungan seksual pasangan itu sendiri (Tino,
2009). Beberapa mitos dikaitkan ketika melakukan hubungan seksual saat
hamil diantaranya: kontraksi setelah seks dapat menyebabkan keguguran
dan kelahiran prematur, bayi tidak mendapat oksigen yang cukup selama
orgasme dan berhubungan dengan kontraksi, seks selama masa kehamilan
atau oral seks atau anal seks tidak diizinkan oleh agama atau kepercayaan
tertentu, dan perilaku oral seks dapat menyebabkan emboli udara dan
melukai ibu dan janin (Daniel, 2010).
Penelitian menunjukkan sekitar 37% perempuan mengalami
peningkatan ketertarikan seksual selama kehamilan (Khamis, 2007).
Marshall (1999) mengatakan frekuensi berhubungan seksual sangat
berkurang dan tidak lagi memikirkan alat kontrasepsi ketika merasa cukup
lelah. Setiap kondisi kehamilan mengalami perbedaan, maka batas aman
frekuensi hubungan seksual yang dilakukan juga berbeda.
Seksualitas merupakan hal tabu dan sensitif untuk dibicarakan dan
jarang didiskusikan di kalangan petugas kesehatan. Beberapa penelitian
mengungkap pula rendahnya ketertarikan petugas kesehatan dalam
menggali informasi seputar seksual dalam klinik antenatal (Uwapusitanon &
Choobun, 2004; Shojaa, Jouybari &Sanagoo, 2008; Sacomori, 2010).
Rendahnya keteretarikan petugas kesehatan menyebabkan masalah
seksualitas tidak teridentifikasi dengan baik. Di sisi lain, banyak sekali
pertanyaan yang ingin ditanyakan perempuan selama kehamilan, namun
(24)
Promosi kesehatan seksual selama masa kehamilan penting dilakukan
melihat banyaknya ketakutan dan perubahan yang terjadi pada kehamilan.
Pasangan juga perlu secara bebas membahas hubungan seksual mereka
selama hamil. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan
psikologis yang cepat selama hamil akan menjadi bingung dengan perilaku
pasangannya. Dengan membicarakan perubahan yang dialami, pasangan
dapat memberi dukungan satu sama lain dan dapat menguatkan keinginan
berhubungan seksual. Para petugas kesehatan juga dapat membantu
mengantisipasi perubahan dan membantu dengan menegoisasi hambatan
yang untuk memfasilitasi kepuasan pasangan satu sama lain (Bobak, 2004;
Daniel, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2013) di Bidan
Praktik Swasta (BPS) Surakarta didapatkan bahwa hubungan seksual selama
kehamilan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang disebabkan oleh
faktor pendidikan. Pengetahuan merupakan dasar penting untuk memben
tuk tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya pendidikan, media massa atau informasi, sosial
budaya, ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Penelitian yang
dilakukan oleh Puspita (2011) menyatakan bahwa ibu hamil yang
mempunyai pengetahuan kurang biasanya tidak mengerti tentang posisi
yang baik dan aman sat kehamilan dan batasan hubungan seksual yang
diperbolehkan saat kehamilan.
Pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan, dimana pendidikan
(25)
5
dan lebih matang pemikirannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
pengetahuannya semakin baik. Ini dipengaruhi oleh pengalaman dan
wawasan yang lebih luas dibanding mereka yang memiliki pendidikan lebih
rendah. Dengan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan cenderung
mendapatkan informasi lebih banyak, baik dari orang lain maupun dari
media massa (Notoadmodjo, 2007).
Survey yang dilakukan peneliti di Wilayah Sukabumi Utara belum
belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan seksual selama masa
kehamilan. Melalui data yang didapatkan dari bidan setempat, ibu hamil
sering menanyakan masalah hubungan seksual selama kehamilan. Hasil
wawancara didapatkan bahwa beberapa ibu hamil kurang pengetahuan dan
informasi tentang hubungan seksual selama kehamilan seperti pembatasan
hubungan seksual, mitos-mitos yang dipercayai saat hamil.
Penelitian tentang seksualitas pada kehamilan telah banyak dilakukan
di luar negeri maupun didalam negeri. Seksualitas sendiri merupakan hal
yang tabu untuk dibicarakan dan didiskusikan, pelayanan kesehatan juga
tidak memberikan konseling atau informasi lebih dalam mengenai hubungan
seksual. Pengetahuan yang cukup dan informasi yang luas diperlukan oleh
ibu hamil untuk menghadapi perubahan yang terjadi pada kehamilannya,
terutama mengenai hubungan seksual. Berdasarkan latar belakang masalah
ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara
tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual
(26)
B. Rumusan Masalah
Perubahan yang dirasakan dalam berhubungan seksual antara ibu hamil
yang satu dengan lainnya sangat berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hapsari (2011) di Puskesmas Pondok Aren didapatkan bahwa selama
kehamilan, ibu hamil merasakan perubahan dengan hubungan seksualnya
yang meliputi perubahan frekuensi hubungan seksual, perubahan hasrat dan
keinginan untuk berhubungan seksual, dan perubahan posisi ketika
melakukan hubungan seksual saat hamil. Mayoritas ibu hamil menyatakan
mengalami penurunan frekuensi hubungan seksual dan gairah seks
semenjak awal kehamilan karena kondisi yang lemah.
Penelitian yang mengkaji tentang seksualitas pada ibu hamil masih
belum banyak dilakukan, anggapan tabu dari masyarakat menyebabkan
aspek seksualitas jarang terkaji. Petugas kesehatan sendiri pun juga jarang
mendiskusikan terkait dengan masalah ini. Para ibu hamil disarankan lebih
menambah pengetahuannya atau mendapatkan informasi tentang seksualitas
pada saat hamil baik dari tenaga kesehatan setempat, media cetak dan
elektronik, maupun mengikuti penyuluhan yang khusus tentang seksualitas
dalam kehamilan (Zakirman, 2011). Berdasarkan masalah tersebut, maka
dirumuskan sebuah pertanyaan: Apakah ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat
(27)
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan
seksual saat kehamilan di Wilayah Sukabumi Utara
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pendidikan ibu hamil di Wilayah Sukabumi
Utara
b. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat
kehamilan di Wilayah Sukabumi Utara
c. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat kehamilan di
Wilayah Sukabumi Utara
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
a. Memberikan informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya
mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
ibu hamil tentang hubungan seksual saat kehamilan.
2. Manfaat Praktis
(28)
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai literatur ilmu
pengetahuan bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan
wawasan tentang seksualitas selama kehamilan, khususnya pada
Keperawatan Maternitas
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pendidikan kesehatan
(29)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Pengertian
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh
manusia yang ditangkap dari berbagai sumber (Ihsan, 2010). Pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dimana terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa, dan peraba (Notoadmodjo, 2007).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom (2001), tingkat pengetahuan dibagi menjadi 7
yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan
tingkatan terendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah menjelaskan secara benar tentang objek yang
(30)
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi kedalam bentuk
komponen tetapimasih dalam kaitan satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah kemampuan menyusun formulasi-formulasi baru dari
formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan memberikan penilaian terhadap suatu
objek.
g. Cipta (Create)
Cipta adalah kemampuan memadukan unsure-unsur menjadi suatu
bentuk baru yang utuh atau membuat sesuatu yang orisinil.
3. Proses Pengetahuan
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa proses pengetahuan terjadi dalam
beberapa tahap, yaitu awareness(kesadaran) dimana seseorang menyadari
atau mengetahui stimulus kemudian seseorang merasa interest (tertarik)
terhadap stimulus atau objek tersebut. Proses selanjutnya adalah
mengevaluasi, menimbang baik buruk stimulus bagi dirinya, kemudian
seseorang mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dia kehendaki
(31)
11
berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap
stimulus (Mubarak, dkk, 2006)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Hubungan Seksual
Menurut Notoadmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah: pendidikan, informasi, umur, sosial
budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi.
a. Tingkat Pendidikan
Konsep pendidikan sendiri diartikan sebagai usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat penghidupan yang lebih tinggi (matang) (Hasbullah, 2006).
Berdasarkan jurnal Pro_Health dalam Putri (2011) menyatakan bahwa
pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan ibu
hamil, makin mudah menerima informasi. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Setyowati (2011) menyatakan bahwa ibu hamil
dengan pengetahuan baik akan melakukan hubungan seksual secara
wajar karena mereka tahu bahwa hubungan seksual selama kehamilan
itu boleh dilakukan selama kehamilan mereka normal. Sementara itu,
apabila ibu hamil berpengetahuan kurang dan memiliki pendidikan
rendah maka ibu tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan
karena tidak tahu apakah diperbolehkan atau tidak.
b. Informasi
Dengan memberikan informasi, diharapkan akan terjadi peningkatkan
(32)
kesadaran dan kemauan. Seorang ibu yang mempunyai sumber
informasi yang banyak memiliki pengetahuan yang lebih luas.
c. Umur
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang..
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) tentang
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang seksualitas selama kehamilan
mengatakan bahwa umur dapat mempengaruhi pengetahuan karena
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik (Notoatmodjo, 2010). Sejalan dengan penelitian Setyowati
(2011) menyatakan bahwa semakin matang umur ibu maka cara
berfikir dan pandangan ibu tentang hubungan seksual juga lebih baik.
d. Sosial Budaya
Kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
dapat mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam individu
tersebut.
e. Pengalaman
Semua pengalaman pribadi dapat merupakan sumber pengetahuan
untuk menarik kesimpulan dan pengalaman. Berdasarkan penelitian
Setyowati (2011), pengalaman yang dimaksud disini adalah
pengalaman hamil. Ibu dengan paritas multigravida mempunyai
pengalaman bagaimana kehamilannya termasuk dengan hubungan
(33)
13
primigravida belum mempunyai pengalaman dengan kehamilan
termasuk hubungan seksual selama kehamilan.
f. Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Semakin tinggi kemampuan sosial ekonomi semakin mudah seseorang
dalam mendapatkan pengetahuan. Pernyataan tersebut didukung oleh
Jurnal Pro_Health dalam Putri (2011) yang menyatakan bahwa status
ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya status fasilitas yang
diperlukan dalam kehamilannya, sehingga status social ekonomi ini
akan mempengaruhi pengetahuan ibu hamil.
5. Cara memperoleh Pengetahuan
Beberapa cara dapat ditempuh untuk mendapatkan pengetahuan
diantaranya:
a. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara tradisional terdapa 4 cara diantaranya, cara coba salah dimana
terjadi pada masyarakat yang memiliki pola pikir yang sama.
Masyarakat menggunakan kemungkinan dalam memecahkan
masalah, jika kemungkinan tidak berhasil digunakan kemungkinan
yang lain sampai berhasil. Cara kedua yaitu menggunakan cara
kekuasaan atau otoritas dimana orang yang mempunyai otoritas
akan diterima pendpaatnya secara langsung tanpa dibuktikan
kebenarannya. Cara ketiga yaitu berdasarkan pengalaman sendiri,
(34)
b. Cara modern atau ilmiah
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis,
logis, dan ilmiah yang disebut metodologi penelitian atau metode
penelitian ilmiah.
6. Cara mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003)
B. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan
kebudayaan. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 diartikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mengembangkan secara aktif potensi
dirinya (Hasbullah, 2006).
2. Unsur-unsur Pendidikan
a. Input
Input adalah sasaran pendidikan yaitu individu, kelompok, masyarakat,
dan pendidik atau pelaku pendidikan.
b. Proses
Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
(35)
15
c. Output
Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau pelaku.
3. Tingkat Pendidikan
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar dan
pendidikan tinggi. Dimana Pendidikan Dasar, terdiri dari: Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah dan SMP/ Mts. Pendidikan Tinggi, terdiri dari: SMA
dan MA, SMK dan MAK, Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, dan
Universitas (Sisdiknas, 2003)
C. Kehamilan 1. Pengertian
Kehamilan merupakan peristiwa normal dalam siklus kehidupan
perempuan dan merupakan simbol dari feminitas seorang perempuan,
dimana terjadi banyak perubahan termasuk perubahan seksual (Budiarti,
2010; Murkoff, 2006). Kehamilan dimulai saat pertemuan sel telur dan
sperma (konsepsi) hingga melahirkan. Periode kehamilan berlangsung
selama 36-40 minggu (Cedli, 2012). Selama periode kehamilan, banyak
perubahan diri yang dialami seperti perubahan fisik, psikologis, gambaran
diri, dan perubahan gaya hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi
kehamilan, dari dalam maupun luar yang dapat menimbulkan masalah,
terutama bagi yang pertama kali hamil. Upaya pemeliharaan kesehatan
kehamilan tidak semata-mata ditujukan pada aspek fisik saja, tapi aspek
(36)
2. Perubahan Fisiologis Kehamilan
Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa kehamilan
disebut tanda kehamilan. Ada tiga kategori, presumsi, yaitu perubahan
yang dirasakan wanita (misalnya amenore, keletihan, nyeri payudara,
pembesaran payudara, morning sickness atau perasaan tidak nyaman yang
berupa mual pada pagi hari, danquickeningatau disebut pergerakan janin);
kemungkinan, yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa
(misalnya, tanda Hegar yaitu istmus melunak dan dapat ditekan,
ballotemen, tanda Goodel dimana servis melunak, tanda Chadwick dimana
serviks berwarna biru, dan ditandai degan tes kehamilan); dan pasti
(misalnya ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin, dan pemeriksa
merasakan gerakan bayi) (Bobak, 2004).
Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan:
a. Perubahan sistem reproduksi
Perubahan yang terjadi pada kehamilan salah satunya adalah
perubahan sistem reproduksi. Selama hamil kadar estrogen dan
progesterone yang meningkat menekan Follicle Stimulating Hormon
(FSH) dan Lutenizing Hormone (LH), sehingga maturasi folikel dan
pelepasan ovum tidak terjadi dan siklus menstruasi berhenti. Setelah
implantasi, ovum yang dibuahi dan vili korionik memproduksi hCg
yang mempertahankan korpus luteum untuk memproduksi estrogen
dan progesterone selama 8 sampai 10 minggu pertama kehamilan
(37)
17
Tiga tugas utama diperankan uterus selama kehamilan diantaranya
mengimplantasi ovum yang telah dibuahi, menampung bayi yang
sedang tumbuh, dan mengeluarkan bayi pada waktunya. Untuk
mencapai tugasnya yang kedua, uterus harus berkembang dan
membesar (Kuswandani, 2011). Pertumbuhan uterus pada trimester I
sebagai respon terhadap stimulus kadar estrogen dan progesterone
yang tinggi. Pembesaran terjadi akibat peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah serta kenaikan ukuran serabut otot (Bobak,
2004).
Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat,
bentuk, dan posisi menyesuai perkembangan janin. Dinding-dinding
otot menguat dan menjadi lebih elastis. Untuk menampung bayi yang
sedang tumbuh, plasenta, dan air ketuban, kapasitas rongga uterus
meningkat menjadi 5-10L (Bobak, 2004; Kuswandani, 2011).
Awal kehamilan, jaringan vagina juga berubah sehingga vagina
akan membuka dengan mudah untuk kelahiran. Sel-sel otot membesar
dan selaput lendir di vagina menebal, efeknya terjadi peningkatan
sekresi vagina. Peningkatan vaskularisasi vagina menimbulkan warna
kebiruan pada mukosa vagina dan serviks, dimana dijadikan tanda
kemungkinan kehamilan yang disebut tanda chadwick. Peningkatan
vaskularisasi vagina dan visera panggul menyebabkan peningkatan
sensitivitas yang menyolok dan dapat meningkatkan keinginan dan
(38)
pembuluh darah dan uterus yang berat menyebabkan timbulnya edema
dan varises vulva (Bobak, 2004; Murkoff, 2006)
b. Perubahan pada sistem kardiovaskular
Penyesuaian maternal kehamilan melibatkan perubahan
kardiovaskuler, baik aspek anatomis maupun fisiologis. Selama hamil,
volume darah meningkat sekitar 1,5 liter, volume meningkat perlahan
dari 10 minggu kehamilan dan stabil pada trimester 3 kehamilan. Pada
wanita hamil aterm, terjadi peningkatan jumlah sel darah merah secara
tetap, terutama jika mengkonsumsi suplemen besi. Dengan lebih
banyak cairan yang didorong mengelilingi tubuh, jantung bekerja
ekstra (Kuswandani, 2011).
c. Perubahan pada sistem pernapasan
Paru-paru juga bekerja lebih ekstra lagi untuk menjaga tambahan
darah disuplai oksigen dengan baik. Semakin bertambahnya usia
kehamilan dan membesarnya uterus ke rongga abdomen, pernapasan
dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat
inspirasi semakin sulit. Selama masa hamil, perubahan pada pusat
pernapasan menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadap
karbondioksida yang disebabkan oleh estrogen dan progesterone.
Selain itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan napas meningkat
(39)
19
d. Perubahan pada ginjal
Perubahan struktur ginjal terjadi akibat hormonal, tekanan yang
tinggi akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah.
Iritabilitas kandung kemih, sering berkemih, dan nokturia sering terjadi
pada awal kehamilan. Selama hamil, ginjal harus menyaring dan
membersihkan 50% lebih banyak dari sebelumnya. Sebagai akibatnya,
semua fungsi ginjal menjadi lebih efisien, tubuh terbebas dari sampah
seperti urea dan asam uric, namun ginjal tidak membedakan mana
sampah dan nutrisi sehingga glukosa juga dibersihkan dengan cepat
dari darah (Kuswandani, 2011; Murkoff, 2006)
e. Perubahan pada sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring kedepan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat
badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian berulang
(Bobak, 2004).
f. Perubahan pada sistem integumen
Perubahan juga terjadi pada sistem integumen yaitu peningkatan
ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan
rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar
(40)
gavidarum. Perubahan akibat peningkatan hormone melanotropin
terjadi selama kehamilan, melasma di wajah disebut kloasma atau
topeng kehamilan (Bobak, 2004)
g. Perubahan pada sistem pencernaan
Fungsi saluran cerna selama hamil menunjukkan gambaran yang
menarik, nafsu makan yang berubah selama ibu hamil, fungsi hati
berubah dan absorbsi nutrient meningkat. Aktivitas peristaltik
(motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang dan mual
muntah umum terjadi. Alirah darah ke panggul dan tekanan vena
meningkat, menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan
(Bobak, 2004)
3. Perubahan Psikologis Kehamilan
Adaptasi terhadap peran ibu pertama kali adalah menerima
kehamilan dicerminkan dengan kesiapan ibu dengan perubahan yang
terjadi selama kehamilan dan respon emosionalnya dalam menerima
kehamilannya. Pada fase awal dimana ibu dipastikan hamil, respon ibu
bervariasi, dari perasaan senang hingga syok, tidak yakin, dan putus asa.
Ibu yang bahagia dan senang dengan kehamilannya memandang hal
tersebut sebagai pemenuhan biologis dan bagian dari rencana hidupnya.
Pada ibu hamil terjadi kelabilan emosional yang terlihat pada
perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitivitas terhadap orang
(41)
21
uraian air mata, dan ledakan kemarahan serta perasaan sukacita silih
berganti hanya karena masalah kecil atau tanpa masalah, masalah seksual
dan rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan dapat dijadikan alasan
timbulnya perilaku ini (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004).
Kebanyakan wanita memiliki perasaan ambilvalensi selama hamil,
yaitu konflik perasaan seperti cinta, benci, terhadap seseorang atau
sesuatu. Perasaan ambivalensi ini termasuk respon normal di diri individu
untuk mempersiapkan diri pada suatu peran baru. Perasaan ambivalensi
yang berat dan menetap sampai trimester tiga dapat mengindikasikan
konflik peran ibu belum diatasi (Lederman, 1994 dalam Bobak, 2004).
D. Seksualitas
1. Pengertian
Seksualitas secara luas sebagai suatu keinginaan menjalin hubungan,
kehangatan, kemesraan, atau cinta (Stuart, 2002). Seksualitas dianggap
sebagai bagian perasaan diri secara menyeluruh pada individu dan
merupakan integrasi dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi
meliputi identitas seksual, orientasi seksual, nilai, dan perilaku seksual
(Pangkahila, 2001; Budiarti, 2010). BKKBN (2006) mengatakan bahwa
seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas yaitu dimensi
biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan kultural. Dimensi biologis
berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana
menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi
(42)
Dimensi psikologis berkaitan dengan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai makhluk seksual, identitas peran dan jenis. Dimensi sosial
berkaitan dengan bagaimana seksual muncul dalam hubungan antar
manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan
tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks. Dimensi
perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual yaitu
perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual.
Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya
yang ada di masyarakat (BKKBN, 2006).
Perkawinan merupakan suatu proses dalam memperoleh keluarga,
hubungan seksual merupakan hal yang menyenangkan yang selalu
didambakan oleh setiap pasangan suami istri, selain itu hubungan seksual
merupakan suatu bentuk komunikasi paling dalam yang dilakukan untuk
kepentingan bersama antara pasangan suami-istri (Bobak, Lowdermilk, &
Jensen, 2004). Kehamilan mempengaruhi kualitas dari kenyamanan saat
melakukan hubungan seks (Kartiwa, 2009 dalam Cedli, 2012).
2. Komponen Seksualitas
Berdasarkan Israel Sexual Behavior Inventory (ISBI), ada 13item
skala yang terbagi dalam 4 area fungsi seksual; 1) Hasrat seksual
(43)
23
hubungan seksual); 2) Respon orgasme (berapa frekuensi aktifitas seksual
untuk mecapai orgasme); 3) Keintiman selama berhubungan seksual
(menunjukkan tanda-tanda saling sayang selama berhubungan); dan 4)
Kepuasan seksual (menyatakan kepuasan berhubungan seks) (Sagiv,
2012).
3. Hubungan Seksual
a. Pengertian
Hubungan seksual merupakan hubungan yang dilakukan pada
suami istri untuk memperoleh keturunan, dimana proses berhubungan
seksual pada wanita dimulai dari fase gairah, fase merangsang, dan
fase resolusi. Pada pria saat ejakulasi penis mengeluarkan air mani
(Kissanti, 2007; Hapsari, 2011). Hubungan seksual bertujuan untuk
membangun kepercayaan, minat dan daya tarik kepada pasangannya,
serta sebagai pembuktian rasa cinta dan sayang kepada pasangan
(Pangkahila, 2001; Hapsari, 2011)
b. Siklus Respon Seksual
Secara fisiologis, menurut Masters dan Johnson (1966), respon
seksual dapat dianalisis melalui dua proses, yaitu vasokongesti dan
miotonia. Stimulasi seksual menimbulkan refleks vasokongesti,
dilatasi pada pembuluh darah penis (ereksi pada pria) dan pembuluh
(44)
engorgement dan distensi genitalia. Kongesti vena dilokalisasi
terutama pada genitalia, tetapi juga terjadi dalam derajat yang kecil di
payudara dan bagian tubuh lain. Bangkitan ditandai dengan miotonia
(peningkatan tegangan otot), menyebabkan kontraksi ritmik yang
volunter dan involunter.
Siklus respon seksual dibagi menjadi empat fase yaitu fase
terangsang dimana miotonia dimulai, denyut jantung dan tekanan
darah terus meningkat, dan puting susu ereksi. Fase kedua yaitu fase
plateau dimana miotonia menjadi nyata, wajah meringis, pernafasan
menigkat, dan denyut jantung dan tekanan darah terus meningkat.
Fase yang ketiga yaitu fase orgasme dimana denyut jantung, tekanan
darah, dan pernafasan meningkat sampai tingkat maksimum, timbul
spasme otot involunter, dan sfingter rektum eksterna berkontraksi.
Fase terakhir yaitu fase resolusi dimana miotonia berkurang, ereksi
puting susu mereda, denyut jantun tekanan darah, dan pernafasan
kembali normal. Keempat fase ini terjadi secara progresif tanpa garis
pembatas yang jelas diantaranya (Bobak, 2004).
(45)
25
Pengaturan perilaku seksual berpusat didalam otak yang
merupakan organ seksual paling besar karena memiliki dua area
terpisah yang bertanggungjawab terhadap perasaan seksual yaitu
hypotalamus dan cortex cerebri. Hypotalamus merupakan bagian
utama dari sistem limbik yang berfungsi mengatur tingkah laku
emosional dan dorongan motivasional termasuk mengatur kondisi
internal tubuh salah satunya dorongan untuk aktivitas seksual,
sedangkan cortex cerebri akan merekam segala informasi yang
telah dipelajari, atau dari pengalaman yang didapat dan akan
membantu dalam menentukan cara berfikir,berperasaan, dan
berperilaku, selain itu dapat menyebabkan kesadaran akan adanya
rangsangan seksual (Rachmadi, 2008).
4. Seksualitas selama Kehamilan
Selama kehamilan, perempuan biasanya mengalami perubahan
termasuk berpengaruh pada seksualitas dan aktifitas seksualnya.
Berdasarkan hasil studi perubahan seksual wanita hamil di klinik antenatal
care RS Songklanagarind didapatkan terjadi penurunan signifikan pada
frekuensi berhubungan seksual, hasrat berhubungan, keintiman, orgasme,
dan kepuasan berhubungan seksual selama hamil dibanding sebelum
hamil. Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Perasaan
yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh faktor fisik, emosi, dan interaksi,
termasuk mitos tentang seks selama hamil, masalah disfungsi seksual, dan
(46)
Hubungan seksual selama kehamilan meningkat karena banyak pria
menganggap ibu hamil terlihat berbeda dari sebelumnya, selain itu tubuh
yang semakin membesar mengindikasikan dorongan seksual meningkat.
Perubahan hormonal yang terjadi pada ibu hamil menyebabkan aliran
darah menuju ke daerah genital juga meningkat sehingga menyebabka
peningkatan gairah seksual. Ketika hamil, biasanya untuk mencapai
orgasme memerlukan waktu yang lebih lama, namun orgasme berlangsung
lebih tahan lama dan ada beberapa wanita hamil yang baru mengalami
orgasme pertama kali ketika hamil (Onggo, 2010)
Selama hamil, hubungan seksual antara pasangan suami istri tidak
memiliki batasan baku terkait frekuensi. Frekuensi hubungan seksual
sebaiknya tidak dilakukan sesering biasanya selama tiga bulan pertama
kehamilan, hubungan seksual yang dipaksakan selama tiga bulan
kehamilan dikhawatirkan akan terjadi keguguran spontan (Pangkahila,
2001). Wijaya (2004) mengatakan bahwa frekuensi trimester pertama 2, 25
kali per minggu.
Hubungan seksual tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu
sebelum dan 6 minggu setelah persalinan. Gravida dengan riwayat
infertilitas atau abortus habitualis dan primitua sebaiknya dianjurkan tidak
berhubungan seksual dalam kehamilan muda. Terjadi perdarahan saat
hubungan seksual juga merupakan kontraindikasi melakukan hubungan
seksual (Wiknjosastro, 2009; Yulaikhah, 2008). Sampai saat ini belum ada
(47)
27
dikontraindikasikan selama masa hamil untuk wanita yang sehat secara
medis dan memiliki kondisi obstetrik yang prima (Enkim, 1989; Scot,dkk.,
1990; Cunningham, dkk., 1993 dalam Budiarti, 2010).
Wanita yang memiliki resiko tinggi untuk mengidap dan menularkan
penyakit hubungan seksual dianjurkan untuk selalu mengingatkan
pasangannya menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual di
sepanjang masa hamil. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan
penyakit menular seksual (PMS) (Bobak, 2004).
Kehamilan juga mempengaruhi keinginan seksualitas. Dengan
berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa
tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk
menyatakan seksualitas mereka.
1. Pada trimester pertama
Pada awal kehamilan, ibu belum tampak hamil bahkan tidak
merasa hamil, namun aktifitas hormone sudah mulai berpengaruh
dalam beberapa hal (Onggo, 2008). Pada trimester I (1-3 bulan atau
1-12 minggu) biasanya gairah seks menurun akibat perubahan
hormon yang tidak stabil setelah konsepsi terjadi. Selain itu, kondisi
ibu hamil trimester I seperti merasa mual-muntah, nafsu makan yang
menurun, letih, dan mengantuk akan membuat lemah dan keinginan
seks menurun. Lain halnya ada ibu hamil yang mengalami trimester
(48)
perubahan bahkan sejumlah kecil ibu justru mengalami peningkatan
(Bobak, 2004; Murkoff, 2006).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Lee,.et al (2010)., dengan
judul Sexual Positions and Sexual Satisfaction of Pregnant
Women menggunakan Cross-sectional, correlational study dan skala
Sexual Satisficaton Scale pada sejumlah 215 partisipan didapatkan
hasil pada trimester I yaitu pola hubungan seksual mengalami
penurunan namun tidak signifikan, disebutkan bahwa posisi yang
banyak digunakan yaitu man on top, face-to-face dan dikatakan tidak
ada penurunan kepuasan pada kehamilan trimester I. Penelitian lain
yang dilakukan Sagiv (2012) pada 25 wanita hamil Israel dengan
Longitudinal study menggunakan skala Israel Sexual Behaviour
Inventory (ISBI) didapatkan tidak ada perubahan signifikan pada
kualitas hubungan dan fungsi seks selama kehamilan.
2. Pada trimester kedua
Selama trimester kedua, ibu mulai merasa nyaman dengan
kehamilan. Ibu mulai menikmati gerakan bayi dalam perut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011) tentang
pengalaman seksualitas selama kehamilan menyatakan bahwa
memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali dan
bahkan justru meningkat, hal ini disebabkan tubuh telah dapat
menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan, sehingga ibu hamil
(49)
29
pertama (Onggo, 2008; Hapsari, 2011). Pembesaran payudara dan
vaskularisasi yang meningkat pada daerah vagina dan labia dapat
meningkatkan kenikmatan dan seksual dan kualitas orgasme.
3. Pada trimester ketiga
Pada trimester ketiga, tubuh ibu hamil mulai tampak membesar dan
merasa sangat lelah, selain itu kecemasan dan perasaan tidak sabar
menanti kelahiran bayi dirasakan ibu hamil (Onggo, 2008). Berbeda
pada trimester sebelumnya, pada trimester ketiga libido dapat turun
kembali karena adanya faktor fisiologis yang sangat terlihat, yaitu
kehamilan yang membesar, serta adanya peningkatan cairan tubuh
akibatnya cairan vagina juga bertambah, sehingga kontak seksual
kurang memuaskan (Hapsari, 2011). Pada wanita primipara sering
timbul rasa khawatir timbul persalinan prematur akibat dari senggama
dan kontraksi uterus.
b. Posisi Hubungan Seksual Selama Kehamilan
Hubungan seksual pada kehamilan dapat dilakukan dengan
berbagai posisi, namun hubungan seksual harus dilakukan secara
hati-hati, mengingat janin masih rentan terhadap keguguran karena
guncangan (Siswosuharjo, 2010). Posisi mempunyai peranan penting
ketika melakukan hubungan seksual pada kehamilan. Posisi berbaring
miring (saling berhadapan atau membelakangi) seringkali merupakan
posisi yang paling nyaman. Begitupula posisi perempuan diatas
(50)
Posisi berhubungan seks berubah seiring bertambahnya usia
kehamilan. Penelitian yang sama dilakukan oleh Jee,.et al. dan
diperoleh posisi yang paling sering dilakukan pada kehamilan adalah
man on top face to face.
Diagram 1. Posisi seksual pada kehamilan (Lee,.et al, 2010)
Beberapa variasi posisi hubungan seksual yang biasa dilakukan
sata hamil:
1. Man on Top,face to face (missionary position)
Posisi man on top merupakan posisi dimana perempuan
membaringkan badannya dan merenggangkan lengan kakinya agar
penetrasi mudah dilakukan, sedangkan posisi laki-laki berada di
atas perempuan diantara lengan kakinya (Carrol, 2007).
2. Woman on Top
Posisi ini paling nyaman pada perempuan hamil karena posisi ini
dapat menghindari tekanan pada bagian perut, selain itu perempuan
(51)
31
3. Posisi menyamping (Side Position)
Posisi menyamping lebih banyak memungkinkan kotak secara
fisik, tapi penetrasi sulit dilakukan. Posisi ini cukup nyaman selama
tidak ada beban dari pasangan (Siswosuharjo, 2010).
4. Posisirear entryataudoggy position
Posisi ini dilakukan dimana hubungan seksual dilakukan dari
belakang pasangan perempuan. Posisi ini umumnya berada dimana
perempuan berlutut dan bersiku dengan paha terangkat sedangkan
laki-laki melakukan penetrasi vagina dari belakang
(Sacomori&Cardoso, 2010).
5. Posisi duduk (sitting)
Pada posisi ini pria duduk sementara wanita berada duduk
diatasnya. Posisi ini cukup aman dilakukan karena tidak
memerlukan banyak gerakan (Siswosuharjo, 2010)
c. Mitos-mitos seputar hubungan seksual
Selama hamil timbul kekhawatiran yang dapat menyebabkan ibu
hamil dan pasangannya takut melakukan hubungan seksual
diantaranya yaitu, takut bahwa hubungan seksual akan merangsang
terjadinya keguguran dan persalinan dini. Pada saat hubungan seksual
uterus akan mengalami kontraksi tetapi ini bukan tanda persalinan dan
tidak menimbulkan bahaya pada kehamilan normal.
Hal lain yang dikhawatirkan pasangan bahwa hubungan seksual
(52)
kantung yang dipenuhi dengan air ketuban yang berfungsi menahan
benturan dan terlindung dalam rahim. Pernyataan lain yang
mengatakan bahwa hubungan seksual dapat menyebabkan infeksi
pada bayi adalah hal yang salah, karena hubungan seks tidak
berbahaya untuk bayi karan adanya lendir dari serviks dari ibu untuk
melawan kuman atau infeksi yang akan masuk ke dalam pintu rahim
(Kissanti, 2007)
Mitos lain yang beredar di masyarakat adalah hubungan seksual
harus sering dilakukan selama hamil, agar bayi tumbuh subur dan
sehat. Anggapan tersebut tidak benar tidak ada hubungan hubungan
antara sperma dan yang masuk selama kehamilan dengan sehat dan
suburnya bayi. Yang benar adalah, kualitas sel spermatozoa yang
berhasil membuahi telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan
yang terjadi.
Selain itu ada anggapan yang mengaitkan posisi hubungan seksual
dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Padahal, jenis
kelamin bayi ditentukan oleh jenis sel spermatozoa yang berhasil
(53)
33
E. Kerangka Teori
KEHAMILAN
Perubahan fisiologis
- Perubahan pada system reproduksi
- Perubahan pada system kardiovaskular
- Perubahan pada system pernapasan
- Perubahan pada pencernaan
- Perubahan pada ginjal
- Perubahan pada
musculoskeletal dan integumen
- Mudah lelah
- Ptialisme (saliva berlebihan)
- Payudara berubah menjadi besar, sakit, dan nyeri ketika dipegang
Perubahan psikologis:
- kelabilan emosional
- perubahanmood
- peningkatan sensitivitas
- perasaan ambevalensi
- timbul kekhawatiran terhadap kehamilannya
HUBUNGAN SEKSUAL
Bagan 2 kerangka teori
Dimodifikasi dari (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2004) , (Onggo, 2010), (Kuswandani, 2011), Notoatomdjo (2007), Bloom (2001) Onggo, 2010 PENGETAHUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1. Tingkat Pendidikan 2. Informasi
3. Umur
4. Sosial Budaya 5. Pengalaman 6. Ekonomi
- Dasar (SD dan SMP)
- Tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi)
(54)
34
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. KERANGKA KONSEP
Konsep adalah abstraksi dari realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan ketertarikan antar variabel
(Nursalam, 2008). Dalam penelitian lain mengkaji dua variabel yang terdiri
dari 1 variabel bebas (independen) yaitu tingkat pendidikan dan 1 variabel
terikat (dependen) yaitu pengetahuan. Dibawah ini digambarkan mengenai
kerangka konsep yang dilakukan peneliti di wilayah sukabumi utara.
Variabel Independen Variabel Dependen
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual Saat Kehamilan Di Wilayah Sukabumi Utara
B. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Penelitian merupakan pernyataan sementara yang harus diuji
secara statistik (Budiarto, 2003). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat kehamilan
di wilayah sukabumi utara
PENGETAHUAN TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SAAT KEHAMILAN TINGKAT
PENDIDIKAN IBU HAMIL
(55)
35
H1 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
ibu hamil tentang hubungan seksual saat kehamilan di wilayah
sukabumi utara.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman
untuk melakukan penelitian (Budiarto, 2003). Defisini operasional dalam
(56)
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1. Umur Rentang usia mulai dari lahir hingga saat pengambilan data.
Mengajukan pertanyaan melalui kuesioner
Kuesioner 1. Remaja Akhir: 17- 25 tahun 2. Dewasa Awal:
26-35 tahun 3. Dewasa Akhir:
36-45 tahun (Depkes, 2009)
Ordinal
Pendidikan terakhir
Pendidikan yang ditempuh sampai mendapat ijazah dan dinyatakan lulus
Mengajukan pertanyaan melalui kuesioner
Kuesioner 1. Dasar (SD dan SMP)
2. Tinggi (SMA dan Akademi, Perguruan Tinggi) (Sisdiknas,2003) Ordinal Usia Kehamilan
Usia janin didalam kandungan
Mengajukan pertanyaan melalui kuesioner
Kuesioner 1. Trimester 1 2. Trimester 2 3. Trimester 3 (Onggo, 2008)
Ordinal
2. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dimana
seseorang telah belajar atau mendapat informasi.
Mengajukan pertanyaan melalui kuesioner
Kuisioner
Menggunakan skala Gutman, Benar atau Salah. Dengan pernyataan sebanyak 24 pernyataan
Menggunakan median sebagai cut off point dengan pembagian :
Buruk jika < 17
Baik jika 17
Ordinal Tabel 3.1: Definisi Operasional
(57)
37
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
korelasi dengan rancangan penelitiancross sectional.Studi korelasi dilakukan
untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain, atau
antara variable satu dengan variable lain (Notoatmodjo, 2005). Penelitian
cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu waktu (Notoatmodjo, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di wilayah Sukabumi
Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2014.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut
(Sugiyono, 2010).
(58)
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di wilayah
Sukabumi Utara yaitu pada bulan April 2014 sebanyak 143 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2004).
Dalam penelitian ini, kriteria sampel meliputi criteria inklusi dan criteria
eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel
digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
mewakili sampel penelitian yang memenuhi persyaratan sebagai sampel
(Hidayat, 2008). Kriteria inklusi dari populasi sebagai berikut:
Ibu hamil yang sedang dalam masa kehamilan, baik trimester I, II, atau III.
Ibu hamil yang tidak pernah mengalami keguguran, perdarahan berulang, plasenta previa.
Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
Ibu hamil yang tinggal di wilayah Sukabumi Utara
Pada penelitian kali ini, jumlah sampel diambil dengan cara
purposive sampling dimana pengambilan sampel melalui bantuan kader
dan bidan yang berada di wilayah sekitar sukabumi utara. Untuk jumlah
sampel dihitung menggunakan Formula Taro Yamane (1967) dalam
Nursalam (2008) adalah sebagai berikut:
(59)
39
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Keakuratan atau signifikansi (10%)
Perhitungan sampel dengan Formula taro Yamane (1967) diperoleh
sampel sebanyak:
n : 143/ 143 (0.1)2+1
n : 58,8 dibulatkan menjadi 59
tambahan 10% dikhawatirkan ibu hamil melahirkan atau tidak
masuk kriteria menjadi 59+6 = 65 responden.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi biodata yang ada pada kuesioner
berupa nama ibu, umur ibu, usia kehamilan, dan pendidikan terakhir serta
mengisi kuesioner terkait pengetahuan mengenai hubungan seksual selama
kehamilan, sebelum itu peneliti melakukan prosedur dibawah ini:
1. Setelah proposal penelitian di setujui oleh penguji, peneliti mengajukan
surat permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan.
2. Peneliti kemudian memberikan surat permohonan izin mengambil data di
Wilayah Sukabumi Utara dan melakukan uji validitas di wilayah
Sukabumi Selatan.
3. Setelah instrument dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi calon
(60)
4. Penelitian dilakukan selama 7 hari dibantu oleh kader. Kader
memberitahukan ibu hamil yang berada di wilayah sekitar kemudian
peneliti mendatangi satu per satu.
5. Penelitian juga dibantu oleh bidan setempat, ibu hamil yang memeriksakan
diri di bidan Ny. Imas dan termasuk warga Sukabumi Utara diminta untuk
mengisi kuesioner penelitian.
6. Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada
responden terkait penelitian, serta meminta persetujuan responden.
7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15-20 menit untuk
amsing-masing responden. Responden diharapkan menjawab semua
pernyataan yang ada di lembar kuesioner, setelah pengisian selesai lembar
kuesioner dikembalikan ke peneliti.
8. Selama 7 hari melakukan penelitian, didapatkan sampel penelitian
sejumlah 82 orang.
9. Hasil penelitian kemudian terkumpul, setelah itu peneliti mulai melakukan
pengolahan data dan menyimpulkan hasil pengumpulan data.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen pertama berupa pertanyaan mengenai data karakteristik
responden, yang terdiri dari usia ibu hamil, usia kehamilan, dan
pendidikan terakhir.
2. Instrumen kedua adalah pengetahuan tentang hubungan seksual selama
kehamilan, dengan memberikan pernyataan yang terdiri dari 24
(61)
41
teori yang ada. Penentuan jawaban kuesioner menggunakan Skala
Guttman; dimana jawaban responden hanya terbatas pada dua jawaban,
yakni benar atau salah. Pernyataan terbagi menjadi pernyataan favorable
sebanyak 13 pernyataan dengan penilaian dimana pernyataan benar diberi
nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Pernyataan unfavorable terdiri dari 11
pernyataan dimana pernyataan salah diberi nilai 1 dan benar 0. Kisi-kisi
pernyataan penelitiaan tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuisioner Penelitiaan
Kisi-kisi No pernyataan Jumlah
Favorable Unfavorable
Pengertian Hubungan Seksual 1,2, 2 Perubahan Seksual
- Perubahan Frekuensi 3,6,7 4,5 5 - Perubahan hasrat 8 9,11 3 - Perubahan posisi 24 10, 23 3 - Perubahan Fisik 12,13,14,17,22 18 6
Mitos 16, 20, 21 3
Alasan berhubungan seksual 15 19 2
Jumlah 13 11 24
F. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan
reliabel (Arikunto, 2006). Instrumen yang valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono,
2010).
Uji validitas dilakukan di wilayah kerja berbeda yaitu di Sukabumi Selatan
(62)
kesamaan penelitian. Uji validitas dinilai dengan menggunakan
Pearson-Product Moment uji validitas ditetapkan dengan membandingkan r hasil
dengan r tabel. Item pernyataan dikatakan valid jika mempunyai nilai r hitung
yang lebih besar dari r tabel (Imron&Munif, 2010). Nilai r tabel untuk
responden 30 adalah 0,296. Jika r hitung lebih besar dari 0,296 maka
pernyataan tersebut valid. Hasil uji validitas kuisioner dari 26 pernyataan
didapatkan 16 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor 1, 2, 7, 8, 9, 12,
13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, dan 26. Peneliti kemudian memutuskan
untuk mengubah pernyataan yang tidak valid dan 2 pernyataan yang dibuang
yaitu nomor 1 dan 18. Jumlah pernyataan menjadi 24 setelah dilihat kembali
dengan perubahan kata didalamnya. Hasil perubahan kata dilakukan conten
validity.
Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan pada tingkat
kepercayaan dan dapat diandalkan (Arikunto, 2006), yakni menggambarkan
bahwa instrumen yang digunakan dapat digunakan berulang dengan
karakteristik responden yang berbeda. Pengukuran relibilitas menggunakan
software computer dengan rumus pada variabel pengetahuan menggunakan
software computerdengan rumus K-R20 dengan nilai akhir >0,7 (Salkind,
2010). Uji reliabilitas pada kuisioner dengan 26 pernyataan yang diisi oleh 30
responden menghasilkan nilai KR-20 sebesar 0,73 yang menunjukkan bahwa
(63)
43
G. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh diantaranya (Hidayat, 2008):
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode penting bila
pengolahan data dan analisis data menggunakan computer.
3. Entri data
Data entri adalah memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master table atau database computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi.
4. CleaningData
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
telah dimasukkan kedalam computer untuk memastikan data bersih dari
(64)
H. Analisis Data Statistik
1. Analisis univariat
Analisis univariat dimana menggambarkan dan meringkas data tiap
variabel dengan cara ilmiah dalam bentuk table atau grafik (Setaidi, 2007).
Analisis univariat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
distribusi frekuensi. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel
independen (bebas) yaitu tingkat pendidikan ibu hamil dan variabel
dependen (terikat) yaitu pengetahuan ibu hamil.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat berguna untuk melihat hubungan antara dua variabel
yaitu untuk melihat hubungan variabel tingkat pendidikan ibu hamil yang
berupa data kategorik dengan pengetahuan ibu hamil yang berupa data
kategorik. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Chi Square. Uji ini digunakan untuk melihat derajat hubungan antara
variabel independen dan dependen. Peneliti menggunakan derajat
kepercayaan 95% sehingga jika nilai p 0,05 berarti hasil perhitungan
statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p > 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
(65)
45
I. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian harus memahami hak dasar manusia dan
menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip yang harus dipahami
antara lain (Hidayat, 2008):
1. Prinsip manfaat
Prinsip beneficience dimana peneliti memastikan bahwa penelitian
bebas dari bahaya dan dapat memberi manfaat.
2. Prinsip menghormati manusia
Prinsip dimana memberi kenyamanan pada partisipan (protection from
discomfort) dengan memberikan kebebasan kepada partisipan
menentukan waktu dan tempat dan kesediaan mengikuti penelitian.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini menjunjung keadilan manusia dengan menghargai hak
secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam
perlakuan terhadap manusia.
Selain itu masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai
berikut:
1. Informed Consent
Tujuan dari informed consent adalah memudahkan partisipan dalam
memutuskan ketersediaan mengikuti penelitian. Dalam informed
consent terdapat penjelasan singkat proses penelitian meliputi tujuan,
manfaat, prosedur penelitian, lamanya keterlibatan, dan hak kewajiban
(66)
consent jika bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini (Budiarti,
2010; Cedli, 2012)
2. Anonimity
Kerahasiaan identitas responden atau anonimity dijamin tidak akan
dicantumkan nama pada lembar pengumpulan data atau hasil yang
disajikan hanya dalam bentuk inisial nama.
3. Kerahasiaan (confidentially)
Confidentially dimana peneliti wajib menjamin kerahasiaan data atau
(67)
47
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian tentang hubungan tingkat
pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan seksual saat
kehamilan. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni 2014 pada 82 orang ibu
hamil.
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Kelurahan Sukabumi Utara merupakan salah satu wilayah yang
berada di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di wilayah ini jumlah
penduduk sebesar 32.664 jiwa dengan luas area 153,09 Ha. Kelurahan ini
membawahi 11 RW, 104 RT, dan 6333 KK. Kelurahan ini berbatasan dengan
palmerah di sebelah utara, Kelapa Dua dan kebon jeruk di sebelah barat,
kebayoran lama di sebelah timur, dan Sukabumi Selatan di sebelah selatan.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di wilayah Sukabumi Utara yaitu,
Puskesmas Sukabumi Utara yang membawahi 22 posyandu, dengan 5-6 kader
aktif di setiap posyandu. Kegiatan aktif posyandu dilaksanakan setiap 1 bulan
sekali dengan dibantu oleh kader, kegiatannya berupa pemeriksaan ibu hamil,
imunisasi pada anak, pemberantasan nyamuk 3M. Beberapa fasilitas
pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah sukabumi Utara antara lain,
bidan praktik mandiri, balai pengobatan, rumah sakit bersalin, dan praktik
dokter mandiri.
(68)
B. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat menjelaskan atau mendeskripsikan tentang
karakteristik responden berupa umur dan usia kehamilan, variabel independen
yaitu tingkat pendidikan ibu hamil, dan variabel dependen yaitu pengetahuan
ibu hamil tentang hubungan seksual.
1. Karakteristik Responden a. Umur
Tabel 5.1 :
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Wilayah Sukabumi Utara Juni 2014 (n=82)
Kategori Hasil
N %
Remaja Akhir 31 37.8 Dewasa Awal 39 47.6 Dewasa Akhir 12 14.6 Total 82 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang terdapat
di Wilayah Sukabumi Utara paling banyak terdapat pada rentang dewasa awal
yaitu sebanyak 39 orang (47,6%), sedangkan rentang remaja akhir sebanyak
31 orang (37,8%). Dan pada dewasa akhir sebanyak 12 orang (14,6%)
b. Usia Kehamilan
Tabel 5.2 :
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia kehamilan di Wilayah Sukabumi UtaraJuni 2014 (n=82)
Kategori Hasil
N %
Trimester 1 22 26.8 Trimester 2 40 48,8 Trimester 3 20 24.4 Total 82 100.0
(69)
49
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang
menjadi responden paling banyak terdapat di trimester 2 sebanyak 40 orang
(48,8%), sedangkan pada trimester 1 sebanyak 22 orang (26,8%), dan pada
trimester 3 sebanyak 20 orang (24,4%).
2. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.3 :
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Sukabumi Utara Juni 2014 (n=82)
Kategori Hasil
N %
Tinggi 63 76.8 Rendah 19 23.2 Total 82 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang
terdapat di Wilayah Sukabumi Utara paling banyak berpendidikan tinggi
sebanyak 63 orang (76,8%) dan pendidikan rendah sebanyak 19 orang
(23,2%).
3. Pengetahuan Ibu Hamil
Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan hasil dari pengambilan data responden. Hal yang dianalisa
dalam penelitian ini yaitu mengenai pengetahuan ibu hamil. Dalam
menentukancut of point pada variabel pengetahuan ibu hamil dilakukan uji
distribusi terlebih dahulu, dimana rumus yang digunakan ialah uji
Kolmogorov Smirnov Z dimana hasil didapatkan yaitu 0,000 dan distribusi
dinyatakan tidak normal sehingga cut of point menggunakan median
(70)
Tabel 5.4:
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Sukabumi UtaraJuni 2014 (n=82)
Kategori Hasil
N %
Kurang 43 52.4
Baik 39 47.6
Total 82 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ibu hamil yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 43 orang (52,4%) dan yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 39 orang (47,6%).
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Uji bivariat ini menggunakan uji chi squaredengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0, 05)
1. Hubungan tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Hubungan Seksual Saat Hamil
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak maka diperlukan uji
statistik menggunakan chi square, karena kedua variabel merupakan data
kategorik. Nilai p yang diharapkan bisa lebih kecil dari 0,05 sehingga uji
statistik bermakna.
Tabel 5.5:
Tabulasi Silang Responden Pengetahuan Ibu Hamil Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Sukabumi Utara Juni 2014 (n=82)
Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
Total
Pvalue
Tinggi Rendah
N % N % n %
Kurang Baik
30 36,6 13 15,9 43 52,5
0,112
33 40,2 6 7,3 39 47,5 Total 63 76,8 19 23,2 82 100
(71)
51
Syarat melakukan uji chi square ialah sel yang mempunyai nilai
expected lebih kecil dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel (Dahlan, 2010).
Sehingga untuk mengetahuinya dilakukan perhitungan nilai expected pada
masing-masing sel.
Nilaiexpecteddari sel a :
Nilaiexpecteddari sel b :
Nilaiexpecteddari sel c:
Nilaiexpecteddari sel d :
Terlihat bahwa nilai expected dari semua sel lebih dari 5. Hal ini
memenuhi syarat melakukan uji chi square. Setelah dilakukan uji chi square
didapatkan nilai p value= 0,112 dan melebihi nilai p maksimal yakni 0,05
yang berarti hitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara
variabel tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hubungan
(72)
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
a. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil
1. Umur
Hasil analisa data terlihat umur responden paling banyak pada
rentang dewasa awal (26-35 tahun) yaitu sebanyak 39 orang.
Penelitian yang dilakukan oleh National Survey of Family Growth
(NSFG) tahun 2006-2010, angka kesuburan wanita adalah antara
15-44 tahun dan kebanyakan wanita mengalami kehamilan khususnya
kehamilan pertama pada usia 20-29 tahun sekitar 45,7%.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2011) di RS Bunda
Medika Sidoarjo Jawa Timur menyatakan bahwa umur ibu hamil
mempengaruhi pengetahuan hubungan seksual selama kehamilan.
Semakin matang umur ibu maka cara berfikir dan pandangan ibu
tentang hubungan seksual juga lebih baik. Diperjelas dengan
penelitian oleh Sukaesih (2012) di Puskesmas Tegal Selatan Jawa
Tengah yang menunjukkan bahwa orang yang lebih muda akan lebih
cepat menerima inovasi baru dibandingkan yang lebih tua. Berbeda
dengan umur yang terlalu muda kurang dari 20 tahun belum
mempunyai kesiapan secara fisik dan psikologis menghadapi
kehamilan, sehingga perawatan selama kehamilan sering terabaikan
karena tidak ada keinginan untuk mencari pengetahuan mengenai
(73)
53
kehamilannya. Umur yang lebih tua menganggap kehamilan adalah
sesuatu yang biasa, yang pernah dialami, sehingga tidak ada keinginan
untuk mencari pengetahuan baru.
2. Usia Kehamilan
Berdasarkan analisa data, ibu hamil paling banyak terdapat di
trimester kedua yaitu sebanyak 40 orang (48,8%), dengan tingkat
pengetahuan baik ada pada ibu hamil trimester kedua. Pengetahuan
yang baik ada kaitannya dengan pengaruh pengalaman sendiri atau
orang lain. Pengalaman seseorang mencakup apa yang dialami
sebagai hasil persepsi tentang hal yang terjadi atau yang ada di
lingkungan sekitar yang dihasilkan melalui panca indra
(Notoadmodjo, 2003). Hasil analisa data menyatakan bahwa ibu hamil
yang berada pada trimester menengah sudah merasakan perubahan
yang terjadi di awal kehamilannya dan mempersiapkan akhir
kehamilan sehingga ia banyak tahu tentang apa yang dirasakan saat
kehamilan. Ibu hamil trimester kedua sudah mengetahui dan terpapar
informasi mengenai kehamilan dan perubahan kehamilan yang terjadi
pada tiap trimesternya.
Pengetahuan yang buruk terlihat menonjol pada kehamilan
trimester ketiga, dimana pada trimester ketiga perubahan fisik ibu
mulai terlihat seperti perut yang membesar, ibu merasa sesak nafas,
dan ibu mulai berfokus dengan kelahiran. Perubahan psikologis dan
seksualitas pada trimester ketiga yaitu ibu kesulitan dalam mengatur
(1)
_`ab cd`ef
UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS
UJI RELIABLITAS : KR-20
N
26
n-1
25
Varian total
8,51
Sigma pq
2,49
Kr20
0,73
Kep
Reliable
Uji Validitas dengan Pearson per variabel
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p1
.490 P14
.443
p2
.497 p15
.464
p3
.461 p16
.541
p4
.450 p17
.429
p5
.386 p18
.490
p6
.458 p19
.537
p7
.529 p20
.509
p8
.495 p21
.491
p9
.471 p22
.444
p10
.458 p23
.471
p11
.446 p24
.492
p12
.503 p25
.443
(2)
ghij klhmn op q rgp spgr q r qqtq qu s rvp w rp x
A. Uji Normalitas Data
ymz
-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
katpengetahuan pendidikan
N
82
82
Normal Parameters
a,bMean
1.48
1.23
Std.
Deviation
.502
.425
Most Extreme
Differences
Absolute
.352
.476
Positive
.352
.476
Negative
-.327
-.293
Kolmogorov-Smirnov Z
3.192
4.308
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
.000
Statistics
N
Valid
82
Missing
0
Mean
16.79
Median
17.00
Std. Deviation
2.675
Skewness
-.304
(3)
B. Umur Ibu Hamil
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
remaja akhir 31 37.8 37.8 37.8
dewasa awal 39 47.6 47.6 85.4
dewasa akhir 12 14.6 14.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
C. Pendidikan Terakhir
{|} ~ ~ }
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tinggi 63 76.8 76.8 76.8
Rendah 19 23.2 23.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
D. Usia kehamilan
| }
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Trimester 1
22
26.8
26.8
26.8
Trimester 2
40
48.8
48.8
75.6
Trimester 3
20
24.4
24.4
100.0
(4)
E.
Pengetahuan
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
buruk
43
52.4
52.4
52.4
Baik
39
47.6
47.6
100.0
(5)
6
HASIL ANALISIS BIVARIAT
TABULASI SILANG PENGETAHUAN DAN USIA KEHAMILAN
Tabulasi silang pendidikan dan pengetahuan
Pendidikannew Total
tinggi Rendah
katpengetahuan
Kurang
Count 30 13 43
Expected Count 33.0 10.0 43.0
% within katpengetahuan 69.8% 30.2% 100.0%
% within pendidikannew 47.6% 68.4% 52.4%
% of Total 36.6% 15.9% 52.4%
Baik
Count 33 6 39
Expected Count 30.0 9.0 39.0
% within katpengetahuan 84.6% 15.4% 100.0%
% within pendidikannew 52.4% 31.6% 47.6%
% of Total 40.2% 7.3% 47.6%
Total
Count 63 19 82
Expected Count 63.0 19.0 82.0
% within katpengetahuan 76.8% 23.2% 100.0%
% within pendidikannew 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 76.8% 23.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.533a 1 .112
Continuity Correctionb 1.767 1 .184
Likelihood Ratio 2.588 1 .108
Fisher's Exact Test .125 .091
Linear-by-Linear Association 2.502 1 .114
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.04. b. Computed only for a 2x2 table
(6)
TABULASI SILANG PENGETAHUAN DAN USIA KEHAMILAN
katpengetahuan Total
Kurang baik
katusiakehamilan
trimester 1 11 11 22
trimester 2 11 18 29
trimester 3 21 10 31
Total 43 39 82
TABULASI SILANG PENGETAHUAN DAN UMUR
Pengetahuan * umur Crosstabulation
Count
umurnew Total
remaja akhir dewasa awal dewasa akhir
katpengetahuan
kurang 15 20 8 43
baik 16 19 4 39