Perbandingan Shear Bond Strength Antara Breket Dengan Mesh Base Dan Retention Groove Base

(1)

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH

ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE

DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

OLEH

ANDREAS CHOANDRY 047028001


(2)

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

Untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti

dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

OLEH

ANDREAS CHOANDRY 047028001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PERSETUJUAN TESIS

Judul Tesis : PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro Nama Mahasiswa : Andreas Choandry

Nomor Induk Mahasiswa : 047028001

Program Spesialis : Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia

Meyetujui Komisi Pembimbing :

( Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K) ) ( Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) ) NIP : 19540212 198102 2 001 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota


(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 10 Maret 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K) Anggota : - Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) - Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) - Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K)


(5)

PERNYATAAN

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan karya ilmiah dalam bentuk tesis ini yang kami beri judul Perbandingan Shear Bond Strength antara Breket dengan Mesh Base dan Retention Groove Base. Tulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam Ilmu Ortodonti di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis sangat banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan baik secara material maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr dr Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A (K), yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros (K), yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan


(7)

Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Yang terhormat Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Yang terhormat Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K) selaku pembimbing utama dan Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku pembimbing anggota tesis saya, yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, semangat, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas waktu dan bimbingan yang telah diberikan selama dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Yang terhormat staf pengajar di jajaran Ortodonti, Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K), MuslimYusuf, drg., Sp.Ort (K), Erna Sulistyawati, drg.,Sp.Ort (K), Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K), Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort

,

F Susanto.A, drg., Sp.Ort (K), yang telah

banyak memberikan bimbingan dalam ilmu dan pengetahuan di bidang Ortodonti, baik secara teori dan keterampilan yang kiranya sangat bermanfaaat bagi penulis di


(8)

Yang terhormat Dr. Harry Agusnar, M.Sc., M.Phil selaku Kepala Laboratorium Penelitian FMIPA USU atas izin, bantuan fasilitas dan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Yang tercinta kedua orang tua, Ayahanda Lukman Choandry, dr dan Ibunda Julyna, drg yang dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan membimbing dengan penuh kasih sayang, semenjak kecil hingga dewasa agar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara. Senantiasa memberikan dukungan, dorongan dan semangat kepada penulis selama menjalani dan menyelesaikan pendidikan Spesialis ini.

Terima kasih pada teman sejawat Elly Susianna, Syarwan, Iskandar dan rekan-rekan PPDGS Ortodonsia lain yang telah bersama-sama baik dalam suka maupun duka, saling membantu sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat, dengan harapan teman-teman dapat lebih giat lagi sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkahi kita semua.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan dan penulisan tesis ini, namun demikian diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ortodonti.

Akhirnya izinkanlah penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini. Semoga segala bantuan,


(9)

dorongan, petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Medan, Maret 2010 Penulis

( Andreas Choandry ) NIM : 047028001


(10)

DAFTAR ISI

. Halaman

JUDUL... i

PERSETUJUAN... ii

PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Permasalahan... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Hipotesis... 3

1.5. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Breket dengan Mesh Base... 5

2.2. Breket dengan Retention Groove Base... 10

2.3. Landasan Teori... 12

2.4. Diagram kerangka Konsep... 13

BAB 3. METODE PENELITIAN... 14

3.1. Jenis Penelitian... 14

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian... 14

3.3. Populasi dan Sampel... 14

3.4. Alat dan Bahan... ... 16

3.5. Variabel dan Definisi Operasional... 20


(11)

3.7. Metode Analisis Data... 30

BAB 4. HASIL PENELITIAN... 31

4.1. Hasil Penelitian Pengukuran Shear Bond Strength... 31

4.2. Analisis Hasil Penelitian... 34

BAB 5. PEMBAHASAN... 37

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

6.1. Kesimpulan... 42

6.2. Saran... 43

DAFTAR KEPUSTAKAAN... 44


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength………... 33 Tabel 4.2. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I

dan II………..,. 34 Tabel 4.3. Uji-t dan nilai rerata shear bond strength kelompok I dan II …….. 35


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan micro-etched

mesh base...…...………... 10

Gambar 2.2. Breket Mini Dyna-Lock dengan retention groove base... 11

Gambar 2.3. Diagram kerangka konsep... 13

Gambar 3.1. Alat uji geser Torsee Electronic System Universal Testing Machine (Tokyo-Japan)………. 17

Gambar 3.2. Kaliper (Krisbow, United States)……….. 17

Gambar 3.3. Alat-alat penelitian………. 18

Gambar 3.4. Bahan-bahan penelitian……….. 19

Gambar 3.5. Self curing acrylic……… 20

Gambar 3.6. Larutan saline/NaCl 0,9 % dan air suling………... 20

Gambar 3.7. Diagram variabel penelitian... 22

Gambar 3.8. Persiapan sampel... 25

Gambar 3.9. Pemasangan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan menggunakan Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive... 27


(14)

Gambar 3.11. Pengujian shear bond strength dengan Torsee Electronic

System Universal Testing Machine……….. 29 Gambar 4.1. Grafik distribusi normal menunjukkan probabilitas dari semua

data shear bond strength berada di sekitar garis normal... 31 Gambar 4.2. Grafik homogenitas varians data shear bond strength pada

kedua kelompok memiliki varians yang homogen (P>0,05)... 32 Gambar 4.3. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength……….. 33 Gambar 4.4. Grafik histogram nilai rerata antara kelompok I dan II………… 36


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1. Alur Penelitian uji shear bond strength………. 47 2. Jadwal Penelitian………...…………. 48 3. Hasil uji distribusi normalitas dan uji homogenitas varians data shear

bond srength……….. 49 4. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II…….. 50 5. Hasil uji statistik pengukuran shear bond strength antara breket dengan


(16)

ABSTRAK

Berbagai macam tipe basis breket tersedia di pasaran untuk perawatan

ortodonti. Perlekatan breket didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-permukaan enamel. Berbagai desain basis breket

dikembangkan untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. Secara umum basis breket metal dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base Breket integral base terdiri dari mesh base dan retention groove base.

Tujuan penelitian in vitro ini untuk membandingkan shear bond strength

antara breket dengan mesh base dan retention groove base.

Gigi premolar manusia yang telah diekstraksi sebanyak 30 dibagi secara random menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 gigi, dan bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive digunakan untuk melekatkan breket metal ke permukaan enamel gigi sesuai instruksi pabrik. Kelompok I menggunakan breket premolar dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket premolar dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock). Uji shear bond strength dilakukan dengan alat Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

Uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan di antara kedua kelompok (P<0,01). Kelompok I memiliki nilai rerata shear bond strength yang lebih tinggi (7,77 ± 2,64 MPa) dari pada kelompok II (4,23 ± 1,44 MPa). Breket dengan

mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi dibandingkan breket

retention groove base dengan memakai bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive.


(17)

ABSTRACT

Nowadays there are so many types of orthodontic brackets that are available in the market. The adhesion of metal brackets is obtained with mechanic interlock between bracket base-adhesive resin-enamel. Orthodontic manufacturers are constantly introducing various styles of metal attachment bases designed to improve the mechanical retention of the attachment to the resin system. Metal bracket bases can be classified into two principal groups : brackets with soldered base and brackets with integral base. Integral base bracket can be divided into mesh base bracket and retention groove base bracket. The aim of this in vitro study was to compare the shear bond strength of brackets with mesh base and brackets with retention groove base.

Thirty extracted human premolars were randomly divided into two groups of 15 samples and Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive was used to bond the metal brackets on the enamel surface according to the manufacturer’s instructions. Group I was premolar bracket with mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Group II was premolar bracket with retention groove base (Mini Dyna-Lock). Shear bond strength testing was performed with a Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

T-test showed a statistically significant (P<0,01) difference between two groups. Group I had the higher mean shear bond strength (7,77 ± 2,64 MPa) than group II (4,23 ± 1,44 MPa). Brackets with mesh base showed better adhesion results than brackets with retention groove base with Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive bonding material.


(18)

ABSTRAK

Berbagai macam tipe basis breket tersedia di pasaran untuk perawatan

ortodonti. Perlekatan breket didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-permukaan enamel. Berbagai desain basis breket

dikembangkan untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. Secara umum basis breket metal dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base Breket integral base terdiri dari mesh base dan retention groove base.

Tujuan penelitian in vitro ini untuk membandingkan shear bond strength

antara breket dengan mesh base dan retention groove base.

Gigi premolar manusia yang telah diekstraksi sebanyak 30 dibagi secara random menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 gigi, dan bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive digunakan untuk melekatkan breket metal ke permukaan enamel gigi sesuai instruksi pabrik. Kelompok I menggunakan breket premolar dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket premolar dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock). Uji shear bond strength dilakukan dengan alat Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

Uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan di antara kedua kelompok (P<0,01). Kelompok I memiliki nilai rerata shear bond strength yang lebih tinggi (7,77 ± 2,64 MPa) dari pada kelompok II (4,23 ± 1,44 MPa). Breket dengan

mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi dibandingkan breket

retention groove base dengan memakai bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive.


(19)

ABSTRACT

Nowadays there are so many types of orthodontic brackets that are available in the market. The adhesion of metal brackets is obtained with mechanic interlock between bracket base-adhesive resin-enamel. Orthodontic manufacturers are constantly introducing various styles of metal attachment bases designed to improve the mechanical retention of the attachment to the resin system. Metal bracket bases can be classified into two principal groups : brackets with soldered base and brackets with integral base. Integral base bracket can be divided into mesh base bracket and retention groove base bracket. The aim of this in vitro study was to compare the shear bond strength of brackets with mesh base and brackets with retention groove base.

Thirty extracted human premolars were randomly divided into two groups of 15 samples and Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive was used to bond the metal brackets on the enamel surface according to the manufacturer’s instructions. Group I was premolar bracket with mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Group II was premolar bracket with retention groove base (Mini Dyna-Lock). Shear bond strength testing was performed with a Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

T-test showed a statistically significant (P<0,01) difference between two groups. Group I had the higher mean shear bond strength (7,77 ± 2,64 MPa) than group II (4,23 ± 1,44 MPa). Brackets with mesh base showed better adhesion results than brackets with retention groove base with Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive bonding material.


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawatan ortodonti dengan menggunakan cincin (band) metal telah dapat digantikan dengan merekatkan breket secara langsung ke gigi sejak diperkenalkan teknik etsa asam pada permukaan enamel gigi. Mekanisme perlekatan ke enamel dengan teknik etsa asam yang menggunakan cairan atau gel asam fosfor akan menghasilkan kekasaran mikroporositi pada permukaan enamel sehingga meningkatkan luas permukaan untuk penguncian (interlock) mekanikal breket ortodonti.1-5 Mitchell pada tahun 1967 yang pertama melaporkan pemakaian breket

metal dengan basis yang retentif secara direct bonding ke permukaan gigi.2

Perlekatan breket metal didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-enamel. Perlekatan ini harus dapat menyalurkan gaya ortodonti dan beban pengunyahan, estetis serta mudah dilepas pada akhir perawatan.2,4,6,7

Beberapa faktor dapat mempengaruhi shear bond strength breket mencakup prosedur

conditioning, tipe adhesif, sistem gaya yang diaplikasikan, ukuran dan desain basis breket.2,4,8 Bonding breket yang efektif didapat dengan berbagai macam bahan resin

direct bonding pada permukaan enamel yang dietsa. Bahan adhesif akan melekat pada breket stainless steel melalui tambahan retensi mekanikal pada basis breket.


(21)

Banyak produk di pasaran memperkenalkan berbagai desain basis breket untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. 6,9-11

Secara umum basis breket metal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base/brazed base dan breket dengan integral base. Yang termasuk breket soldered base antara lain perforated base, foil-mesh base dan

photoetched base. Yang termasuk breket integral base antara lain retention groove base dan mesh base.2 Selain itu ada tipe breket dengan welded base yaitu dengan

melakukan welding mesh dengan diameter yang berbeda ke basis breket. Breket brazed base akan memberikan kekuatan perlekatanyang lebih kuat dari pada

tipe breket welded base.3,12 Proses pembuatan breket integral base bisa melalui

casting atau Metal Injection Molding. 13,14

Breket dengan mesh base menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesif. Penelitian breket metal dengan mesh base menunjukkan shear bond strength yang lebih baik dibandingkan breket undercut base dan perforated base (Reynold 1976, Lopez 1980).2,9,10,12,15,16 Microetching pada basis mesh dapat lebih meningkatkan

shear bond strength (MacColl et al 1998). 2,12,17 Sedangkan breket dengan retention groove base mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut horizontal yang terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjejer vertikal pada permukaan basis. Menurut teori, desain basis demikian akan mengurangi terperangkapnya udara karena bahan yang berlebih dapat mengalir keluar.2


(22)

Breket dengan retention groove base lebih retentif dibandingkan dengan breket

mesh base (Regan dan van Noort 1989).11

Dari uraian di atas diketahui bahwa tipe desain basis yang berbeda dapat mempengaruhi kekuatan perlekatan breket ke gigi sehingga menarik penulis untuk menelitinya.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas timbul permasalahan apakah ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base

dengan breket retention groove base ?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base dengan breket retention groove base.

1.4. Hipotesis

Ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base


(23)

1.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan pemakaian breket dengan tipe basis yang tersedia di pasaran, untuk digunakan di Klinik Ortodonsia RSGMP FKG USU.

2. Sebagai informasi untuk dokter gigi khususnya ortodontis untuk mengetahui tipe basis breket yang memberikan kekuatan perlekatan maksimal dalam perawatan ortodonti.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pemakaian teknik etsa asam enamel untuk direct atau indirect bonding

breket ortodonti ke permukaan gigi merupakan bagian yang penting dalam perawatan ortodonti. 1-5 Efektifitas breket yang dilekatkan dalam mentransfer gaya

ortodonti ke gigi sangat tergantung pada kekuatan perlekatan breket ke gigi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan perlekatan breket mencakup prosedur conditioning, bahan adhesif, sistem gaya yang diaplikasikan, ukuran dan desain basis breket. 2,4,8 Level

kekuatan perlekatan breket yang dapat diterima secara klinis berkisar 6 – 8 MPa. 2,10

2.1. Breket dengan Mesh Base

Ada 3 jenis breket yang umumnya digunakan dalam perawatan ortodonti yaitu : 3,4

1. Breket plastik 2. Breket metal 3. Breket ceramic.

Breket plastik dapat memberikan kekuatan perlekatan yang kuat melalui penyatuan molekuler dengan bahan resin adhesif tetapi ikatannya bersifat tidak teratur. Breket plastik mempunyai banyak kelemahan antara lain dimensi slot dapat


(25)

mengalami distorsi, sayap breket mengalami abrasi atau retak dan dapat terjadi perubahan warna. Perlekatan breket ceramic dan breket metal didapat dari penguncian (interlock)mekanikal dengan bahan adhesif. Breket ceramic mempunyai keunggulan dari segi estetis namun juga mempunyai kelemahan antara lain desainnya besar dan bersifat brittle.4,5 Breket metal terbukti dapat diandalkan dan paling banyak digunakan dalam perawatan ortodonti dan kekuatan perlekatannya sangat tergantung pada desain basis breketnya. Perlekatan interface permukaan enamel-bahan adhesif-basis breket metal dapat dicapai karena adanya undercut

mekanikal yang menyediakan tempat untuk bahan resin adhesif menyebar di basis breket sebelum terjadinya polimerisasi.6,7 Berbagai penelitian menunjukkan

kegagalan perlekatan breket metal yang dilekatkan ke permukaan enamel melalui

interlock mekanikal dan teknik etsa asam. Kegagalan ini dapat terjadi pada interface

bahan adhesif dengan basis breket, di dalam bahan adhesif sendiri atau di antara bahan adhesif dengan permukaan enamel. Bagaimanapun ketika basis breket dilekatkan secara direct bonding ke permukaan gigi, kegagalan perlekatan lebih banyak terjadi di interface bahan adhesif dengan basis breket apabila permukaan gigi telah dipersiapkan dengan baik, karena konsentrasi tekanan dan kerusakan terjadi di dalam bahan resin adhesif. Kekuatan perlekatan basis juga berkurang karena korosi akibat kebocoran pada interface bahan resin adhesif dengan basis. 4,6,16,18


(26)

untuk meningkatkan desain retentif mekanikal dengan memberikan undercut pada tuangan (cast) basis breket atau melakukan welding kawat mesh dengan diameter lain ke basis breket dan dapat juga dengan menggabungkan desain lain di dalam

mesh itu sendiri. Secara umum basis breket metal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base. Breket soldered base merupakan breket metal yang dibuat dengan cara soldering/brazing basisnyake

body dari breket. Yang termasuk breket soldered base antara lain perforated base, foil-mesh base dan photoetched base. Breket integral base merupakan breket metal dengan basis dan body breket dicor menjadi satu kesatuan. Breket integral base ada beberapa jenis di antaranya retention groove base dan mesh base.2

Proses pembuatan breket metal integral base umumnya dilakukan dengan

casting, namun proses pembuatan casting memerlukan biaya yang lebih mahal. Belakangan ini pada awal tahun 1980 diperkenalkan metode Metal Injection Molding

(MIM) yang digunakan untuk memproduksi alat-alat yang kecil termasuk breket ortodonti. Pada proses Metal Injection Molding, digunakan tepung metal yang halus yang dicampur dengan bahan organik pengikat (binder), lubricants dan dispersants

menjadi campuran homogen. Melalui mesin injection molding, campuran homogen diinjeksikan membentuk cetakan breket, kemudian komponen organik dihilangkan dengan menggunakan pelarut dan proses pemanasan. Proses terakhir dilakukan pemanasan kembali di tungku perapian pada temperatur tinggi. 13,14


(27)

Thanos et al (1979) membandingkan breket mesh-base dengan perforated metal-base dan menemukan tipe mesh-base lebih retentif dalam hal tension strength sedangkan perforated metal-base lebih retentif dalam hal shear strength.9,11 Reynold et al (1976) dan Lopez (1980) menyatakan breket mesh base (Victory Series, 3M Unitek, Monrovia, Calif) (30,48 ± 7,99 MPa) menghasilkan shear bond strength yang lebih tinggi dibandingkan tipe breket

undercut base (Mini Dyna-Lock, 3M Unitek, Monrovia, Calif) (15,70 ± 5,67 MPa) dan perforated base (Topic, Dentaurum, Ispringen,

Germany) (17,92 ± 6,73 MPa). Ukuran mesh kawat berkisar 60 – 70 gauge

memberikan kekuatan yang optimum. Breket dengan mesh base akan menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesif.2,9,10,12,15,16 Maijer dan Smith

(1981) mengidentifikasikan sejumlah variabel yang dapat mempengaruhi kekuatan perlekatan breket antara lain : 3

1. Weld spot harus dihindari, karena dapat mengurangi area retentif, 2. Weld spur dapat mengurangi kekuatan perlekatan pada breket mesh,

3. Basis breket harus didesain untuk mencegah terperangkapnya udara di bawah basis,

4. Penetrasi resin dan kekuatan perlekatan yang baik didapat dari tipe basis anyaman dengan mesh halus.


(28)

sandblasting dan microetching pada permukaan mesh base, serta efek pengurangan luas area permukaan basis breket. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

sandblasting (14,24 ± 3,72 Kgf) dan microetching (15,42 ± 3,44 Kgf) akan meningkatkan shear bond strength secara signifikan pada breket mesh base

dibandingkan tanpa sandblasting dan microetching (11,45 ± 2,73 Kgf) (P < 0,05).

Tidak adanya perbedaan shear bond strength yang signifikan pada luas area permukaan basis breket antara 8,41 mm2 - 12,35 mm2, namun berkurang bila luas

area permukaannya 2,38 mm2 – 6,82 mm2 (P < 0,05). 6,11,12

Wang et al (2004) menyatakan kekuatan perlekatan breket dengan mesh base

(Ultratrimm, Dentaurum, Ispringen, Germany) lebih besar dibandingkan breket dengan retention groove base (Dynalock, 3M Unitek, Monrovia, Calif), dan mesh

dengan jarak antar jejaring yang lebih besar (Ultratrimm, Dentaurum, Ispringen, Germany) akan menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih besar dibandingkan

mesh dengan jarak antar jejaring yang lebih kecil (Tip edge Rx-I, TP Orthodontics, LaPorte Ind dan Mini Diamond, Ormco, Glendora, Calif). Hasil penelitian mereka menunjukkan kekuatan perlekatan breket Dentaurum (8,24 ± 2,26 MPa) signifikan lebih besar dari breket Dynalock (7,16 ± 1,77 MPa), breket Tip edge Rx-I (5,69 ± 1,18 MPa) dan breket Mini Diamond (4,32 ± 1,38 MPa) (P < 0,05). 6

Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM adalah breket Metal Injection Molding dengan micro-etched mesh base. Breket mesh base ini memberikan retensi yang maksimum dan pemberian microetching pada basis akan meningkatkan


(29)

perlekatan retensi mekanikal hingga 33% dibandingkan dengan mesh base tanpa dilakukan etching (Gambar 2.1). 19

Gambar 2.1. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan micro-etched mesh base.19

2.2. Breket dengan Retention Groove Base

Regan dan van Noort (1989) menemukan bahwa breket dengan retention groove base lebih retentif dibandingkan breket dengan mesh base. 11 Breket

Dyna-Lock merupakan breket integral base dengan basis dan body dicor bersamaan menjadi satu unit melalui proses casting. Proses pembuatan breket dengan casting

akan menghasilkan breket yang lebih presisi.13 Konstruksi breket dengan satu unit


(30)

Breket Mini Dyna-Lock merupakan breket dengan retention groove base, yang mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut horizontal terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjalan vertikal pada permukaan basis (Gambar 2.2). Undercut yang dalam dengan pinggiran bergerigi tajam akan mencengkeram bahan adhesif untuk mendapatkan kekuatan perlekatan yang besar. Menurut teori, desain basis breket demikian akan mengurangi terperangkapnya udara karena bahan adhesif yang berlebih dapat mengalir keluar. 2,20,21 Siomka dan Power (1985) melaporkan kekuatan perlekatan breket

Dynalock (3M Unitek, Monrovia, Calif) dengan retention groove base

(0,96 ± 0,19 kg/mm2) signifikan lebih besar daripada breket Mini-Mesh (Ormco, Glendora, Calif) dengan mesh base (0,85 ± 0,06 kg/mm2). 6,18


(31)

2.3. Landasan Teori

Breket integral base adalah breket dengan basis dan body merupakan satu unit single stainless steel yang solid. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM

adalah breket integral base yang dibuat dengan proses Metal Injection Molding dan mempunyai micro-etched mesh base yang akan memberikan retensi yang maksimal. Pemberian micro-etching pada mesh base akan meningkatkan perlekatan retensi mekanikal hingga 33%.

Breket Mini Dyna-Lock adalah breket integral base yang pembuatannya melalui proses casting dan mempunyai retention groove base dengan ciri-ciri terusan

undercut yang horizontal dengan pola alur berbentuk “V”. Desain basis undercut

yang dalam akan mencengkeram bahan adhesif sehingga memberikan kekuatan perlekatan yang besar.

Adanya perbedaan desain basis kedua breket di atas untuk mendapatkan

mechanical interlock yang lebih baik, sehingga akan mempengaruhi kekuatan perlekatan breket.


(32)

2.4. Diagram Kerangka Konsep

PERLEKATAN BREKET KE PERMUKAAN GIGI

DUA TIPE BASIS BREKET

Metal Injection Molding (MIM) Casting

Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM

Mini Dyna-Lock

Mechanical interlock Micro-etched mesh base

Mechanical interlock Retention groove base

Perbedaan besar Shear Bond Strength Gambar 2.3. Diagram kerangka konsep.


(33)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Experimental Laboratorium Komparatif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian

1. Laboratorium Terpadu FMIPA USU 2. Klinik Ortodonsia RSGMP FKG USU

3.2.2. Waktu penelitian

Mei 2009 – Maret 2010

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Breket ortodonti.

3.3.2. Sampel

Breket dengan mesh base dan breket dengan retention groove base yang dilekatkan ke gigi premolar yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Gigi premolar rahang atas dan bawah


(34)

d. Permukaan enamel bagian bukal dalam keadaan baik tanpa karies, restorasi dan perawatan endodonti.

3.3.3 Besar sampel

Besar sampel dihitung dengan rancangan acak lengkap yaitu : 22 ( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

( 2 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 1 ( r – 1 ) ≥ 15 ( r – 1 ) ≥ 15 - 1 r ≥ 14 + 1 r ≥ 15 Keterangan :

t = jumlah kelompok perlakuan r = jumlah sampel

Setiap kelompok perlakuan dipakai 15 sampel. Dalam penelitian ini diambil 30 sampel gigi yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu :

1. Kelompok I : Advantage (37% asam phospor) + Advantage Primer +

AdvantageAdhesive Paste dengan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM.

2. Kelompok II : Advantage (37% asam phospor) + Advantage Primer +


(35)

3.4. Alat dan Bahan 3.4.1. Alat

Penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :

• Alat uji geser Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf “Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan)

Chip blower

• Cawan, pipet dan spatula semen untuk mengaduk akrilik

• Pipa PVC, gergaji kecil untuk memotong pipa PVC, penggaris dan pensil • Spuit (23G X 1 ¼”, Terumo, Filipina)

Stop watch

• Kaliper (Krisbow, United States) • Rubber cup

Disposable brush

Bracket holder (RMO, Denver, Colorado) dan bracket gauge (Dentaurum) • Plastis instrumen, pinset, scaler dan sonde.


(36)

• •

Gambar 3.1. Alat uji geser Torsee Electronic System Universal Testing Machine (Tokyo-Japan).


(37)

Gambar 3.3. Alat-alat penelitian : chip blower, cawan, pipet, spatula semen, pipa PVC, gergaji kecil, penggaris, pensil, spuit, stop watch, rubber cup, disposable brush, bracket holder, bracket gauge, plastis instrumen, pinset, scaler dan sonde.

3.4.2. Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut : • Gigi premolar sebanyak 30 buah

• Breket premolar Mini Dyna-Lock (3M Unitek, Monrovia, Calif) sebanyak 15 buah

• Breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM (Ortho Organizers,


(38)

• Bahan resin komposit Advantage Adhesive Paste (Ortho Organizers,

United States)

• Kawat stainless steel 0,017 X 0,025 inci (Ortho Organizers, United States) • Ligature wirestainless steel 0,009 inci. (Class One Orthodontics, Austria) • Bubuk pumice (Kemdent, Partson Swindo Wiltshire SN5 4HT, Germany) • Self curing acrylic (Pigeon Dental Resin Powder, Shanghai Pigeon Dental

MFG, Co.,Ltd, China)

• Larutan saline/NaCl 0,9 % (PT. Widatra Bhakti, Indonesia) • Air suling.

Gambar 3.4. Bahan-bahan penelitian : gigi premolar sebanyak 30 buah, breket premolar Mini Dyna-Lock sebanyak 15 buah, breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM sebanyak 15 buah, bahan etsa Advantage, bahan adhesif Advantage Primer, bahan resin komposit Advantage Adhesive Paste, kawat stainless steel 0,017 X 0,025 inci ligature wirestainless steel 0,009 inci dan bubuk pumice.


(39)

Gambar 3.5. Self curing acrylic.

Gambar 3.6. Larutan saline/NaCl 0,9% dan air suling.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel penelitian

3.5.1.1. Variabel bebas

Tipe basis breket : •


(40)

Retention groove base : breket Mini Dyna-Lock (3M Unitek, Monrovia, Calif).

3.5.1.2. Variabel tergantung

Besar shear bond strength breket dengan micro-etched mesh base dan

retention groove base. 3.5.1.3. Variabel terkendali :

• Jenis bahan adhesif (etsa Advantage dan Advantage Primer, Ortho Organizers) dan teknik pengaplikasian.

• Jenis resin komposit ortodonti (Advantage Adhesive Paste, Ortho Organizers) dan teknik pengaplikasian.

• Gigi premolar yang diekstraksi untuk perawatan ortodonti. • Permukaan bukal gigi premolar.

• Jenis bubuk pumice dan teknik pembersihan permukaan bukal gigi sebelum bonding breket.

• Teknik perlekatan breket ke permukaan gigi. • Lama perendaman sampel gigi dalam air suling. • Suhu tempat penelitian.

• Penggunaan alat uji geser Universal Testing Machine sesuai penelitian sebelumnya.

3.5.1.4. Variabel tidak terkendali :


(41)

• Gigi premolar atas dan bawah, pertama dan kedua, kanan dan kiri. • Gigi premolar berasal dari umur pasien yang tidak diketahui. • Jangka waktu ekstraksi gigi premolar.

• Lama perendaman gigi premolar dalam larutan saline setelah gigi diekstraksi.

Variabel terkendali

- Jenis bahan adhesif (etsa Advantage dan

Advantage Primer, OrthoOrganizers) dan teknik pengaplikasian

- Jenis resin komposit ortodonti (Advantage Adhesive Paste, Ortho Organizers) dan teknik pengaplikasian

- Gigi premolar yang diekstraksi untuk perawatan ortodonti

- Permukaan bukal gigi premolar

- Jenis bubuk pumice dan teknik pembersihan permukaan bukal gigi sebelum bonding breket

- Teknik perlekatan breket ke permukaan gigi - Lama perendaman sampel gigi dalam air suling

- Suhu tempat penelitian

- Penggunaan alat uji geser Universal Testing Machine

Variabel tidak terkendali

- Variasi struktur anatomi sampel gigi premolar

- Gigi premolar atas dan bawah, pertama dan kedua, kanan dan kiri

- Gigi premolar berasal dari umur pasien yang tidak diketahui

- Jangka waktu ekstraksi gigi premolar - Lama perendaman gigi premolar dalam larutan saline setelah gigi diekstraksi

Variabel bebas

Tipe basis breket :

- Micro-etched mesh base

- Retention groove base

Variabel tergantung

Shear bond strength breket dengan

micro-etched mesh base dan retention groove base


(42)

3.5.2. Definisi operasional

• Breket dengan micro-etched mesh base merupakan breket integral base

yang dibuat melalui proses Metal Injection Molding dengan desain mesh base dan dilakukan micro-etching.

• Breket dengan retention groove base merupakan breket integral base

dengan basis dan body dicor menjadi satu unit breket yang pembuatannya melalui proses casting, mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut

horizontal yang terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjejer vertikal pada permukaan basis.

Shear bond strength adalah besarnya beban geser yang dapat diterima oleh breket dan jaringan gigi baik dalam arah gingivo-oklusal atau mesio-distal hingga kedua komponen terpisah satu sama lain. Kekuatan geser diukur dengan alat Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine dalam satuan Kilogram Force (Kgf) dan dikonversi ke satuan Newton lalu dikonversikan lagi ke satuan Megapascals (MPa) dengan membagi luas permukaan breket.

• Bahan adhesif adalah bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, bertahan dari pemisahan dan menyebarkan beban melalui perlekatannya. Penelitian ini menggunakan bahan adhesif


(43)

terdiri dari Advantage etching agent, Advantage Primer dan Advantage Adhesive Paste.

• Resin komposit Adhesive Paste adalah bahan yang dipakai dalam ortodonti untuk melekatkan breket ke permukaan enamel gigi yang berisi komponen

bisphenol A diglycidyl ether dimethacrylate, bisphenol A BIS (2-hydroyethyl ether) dimethacrylate, quartz dan filler silica. Penelitian ini

menggunakan Advantage Adhesive Paste dari Ortho Organizers.

Cohesive failure adalah kegagalan bonding pada perlekatan di antara bahan adhesif dan basis breket.

Adhesive failure adalah kegagalan kegagalan bonding pada perlekatan di antara permukaan enamel gigi dan bahan adhesif.

3.6. Prosedur Penelitian 3.6.1. Persiapan sampel

Sampel terdiri dari 30 gigi premolar yang telah diekstraksi untuk keperluan perawatan ortodonti dan telah dibersihkan dari sisa darah dengan menggunakan

brush di bawah air yang mengalir. Gigi-gigi tersebut kemudian direndam dalam larutan saline. Semua sampel dibagi secara acak dalam dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 sampel. Seluruh sampel gigi premolar ditanam dalam pipa PVC dengan hanya bagian akar gigi tertanam menggunakan self curing acrylic


(44)

yang berlebih dan kemudian sampel gigi premolar direndam kembali dalam larutan

saline masing-masing kelompok pada suhu kamar (Gambar 3.8). 23

A

B

C

Gambar 3.8. Persiapan sampel, A. 30 sampel direndam dalam larutan saline, B. Sampel dibagi secara acak menjadi dua kelompok, C. Akar gigi premolar ditanam ke dalam pipa PVC dengan self curing acrylic dan sampel direndam kembali dalam


(45)

3.6.2. Pemasangan breket pada sampel

Kedua kelompok sampel diberi perlakuan sebagai berikut : 1. Kelompok I :

Pada kelompok I, sampel gigi premolar dilekatkan breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM. Permukaan enamel bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice menggunakan rubber cup dan air, kemudian dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan chip blower. Bahan etsa 37% asam fosfor (Advantage etching agent) dioleskan pada permukaan enamel gigi selama 60 detik, dibilas dengan air dan dikeringkan dengan chip blower. Permukaan enamel gigi yang telah dietsa dan basis breket dioleskan tipis dengan Advantage Primer.

Breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dilekatkan dengan menggunakan Advantage Adhesive Paste, ditempatkan 4 mm dari oklusal gigi premolar di permukaan bukal enamel gigi dan ditekan kemudian sisa bahan adhesif dibersihkan (Gambar 3.9).

2. Kelompok II

Pada kelompok II, sampel gigi premolar dilekatkan breket premolar Mini Dyna-Lock dengan cara yang sama dengan kelompok I.

Setelah semua breket dilekatkan, seluruh sampel direndam dalam air suling selama 24 jam sebelum dilakukan pengukuran kekuatan geser (International


(46)

A B C

D E F

G H I

J K

Gambar 3.9. Pemasangan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan

menggunakan Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive, A. Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan pumice menggunakan rubber cup, B. Dibersihkan dengan air, C. Dikeringkan dengan chip blower, D. Aplikasi 37% asam fosfor selama 60 detik, E. Dibilas dengan air, F. Dikeringkan dengan chip blower, G. Pengukuran letak breket dengan bracket gauge, H. Aplikasi Advantage Primer pada permukaan enamel yang telah dietsa, I. Aplikasi Advantage Primer pada basis breket, J. Aplikasi Advantage Adhesive Paste pada basis breket, K. Breket ditempatkan pada permukaan enamel gigi.


(47)

3.6.3. Uji shear bond strength

Pengukuran shear bond strength dilakukan di Laboratorium Terpadu FMIPA USU dengan menggunakan alat Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine pada beban maksimal 100 Kgf dengan kecepatan crosshead 1 mm/menit. Uji kekuatan geser dilakukan dengan bantuan kawat 0,017 X 0,025 inci stainless steel. Kawat tersebut dibentuk U loop dan dimasukkan ke slot breket kemudian diikat dengan ligature wire 0,009 inci stainless steel (Gambar 3.10). Kedua ujung kawat dijepitkan ke alat Torsee’s. Pengukuran shear bond strength dilakukan dengan alat tersebut dalam arah gingivo-oklusal gigi sehingga breket bergerak meluncur sejajar dengan permukaan enamel gigi sampai breket lepas (Gambar 3.11). Data nilai yang diperoleh dalam satuan Kgf dan dikonversikan ke satuan Newton,

kemudian dibagi dengan luas permukaan breket untuk mendapatkan satuan

Megapascals (Mpa). 23 Luas rata-rata permukaan basis breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-mim adalah 8,493 mm2, sedangkan luas rata-rata permukaan basis breket Mini Dyna-Lock adalah 10,87 mm2.


(48)

A B

Gambar 3.10. Pengikatan kawat ke breket, A. Sampel gigi yang telah dilekatkan breket, B. Kawat berbentuk U loop diikat ke breket dengan menggunakan kawat ligatur.

A B

Gambar 3.11. Pengujian shear bond strength dengan Torsee Electronic System Universal Testing Machine, A. Pandangan depan alat dengan pengujian dilakukan dalam arah gingivo-oklusal gigi, B. Pandangan samping alat.


(49)

3.7. Metode Analisis Data

Data nilai yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan uji-t (t-test) untuk mengetahui perbedaan nilai shear bond strength antara kelompok yang menggunakan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan kelompok breket


(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil PenelitianPengukuran Shear Bond Strength

Data shear bond strength pada saat breket lepas yang diperoleh dari penelitian ini dalam satuan satuan Kilogram force (Kgf)dan dikonversikan ke satuan

Newton kemudian ke Megapascals (Mpa). Hasil data yang diperoleh terlebih dahulu diuji distribusi normalitasnya dengan menggunakan metode Anderson Darling, sedangkan Levene’s test digunakan untuk menguji homogenitas varians data. Pengujian metode Anderson Darling dengan tingkat kemaknaan α = 5% diperoleh nilai peluang (P-value) 0,111 > 0,05 sehingga menunjukkan semua data terdistribusi normal (P>0,05) (Gambar 4.1).

Shear Bond St rengt h

P e r c e n t 14 12 10 8 6 4 2 0 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean 0.111 6.001 StDev 2.758 N 3 AD 0.596 P-Value

Probability Plot of Shear Bond Strength ( MPa)

Normal

0

Gambar 4.1. Grafik distribusi normal menunjukkan probabilitas dari semua data shear bond strength berada di sekitar garis normal.


(51)

Hasil pengujian homogenitas varians data dari Levene’s test dengan tingkat kemaknaan α = 5% diperoleh nilai peluang 0.152 > 0,05 maka data shear bond strength memiliki varians yang homogen (P>0,05) (Gambar 4.2). Hasil uji distribusi normal dan uji homogenitas varians data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

D

a

t

a

Kelompok2 Kelompok 1

14

12

10

8

6

4

2

0

Test Homogeneity Variance for Shear Bond Strength ( MPa)

Levene's Test (any continuous distribution) Test statistic = 2.17, p-value = 0.152

Gambar 4.2. Grafik homogenitas varians data shear bond strength pada kedua kelompok memiliki varians yang homogen (P>0,05).

Tabel 4.1. menunjukkan kondisi sampel setelah dilakukan uji shear bond strength. Dari 30 sampel yang dilakukan uji geser, 27 sampel terjadi kegagalan


(52)

bahan adhesif (adhesive failure) (Gambar 4.3). Dari 3 sampel yang mengalami

adhesive failure dilakukan uji shear bond strength kembali dengan sampel yang baru.

Tabel 4.1. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength

Kelompok I Kelompok II

Cohesive failure 14 13

Adhesive failure 1 2

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )

A B

Gambar 4.3. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength, A. Kegagalan perlekatan antara bahan adhesif dengan basis breket (cohesive failure), B. Kegagalan


(53)

Data hasil penelitian pengukuran shear bond strength breket dengan mesh

base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan retention groove base (Mini Dyna-Lock ) pada kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II

Kelompok I

SBS (MPa) Kelompok II SBS (MPa) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4,39 6,52 7,55 7,66 13,52 7,51 7,75 12,34 10,17 8,48 8,73 4,98 6,86 4,78 5,30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4,49 4,87 2,42 5,19 4,25 5,96 1,14 3,50 5,79 5,22 2,61 4,68 6,23 3,68 3,45

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )

4.2. Analisis Hasil Penelitian


(54)

dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dengan tingkat kemaknaan α = 0,01. Hasil uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 4.3 memperlihatkan nilai rerata shear bond strength dan standar deviasi dari masing-masing kelompok. Kelompok I (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) memiliki nilai rerata shear bond strength tertinggi yaitu 7,77 ± 2,64 MPa, sedangkan nilai rerata kelompok II (Mini Dyna-Lock) 4,23 ± 1,44 MPa. Hasil analisis uji-t dengan tingkat kemaknaan α = 0,01 diperoleh signifikan 0.000 < 0.01 yang menunjukkan adanya perbedaan nilai rerata shear bond strength yang sangat signifikan antara kedua kelompok (P < 0.01). Grafik histogram nilai rerata shear bond strength antara kedua kelompok dapat dilihat pada gambar 4.4.

Tabel 4.3. Uji-t dan nilai rerata shear bond strength kelompok I dan II Shear Bond Strength (MPa)

Kelompok

N X ± SD Sig.

I 15 7,77 ± 2,64 0,000

II 15 4,23 ± 1,44

____________________________________________________________________

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )


(55)

Gambar 4.4. Grafik histogram nilai rerata antara kelompok I dan II

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )


(56)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tipe desain basis breket terhadap shearbond strength breket ortodonti. Pengukuran kekuatan perlekatan pada perkembangan tipe desain basis breket ortodonti secara in vitro dilakukan sebagai pedoman dalam pemilihan breket untuk penggunaan klinik. Pengukuran kekuatan

perlekatan pada penelitian ini menggunakan uji shear karena kekuatan shear

merupakan kekuatan yang paling banyak bekerja pada breket ortodonti selama perawatan.24,25 Meskipun nilai yang diperoleh dari pengukuran bond strength tidak bersifat absolut, namun hasil pengukuran tersebut dapat digunakan untuk membantu membandingkan efektivitas kekuatan perlekatan tipe basis breket yang berbeda. Desain basis breket merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan perlekatan breket.

Pada penelitian ini, digunakan 30 sampel gigi premolar yang dibagi dalam dua kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 15 gigi. Kelompok I menggunakan breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock).

Bahan adhesif yang digunakan sama pada kedua kelompok yaitu Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive.


(57)

Untuk melihat pengaruh perbedaan tipe basis breket terhadap shear bond strength breket ortodonti adalah dengan melihat cohesive failure.4,6,16,18 Tabel 4.1 menunjukkan kondisi sampel setelah dilakukan uji shear bond strength. Dari 30 sampel terlihat 27 sampel terjadi kegagalan perlekatan antarabahan adhesif dengan basis breket (cohesive failure) dan 3 sampel terjadi kegagalan perlekatan antara permukaan enamel dengan bahan adhesif (adhesive failure). Pada penelitian ini terdapat 3 adhesive failure sehingga dilakukan uji shear bond strength kembali dengan sampel yang baru sampai didapat 15 cohesive failure pada masing-masing

kelompok. Hal ini mendukung pernyataan Dickinson et al (1980) dan Smith

et al (1983) yang menyatakan cohesive failure memegang peranan penting dalam kekuatan perlekatan breket apabila permukaan enamel gigi telah dipersiapkan dengan baik karena lokasi kegagalan perlekatan lebih banyak terjadi antara basis breket dengan bahan adhesif. Dalam hal ini diperlukan breket dengan retensi yang baik antara basis breket dengan bahan ahesifnya. 4,6,16,18

Hasil penelitian pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai rerata shearbond strength

breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) tertinggi 7,77 ± 2,64 MPa, sedangkan kelompok breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) 4,23 ± 1,44 MPa. Hasil uji statistik uji-t mendapatkan P = 0,000 berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara kedua kelompok (P<0,01). Nilai rerata shear bond strength breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite


(58)

yang dapat diterima secara klinis 6 – 8 MPa (Reynold). 2,10 Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Reynold et al (1976), Lopez (1980) dan Wang et al (2004). Reynold et al (1976) dan Lopez (1980) menyatakan bahwa breket dengan

mesh base menghasilkan shear bond strength yang lebih tinggi dibandingkan breket dengan undercut/retention groove base dan perforated base. Sebagaimana diketahui bahan adhesif tidak akan melekat pada basis stainless steel breket tanpa tambahan retensi mekanikal basis breket. Berbagai desain basis breket dikembangkan untuk meningkatkan retensi mekanikal dengan bahan adhesifnya di antaranya dengan memberikan tambahan mesh, retention groove, perforated, ukuran kawat gauze

ataupun ukuran luas basis. Breket dengan tipe mesh base akan menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesifnya.2,9,10,12,15,16 James et al (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran luas basis mesh tidak mempengaruhi retensi perlekatan secara signifikan namum lebih dipengaruhi oleh ukuran kandungan filler dalam bahan adhesif yang digunakan.26 Hasil penelitian Maijer et al (1981) menyatakan pemakaian bahan adhesif dengan kandungan persentase filler yang lebih rendah dan ukuran partikel yang lebih halus akan menghasilkan kekuatan perlekatan yang tinggi walaupun digunakan pada breket dengan ukuran luas basis mesh kecil.3,6

Wang et al (2004) dalam penelitiannya menyatakan kekuatan perlekatan breket dengan mesh base lebih besar dari pada breket dengan retention groove base, dan basis dengan jarak antar jejaring mesh yang lebih besar akan menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih besar juga. Ruang antara mesh dengan basis breket


(59)

akan memberikan tempat untuk penetrasi bahan adhesif dan mengurangi terperangkap udara. 6

Kelompok satu pada penelitian ini memakai breket dengan mesh base dari

Ortho Organizers yaitu Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM yang merupakan breket Metal Injection Molding dengan micro-etched mesh base. Hasil shear bond strength breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM pada penelitian ini lebih tinggi dari pada breket Mini Dyna-Lock juga disebabkan perlakuan micro-etching basis yang sudah dilakukan pabrik. Dikatakan micro-etching dapat meningkatkan retensi mekanikal hingga 33%. Hal ini sesuai dengan penelitian Mac Coll et al (1998) yang meneliti efek sandblasting dan micro-etching pada permukaan mesh base dan efek pengurangan luas area permukaan basis terhadap shear bond strength breket. Hasil penelitian mereka menunjukkan sandblasting dan micro-etching akan meningkatkan

shear bond strength pada mesh base secara signifikan dibandingkan dengan tanpa dilakukan micro-etching. Tidak ada perbedaan signifikan hasil shear bond strength

pada luas area permukaan basis breket antara antara 8,41 mm2 - 12,35 mm2, namun

berkurang secara signifikan bila luas area permukaannya 2,38 mm2 – 6,82 mm2. 6,11,12

Sandblasting dan micro-etching akan meningkatkan retensi mekanikal karena terjadi kekasaran mikro sehingga meningkatkan luas area permukaan basis untuk

bonding. 8,18,21 Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM mempunyai luas area permukaan basis rata-rata 8,493 mm2, dan masih dalam kisaran luas area permukaan


(60)

Nilai rerata breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) dalam penelitian ini didapat 4,23 ± 1,44 MPa, lebih rendah dibandingkan breket mesh base Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM. Breket Mini Dyna-Lock merupakan breket

integral base yang pembuatannya melalui proses casting dengan retention groove base, yang mempunyai ciri-ciri terusan undercut horizontal terbuka pada sisi mesial dan distal dengan pola alur berbentuk “V”. Menurut teori, desain basis breket demikian akan mengurangi terperangkapnya udara karena bahan adhesif yang berlebih dapat mengalir keluar. 2,20,21 Namun Willems et al (1997) menyatakan bahwa undercut basis Mini Dyna-Lock terlalu dangkal pada terusan horizontalnya sehingga tidak sempurna diisi oleh bahan adhesif. Disarankan untuk memperdalam dan meningkatkan jumlah undercut pada basis breket tersebut.2,8,21 Basis retention groove pada breket Mini Dyna-Lock juga tidak ada perlakuan micro-etching dari pabrik. Alasan ini yang kemungkinan menyebabkan hasil shear bond strength lebih rendah pada penelitian ini.


(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan shear bond strength antara breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan retention groove base

(Mini Dyna-Lock ) dapat disimpulkan bahwa :

• Perlakuan kedua kelompok pada penelitian ini menunjukkan breket dengan

mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) menghasilkan nilai rerata

shear bond strength yang paling tinggi sedangkan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) menghasilkan nilai rerata shear bond strength yang lebih rendah.

• Ada perbedaan nilai rerata shear bond strength yang sangat signifikan antara kedua kelompok perlakuan terhadap shear bond strength (P<0,01) yaitu antara breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock ).

• Breket dengan mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi dibandingkan breket retention groove base dengan memakai bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive.


(62)

6.2. Saran

• Pada penelitian lanjutan diharapkan dapat membandingkan breket dengan tipe basis lain yang bervariasi yang tersedia di pasaran.

• Pada penelitian lanjutan diharapkan menggunakan sampel gigi premolar yang berasal dari rahang yang sama.

• Pertimbangan pemilihan breket disarankan sebaiknya memakai breket dengan


(63)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Buonocore MG. A simple method of increasing the adhesión of acrylic filling materials to enamel surfaces. J Dent Res 1955;34:849-53.

2. Cozza P, Martucci L, Toffol LD, Penco SI. Shear bond strength of metal brackets on enamel. Angle Orthod 2006;76:851-6.

3. Maijer R, Smith DC. Variables influencing the bond strength of metal orthodontic bracket bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1981;79:20-34.

4. Smith DC, Maijer R. Improvements in bracket base design. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1983;83:277-81.

5. Wang WN, Meng CL, Tamg TH. Bond strength : A comparison between chemical coated and mechanical interlock bases of ceramic and metal brackets. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1997;111:374-81.

6. Wang WN, Li CH, Chou TH, Wang DDH, Lin LH, Lin CT. Bond strength of various bracket base designs. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2004;125:65-70. 7. Knox J, Hubsch P, Jones ML, Middleton J. The influence of bracket base design

on the strength of the bracket-cement interface. J Orthod 2002;27:249-54.

8. Sharma-Sayal SK, Rossouw PE, Kulkarni GV, Titley KC. The influence of orthodontic bracket base design on shear bond strength. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2003;124:74-82.

9. Thanos CE, Munholland T, Caputo AA. Adhesion of mesh-base direct-bonding brackets. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1979;75:421-30.

10. Lopez JI. Retentive shear strengths of various bonding attachment bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1980;77:669-78.

11. Bishara SE, Soliman MMA, Oonsombat C, Laffoon JF, Ajlouni R. The effect of variation in mesh-base design on the shear bond strength of orthodontic brackets. Angle Orthod 2004;74:400-4.


(64)

12. MacColl GA, Rossouw PE, Titley KC, Yamin C. The relationship between bond strength and orthodontic bracket base surface area with conventional and microetched foil-mesh bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;113:276-81.

13. Zinelis S, Annousaki O, Makou M, Eliades T. Metallurgical characterization of orthodontic brackets produced by metal injecton molding (MIM). Angle Orthod 2004;75:1024-31

14. Siargos B, Bradley TG, Darabara M, Papadimitriou G, Zinelid S. Galvanic corrosion of metal injection molded (MIM) and conventional brackets with nickel-titanium and copper; nickel-titanium archwires. Angle Orthod 2007;77:355-60.

15. Bordeaux JM, Moore RN, Bagby MD. Comparative evaluation of ceramic bracket base designs. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1994;105:552-60.

16. Dickinson PT, Powers JM. Evaluation of fourteen direct-bonding orthodontic bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1980;78:630-9.

17. Grabouski JK, Staley RN, Jakobsen JR. The effect of microetching on the bond strength of metal brackets when bonded to previously bonded teeth : An in vitro study. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;113:452-60.

18. Siomka LV, Powers JM. In vitro bond strength of treated direct-bonding metal bases. Am J Orthod 1985;88:133-6.

19. Katalog Ortho Organizers. Worlds of Difference in Orthodontic Manufacturing. 2007:13-33.

20. Katalog 3M Unitek. Metal brackets, Standard edgewise-Dyna-Lock brackets. 2006: 3.73.

21. Willems G, Carels CEL, Verbeket G. In vitro peel/shear bond strength evaluation of orthodontic bracket base design. J. Dent 1997;25:271-8.

22. Hanafiah AK. Rancangan percobaan : Teori dan Aplikatif. Jakarta:Penerbit Rajawali, 2009:220-245.

23. Romano FL, Tavares SW, Nouer DF, Consani S, De Araujo Magnani MBB. Shear bond strength of metallic orthodontic brackets bonded to enamel prepared with self-etching primer. Angle Orthod 2005;75:849-53.


(65)

24. Eliades G, Watts DC, Eliades T. Dental hard tissue and bonding. Germany:Springer, 2005:53-69.

25. Klocke A, Nieke BK. Influence of force location in orthodontic shear bond strength testing. Dent Mater 2005;21:391-6.

26. James JW, Miller BH, English JD, Tadlock LP, Buschang PH. Effect of high-speed curing devices on shear bond strength and microleakage of orthodontic brackets. . Am J Orthod Dentofacial Orthop 2003;123:555-61.


(66)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian uji shear bond strength

30 buah gigi premolar

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Kelompok I 15 gigi Kelompok II 15 gigi

Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Edgewise

Nickel-Lite Opti-MIM ke gigi

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Dyna-Lock ke gigi

Sampel direndam dalam air suling selama 24 jam

Pengukuran shear bond strength dengan alat Universal Testing Machine

Analisa Data (uji-t) Data


(67)

Lampiran 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Januari-Desember

2009

Desember 2009

Januari – Februari

2010

Maret 2010

1. Pembuatan Proposal dan

Diskusi

XX

2. Seminar Proposal dan

Perbaikan

XX

3. Pengumpulan Data XX

4. Pengolahan Data XX

5. Penulisan Laporan XX

6. Seminar Hasil XX


(68)

Lampiran 3. Hasil uji distribusi normalitas dan uji homogenitas varians data shear bond srength

Metode Anderson Darling

Shear Bond St rengt h

P e rc e n t 14 12 10 8 6 4 2 0 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean 0.111 6.001 StDev 2.758 N 3 AD 0.596 P-Value Probability Plot of Shear Bond Strength ( MPa)

Normal 0 Levene’s Test D a ta Kelompok2 Kelompok 1 14 12 10 8 6 4 2 0

Test Homogeneity Variance for Shear Bond Strength ( MPa)

Levene's Test (any continuous distribution) Test statistic = 2.17, p-value = 0.152


(69)

Lampiran 4. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II

SBS Kelompok

No

Sampel Kgf Newton MPa

Stroke (mm/menit)

I

Breket dengan

mesh base (Mini Edgewise

Nickel-Lite Opti-MIM) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3,8 5,65 6,54 6,63 11,71 6,50 6,71 10,69 8,81 7,34 7,56 4,31 5,94 4,14 4,59 37,2666 55,4095 64,1378 65,0204 114,8399 63,7455 65,8050 104,8368 86,3997 71,9834 74,1409 42,2682 58,2536 40,6010 45,0141 4,39 6,52 7,55 7,66 13,52 7,51 7,75 12,34 10,17 8,48 8,73 4,98 6,86 4,78 5,30 2,06 4,18 4,52 4,20 3,43 3,95 4,55 4,51 7,79 6,17 2,49 4,09 3,54 1,75 0,82 II Breket dengan retention base (Mini Dyna-Lock) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4,98 5,40 2,68 5,75 4,71 6,61 1,26 3,88 6,42 5,79 2,89 5,19 6,91 4,08 3,82 48,8389 52,9578 26,2828 56,3902 46,1910 64,8243 12,3568 38,0512 62,9610 56,7825 28,3422 50,8983 67,7664 40,0126 37,4627 4,49 4,87 2,42 5,19 4,25 5,96 1,14 3,50 5,79 5,22 2,61 4,68 6,23 3,68 3,45 1,45 4,25 0,92 2,08 2,01 2,71 2,64 1,63 4,03 2,91 2,49 4,36 2,93 2,71 1,58


(70)

Lampiran 5. Hasil uji statistik pengukuran shear bond strength antara breket dengan mesh base dan retention groove base

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelompok 1 15 4.39 13.52 7.7693 2.64442 6.993

Kleompok 2 15 1.14 6.23 4.2320 1.43678 2.064

Valid N (listwise) 15

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper


(71)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Andreas Choandry, drg Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 14 Februari 1976 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Riwayat Pendidikan : - SD Methodist Binjai, 1981 -1987 - SMP Methodist Binjai, 1987 - 1990 - SMA Sutomo 1 Medan, 1990 – 1993

- Fakultas Kedokteran Gigi UI Jakarta, 1993 – 2000 Riwayat Pekerjaan : Dokter gigi praktek swasta di Binjai


(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian uji shear bond strength

30 buah gigi premolar

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Kelompok I 15 gigi

Kelompok II 15 gigi

Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Edgewise

Nickel-Lite Opti-MIM ke gigi

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Dyna-Lock ke gigi

Sampel direndam dalam air suling selama 24 jam

Pengukuran shear bond strength dengan alat Universal Testing Machine

Analisa Data (uji-t) Data


(2)

Lampiran 2. Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Januari-Desember

2009

Desember

2009

Januari –

Februari

2010

Maret

2010

1.

Pembuatan Proposal dan

Diskusi

XX

2.

Seminar Proposal dan

Perbaikan

XX

3.

Pengumpulan Data

XX

4.

Pengolahan Data

XX

5.

Penulisan Laporan

XX

6.

Seminar Hasil

XX


(3)

Lampiran 3. Hasil uji distribusi normalitas dan uji homogenitas varians data

shear bond srength

Metode Anderson Darling

Shear Bond St rengt h

P

e

rc

e

n

t

14 12 10

8 6

4 2 0

99

95

90

80 70 60 50 40 30 20

10

5

1

Mean

0.111 6.001 StDev 2.758

N 3

AD 0.596 P-Value

Probability Plot of Shear Bond Strength ( MPa) Normal

0

Levene’s Test

D

a

ta

Kelompok2 Kelompok 1

14

12

10

8

6

4

2

0

Test Homogeneity Variance for Shear Bond Strength ( MPa)

Levene's Test (any continuous distribution) Test statistic = 2.17, p-value = 0.152


(4)

Lampiran 4. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II

SBS Kelompok

No

Sampel Kgf Newton MPa

Stroke (mm/menit) I

Breket dengan

mesh base

(Mini Edgewise

Nickel-Lite

Opti-MIM)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3,8 5,65 6,54 6,63 11,71 6,50 6,71 10,69 8,81 7,34 7,56 4,31 5,94 4,14 4,59 37,2666 55,4095 64,1378 65,0204 114,8399 63,7455 65,8050 104,8368 86,3997 71,9834 74,1409 42,2682 58,2536 40,6010 45,0141 4,39 6,52 7,55 7,66 13,52 7,51 7,75 12,34 10,17 8,48 8,73 4,98 6,86 4,78 5,30 2,06 4,18 4,52 4,20 3,43 3,95 4,55 4,51 7,79 6,17 2,49 4,09 3,54 1,75 0,82 II

Breket dengan

retention base

(Mini

Dyna-Lock)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4,98 5,40 2,68 5,75 4,71 6,61 1,26 3,88 6,42 5,79 2,89 5,19 6,91 4,08 3,82 48,8389 52,9578 26,2828 56,3902 46,1910 64,8243 12,3568 38,0512 62,9610 56,7825 28,3422 50,8983 67,7664 40,0126 37,4627 4,49 4,87 2,42 5,19 4,25 5,96 1,14 3,50 5,79 5,22 2,61 4,68 6,23 3,68 3,45 1,45 4,25 0,92 2,08 2,01 2,71 2,64 1,63 4,03 2,91 2,49 4,36 2,93 2,71 1,58


(5)

Lampiran 5. Hasil uji statistik pengukuran shear bond strength antara breket

dengan mesh base dan retention groove base

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelompok 1 15 4.39 13.52 7.7693 2.64442 6.993

Kleompok 2 15 1.14 6.23 4.2320 1.43678 2.064

Valid N (listwise) 15

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Andreas Choandry, drg

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 14 Februari 1976

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Riwayat Pendidikan : - SD Methodist Binjai, 1981 -1987

- SMP Methodist Binjai, 1987 - 1990

- SMA Sutomo 1 Medan, 1990 – 1993

- Fakultas Kedokteran Gigi UI Jakarta, 1993 – 2000

Riwayat Pekerjaan : Dokter gigi praktek swasta di Binjai