Lembaga Pemasyarakatan Fungsi dan Tugas Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga
84 Hanya Polri yang dinilai lambat dalam penanganan kasus korupsi. Oleh sebab itu
dibentuklah Lembaga KPK berdasarkan UU Nomo 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang dianggap akan lebih evektif dalam
penanganan Tindak Pidana Korupsi. Berpijak dari hal tersebut di atas ada indikator yang berpengaruh besar terhadap
efektivitas peranan penyidik Polri dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi, yang paling mendasar dan harus sangat diperhatikan yaitu dari segi perundang-
undangan itu sendiri yang merupakan landasan hukum paling mendasar bagi Polri dan menyangkut kewenanganya dalam penyidikan tindak pidana korupsi. Berikut
digambarkan bagan indikator efektivitas Polri dari segi perundang-undangan :
UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
UU No. 31 Tahun 1999UU No. 20 Tahun
2001
Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi UU No. 8 Tahun 1981
Tentang KUHAP
Mengatur tugas kepolisian yang
meliputi : penegakan hukum dan
pemeliharaan Kamdagri
Belum ada
satu pasalpun yang mengatur
kewenangan kepada
Polri untuk melakukan penyadapan
dan penyitaan asset pelaku
tindak pidana korupsi Pasal 7 Ayat 1 tentang
kewenangan penyidik
Polri pada aplikasinya dalam
penanganan tindak pidana korupsi
masih belum efektif.
85 Indikator tersebut menggambarkan bahwa masih lemahnya kewenangan Polri
dalam penyidikan tindak pidana korupsi dibandingkan dengan lembaga KPK Komisi Peberantasan Korupsi, jika dilihat sebenarnya Polri berperan sangat
besar dalam penegakan hukum pemberantasan kasus tindak pidana korupsi. Namun lemahnya undang-undang yang mengatur tentang kewenangan Polri
dalam penyidikan tindak pidana korupsi menjadi salah satu indikator penyebab Polri belum efektif dalam menangani kasus tindak pidana korupsi.
III. METODE PENELITIAN