2. Cara Penularan
Penularan hepatitis B dapat terjadi secara vertikal yaitu dari ibu pengidap virus Hepatitis B ke bayi yang dikandungnya atau dilahirkan maupun secara horizontal dari
pengidap virus melalui hubungan seksual, penggunaan alat suntik yang tercemar, tatto, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan alat cukur, dan sikat gigi secara bersama-sama dan
sebagainya Irianto, dkk,2004. Sumber penularan Hepatitis B adalah orang yang tertular virus tersebut, baik yang
sedang sakit maupun yang sehat. Seoorang yang mengandung virus dalam tubuhnya ttapi tidak sakit disebut carrier atau pengidap.
3. Gejala Hepatitis B
Pada penyakit ini tidak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan dokter sekalipun. Ungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami serosis. Tidak
Cuma itu, anak juga terlihat sehat, nafsu makan juga baik, berat tubuhnya pun naik dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah. Gejala baru
tampak ketika sipenderita tak mampu lagi mempertahankan metabolisme tubuhnya seperti merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urin menjadi kuning, kotoran
menjadi pucat Marimbi, 2010.
4.Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasi dan bersifat noninfectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspense berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang mengandung gene HBsAg yang dimurnikan dan
diinaktivasi melalui beberapa tahap proses fisikokimia seperti ultrasentrifuse, kromatografi kolom, dan perlakuan dengan formaldehid.
Universitas Sumatera Utara
5. Komposisi
Tiap 1,0 ml mengandung 20 mcg HBsAg terabsorpsi pada 0,5 mg alumminium hidroksida. Tiap 0,5 ml mengandung 10 mcg HBsAg terabsorpsi 0,25 mg alumminium
hidroksida. Seluruh formulasi vaksin mengandung 0,01 wv thimerossal sebagai pengawet. Imunisasi ini diberikan tiga kali pada umur 0-11 bulan melalui injeksi intra muscular.
Kandungan vaksinnya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Terdapat vaksin BPID Prefill Injection Device yang diberikan sesaat setelah lahir, dapat diberikan pada usia 0-7 hari.
vaksin BPID disuntikkan dengan satu buah HB PID. Vaksin ini, menggunakan PID prefill Injection Device, merupakan jenis alat suntik yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan
telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabrik. Vaksin tidak hanya diberikan pada bayi, vaksin juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa kecilnya belum diberi vaksin hepatitis B.
Selain itu orang-orang yang berada dalam rentan resiko hepatitis B sebaiknya juga diberi vaksin ini.
Cara pemakaian: a.
Buka kantong alumminium atau plastic dan keluarkan alat suntik PID b.
Pegang alat suntik PID pada leher dan tutup jarum dengan memegang keduanya diantara jari telunjuk dan jempol, dan dengan gerakan cepat dorong tutup jarum
kearah leher. Teruskan mendorong sampai tidak ada jarak antara tutup jarum dan leher.
c. Buka tutup jarum, tetap pegang alat suntik pada bagian leher dan tusukkan jarum
pada anterolateral paha secara intramuscular, tidak perlu dilakukan aspirasi d.
Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntik, setelah reservoir kempis cabut alat suntik.
Universitas Sumatera Utara
6. Efek Samping