Implementasi Dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta Melalui MTQ

BAB IV EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN LPTQ PROVINSI DKI JAKARTA MELALUI PROGRAM MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN MTQ TAHUN 2009

A. Implementasi Dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta Melalui MTQ

Di Jakarta, sebagaimana daerah lain di Indonesia, pengenalan huruf al- Qur’an dimulai sejak anak berusia antara 3 hingga 5 tahun dengan cara mengaji di Mushalla atau Masjid. Di kala itu, belum ada kendala yang menyibukkan anak-anak untuk berkumpul di Mushalla pada sore hari. Pemandangan di kampung-kampung tahun 1960-an, terutama setelah penumpasan G30S PKI tahun 1965 menampakkan kesemarakan beragama, mushalla dan masjid selalu ramai. Sejak sore anak-anak menunggu maghrib dengan mengenakan sarung, baju koko, dan peci berbagai jenis di Mushalla atau Masjid. Anak-anak itu meninggalkan rumah mereka sambil membawa dan meletakkan al-Qur’an di atas kepala. Itu adalah bentuk hormat mereka terhadap al-Qur’an. Mereka tidak meletakkan al-Qur’an di ketiak atau dibiarkan ikut melambai bersama tangan mereka saat berjalan. Usai shalat maghrib mereka duduk berjajar rapi mengelilingi meja menghadap guru atau mu’allim sambil membuka al-Qur’an. Satu persatu mereka membaca al-Qur’an dihadapan mu’allim itu. Wajah puas mereka tampak ketika mereka mampu membacanya ayat demi ayat dengan benar. Suasana pun menjadi riuh dengan suara anak mengaji yang bersaut-sautan. 52 53 Kadang, terdengar juga suara jeritan dan suara keras anak-anak yang berebut tempat untuk mendapat giliran lebih awal. Setelah murid berhasil membaca huruf dan menyambungnya, lantas diperkenalkan membaca surat-surat pendek yang terdapat dalam Juz ke-30 atau yang populer dengan sebutan Juz ‘Amma, karena Juz tersebut dimulai dengan ayat ’amma yatasaaluun, surat An-Naba. Setelah selesai Juz ‘Amma mereka akan melanjutkan membaca surat Al-Baqaroh. Mengaji al-Qur’an dihadapan guru mushafahah atau talaqqy adalah suatu keharusan bagi anak-anak zaman itu. Saat itu mereka mengaji dengan bacaan yang benar-benar teliti dalam mengucapkan setiap huruf, setiap kalimat atau ayat dengan tempo yang lambat demikian disebut dengan martabat tahqiq. Dengan talaqqy dihadapan guru secara tartil, seorang anak akan menguasai praktek bacaan yang benar sesuai hukum tajwid. Persoalan membaca al-Qur’an dengan tartil demikian tidak sederhana. Hukum-hukum tajwid tidak cukup diketahui secara teoritis, tetapi harus dilatih secara praktek berkali-kali sehingga menjadi terbiasa. Belum lagi bacaan- bacaan yang asing, seperti dimana dan bagaimana membaca saktah, imalah, isymam dan lain sebagainya. Begitu juga cara berhenti waqaf yang benar dan cara memulai ibtida bacaan ketika waqaf dilakukan bukan pada tempat yang seharusnya. Dalam implementasinya berdakwah melalui Musabaqah Tilawatil Qur’an, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an melakukan beberapa langkah, diantaranya: 54 1. Kerjasama dengan Sentra-sentra al-Qur’an Kerjasama dengan sentra-sentra al-Qur’an dimulai dari sentra pembinaan al-Qur’an usia dini sampai usia dewasa, seperti TPA, Madrasah-madrasah Islam Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah ataupun Sekolah-sekolah umum SD, SMP, SMA dan Pondok-pondok pesantren yang berada di DKI Jakarta. Dalam kerjasama ini, LPTQ Provinsi DKI Jakarta memberikan kontribusi kepada sentra-sentra al-Qur’an tersebut, diantaranya menyiapkan pembinaan-pembinaan yang berkesinambungan di sentra- sentra al-Qur’an baik membina guru-guru ditempat tersebut dengan tenaga ahli atau pakar al-Qur’an maupun pengutusan langsung tenaga ahli untuk mengajar di tempat tersebut, memberikan bantuan-bantuan atau fasilitas penunjang pembinaan seperti al-Qur’an dan fasilitas lain sesuai dengan anggaran yang ada. LPTQ juga mengadakan perlombaan-perlombaan di sentra-sentra al-Qur’an tersebut. Dengan tujuan untuk memotivasi anak-anak dalam belajar al-Qur’an, serta mencari kader-kader yang memiliki kemampuan dalam al-Qur’an baik dari segi membaca, menulis dan menafsirkan al- Qur’an dengan baik dan benar. Pembinaan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang Tilawah, Tahfizh, Tafsir, Kaligrafi, Fahmil dan Syahril Qur’an agar siap tampil di tingkat Provinsi DKI Jakarta,Nasional maupun Internasional. 55 Adapun Sentra-sentra al-Qur’an tersebut antara lain: a. PTIQ b. IIQ c. PONPES BAITUL QURRO d. AL KAUTSAR e. AL MAHBUBIYAH f. UMMUL QURRO g. LEMKA h. AL ITQON i. PPIQ j. AL FATIMAH k. AL MUKHLISIN l. PONPES AR ROHMAH m. PONPES AS SYIFA n. PONPES DARUNNAJAH 2. Kerjasama dengan Media Elektronik LPTQ Provinsi DKI Jakarta juga menjadikan media elektronik seperti radio dan televisi sebagai partner dalam rangka syiar Islam yang dalam hal ini berdakwah melalui MTQ. Diantara kerjasamanya yaitu mengadakan program acara seperti, kajian-kajian al-Qur’an dan perlombaan membaca al-Qur’an MTQ yang biasa diadakan pada bulan suci Ramadhan baik di radio maupun di televisi untuk kalangan masyarakat umum. Tujuannya agar masyarakat lebih termotivasi untuk 56 berlomba-lomba dalam kebaikan ‘fastabikul khoirot’, salah satunya dengan banyak membaca al-Qur’an dan mengamalkannya. Apalagi dibulan yang penuh dengan rahmat, maghfiroh serta keberkahan. Adapun kegiatan yang telah diprogramkan oleh LPTQ dalam rangka mengimplementasikan dakwahnya itu antara lain: a. Program Unggulan: 1 Pembinaan Potensial 2 Orientasi Dewan Hakim 3 Melaksanakan MTQ STQ Tingkat Provinsi DKI Jakarta 4 Silaturahmi dengan Ulama Kharismatik 5 Evaluasi Seleksi calon Duta 6 Training Centre Duta 7 Mengikuti MTQ Internasional b. Program Penunjang 1 Pembinaan Sentra–sentra al Qur’an 2 Rapat Kerja LPTQ Daerah dan Nasional 3 Pawai Ta’aruf Kendaraan hias 4 Pameran Pembangunan Keagamaan 5 Pengembangan Wawasan Nasional Internasional 6 Pembinaan Para Guru al-Qur’an di SMU 7 Pembinaan al-Qur’an di Madrasah Aliyah 8 Penyusunan sistem rekrutmen para peserta, pelatih dan perhakiman 9 Penyusunan silabi tentang pengajaran bagi peserta dan pelatih 57

B. Seberapa Efektiv dakwah yang dilakukan LPTQ Provinsi DKI Jakarta